Rasanya aku ingin menghilang selamanya dari dunia saat ini juga. Ditertawakan BL memang memalukan dan menjengkelkan, tapi bila Aheng juga ikut menertawakanku mau dikemanakan harga diriku? Oh, papa, kenapa nasibku menyedihkan begini?
863Please respect copyright.PENANAkHX8uaVL5q
“Orgasme itu enak kan?”
863Please respect copyright.PENANAdOcdOnrz3O
Aku menggeleng pelan. Tentu saja enak, tapi aku malu mengakuinya.
863Please respect copyright.PENANAHsuGtEdFYo
“Dasar cewek. Munafik. Ayo, turun.”
863Please respect copyright.PENANAm3vudyZbfT
Aku yang tidak mau bergerak didorongnya dengan kasar hingga nyaris nyungsep ke lantai. Untung saja Aheng berbaik hati menahan pundakku. Namun gorila itu lalu memaksaku berlutut menghadap majikannya yang tengik. Kont*l BL yang setengah tegang mengacung di depan hidungku.
863Please respect copyright.PENANATWoU7Tcify
“Jangan berlagak jijik. Apa kau lupa, ini yang membuatmu ketagihan masturbasi?”
863Please respect copyright.PENANAsfyIYAvsJ2
Aku ragu. Aku benci kont*l ini, tapi juga rindu padanya. BL yang tak sabar melihatku diam saja, menyuruh Aheng untuk membantuku.
863Please respect copyright.PENANAgIG6hy92nO
“Oooh… Hhhh…”
863Please respect copyright.PENANANNq9fWBEj4
Aku mendesah nikmat saat tangan Aheng menyelonong di sela-sela kakiku dari belakang untuk menggosok klentitku. Tangan satunya mengarahkan kepalaku hingga mulutku yang terbuka mencaplok kont*l BL.
863Please respect copyright.PENANAeU0zBrEAJl
“Mmmm…”
863Please respect copyright.PENANA68ymH6Tu8A
“Bagus. Jilati bagian kepalanya. Auch! Jangan pakai gigi dong! Heng!”
863Please respect copyright.PENANANWVbyMpKiC
“Mmmph!”
863Please respect copyright.PENANAeB2d6w65Iq
Tubuhku terlonjak maju karena Aheng mendadak memencet klentitku kuat-kuat seperti sedang memites kutu saja. Aku megap-megap nyaris tersedak karena kont*l BL melesak masuk menonjok anak tekakku dengan telak.
863Please respect copyright.PENANA6UkbyaR4nz
BL terus memberi instruksi bagaimana cara mengoral dengan baik dan benar. Tak hanya batang penisnya, kedua buah pelirnya juga harus kujilati. Dia mendesah nikmat saat aku mengemut kepala kont*lnya dengan getol. Bila gigiku tak sengaja menyentuh kont*l atau pelirnya.
863Please respect copyright.PENANAGx39m9jQzI
BL langsung berteriak ‘Heng!’ dan Aheng pun menjepit kacangku dengan keras hingga aku mengernyit kesakitan. Setelah kont*lnya mengeras, Bl memakai kondom. Kali ini polos dan tipis sekali. Aku disuruhnya duduk di atas pangkuannya lagi seperti tadi.
863Please respect copyright.PENANARIH2fZCA1F
“Aaaaghh!!…. Oooaaaah!!”
863Please respect copyright.PENANANAOluCgMeP
Aku menjerit kaget bercampur sakit saat kont*l keras itu mencoblos anusku. Lubang duburku belum terbiasa juga disodomi meski sudah berulangkali mengalaminya. Namun rasa sakitku perlahan berubah menjadi nikmat karena BL kembali mengelus-elus klentitku lagi.
863Please respect copyright.PENANANep5PUKPR1
“Kau kepingin mencoba kont*l Aheng kan? Ayo, Heng.”
863Please respect copyright.PENANAHEwtKOv1Ij
“Aku ngga…. agh….Agh… mau…”
863Please respect copyright.PENANA3x0Y3aJYwC
“Emut kont*lnya. Ayo, Heng.”
863Please respect copyright.PENANASs6dKhhFNY
Aheng meraih kepalaku ke arah kont*lnya dengan mantap hingga hidungku menumbuk hutan jembutnya. Bibirku terasa geli saat menyentuh gumpalan daging lembek yang berbau pesing. Aku nyaris tak bisa bernapas setelah tubuhku terdorong ke depan. Perlahan tapi pasti aku mulai menjilat dan mengulum penis buntung itu sembari menggelinjang.
863Please respect copyright.PENANAvPzJ7bQHLQ
BL terus merangsangku dengan ganas. Jari-jari kanannya mencubit, menggaruk dan mencongkel klentitku sedang tangan kirinya memerah payudaraku kiriku. Lidahnya menjilati pungungku sembari sesekali menggigitinya. Sementara itu pantatnya terus menghentak ke atas sehingga kont*lnya bagai pasak yang memaku pantatku.
863Please respect copyright.PENANAjACOvFBudV
Aheng sepertinya lupa kalau penisnya sudah tidak utuh. Dengan penuh semangat, dijambaknya rambutku dan dinaik-turunkannya kepalaku. BL mulai membuat cupang di leher dengan getol hingga aku tersedak. Tapi mereka tak juga berhenti sampai tubuhku tergencet. Erangan kami bertiga bersahutan dan menggema di kamar mandi.
863Please respect copyright.PENANAXy4bMQRSCF
Mendadak BL menarik tubuhku dan menurunkanku hingga berlutut di lantai. Dia melakukannya tanpa mencabut kont*lnya. Aku sudah lupa berontak. Aku menurut saat dia menyuruhku bergeser. Aku mendesah nikmat begitu kedua tangan BL kembali merambah payudara dan klentitku.
