Rasanya aku ingin menghilang selamanya dari dunia saat ini juga. Ditertawakan BL memang memalukan dan menjengkelkan, tapi bila Aheng juga ikut menertawakanku mau dikemanakan harga diriku? Oh, papa, kenapa nasibku menyedihkan begini?
864Please respect copyright.PENANAvpjnEVxiFq
“Orgasme itu enak kan?”
864Please respect copyright.PENANAUxxySTs2WM
Aku menggeleng pelan. Tentu saja enak, tapi aku malu mengakuinya.
864Please respect copyright.PENANAa7iMj3CQdj
“Dasar cewek. Munafik. Ayo, turun.”
864Please respect copyright.PENANARMX0I4nAgD
Aku yang tidak mau bergerak didorongnya dengan kasar hingga nyaris nyungsep ke lantai. Untung saja Aheng berbaik hati menahan pundakku. Namun gorila itu lalu memaksaku berlutut menghadap majikannya yang tengik. Kont*l BL yang setengah tegang mengacung di depan hidungku.
864Please respect copyright.PENANASlAdTuG0m6
“Jangan berlagak jijik. Apa kau lupa, ini yang membuatmu ketagihan masturbasi?”
864Please respect copyright.PENANATgEPvK1CId
Aku ragu. Aku benci kont*l ini, tapi juga rindu padanya. BL yang tak sabar melihatku diam saja, menyuruh Aheng untuk membantuku.
864Please respect copyright.PENANAw4kIpag0wQ
“Oooh… Hhhh…”
864Please respect copyright.PENANAlOaRKcFa0W
Aku mendesah nikmat saat tangan Aheng menyelonong di sela-sela kakiku dari belakang untuk menggosok klentitku. Tangan satunya mengarahkan kepalaku hingga mulutku yang terbuka mencaplok kont*l BL.
864Please respect copyright.PENANAguAzpn5Dpj
“Mmmm…”
864Please respect copyright.PENANAeVRIybpciZ
“Bagus. Jilati bagian kepalanya. Auch! Jangan pakai gigi dong! Heng!”
864Please respect copyright.PENANAz7gRvsZYPz
“Mmmph!”
864Please respect copyright.PENANAxDHRKqQAzW
Tubuhku terlonjak maju karena Aheng mendadak memencet klentitku kuat-kuat seperti sedang memites kutu saja. Aku megap-megap nyaris tersedak karena kont*l BL melesak masuk menonjok anak tekakku dengan telak.
864Please respect copyright.PENANAm0BDHA9Dpy
BL terus memberi instruksi bagaimana cara mengoral dengan baik dan benar. Tak hanya batang penisnya, kedua buah pelirnya juga harus kujilati. Dia mendesah nikmat saat aku mengemut kepala kont*lnya dengan getol. Bila gigiku tak sengaja menyentuh kont*l atau pelirnya.
864Please respect copyright.PENANAVxL8Mav7nz
BL langsung berteriak ‘Heng!’ dan Aheng pun menjepit kacangku dengan keras hingga aku mengernyit kesakitan. Setelah kont*lnya mengeras, Bl memakai kondom. Kali ini polos dan tipis sekali. Aku disuruhnya duduk di atas pangkuannya lagi seperti tadi.
864Please respect copyright.PENANA4xTk5VYajt
“Aaaaghh!!…. Oooaaaah!!”
864Please respect copyright.PENANAqbhnT5epfR
Aku menjerit kaget bercampur sakit saat kont*l keras itu mencoblos anusku. Lubang duburku belum terbiasa juga disodomi meski sudah berulangkali mengalaminya. Namun rasa sakitku perlahan berubah menjadi nikmat karena BL kembali mengelus-elus klentitku lagi.
864Please respect copyright.PENANATi7PDAQcCk
“Kau kepingin mencoba kont*l Aheng kan? Ayo, Heng.”
