Dua insan yang sedang dimabuk hawa nafsu memasuki kamar dengan hasrat seksual yang menggebu-gebu, layaknya seekor banteng di arena matador. Memang benar apa kata orang jika ada dua manusia berlainan jenis berada dalam satu ruangan, maka yang ketiga adalah setan. Mereka telah terbius kenikmatan, tak lagi mengingat larangan aUbay maupun norma kesusilaan.
Tanpa perlu aba-aba Ubay melepaskan kaos polo yang ia kenakan, sementara Hanna berusaha melepaskan celana jeans yang dikenakan oleh lawan mainnya ini. Celana dalam yang dikenakan Ubay juga tak luput dari tangan nakal Hanna yang menginginkan kenikmatan lebih. Penis berukuran cukup besar untuk standar pria Indonesia yang berada di hadapannya kini sudah tak berpenghalang.
"Gede juga ya kontol Lo." ujar Hanna sambil mencengkramnya dengan sangat yakin.
Ubay membalasnya dengan memasukkan tangannya ke dalam daster yang dikenakan wanita cantik itu. Payudara yang masih terbungkus bra, tanpa strap yang melingkar di bahu, terasa penuh di tangan Ubay. Bibir mereka kembali beradu dengan tangan masing-masing berada di bagian tubuh yang vital dari lawan mainnya. Hanna melepaskan bibirnya dari ciuman panas dengan Ubay lalu berbisik,
"Sabar, sekarang giliranku buat muasin Lu."
Kemudian tubuh telanjang Ubay didorongnya hingga jatuh di atas kasur. Ubay duduk di ujung kasur dan melihat live show yang dipertontonkan Hanna. Bak penari striptease di klub malam, Hanna bergoyang sembari melepaskan daster, bra, dan celana dalam yang ia kenakan. Dalam keadaan polos tanpa busana, wanita cantik itu menuju ke tempat Ubay duduk melongo melihat keseksiannya. Dilihat dari ekspresi wajah, Ubay tak bisa menyembunyikan ketakjubannya pada kemolekan tubuh sang betina binal.
Hanna naik ke atas kasur dan berpindah posisi berada di antara kaki Ubay lalu tanpa aba-aba memasukkan penis pria itu ke dalam mulutnya. Ubay berbaring dan menikmati sepongan rekan kantornya itu, sambil sesekali melihat apa yang sedang Hanna lakukan. Sensasi hangat bercampur basah seketika menyerang sekujur batang pusakanya. Tak ada yang bisa dilakukan oleh Ubay selain mendesah.
“Ouucchh! Enah banget Mbak….”
Bibir tipis Hanna mengecup lembut penis Ubay lalu menuruni hingga pangkal batang. Suaranya terdengar cukup kencang, mirip dengan orang yang sedang menjilati es krim. Ubay merapikan rambut panjang wanita cantik itu sambil menyaksikan kecantikan sang betina yang sedang berada di antara kakinya.
"Awwhh…Hhmm enak banget…" desah Ubay sekali lagi yang dijawab dengan lirikan genit Hanna.
Ubay terdiam karena keahlian atasannya itu dalam memainkan penisnya. Ukuran penis Ubay yang cukup besar bisa Hanna masukkan hingga pangkal, artinya penis Ubay masuk hingga dalam kerongkongan. Saat Hanna mengeluarkan penis Ubay dari mulutnya, batang itu pun sudah berlumur liur. Terlihat sangat menggairahkan. Hanna kemudian menggunakan tangannya untuk mengocok batang penis itu sembari menjilati bagian lubang kencing.
"Ouucchhh...Mmmhh… Stop Mbak! Stop!"
Diperlakukan seperti itu membuat tubuh Ubay menggelinjang. Gerakan tangan simultan dipadu jilatan nakal pada lubang kencingnya nyaris membuatnya memuntahkan sperma sebelum menu utama persetubuhan disajikan. Menuruti permintaan Ubay, Hanna menghentikan aksinya. Seolah tak sabar, Ubay merebahkan tubuh wanita itu di kasur. Saat kedua paha Hanna terbuka lebar, Ubay menUbayti vagina Hanna yang bersih nyaris tanpa bulu. Pria itu begitu takjub dan tak sabar mencicipinya.