863Please respect copyright.PENANAmLEFdkwfGI
Mataku merem-melek menikmati semua ini meski perlakuan mereka makin kasar. Sodokan kont*l BL makin dalam dan payudaraku sakit. Hidungku terasa makin pesek karena ditekan kuat-kuat oleh Aheng ke bagian bawah perutnya. Air liur berceceran menetes dari mulutku.
863Please respect copyright.PENANAztR2uV0hPO
863Please respect copyright.PENANAuf9d5TieWw
Mendadak Aheng menggeram keras dan kurasakan ada cairan asin mengalir dari lubang kecil di tengah penis buntung itu. Aku sendiri mengerang tanpa henti sambil mengempot tampon raksasa dalam tubuhku sekeras mungkin.
863Please respect copyright.PENANA6PYmyoYigD
Melihat Aheng melepaskan kepalaku, BL menjambak rambutku, menarikku bangun. Kedua tanganku yang mendadak tak punya pegangan mencari-cari pegangan baru. Kujambak rambut BL dari depan.
863Please respect copyright.PENANAqYVrgn1QVm
“Aaargh…”
863Please respect copyright.PENANAHuQrep4lIu
Dengkulku sudah pedas apalagi anusku, tapi sungguh mati, rasanya nikmat sekali. Kami saling jambak sambil mengerang makin keras.
863Please respect copyright.PENANA3TfQBnv1vI
“Eerggh… Ngggh… Oooh… Aaaaaaahhh…”
863Please respect copyright.PENANAIlZcEVyefe
Tubuhku bergetar keras dan kurasakan tampon raksasa itu mendadak basah kuyup. Aku terkulai lemas setelah orgasme pertamaku dari sodomi, tapi BL masih terus mengayun tubuhnya.
863Please respect copyright.PENANALugCQIAypr
Kemudian dia menarik kont*lnya dan membaringkanku di lantai. Aku terhenyak saat dia mendadak menduduki perutku. Setelah melepas kondom, kont*lnya di jepit diantara kedua payudaraku.
863Please respect copyright.PENANAUNJLRS3Klq
“Kau belum pernah titf*ck kan? Sekarang pegang yang kuat,” perintahnya sambil menaruh kedua tanganku di pinggir sepasang gunung kembarku.
863Please respect copyright.PENANAc9Hr0GAzyF
Sepasang buah dadaku memang besar, mungkin karena dulunya aku gemuk. Kont*l BL seperti sosis besar yang terjepit dua buah roti burger. Aku merasa geli saat jembut BL menggosok dadaku. Tapi melihatnya merem-melek penuh kenikmatan, aku jadi terangsang lagi. Aku ikut-ikutan mendesah dan mengerang.
863Please respect copyright.PENANANoHanr7MEc
CROT! CROOT!
863Please respect copyright.PENANA1wARRVzBJ1
Air mani BL menyembur ke leher dan wajahku. BL tampak puas dan menertawaiku yang terengah-engah. Aku capek sekali sampai tidak punya tenaga lagi untuk memaki atau meludahi BL yang meratakan spermanya ke seluruh wajahku.
863Please respect copyright.PENANAua4jL57wE2
“Apa kau mau dimandikan Aheng lagi?”
863Please respect copyright.PENANAgc96SEaYCn
BL terus melatih mulut dan anusku selama aku mens. Tampon besar yang mengganjal dalam mem*kku membuatku merasa seperti sedang disandwich bila kont*l BL mengebor anusku. Dia menyodomiku dengan berbagai gaya, berdiri, duduk, nungging, tengkurap sampai berbaring miring.
863Please respect copyright.PENANAhC40DXIjel
Meski tak pernah memakai pelumas, lama-lama aku terbiasa juga dan selalu menimati orgasme. Tapi tetap saja aku lebih suka disetubuhi lewat jalan yang benar. Jadi aku sangat senang saat menstruasiku usai dan kont*l BL kembali menyambangi liang vaginaku.
863Please respect copyright.PENANALiRcUFjJPi
Tapi hal ini bukan berarti aku rela digaulinya begitu saja. Aku selalu melawan dengan keras bila dia mendekat. Aku benci sekali melihat gayanya yang mengancam dan sok kuasa seakan aku ini barang miliknya yang bisa dipermainkan begitu saja.
863Please respect copyright.PENANA50dooYwQ0s
Aku tahu, seharusnya aku memakai cara lain selain kekerasan karena perlawananku hanya akan membuat birahi BL semakin melonjak tinggi. Dengan penuh semangat dia memiting dan meringkusku sebelum menyetubuhiku dengan kasar. Bisa dibilang perkelahian kami adalah foreplay.
863Please respect copyright.PENANAlXwRKOSJbw
Tak cukup dengan mengajariku lewat praktek, BL juga menjejalkan teori bercinta (ralat: yang kami lakukan sama sekali tidak pantas disebut bercinta karena tak ada setitik pun molekul cinta di sana) lewat majalah, buku dan film.
863Please respect copyright.PENANA22EwfOMF2Y
Kamarku yang tadinya kosong, hanya berisi ranjang besar dan lemari mendadak menjadi penuh setelah dua rak buku memenuhi dua sisi tembok hingga ke langit-langit. Ditambah lagi sebuah televisi plasma berukuran 42 inci.
863Please respect copyright.PENANAUbXrlt3iQ3
Rak itu dipenuhi berbagai buku teori dari kamasutra hingga novel-novel seks dan majalah pornografi dari dalam dan luar negeri. Tapi yang lebih gila, tv besar itu terus menyiarkan film-film porno tanpa henti.
863Please respect copyright.PENANAFeDmtlVVWs
Bahkan saat jam tidur pun televisi itu terus menyala hanya suaranya yang mendadak di-mute. Aku tak bisa menyalakan dan mematikan tv itu sesuka hatiku karena dikontrol dari luar.