864Please respect copyright.PENANA3lkWlU9V6Y
“Aku ngga…. agh….Agh… mau…”
864Please respect copyright.PENANAqSOFfbEpzF
“Emut kont*lnya. Ayo, Heng.”
864Please respect copyright.PENANAoQmVH8n0DX
Aheng meraih kepalaku ke arah kont*lnya dengan mantap hingga hidungku menumbuk hutan jembutnya. Bibirku terasa geli saat menyentuh gumpalan daging lembek yang berbau pesing. Aku nyaris tak bisa bernapas setelah tubuhku terdorong ke depan. Perlahan tapi pasti aku mulai menjilat dan mengulum penis buntung itu sembari menggelinjang.
864Please respect copyright.PENANAf0o5DPIpUn
BL terus merangsangku dengan ganas. Jari-jari kanannya mencubit, menggaruk dan mencongkel klentitku sedang tangan kirinya memerah payudaraku kiriku. Lidahnya menjilati pungungku sembari sesekali menggigitinya. Sementara itu pantatnya terus menghentak ke atas sehingga kont*lnya bagai pasak yang memaku pantatku.
864Please respect copyright.PENANAMTIYT5RXZ3
Aheng sepertinya lupa kalau penisnya sudah tidak utuh. Dengan penuh semangat, dijambaknya rambutku dan dinaik-turunkannya kepalaku. BL mulai membuat cupang di leher dengan getol hingga aku tersedak. Tapi mereka tak juga berhenti sampai tubuhku tergencet. Erangan kami bertiga bersahutan dan menggema di kamar mandi.
864Please respect copyright.PENANAoW8MZ5ZeR0
Mendadak BL menarik tubuhku dan menurunkanku hingga berlutut di lantai. Dia melakukannya tanpa mencabut kont*lnya. Aku sudah lupa berontak. Aku menurut saat dia menyuruhku bergeser. Aku mendesah nikmat begitu kedua tangan BL kembali merambah payudara dan klentitku.
864Please respect copyright.PENANAngSzQjNzoA
Mataku merem-melek menikmati semua ini meski perlakuan mereka makin kasar. Sodokan kont*l BL makin dalam dan payudaraku sakit. Hidungku terasa makin pesek karena ditekan kuat-kuat oleh Aheng ke bagian bawah perutnya. Air liur berceceran menetes dari mulutku.
864Please respect copyright.PENANAQL9celW8gk
864Please respect copyright.PENANAgoC8IsHlLN
Mendadak Aheng menggeram keras dan kurasakan ada cairan asin mengalir dari lubang kecil di tengah penis buntung itu. Aku sendiri mengerang tanpa henti sambil mengempot tampon raksasa dalam tubuhku sekeras mungkin.
864Please respect copyright.PENANANIPR57ioyj
Melihat Aheng melepaskan kepalaku, BL menjambak rambutku, menarikku bangun. Kedua tanganku yang mendadak tak punya pegangan mencari-cari pegangan baru. Kujambak rambut BL dari depan.
864Please respect copyright.PENANAtIltigA5CL
“Aaargh…”
864Please respect copyright.PENANAdCQgYsRxjb
Dengkulku sudah pedas apalagi anusku, tapi sungguh mati, rasanya nikmat sekali. Kami saling jambak sambil mengerang makin keras.
864Please respect copyright.PENANAfpyAH6TAJn
“Eerggh… Ngggh… Oooh… Aaaaaaahhh…”
864Please respect copyright.PENANAlQJWa0wbDM
Tubuhku bergetar keras dan kurasakan tampon raksasa itu mendadak basah kuyup. Aku terkulai lemas setelah orgasme pertamaku dari sodomi, tapi BL masih terus mengayun tubuhnya.
864Please respect copyright.PENANAveuzLW6Y6o
Kemudian dia menarik kont*lnya dan membaringkanku di lantai. Aku terhenyak saat dia mendadak menduduki perutku. Setelah melepas kondom, kont*lnya di jepit diantara kedua payudaraku.