"Gantian aku yang bikin Mbak Hanna enak ya." Ubay meminta izin.
"Lu mau ngapain?" tanya Hanna dengan lembut.
“Mau gantian jilatin memek Mbak Hanna.”
“Yakin Lu mau?”
“Mau banget Mbak! Aku suka banget kalo jilmek.” Tukas Ubay antusias.
Ubay lantas mendaratkan ujung lidahnya pada klitoris Hanna yang membuat wanita itu mendesah keenakan. Gerakan lidah naik dan turun sesekali melakukan serangan menelusup ke dalam liang vagina yang tak terduga menjadi variasi untuk membuat Hanna segera mendapatkan orgasme pertamanya.
"Awhh…Eeehmm…Aaaachh…" desah Hanna sambil mengigit bibirnya, dua tangannya juga sibuk meremasi payudaranya sendiri.
Hanna merasakan vaginanya menjadi sangat basah, Ubay kini ikut memainkan jarinya. Dua ruas jarinya menelusup masuk ke dalam liang senggama sang betina, mengocokya dengan begitu cepat sementara lidahnya makin sibuk menjilati klitoris Hanna. Tubuh Hanna melenting berkali-kali diiringi teriakan parau dari bibirnya.
"Aaacchh! Anjing Lu Bay!! Aaachh! Terusin! Kocokin memek Gue bangsaatt!!”
Ubay terus memberikan jilatan yang tepat sasaran pada titik lemah dari bibir vagina Hanna. Pun begitu pula dengan gerakan tanggannya yang menyesaki dinding-dinding bagian dalam vagina sang betina. Hanya bertahan sepersekian menit sejak Ubay memulai, Hanna sudah mulai menunjukkan gejala segera orgasme. Pahanya semakin kencang meremas kepala Ubay, desahannya terdengar semakin nyaring memenuhi kamar.
"Ahh! Gila Lu Bay! Gila Lu! Aaaahhh!" Beberapa saat kemudian tubuh Hanna menegang. Kedua matanya terpejam seiring lenguhan panjang dari bibirnya.
"Aaacchhh! Gue keluaaarrrr Baaayy!!!"
Dibarengi dengan tubuhnya bergetar hebat, Hanna akhirnya mendapatkan serangan orgasmenya yang pertama. Ubay menghentikan aksi nakalnya pada vagina wanita cantik itu, seolah sedang memberi jeda pada Hanna untuk menikmati gelombang orgasme yang tengah melanda.
"Gilaaa ah Lu Bay…Belajar darimana Lu fingering bisa seenak gitu?" Tanya Hanna dengan nafas tersenggal. Ubay hanya tersenyum.
“Dari film bokep Mbak, hehehehe.” Ujar Ubay.
Ubay mendekat ke arah tubuh Hanna yang masih terlentang di atas ranjang. Tanpa perasaan canggung sedikitpun pria itu kemudian mengecup lembut bibir tipis Hannaa yang mennggoda. Sang betina bukannya tanpa perlawanan, lidahnya terjulur menyambut baluran kuas liur yang diberikan Ubay. Keduanya terlibat ciuman panas bercampur birahi.
"Buruan entotin Gue Bay…" Ucap Hanna ditengah cumbuan mereka.
"Kamu yakin Mbak?”
“Jangan belagak bego deh Bay. Kontol Lu daritadi udah ngaceng masa iya kita nggak ngewe sih?” Gerutu Hanna menyikapi tingkah sok polos yang ditunjukkan oleh Ubay sedari tadi.
"Hehehehe, by the way ada kondom nggak?" tanya Ubay kemudian.
"Udah nggak usah kondom segala, Gue lebih suka skin to skin. Lebih greget.” Ujar Hanna penuh keyakinan.