863Please respect copyright.PENANApeqamBmFdh
Aku seperti sedang dicuci otak. Yang ada di kepalaku hanya seks melulu. Sepraiku lembab karena selangkanganku terus-terusan becek. Aku tak peduli lagi dengan kamera-kamera pengintai yang ada. Aku ikut menggelinjang dan mengerang seperti bintang porno yang kutonton.
863Please respect copyright.PENANAqmZ95EGk1p
BL sendiri juga senang menggumuliku di depan tv. Dia sering memaksaku menceritakan apa yang sedang ditayangkan di layar datar itu dengan detail. Suaraku yang terputus-putus karena ngos-ngosan membuatnya makin gila menggenjotku. Saat orgasme, kami adu teriak dengan bintang porno yang sedang kami tonton.
863Please respect copyright.PENANAX3BeR7anJW
Akhirnya aku capek. Mataku pedas karena terus menonton dan membaca. Tenggorokanku kering karena terus mengerang dan berteriak. Badanku pegal-pegal karena terus menggelinjang dan mengejang. Aku jenuh dan mulai putus asa. Apa aku akan menghabiskan sisa hidupku dengan cara seperti ini?
863Please respect copyright.PENANAfMHFQ9CB2a
Kuputuskan malam ini aku harus keluar dari kamar mesum ini. Satu-satunya tempat mengungsi ya kamar mandi. Baru lima belas menit nongkrong di atas kloset, mendadak lampu kamar mandi mati. Walau sempat menjerit kaget, tapi aku tetap diam di tempat. Aku tidak tahu apa lampu kamar mandi ini benar-benar mati atau dimatikan dari luar karena lampu kamar tidur masih menyala.
863Please respect copyright.PENANAtJUaz3QtuT
Sinar lampu kamar yang menerobos masuk lewat lubang ventilasi di atas pintu membuat kamar mandi ini tidak gelap gulita. Tapi yang menarik perhatianku ventilasi di dinding atas dekat langit-langit. Kupandangi cahaya bulan yang lembut dengan mata berkaca-kaca.
863Please respect copyright.PENANAwVrZ4eFXrr
Bisa jadi yang kulihat bukan sinar bulan melainkan sinar lampu teras. Aku menghela napas panjang. Belum pernah aku merasa begitu kesepian. Aku juga baru sadar kalau sudah dua bulan lebih aku tidak melihat matahari dan bulan. Yang kulakukan tak ada bedanya dengan misi bunuh diri yang gagal. Aku tercenung, sampai kapan aku dikurung seperti binatang piaraan? Haruskah aku bunuh diri?
863Please respect copyright.PENANAunkNSkJdea
Kudengar pintu kamar terbuka, tapi aku bergeming. Paling yang datang Aheng atau BL. Nah, betul. Aheng muncul didului sinar senter. Aku menggeleng saat dia menarik lenganku kembali ke kamar.
863Please respect copyright.PENANAKcosJs8t35
“Please, Heng. Aku mau di sini saja.”
863Please respect copyright.PENANAATrXReGf44
Sinar senter menerangi wajahku. Kurasa dia heran mendengarku bicara sopan padanya tanpa berontak sedikit pun. Apalagi wajahku lesu dan suaraku serak. Dia melepas cekalan tangannya.
863Please respect copyright.PENANA0nNHNkt8sA
“Aku mau sendirian.”
863Please respect copyright.PENANAEi5CHKrybF
Tapi dia tak juga pergi meninggalkanku meski aku terus memohon dengan suara bergetar.
863Please respect copyright.PENANA783np1QUBZ
“Paling nggak, tolong tutup pintu dan matikan senternya,” ujarku menyerah.
863Please respect copyright.PENANATGw6LKPX6f
Tanpa banyak tanya, dia menuruti permintaanku. Entah berapa lama kami saling diam dalam gelap. Yang jelas aku tersiksa sekali. Sungguh tak enak menangis dalam gelap sambil ditemani orang yang kita benci. Aku sampai harus bernapas lewat mulut agar Aheng tidak mendengar bunyi ingus yang membanjiri hidungku.
863Please respect copyright.PENANA470ZXJllIl
“Aku juga pernah menangis sendirian dalam gelap begini,” mendadak dia bicara. “Waktu aku nggak jadi laki-laki lagi.”
863Please respect copyright.PENANA4WHNhQcxGw
Tangisku sontak berhenti. Hatiku miris mendengar cerita Aheng tentang bagaimana dia kehilangan penisnya. Tujuh tahun yang lalu seorang pengusaha mabuk mengamuk di Sanctuary gara-gara ayam incarannya direbut BL.
863Please respect copyright.PENANAfdTJZJTPvt
Pengusaha itu nekat menikam perut BL. Tapi Aheng dengan gesit menjadikan dirinya tameng dan karena tubuhnya lebih tinggi dari majikannya maka pisau itu menikam kont*lnya dengan sukses.
863Please respect copyright.PENANA1DIzNlVyHi
“Apa Non tahu, kenapa tidak ada pembantu cewek di rumah ini?”
863Please respect copyright.PENANAlY09cIppDI
Aku terbengong mendengar pertanyaan itu. Mengapa tema pembicaraan meloncat jauh? Apa dia merasa tidak enak sendiri karena sudah menceritakan nasib tragisnya? Tapi benar juga. Aku baru sadar kalau yang bertugas membersihkan kamar tidur dan kamar mandiku semuanya lelaki.
863Please respect copyright.PENANAiSLVrzzQGA
Setiap dua hari sekali biasanya dua orang dari mereka membersihkan kamar saat aku mandi. Dan saat kamar mandi dibersihkan, Aheng berada dalam kamar untuk menjagaku.