864Please respect copyright.PENANACXEHgNqYog
“Kau belum pernah titf*ck kan? Sekarang pegang yang kuat,” perintahnya sambil menaruh kedua tanganku di pinggir sepasang gunung kembarku.
864Please respect copyright.PENANAMzIEp5yR0l
Sepasang buah dadaku memang besar, mungkin karena dulunya aku gemuk. Kont*l BL seperti sosis besar yang terjepit dua buah roti burger. Aku merasa geli saat jembut BL menggosok dadaku. Tapi melihatnya merem-melek penuh kenikmatan, aku jadi terangsang lagi. Aku ikut-ikutan mendesah dan mengerang.
864Please respect copyright.PENANAcfrAcTcLOm
CROT! CROOT!
864Please respect copyright.PENANAgy3F5rA6mB
Air mani BL menyembur ke leher dan wajahku. BL tampak puas dan menertawaiku yang terengah-engah. Aku capek sekali sampai tidak punya tenaga lagi untuk memaki atau meludahi BL yang meratakan spermanya ke seluruh wajahku.
864Please respect copyright.PENANAuaqGBqkxXv
“Apa kau mau dimandikan Aheng lagi?”
864Please respect copyright.PENANA2YD7Hd4Djl
BL terus melatih mulut dan anusku selama aku mens. Tampon besar yang mengganjal dalam mem*kku membuatku merasa seperti sedang disandwich bila kont*l BL mengebor anusku. Dia menyodomiku dengan berbagai gaya, berdiri, duduk, nungging, tengkurap sampai berbaring miring.
864Please respect copyright.PENANAYPLNwL2WGb
Meski tak pernah memakai pelumas, lama-lama aku terbiasa juga dan selalu menimati orgasme. Tapi tetap saja aku lebih suka disetubuhi lewat jalan yang benar. Jadi aku sangat senang saat menstruasiku usai dan kont*l BL kembali menyambangi liang vaginaku.
864Please respect copyright.PENANAfgNtCOcQcF
Tapi hal ini bukan berarti aku rela digaulinya begitu saja. Aku selalu melawan dengan keras bila dia mendekat. Aku benci sekali melihat gayanya yang mengancam dan sok kuasa seakan aku ini barang miliknya yang bisa dipermainkan begitu saja.
864Please respect copyright.PENANANYJBk6hFL9
Aku tahu, seharusnya aku memakai cara lain selain kekerasan karena perlawananku hanya akan membuat birahi BL semakin melonjak tinggi. Dengan penuh semangat dia memiting dan meringkusku sebelum menyetubuhiku dengan kasar. Bisa dibilang perkelahian kami adalah foreplay.
864Please respect copyright.PENANAcYu5HQGvc9
Tak cukup dengan mengajariku lewat praktek, BL juga menjejalkan teori bercinta (ralat: yang kami lakukan sama sekali tidak pantas disebut bercinta karena tak ada setitik pun molekul cinta di sana) lewat majalah, buku dan film.
864Please respect copyright.PENANAoWbU9p9w9W
Kamarku yang tadinya kosong, hanya berisi ranjang besar dan lemari mendadak menjadi penuh setelah dua rak buku memenuhi dua sisi tembok hingga ke langit-langit. Ditambah lagi sebuah televisi plasma berukuran 42 inci.
864Please respect copyright.PENANAkxRccYMXBK
Rak itu dipenuhi berbagai buku teori dari kamasutra hingga novel-novel seks dan majalah pornografi dari dalam dan luar negeri. Tapi yang lebih gila, tv besar itu terus menyiarkan film-film porno tanpa henti.
864Please respect copyright.PENANAFM4enJrlhM
Bahkan saat jam tidur pun televisi itu terus menyala hanya suaranya yang mendadak di-mute. Aku tak bisa menyalakan dan mematikan tv itu sesuka hatiku karena dikontrol dari luar.