Tak mau kena omel lagi, Ubay bergegas memposisikan tubuhnya di antara kedua kaki Hanna. Wanita cantik itu membuka lebar-lebar kedua pahanya, memberi jalan bebas hambatan pada penis sang pejantan yang akan menjajahi liang senggamanya.
"Pelan-pelan Bay. Kontol Lu gede banget soalnya.” Ucap Hanna memberi instruksi.
“Siap komandan!”
Penis Ubay sudah siap di bibir vagina, perlahan ia berusaha memasukkan penisnya ke dalam liang surgawi. Kedua tangan Hanna berada di pinggang Ubay untuk menahan laju gerakan kalau dirasa terlalu keras. Mulailah terbuka bibir vaginanya, desahan Hanna terdengar lirih. Ubay mendorong tubuhnya secara perlahan, hingga akhirnya kepala penisnya bisa masuk.
"Auuuww! Auuuw! Stop dulu Bay! Stop!"
“Kenapa Mbak?” Tanya Ubay sembari menahan gerakan pinggulnya. Di bawah, baru sebagian batang penisnya yang tertanam di dalam vagina Hanna.
“Sesak banget rasanya Bay! Kontol Lu kegedean anjirr!”
“Bukannya kalo gede makin enak ya Mbak?”
“Iya enak, tapi Gue perlu adaptasi dulu bego. Gue udah lama nggak…..Aaaacchh! Aaanjiingg Lu Baayy!!!”
Belum sempat Hanna menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba Ubay menghentakkan pinggulnya dengan keras dari atas. Alhasil seluruh bagian batang penisnya menelusup masuk menyesaki liang vagina sang betina. Tak mau mengambil jeda lebih lama lagi, Ubay mulai menggerakkan pinggulnya naik turun, penisnya yang berukuran besar bergerak keluar masuk di dalam liang senggama Hanna.
“Aaaacchh! Aaaachh! Anjing Lu Bay!! Aaachh!”
Racauan Hanna sama sekali tak dihiraukan oleh Ubay. Pria itu terus menyetubuhi tubuh Hanna dengan kecepatan tinggi. Penisnya bergerak cepat dan keras bak piston mesin bertenaga turbo. Tubuh Hanna tergelepar tak berdaya menghadapi serangan brutal dari Ubay. Kesempatan ini tak disia-siakan oleh Ubay dengan menghisapi puting Hanna yang begitu menggoda.
"Ohh enak banget memekmu Mbak!" Ubay mendesah seraya merasakan sensasi pijatan perlahan di bawah sana. Cengkraman vagina Hanna membuat Ubay sesekali terpejam menikmati surga dunia.
"Aaacchh! Kkontol Lu juga enak banget Bay!” Balas Hanna yang mulai bisa menikmati keperkasaan sang pejantan muda.
Dengan posisi man on top bertumpu pada kedua tangannya memberikan keleluasaan Ubay menarik hingga ujung penis, lalu memberi sodokan yang kencang kembali masuk. Ranjang yang mereka gunakan untuk bersetubuh berderit hebat, kaki-kakinya bergesekan langsung dengan permukaan lantai kamar.
Gerakan tubuh Ubay semakin cepat, bagaikan dirasuki oleh dewa cinta, gerakan pinggulnya menunjukkan kalau ia sudah berpengalaman berhubungan badan dengan banyak perempuan. Sex dengan Hanna dijadikannya sebagai ajang balas dendam karena sudah lama tak bencinta.
"Ouucchh! Bay! Mentokin kontol Lu Bay!! Aaacchh! Anjiing!" Ujar Hanna di tengah persetubuhan, tubuhnya semakin menegang karena otot-ototnya sedang merasakan sensasi nikmat tiada tara.
Selang beberapa saat tubuh Hanna kembali mengeang luar biasa, tanda jika orgasme kedua akan menyerang. Tau jika lawan mainnya akan menjemput kenikmatan, Ubay makin mempercepat goyangannya. Kedua tangannya mencengkram pinggul ramping Hanna sembari menyodokkan penisnya kuat-kuat hingga membuat tubuh Hanna terhentak secara kasar.