863Please respect copyright.PENANAwYbJO89s0h
“Karena semua pembantu cewek sudah dihabisi Tuan Bandi,” ujarnya menjawab pertanyaannya sendiri.
863Please respect copyright.PENANAvVLGsVv9E6
“Dihabisi?”
863Please respect copyright.PENANAqT4Rm0fPf1
“Ya.”
863Please respect copyright.PENANAChB27zDmE1
Aku tidak tahu maksud dihabisi itu diperkosa dan disiksa habis-habisan atau dibunuh dan dimakan sampai habis. Aku tidak berani bertanya lebih lanjut karena bagiku semuanya mengerikan. Aku tidak bergidik lagi, tapi gemetar ketakutan.
863Please respect copyright.PENANAruvYAsd007
“Empat tahun yang lalu, Ai Ling yang mengasuh Tuan Bandi dan bos sejak kecil juga disikat sampai bos marah sekali. Nggak ada yang bisa mengendalikan dia sejak Tuan dan Nyonya besar meninggal dalam kecelakaan pesawat enam tahun lalu.
863Please respect copyright.PENANAJhQbTF5bhc
Dia cuma takut sama bos, tapi bos juga nggak bisa mengawasinya terus. Sekarang Non satu-satunya cewek di rumah ini karena dua ayam yang dibawa Tuan Bandi sudah dikembalikan ke club kemarin malam. Yang satu masih pingsan dan yang satunya kayaknya jadi gila.
863Please respect copyright.PENANAJU09YsP35i
Jadi Non seharusnya bersyukur karena bukan Tuan Bandi yang membeli Non, tapi bos. Kalau nggak, Non mungkin sudah ‘lewat’.”
863Please respect copyright.PENANAYqjlA8dfj4
Ya Tuhan! Si klemer itu ternyata nggak kalah mengerikan dari Hannibal Lecter dan semua psikopat di film-film Hollywood lainnya.
863Please respect copyright.PENANAcd2fo855XZ
“Kenapa nggak ada yang lapor ke polisi?”
863Please respect copyright.PENANAhODH7m5CbP
Aheng mendengus sinis.
863Please respect copyright.PENANAmCnNtWjDCY
“Memangnya polisi kurang kerjaan sampai mau ngurusin ayam-ayam? Lagipula bos sudah berjanji di depan peti mati papa-mamanya kalau dia akan menjaga Bandi sampai mati. Nggak mungkin bos menyerahkan saudaranya ke polisi.”
863Please respect copyright.PENANAFso3UjrJ3j
Saat itu juga niatku untuk kabur kembali muncul. Aku tak mau tinggal seatap dengan pembunuh berantai.
863Please respect copyright.PENANAugKxc4jVcn
“Non nggak usah khawatir,” ujar Aheng seperti bisa membaca pikiranku. “Bos sudah menyuruhku menjaga Non dengan ketat. Pengawal Tuan Bandi nggak ada yang berani cari masalah denganku. Tuan Bandi sendiri juga segan sama aku.”
863Please respect copyright.PENANA0JWeNeeL1M
Mendadak pintu kamar mandi terbuka dan siluet tubuh kurus membayang di lantai kamar mandi. Aku buru-buru mengelap wajahku yang basah. Aku tidak mau BL melihatku menangis.
863Please respect copyright.PENANANG2PeeSue4
“Mesra sekali. Mojok gelap-gelapan begini,” tukas BL sinis.
863Please respect copyright.PENANABpYj6eTmJo
Lalu dia mendekati Aheng dan menggamparnya dengan keras. Aheng diam saja, sepertinya gamparan tadi hanya sengatan nyamuk di pipinya. Aku malah meraung marah.
863Please respect copyright.PENANA8h8Q1LHagt
“Apa-apaan kau ini? Dia kan nggak salah!”
863Please respect copyright.PENANAGZcV7E6Ji4
“Oh, jadi kau membelanya? Memangnya dia sudah berbuat apa padamu? Mengoralmu? Soalnya dia nggak mungkin mengent*tmu.”
863Please respect copyright.PENANAizQ6WozTeY
PLAK! Kutampar BL sekeras mungkin. Dan seperti biasa dia berusaha meringkusku. Tapi karena kondisi gelap, dia sedikit mengalami kesulitan. Kami bergumul dan saling mendorong. GUBRAK! Botol-botol yang ada di atas wastafel terguling setelah tangan kami berdua tanpa sengaja menyamparnya.
863Please respect copyright.PENANAf6JHhIlIFl
Aheng tetap diam mematung meski kakinya terinjak dan perutnya tersikut olehku. Telinga gorila itu seakan tuli total, tak mendengar pertengkaran kami berdua soal dirinya.
863Please respect copyright.PENANASXfNf00Fbr
“Dasar bajingan nggak tahu diri! Kau berhutang nyawa padanya, tahu!” sergahku sembari menonjok dada BL.
863Please respect copyright.PENANABLbYHcKmGr
“Sok tahu! Dia yang berhutang nyawa padaku! Aku yang mengeluarkan dia dari penjara dan membiayai operasi ibunya!” balas BL sambil memiting lenganku.
863Please respect copyright.PENANAx8YkOdu5UU
“Tapi nggak seharusnya kau menghinanya begitu!”
863Please respect copyright.PENANAaDRG67nEn5
“Dia sendiri diam saja kenapa kau yang ribut? Eh, mukamu basah. Kau habis menangis ya?” tukasnya mengejek.
863Please respect copyright.PENANATUlqeJTZ5A
Kuludahi wajahnya namun dia malah menciumku dengan paksa hingga aku megap-megap. Aku masih sulit bernapas biarpun dia sudah melepaskan kepalaku. Kedua lengannya yang kurus liat membelit tubuhku dengan kuat bak ular anaconda, seakan ingin meremukkan tulang-tulang rusukku.