864Please respect copyright.PENANAg48SXTsnVU
Aku seperti sedang dicuci otak. Yang ada di kepalaku hanya seks melulu. Sepraiku lembab karena selangkanganku terus-terusan becek. Aku tak peduli lagi dengan kamera-kamera pengintai yang ada. Aku ikut menggelinjang dan mengerang seperti bintang porno yang kutonton.
864Please respect copyright.PENANA9Rkr3rAs6G
BL sendiri juga senang menggumuliku di depan tv. Dia sering memaksaku menceritakan apa yang sedang ditayangkan di layar datar itu dengan detail. Suaraku yang terputus-putus karena ngos-ngosan membuatnya makin gila menggenjotku. Saat orgasme, kami adu teriak dengan bintang porno yang sedang kami tonton.
864Please respect copyright.PENANADuWPvatvys
Akhirnya aku capek. Mataku pedas karena terus menonton dan membaca. Tenggorokanku kering karena terus mengerang dan berteriak. Badanku pegal-pegal karena terus menggelinjang dan mengejang. Aku jenuh dan mulai putus asa. Apa aku akan menghabiskan sisa hidupku dengan cara seperti ini?
864Please respect copyright.PENANAdms4OVm2wv
Kuputuskan malam ini aku harus keluar dari kamar mesum ini. Satu-satunya tempat mengungsi ya kamar mandi. Baru lima belas menit nongkrong di atas kloset, mendadak lampu kamar mandi mati. Walau sempat menjerit kaget, tapi aku tetap diam di tempat. Aku tidak tahu apa lampu kamar mandi ini benar-benar mati atau dimatikan dari luar karena lampu kamar tidur masih menyala.
864Please respect copyright.PENANAanYqOWdUsv
Sinar lampu kamar yang menerobos masuk lewat lubang ventilasi di atas pintu membuat kamar mandi ini tidak gelap gulita. Tapi yang menarik perhatianku ventilasi di dinding atas dekat langit-langit. Kupandangi cahaya bulan yang lembut dengan mata berkaca-kaca.
864Please respect copyright.PENANAkOUvbYLsIx
Bisa jadi yang kulihat bukan sinar bulan melainkan sinar lampu teras. Aku menghela napas panjang. Belum pernah aku merasa begitu kesepian. Aku juga baru sadar kalau sudah dua bulan lebih aku tidak melihat matahari dan bulan. Yang kulakukan tak ada bedanya dengan misi bunuh diri yang gagal. Aku tercenung, sampai kapan aku dikurung seperti binatang piaraan? Haruskah aku bunuh diri?
864Please respect copyright.PENANA70811RXmA9
Kudengar pintu kamar terbuka, tapi aku bergeming. Paling yang datang Aheng atau BL. Nah, betul. Aheng muncul didului sinar senter. Aku menggeleng saat dia menarik lenganku kembali ke kamar.
864Please respect copyright.PENANAyKBiCh5HTQ
“Please, Heng. Aku mau di sini saja.”
864Please respect copyright.PENANAhcwS3MgSUp
Sinar senter menerangi wajahku. Kurasa dia heran mendengarku bicara sopan padanya tanpa berontak sedikit pun. Apalagi wajahku lesu dan suaraku serak. Dia melepas cekalan tangannya.
864Please respect copyright.PENANANzKlKrPlIE
“Aku mau sendirian.”
864Please respect copyright.PENANACJZS4gKKxF
Tapi dia tak juga pergi meninggalkanku meski aku terus memohon dengan suara bergetar.
864Please respect copyright.PENANANCVKFvJJFq
“Paling nggak, tolong tutup pintu dan matikan senternya,” ujarku menyerah.
864Please respect copyright.PENANATB2gzM9Jel
Tanpa banyak tanya, dia menuruti permintaanku. Entah berapa lama kami saling diam dalam gelap. Yang jelas aku tersiksa sekali. Sungguh tak enak menangis dalam gelap sambil ditemani orang yang kita benci. Aku sampai harus bernapas lewat mulut agar Aheng tidak mendengar bunyi ingus yang membanjiri hidungku.