“AAAACHHH!! AAANJIINGG! GUE KELUAAAAARR!” Teriak Hanna.
Ubay merubah tempo sedikit pelan saat nafas Hanna tersenggal-senggal. Wajah cantik Hanna terlihat begitu lelah sekaligus puas setelah mendapatkan dua kali orgasmenya. Di bawah sana, Ubay merasakan penisnya terasa kembali dipijat-pijat oleh dinding vagina sang betina.
“Lu belum keluar juga Bay?” Tanya Hanna dengan nada suara lemah. Ubay hanya menggeleng sambil tersenyum.
“Gue nggak ngira Lu pinter banget ngewenya.” Puji Hanna kemudian.
“Mbak Hanna puas?” Tanya Ubay.
“Puas lah Bay, tapi lebih puas kalo Lu juga keluar.” Jawab Hanna.
Ubay kembali menaikkan tempo gerakan pinggulnya. Kali ini dia sambil memeluk tubuh Hanna, dengan posisi seperti ini penisnya makin masuk ke dalam, menyesaki liang surgawi sang betina. Desahan keduanya saling bersahutan menguar seisi kamar hingga beberapa saat kemudian Ubay merasakan kedutan hebat di batang penisnya.
"A-Aku mau keluar Mbak…" erang Ubay.
"Keluarin pejumu Bay! Tapi jangan di dalem ya, Gue lagi masa subur.” pinta Hanna.Ubay kemudian mencabut penisnya, sesaat dia kocok batangnya dnegan tangan kanan sembari mengarahkan ujungnya pada tubuh Hanna yang berada di bawahnya.
"AAARGGGHHTTTTTTT!”
Semburan demi semburan cairan kental berwarna putih keluar dari penis berukuran besar itu menerpa tanpa ampun sebagian perut, payudara dan wajah Hanna. Usai menuntaskan hajat birahinya, Ubay jatuh tepat di samping tubuh Hanna. Pikiran ubay melayang tak tentu arah, sama sekali tak menduga jika dia bisa meniduri wanita yang selama ini terkenal jutek dan judes di kantor.
"Gila banget Lu Bay! Maniak sex Lu Ya? Hahahahaha!” Cerocos Hanna dengan wajah bahagia.
"Maaf ya Mbak.” balas Ubay dengan rona berbunga-bunga.
"Dih kok maaf sih? Gue puas banget tau! Badan Gue jadi fresh banget sekarang.” Ujar Hanna sebelum mengecup lembut pipi Ubay.
Keduanya saling berpelukan, bercumbu untuk kesekian kalianya sebelum kemudian terlelap tidur di atas ranjang. Saat malam menjelang keduanya terbangun, Ubay hendak pulang ke kosnya namun Hanna merajuk dan meminta pria itu untuk tinggal lebih lama lagi. Rupanya keperkasaan Ubay membuat Hanna betah berduaan dengan pria muda itu.
Tentu saja sepanjang malam mereka berdua kembali bercinta. Ubay mempraktekan segala macam posisi yang dia hapal dari koleksi film porno favoritnya. Hampir seluruh area apartemen Hanna dijadikan set lokasi perzinahan mereka berdua. Entah berapa kali Hanna mendapatkan orgasme malam itu hingga tidur terlelap dalam pelukan Ubay. Saat pagi menjelang, Ubay terbangun mendapati dirinya seorang diri di atas ranjang.
Kemana Mbak Hanna?
3143Please respect copyright.PENANAlCH1hVQ4UE
BERSAMBUNG
Cerita ini sudah tersedia dalam format PDF FULL VERSION
untuk membaca versi lengkapnya silahkan klik LINK yang ada di bio profil3143Please respect copyright.PENANA4u5hjrkqtB
3143Please respect copyright.PENANAtOuAlg9Fth