863Please respect copyright.PENANAyRktajuztq
“Apa yang kau tangisi hah?”
863Please respect copyright.PENANAszNxY9MjiH
“Aah… aku… nggak… bi…sa… na…pas…,” sahutku tersengal sambil meronta.
863Please respect copyright.PENANAYTwQDJwWVS
“Apa??” bentaknya sambil mempererat pelukannya.
863Please respect copyright.PENANAAm8QvarGw1
Kupukuli dada dan punggungnya. Dia membentak lagi. Kali ini persis di depan telingaku.
863Please respect copyright.PENANAqyVBq24iY2
“A…a…ku… i…ngin… ke…lu…ar…”
863Please respect copyright.PENANA9yY81Vre8m
“Hah? Kau ingin orgasme? Kau ini benar-benar nymphomaniac!”
863Please respect copyright.PENANA02I1w6PzhM
Aku hampir mati mendongkol mendengarnya hinaannya.
863Please respect copyright.PENANAJVmHqz28IC
“Bu…kan…i…tu…bo…doh…”
863Please respect copyright.PENANALJSy7PQsXi
BL tertawa geli mendengarku masih bisa memaki.
863Please respect copyright.PENANAp2eNCnDvxk
“Oh, kau ingin keluar dari kamar ini? Bilang begitu saja susah. Ayo, kita keluar.”
863Please respect copyright.PENANAM4jqigCuiP
Aku langsung menggelosor jatuh begitu dia melepaskan pelukannya. Dengkulku pasti memar lagi. Belum sempat berdiri dengan benar, dia sudah menyeretku keluar. Langkahnya yang panjang membuatku pontang-panting mengikutinya.
863Please respect copyright.PENANAjxoZgwFnpp
Kaos singletku berkibar memperlihatkan selangkanganku yang telanjang. Tapi seisi rumah yang kebetulan melihat kami tampak cuek. Sepertinya mereka sudah biasa melihat kegilaan majikan mereka. Aheng terus mengikuti kami seperti bayang-bayang.
863Please respect copyright.PENANA2c4SrlsSu6
BL membawaku keluar bangunan rumah induk yang luas dan bergaya minimalis menuju kolam renang di halaman belakang. Aku mulai ciut. Aku tak bisa berenang. Tapi dia malah menyeretku menaiki tangga menara papan loncat setinggi tiga meter.
863Please respect copyright.PENANAsZgQVc1BjI
Kakiku berusaha mengerem namun hasilnya pergelangan tanganku sakit karena dia terus menarik paksa dengan kasar. Aheng juga membantu mendorongku maju.
863Please respect copyright.PENANA1i4QI3MuuC
Akhirnya kami sampai juga di puncak menara. Aheng turun meninggalkan kami berdua. BL menatapku sejenak dengan dingin, sedingin angin malam yang membuatku menggigil sebelum mengalihkan pandangannya ke langit. Di langit, bulan purnama sedang berlayar di antara gumpalan-gumpalan awan tipis.
863Please respect copyright.PENANA0SPeWqLT5n
“Aku bisa membunuhmu kalau aku mau.”
863Please respect copyright.PENANAXO1wlMwcas
Aku meliriknya. Kalimat itu diucapkannya dengan ringan seperti sedang berkata ‘Aku suka makan es krim.’.
863Please respect copyright.PENANADJwYlS4Hsy
“Ya, aku tahu,” sahutku dengan gaya tak acuh.
863Please respect copyright.PENANAULVikJ7yFy
“Kau nggak takut kalau aku mencekikmu dan melempar mayatmu ke bawah? Aku juga bisa menggantungmu di sini supaya digigiti codot. Atau mengikatmu di sini selama seminggu tanpa diberi makan-minum supaya kau mati dehidrasi.”
863Please respect copyright.PENANA9nVljJxDbw
Gila. Memang gila dia.
863Please respect copyright.PENANAzS7ZEKZ1x9
“Eh, biarpun kau makhluk kebal hukum apa kau nggak takut sama dosa? Bagaimana sih cara orang-tuamu mendidikmu? Kenapa anak-anaknya semuanya gila? Jangan-jangan mereka juga gila.”
863Please respect copyright.PENANAr74COBkqW1
Seharusnya aku diam atau memohon agar tidak dibunuh, tapi darah panasku bergolak dan lidahku yang liar susah dikendalikan. Padahal aku takut mati.
863Please respect copyright.PENANAGtcoktUk8s
Wajah BL sontak membeku begitu mendengarku menghina orang-tuanya. Aku tahu, kedua orang-tuanya tewas dalam kecelakaan pesawat di Kanada tujuh tahun yang lalu. Mendadak dia mendorongku dengan kasar.
863Please respect copyright.PENANAL8pMheTPLY
Aku terhuyung mundur ke arah ujung papan yang menjulur ke kolam. Dia mendorongku lagi dan aku terjatuh terduduk. Buru-buru aku memegangi papan kuat-kuat begitu melihat air kolam yang jernih kebiruan.
863Please respect copyright.PENANAf9LrYwgsMH
“Kelihatannya kau takut ketinggian. Hmm… bukan. Kalau kau takut ketinggian, kau pasti sudah merangkak dari tadi. Kau pasti nggak bisa berenang. Betul kan?”
863Please respect copyright.PENANAOSefjfSni4
Wajahku memucat. Buku-buku jariku memutih saking kuatnya mencengkeram pinggir papan. Bukannya mendorong atau menendangku hingga tercebur ke bawah, BL malah asyik memandangi kakiku yang mengkangkang memamerkan selangkanganku yang telanjang. Aku bisa melihat bagian depan celana pendeknya mulai menggembung. Astaga!