864Please respect copyright.PENANAoLT2BbVJmh
“Aku juga pernah menangis sendirian dalam gelap begini,” mendadak dia bicara. “Waktu aku nggak jadi laki-laki lagi.”
864Please respect copyright.PENANAySUGplZLLJ
Tangisku sontak berhenti. Hatiku miris mendengar cerita Aheng tentang bagaimana dia kehilangan penisnya. Tujuh tahun yang lalu seorang pengusaha mabuk mengamuk di Sanctuary gara-gara ayam incarannya direbut BL.
864Please respect copyright.PENANANmCXM5URER
Pengusaha itu nekat menikam perut BL. Tapi Aheng dengan gesit menjadikan dirinya tameng dan karena tubuhnya lebih tinggi dari majikannya maka pisau itu menikam kont*lnya dengan sukses.
864Please respect copyright.PENANAoi0mJB7tDR
“Apa Non tahu, kenapa tidak ada pembantu cewek di rumah ini?”
864Please respect copyright.PENANAM9mMhZYnOc
Aku terbengong mendengar pertanyaan itu. Mengapa tema pembicaraan meloncat jauh? Apa dia merasa tidak enak sendiri karena sudah menceritakan nasib tragisnya? Tapi benar juga. Aku baru sadar kalau yang bertugas membersihkan kamar tidur dan kamar mandiku semuanya lelaki.
864Please respect copyright.PENANALMrdNjuamc
Setiap dua hari sekali biasanya dua orang dari mereka membersihkan kamar saat aku mandi. Dan saat kamar mandi dibersihkan, Aheng berada dalam kamar untuk menjagaku.
864Please respect copyright.PENANA4SkZfAyB33
“Karena semua pembantu cewek sudah dihabisi Tuan Bandi,” ujarnya menjawab pertanyaannya sendiri.
864Please respect copyright.PENANAifXGpcr6PC
“Dihabisi?”
864Please respect copyright.PENANAcQ95iEydN1
“Ya.”
864Please respect copyright.PENANAVqnUfSskSk
Aku tidak tahu maksud dihabisi itu diperkosa dan disiksa habis-habisan atau dibunuh dan dimakan sampai habis. Aku tidak berani bertanya lebih lanjut karena bagiku semuanya mengerikan. Aku tidak bergidik lagi, tapi gemetar ketakutan.
864Please respect copyright.PENANAglNo5Ytopy
“Empat tahun yang lalu, Ai Ling yang mengasuh Tuan Bandi dan bos sejak kecil juga disikat sampai bos marah sekali. Nggak ada yang bisa mengendalikan dia sejak Tuan dan Nyonya besar meninggal dalam kecelakaan pesawat enam tahun lalu.
864Please respect copyright.PENANAnKYlJ0mWz1
Dia cuma takut sama bos, tapi bos juga nggak bisa mengawasinya terus. Sekarang Non satu-satunya cewek di rumah ini karena dua ayam yang dibawa Tuan Bandi sudah dikembalikan ke club kemarin malam. Yang satu masih pingsan dan yang satunya kayaknya jadi gila.
864Please respect copyright.PENANALrkjIO2mnU
Jadi Non seharusnya bersyukur karena bukan Tuan Bandi yang membeli Non, tapi bos. Kalau nggak, Non mungkin sudah ‘lewat’.”
864Please respect copyright.PENANAlsJrU2ROsZ
Ya Tuhan! Si klemer itu ternyata nggak kalah mengerikan dari Hannibal Lecter dan semua psikopat di film-film Hollywood lainnya.
864Please respect copyright.PENANAtit5utv8rg
“Kenapa nggak ada yang lapor ke polisi?”
864Please respect copyright.PENANAba67RTQ9Va
Aheng mendengus sinis.
864Please respect copyright.PENANAaAj5v7z9Ko
“Memangnya polisi kurang kerjaan sampai mau ngurusin ayam-ayam? Lagipula bos sudah berjanji di depan peti mati papa-mamanya kalau dia akan menjaga Bandi sampai mati. Nggak mungkin bos menyerahkan saudaranya ke polisi.”