863Please respect copyright.PENANAYtYGDZEn2Q
Apa dia ingin main di atas sini Dengan santai BL menelanjangi diri sambil mempermainkanku. Sesekali kakinya menendangku. Kulancarkan tendangan balasan sambil menggigit bibir. Aku tak mau dia tertawa senang mendengar jeritan ketakutanku.
863Please respect copyright.PENANA67c6hnuFQm
Karena tidak menerima perlawanan maksimal, dengan mudah dia menindihku. Aku hanya bisa melawan dengan satu tangan, tapi setelah menyadari usahaku hanya membuat tubuhku bergeser makin ke ujung papan, aku menyerah. Setengah kepalaku sudah tergantung bebas, membuat rambutku berkibar menutupi wajahku.
863Please respect copyright.PENANALA4VLoSXAH
SRET. Dengan giginya, BL merobek kaos singletku. Dengan buas, gigi, lidah dan jari-jarinya menjelajahi lekuk tubuhku, membuatku mengerang dan terlonjak tertahan.
863Please respect copyright.PENANAI5Uo135fnl
“Aaaah!” erangku keras saat kont*lnya menusuk masuk lubang mem*kku.
863Please respect copyright.PENANAwqQqJlkKjh
Aku mengutuki diriku. Bagaimana bisa aku mendesah nikmat di saat kritis seperti ini?
863Please respect copyright.PENANA8WNwRNnms3
BL menggenjotku dengan mantap. Setiap genjotan, membuat tubuhku maju dan akhirnya kepalaku terayun bebas dari pinggir papan. Déjà vu. Mengingatkanku saat dia memerawaniku dengan paksa di hadapan puluhan orang di Sanctuary. Tapi tergantung dari atas meja dan papan loncat setinggi tiga meter sangat berbeda. Kalau dulu saja aku sudah pusing, sekarang aku mual.
863Please respect copyright.PENANAm3fWRXQlU2
Kubelitkan kakiku pada pinggang BL erat-erat. Kalau aku harus jatuh paling tidak, aku tidak sendirian. Namun akibatnya, lubang vaginaku mekin terbuka lebar dan sodokan kont*l BL menggesek G-spotku dengan telak.
863Please respect copyright.PENANAML21ybzqiL
“Ooooh…Nghhh… Nghhh… Oaaah….Aaah! Aaaah!! Aaaaaaaaah!!!”
863Please respect copyright.PENANAJabG9UaOn9
Gila! Teriakan orgasmeku yang super lantang di malam sepi ini pasti terdengar seisi rumah. Mungkin tetangga sebelah juga ikut mendengar. Astaga! Jangan-jangan mereka semua menonton kami.
863Please respect copyright.PENANA31QQxp4apn
BL berhenti bergerak. Disibakkannya rambut yang menutupi wajahku. Aku benci sekali melihat sorot matanya yang mengejek. Sudah telanjur aku menjerit, tapi biarlah mungkin saja tadi orgasmeku yang terakhir dalam hidupku.
863Please respect copyright.PENANAfolDNhdxtK
“Bagaimana orang-tuamu mendidikmu? Kalau kau bisa delapan kali sehari masturbasi. Apalagi mereka. Jangan-jangan kerja mereka cuma ngent*t tiap hari.”
863Please respect copyright.PENANAOX2i8hWu2R
Aku marah sekali. Kuludahi wajahnya.
863Please respect copyright.PENANARXP6zyEJg6
“Ya, aku tahu pasti mereka juga sering meludah. Pasti mereka nggak berpendidikan, kampungan,” ujar BL sambil melepas kedua tanganku dari papan lalu merentangkannya di udara sehingga aku merasa gamang.
863Please respect copyright.PENANAe16MtHFq11
Biarpun begitu aku melawan dengan sekuat tenaga, tapi cekalan tangannya di pergelangan tanganku kuat sekali. Apalagi dengan perlahan dia kembali menggoyang pantatnya. Tanpa sadar aku meremas kont*lnya yang kembali menggesek G-spotku. Aku baru sadar, kalau dia belum orgasme.
863Please respect copyright.PENANAvdlyPGPuyB
“Hmmph… empotan mem*kmu benar-benar luar biasa. Sayang…”
863Please respect copyright.PENANAQMsnWK9e1J
BL tidak melanjutkan kata-katanya dan memilih mendecak sambil menggeleng dengan tampang sok sedih.
863Please respect copyright.PENANAoRwXjcoU1u
“Seperti apa orang-tuamu? Kalau mereka baik, kenapa kau bisa terdampar di tempat seperti Sanctuary itu? Kau kan bisa memilih pekerjaan di tempat yang lebih baik seperti jadi kasir di swalayan.
863Please respect copyright.PENANAFKup8WEjye
Dibyo bilang, kau yatim-piatu, tapi masa kau sama sekali nggak punya keluarga sih? Masa sampai sekarang nggak ada yang melaporkan kehilanganmu ke polisi? Hey, jangan diam saja. Jawab!”
863Please respect copyright.PENANAxBEYI6dCwT
BL memberondongkan pertanyaan sembari menggenjot cepat lalu berhenti. Terus begitu. Beberapa kali aku sudah nyaris orgasme untuk kedua kalinya, tapi gagal karena dia mendadak berhenti bergerak.
863Please respect copyright.PENANA9QFJW8zrxy
“Kok kau seperti kepingin menangis lagi. Tumben malam ini kau cengeng. Ada apa sih?”
863Please respect copyright.PENANAllKRkty3zY
“Please, jangan begini.”
863Please respect copyright.PENANAOyWi9EYvGZ
“Begini apa?”
863Please respect copyright.PENANAsnDdo2cEyw
Aku terdiam. Berusaha mengusir keinginan gila dari otakku. Apa jadinya kalau aku minta dia menggenjotku dengan keras agar aku bisa orgasme? Tapi BL terus mempermainkanku dengan genjotan dan kata-kata menyakitkan.
863Please respect copyright.PENANA3zGWDwv8Kd
“Please…”
863Please respect copyright.PENANAcE4ytnSNsP
Aku benci sekali harus memohon pada bajingan jahanam sialan ini, tapi aku lebih benci mendengar sahutannya yang bernada polos.
863Please respect copyright.PENANAYqIIGlPalF
“Aku nggak ngerti kau minta apa. Dari tadi bilang please please melulu.”
863Please respect copyright.PENANAcwektetpDk
“Aku mau… keluar…”
863Please respect copyright.PENANANMCKKt55B0
“Keluar ke mana lagi? Sekarang kan kita sudah di luar.”
863Please respect copyright.PENANAO2N9bFjJ8R
Tak sabar dengan jawaban yang menyiksa, aku memilih menggoyang pantatku. Tapi BL menggencet tubuhku sehingga aku tak bisa bergerak.
863Please respect copyright.PENANA1z7Xx5rpeQ
“Kau ternyata suka main curang. Jawab dulu, seperti apa orang-tuamu. Kalau jawabannya bagus, aku nggak suka. Dan kalau aku nggak suka, akan kutinggalkan kau sendirian di sini bersama Aheng. Kau lebih suka dia daripada aku kan? Tapi aku nggak yakin kont*l buntung itu bisa bikin kau melonjak kegirangan kayak tadi.”
863Please respect copyright.PENANAFQkkjtcPFD
Kugigit bibirku yang bergetar menahan marah dan tangis.
863Please respect copyright.PENANAPpXl0JrWB7
“Papaku orang yang munafik dan mamaku tukang mengeluh!” seruku tanpa pikir panjang.
863Please respect copyright.PENANAdz0DFDcNNC
Gelombang penyesalan langsung menerpaku. Anak macam apa aku ini? Lebih mementingkan kepuasan diri daripada harga diri. Aku benar-benar anak durhaka, durjana…
863Please respect copyright.PENANAKQfyg3lEjv
BL nyengir puas lalu memompaku dengan kuat. Tubuhku makin bergeser maju. Aku menjerit-jerit. Aku sendiri tidak bisa membedakan antara jeritan kepuasan dan ketakutan. Semuanya bercampur jadi satu. Mendadak BL mencabut kont*lnya, melepaskan belitan kakiku dan mendorongku ke bawah.
863Please respect copyright.PENANAzIJYfxuVX5
Tubuhku tergantung terbalik. Yang menahan berat badanku hanyalah cengkeraman tangan BL pada kedua pergelangan kakiku. Kepalaku pusing karena darah mengumpul di kepala.
863Please respect copyright.PENANA4eDpkdYsD8
“Apa permohonanmu yang terakhir?”
863Please respect copyright.PENANAwgLPNjGSQh
Aku berusaha menenangkan diri dan berujar segagah mungkin,
863Please respect copyright.PENANAGT8pOdooEx
“Terima kasih sudah membebaskanku.”
863Please respect copyright.PENANAEEi1KvoHkK
Lalu dia melepas kakiku. Biarpun kepalaku di bawah, rasanya jantungku tenggelam ke dasar perut. Aku tidak menjerit. Bukan karena gengsi, tapi karena seluruh syarafku mati rasa. Aku hanya bisa memandangi bulan yang semakin menjauh.
863Please respect copyright.PENANAAGsHNfacyM
BYURRR!!
863Please respect copyright.PENANAqknHCb9oqQ
Kolam ini ternyata dalam juga. Kalau dalamnya cuma satu setengah meter, kepalaku pasti sudah pecah terbentur dasar kolam. Aku langsung panik, menggapai-gapai ke sana-kemari. Tubuhku seperti kapal bocor, dimasuki air dari berbagai lubang. Hidung, mulut, kuping dan mungkin juga mem*kku kebanjiran air.
863Please respect copyright.PENANAPyTfjUAXX3
BYURR!!
863Please respect copyright.PENANAZ0iSQMTt3L
Ada orang lain yang ikut terjun ke kolam. Untuk menyelamatkanku atau menenggelamkanku? Mungkin BL melihat kalau aku masih hidup dan menyuruh Aheng atau anak buahnya yang lain untuk menahanku agar tetap di sini. Namun ternyata orang ini menarik pinggangku dan menyeret tubuhku ke atas.
863Please respect copyright.PENANAt0VD52I45e
UWAH! Leganya! Akhirnya aku tidak dikelilingi air lagi. Aku megap-megap sekaligus terbatuk-batuk sampai dadaku sakit. Air keluar dari mulut dan hidungku. Aku menurut saja saat dibawa dan disandarkan ke tepi kolam.
863Please respect copyright.PENANA6ketkXE9Ej
Aku tidak tahu berapa lama aku mempertaruhkan nyawaku di dasar kolam, yang jelas aku lelah sekali. Kupejamkan mataku sambil mengatur napas. Ya ampun, aku belum berterima kasih pada penolongku. Siapa…
863Please respect copyright.PENANAdNaCOkRDv6
HEK! UGH! Ada yang menghujam mem*kku!
863Please respect copyright.PENANAMIx4d4vDOH
Aku langsung membuka mata dan …. Astaga! BL sudah menggenjotku lagi! Jadi dia yang menyelamatkan nyawaku? Dia tertawa geli melihatku kaget dan terus menghentak-hentakkan pantatnya.
863Please respect copyright.PENANAQ6DHJjEiV2
“Ti…dak… Aku… ng…nggak… ma…u…,” tolakku sambil mendorongnya menjauh.
863Please respect copyright.PENANAmYKjtGKrsf
Tapi perlawananku sia-sia karena tenagaku sudah terkuras di dasar kolam. Akhirnya aku hanya bisa pasrah, dipepet di pinggir kolam sembari disetubuhi dengan paksa. Air kolam beriak di sekitar kami menghasilkan bunyi kecipak.