864Please respect copyright.PENANADzu4z5YMUS
Saat itu juga niatku untuk kabur kembali muncul. Aku tak mau tinggal seatap dengan pembunuh berantai.
864Please respect copyright.PENANAQzihwOzSFY
“Non nggak usah khawatir,” ujar Aheng seperti bisa membaca pikiranku. “Bos sudah menyuruhku menjaga Non dengan ketat. Pengawal Tuan Bandi nggak ada yang berani cari masalah denganku. Tuan Bandi sendiri juga segan sama aku.”
864Please respect copyright.PENANAHygJYASQYz
Mendadak pintu kamar mandi terbuka dan siluet tubuh kurus membayang di lantai kamar mandi. Aku buru-buru mengelap wajahku yang basah. Aku tidak mau BL melihatku menangis.
864Please respect copyright.PENANAtpp3RdwJSQ
“Mesra sekali. Mojok gelap-gelapan begini,” tukas BL sinis.
864Please respect copyright.PENANA5HHw7wADdC
Lalu dia mendekati Aheng dan menggamparnya dengan keras. Aheng diam saja, sepertinya gamparan tadi hanya sengatan nyamuk di pipinya. Aku malah meraung marah.
864Please respect copyright.PENANAzgTcrAS7zy
“Apa-apaan kau ini? Dia kan nggak salah!”
864Please respect copyright.PENANA22qXzaFgTU
“Oh, jadi kau membelanya? Memangnya dia sudah berbuat apa padamu? Mengoralmu? Soalnya dia nggak mungkin mengent*tmu.”
864Please respect copyright.PENANASJCSrE8KLb
PLAK! Kutampar BL sekeras mungkin. Dan seperti biasa dia berusaha meringkusku. Tapi karena kondisi gelap, dia sedikit mengalami kesulitan. Kami bergumul dan saling mendorong. GUBRAK! Botol-botol yang ada di atas wastafel terguling setelah tangan kami berdua tanpa sengaja menyamparnya.
864Please respect copyright.PENANACJOSwjBwIk
Aheng tetap diam mematung meski kakinya terinjak dan perutnya tersikut olehku. Telinga gorila itu seakan tuli total, tak mendengar pertengkaran kami berdua soal dirinya.
864Please respect copyright.PENANAlmpHZOkFZc
“Dasar bajingan nggak tahu diri! Kau berhutang nyawa padanya, tahu!” sergahku sembari menonjok dada BL.
864Please respect copyright.PENANAV7PkFszvZn
“Sok tahu! Dia yang berhutang nyawa padaku! Aku yang mengeluarkan dia dari penjara dan membiayai operasi ibunya!” balas BL sambil memiting lenganku.
864Please respect copyright.PENANAvztg9ABDSW
“Tapi nggak seharusnya kau menghinanya begitu!”
864Please respect copyright.PENANA7Ie2lNc0Jk
“Dia sendiri diam saja kenapa kau yang ribut? Eh, mukamu basah. Kau habis menangis ya?” tukasnya mengejek.
864Please respect copyright.PENANAcUbl1QBpee
Kuludahi wajahnya namun dia malah menciumku dengan paksa hingga aku megap-megap. Aku masih sulit bernapas biarpun dia sudah melepaskan kepalaku. Kedua lengannya yang kurus liat membelit tubuhku dengan kuat bak ular anaconda, seakan ingin meremukkan tulang-tulang rusukku.
864Please respect copyright.PENANAwDx8rVEDdq
“Apa yang kau tangisi hah?”
864Please respect copyright.PENANAMsdHgKCw6f
“Aah… aku… nggak… bi…sa… na…pas…,” sahutku tersengal sambil meronta.
864Please respect copyright.PENANAzMOrfuUYCb
“Apa??” bentaknya sambil mempererat pelukannya.
864Please respect copyright.PENANASKsKUgwH2w
Kupukuli dada dan punggungnya. Dia membentak lagi. Kali ini persis di depan telingaku.