863Please respect copyright.PENANAPQF21dsKy2
BL melumat bibirku, mengenyot leherku, meremas payudara dan pantatku dengan gemas. Aku mulai mengerang, awalnya pelan makin lama makin keras. Lama-lama kedua lenganku yang tadinya terkulai kini memeluk dan mencakar punggung BL.
863Please respect copyright.PENANA2YnEcP7EUw
“Ooooh… Ooooh… Iiiiyaaaaahh…. Aaaaaaaaah!!!”
863Please respect copyright.PENANARQq3myAPRR
Pada saat aku menggelinjang dan menjerit keras, BL menggeram dan menekan pantatnya kuat-kuat. Kont*lnya menumbuk bibir rahimku dan tak seperti biasanya kali ini kurasakan semburan-semburan hangat di dalam.
863Please respect copyright.PENANAL3gcxe10Mj
Aku yang kelelahan langsung terkulai lemas. Yang kulihat hanya gelap. Aku tak peduli lagi apakah setelahnya dia benar-benar akan membunuhku atau tidak. Karena aku sudah merasakan orgasme yang luar biasa nikmat.
863Please respect copyright.PENANAgCjDi8FIb2
Putih. Di mana-mana putih. Apa sekarang aku ada di surga? Eh, apa orang serusak diriku pantas masuk surga Kukejap-kejapkan mata dan menoleh ke kiri-kanan. Ternyata aku belum mati karena aku berada dalam kamar yang bernuansa putih minimalis.
863Please respect copyright.PENANAPmCsW9nR1P
Sinar mentari yang menyusup dari ventilasi membuatku bisa melihat kamar ini. Ukurannya hampir tiga kali lipat lebih luas dari kamar tempat aku biasa dikurung. Perabotnya juga lengkap, selain ranjang besar dan seperangkat audio-video ada satu set sofa.
863Please respect copyright.PENANAEBpJdTZkQO
Ada dua pintu di sisi kiri dan satu kanan. Salah satu dari ketiga pintu itu pasti mengarah ke kamar mandi. Yang satunya mungkin untuk lemari pakaian dan yang lainnya bisa jadi pintu penghubung ke kamar sebelah. Ah, sok tahu sekali aku ini, tapi layout kamar ini mengingatkanku pada kamarku dulu.
863Please respect copyright.PENANAWu7t56lkrT
Hmm… kasur yang kutiduri ini lembut sekali, rasanya seperti berbaring di atas awan. Selimut tebal yang membungkus tubuh telanjangku juga lembut dan memberiku kehangatan sehingga membuatku ingin terus bergelung dibaliknya.
863Please respect copyright.PENANAfd81ixFvmR
Kenapa aku bisa telanjang bulat begini? Ah, paling si gila itu menyuruh Aheng membawaku ke kamar ini setelah aku pingsan di kolam renang. Tapi tubuh dan rambutku tidak berbau kaporit, malah wangi lavender. Apa gorila itu memandikanku dulu? Lalu mengapa aku ada di kamar ini? Kamar siapa ini?
863Please respect copyright.PENANAsj7pDSMsHd
Begitu banyak pertanyaan muncul di kepalaku, tapi tak semuanya bisa kujawab sendiri dengan memuaskan. Tak ada seorang pun yang bisa kutanyai karena aku hanya sendirian di kamar ini. Eh, jam berapa sekarang? Perutku sudah mulai meraung. Ceritasex.site
863Please respect copyright.PENANAsTYiNi3s5p
Aku duduk dan menggeliat. Aduh, tubuhku pegal-pegal. Anehnya selangkanganku sedikit basah. Apa karena semalam aku mimpi digumuli BL hingga aku mengerang, menggelinjang sementara dia terus berbisik ‘Kau milikku’? Apa perempuan juga bisa mimpi basah?
863Please respect copyright.PENANArBSOcOami1
Rasanya luar biasa, seperti nyata, tapi sepertinya tak mungkin aku tidak terbangun bila dia menindih dan menyetubuhiku seseru itu.
863Please respect copyright.PENANAnN7N4lxaxx
Setengah terhuyung, aku turun dan berjalan mendekati jendela. Kusibak gorden dan mengintip keluar. Aku hampir tak percaya bisa melihat matahari lagi, langit biru, awan putih, pepohonan hijau, taman bunga juga kolam renang tempat aku nyaris meregang nyawa… Segalanya begitu indah dan membuatku haru.
863Please respect copyright.PENANA2rg9y2AmSO
Mengapa jahanam itu mendadak berbaik hati memindahkanku kemari? Apa dia menyesal karena sudah kelewatan mengerjaiku tadi malam?
863Please respect copyright.PENANA1Ze6kv17R9
Dengusan hangat di leher bagian belakangku membuatku terlonjak kaget. Jangan-jangan aku terjebak dalam kamar psikopat klemer itu lagi. Namun dengusan napas Bandi dingin lagipula aku mengenali wangi parfum Bvlgari biasa menempel di tubuh BL. Aku langsung berontak. Tapi tak mudah bergerak dalam belitan tangannya apalagi melepaskan diri.
863Please respect copyright.PENANAryJvr79JFT
“Apa kau nggak mau bilang terima kasih?” tukas BL sambil menggigit daun telinga kananku.
863Please respect copyright.PENANAHee9Ormebm
Kedua tangannya mulai memelintir putingku membuat mem*kku makin basah saja. Aku menggigit bibir untuk menahan desahan nikmat yang sudah hampir terlontar keluar.
863Please respect copyright.PENANADKw63zJeWY
“Apa kau nggak pernah diajari berterima kasih?”
863Please respect copyright.PENANABR4ggqEshb