864Please respect copyright.PENANAZvOxzJuvGl
“A…a…ku… i…ngin… ke…lu…ar…”
864Please respect copyright.PENANApsmDLqtVB2
“Hah? Kau ingin orgasme? Kau ini benar-benar nymphomaniac!”
864Please respect copyright.PENANAsUn5OIMnr4
Aku hampir mati mendongkol mendengarnya hinaannya.
864Please respect copyright.PENANAZMD6Kh6LnV
“Bu…kan…i…tu…bo…doh…”
864Please respect copyright.PENANAZXO1Pd03UB
BL tertawa geli mendengarku masih bisa memaki.
864Please respect copyright.PENANAAto2aDHmDK
“Oh, kau ingin keluar dari kamar ini? Bilang begitu saja susah. Ayo, kita keluar.”
864Please respect copyright.PENANAu8C4cLCHdZ
Aku langsung menggelosor jatuh begitu dia melepaskan pelukannya. Dengkulku pasti memar lagi. Belum sempat berdiri dengan benar, dia sudah menyeretku keluar. Langkahnya yang panjang membuatku pontang-panting mengikutinya.
864Please respect copyright.PENANApZvkIpeiGK
Kaos singletku berkibar memperlihatkan selangkanganku yang telanjang. Tapi seisi rumah yang kebetulan melihat kami tampak cuek. Sepertinya mereka sudah biasa melihat kegilaan majikan mereka. Aheng terus mengikuti kami seperti bayang-bayang.
864Please respect copyright.PENANAljEaNW3iZz
BL membawaku keluar bangunan rumah induk yang luas dan bergaya minimalis menuju kolam renang di halaman belakang. Aku mulai ciut. Aku tak bisa berenang. Tapi dia malah menyeretku menaiki tangga menara papan loncat setinggi tiga meter.
864Please respect copyright.PENANA0WkZQgXuRo
Kakiku berusaha mengerem namun hasilnya pergelangan tanganku sakit karena dia terus menarik paksa dengan kasar. Aheng juga membantu mendorongku maju.
864Please respect copyright.PENANAjXb47RUbVL
Akhirnya kami sampai juga di puncak menara. Aheng turun meninggalkan kami berdua. BL menatapku sejenak dengan dingin, sedingin angin malam yang membuatku menggigil sebelum mengalihkan pandangannya ke langit. Di langit, bulan purnama sedang berlayar di antara gumpalan-gumpalan awan tipis.
864Please respect copyright.PENANAUWJol8fPjW
“Aku bisa membunuhmu kalau aku mau.”
864Please respect copyright.PENANAaTE9gfDcb7
Aku meliriknya. Kalimat itu diucapkannya dengan ringan seperti sedang berkata ‘Aku suka makan es krim.’.
864Please respect copyright.PENANACjyg1YHLyX
“Ya, aku tahu,” sahutku dengan gaya tak acuh.
864Please respect copyright.PENANA7GiCBjciYT
“Kau nggak takut kalau aku mencekikmu dan melempar mayatmu ke bawah? Aku juga bisa menggantungmu di sini supaya digigiti codot. Atau mengikatmu di sini selama seminggu tanpa diberi makan-minum supaya kau mati dehidrasi.”
864Please respect copyright.PENANA90ts06lTYp
Gila. Memang gila dia.
864Please respect copyright.PENANANQcZ5eAd10
“Eh, biarpun kau makhluk kebal hukum apa kau nggak takut sama dosa? Bagaimana sih cara orang-tuamu mendidikmu? Kenapa anak-anaknya semuanya gila? Jangan-jangan mereka juga gila.”
864Please respect copyright.PENANAjZx4PsYNAC
Seharusnya aku diam atau memohon agar tidak dibunuh, tapi darah panasku bergolak dan lidahku yang liar susah dikendalikan. Padahal aku takut mati.
864Please respect copyright.PENANAIuCNnistFq
Wajah BL sontak membeku begitu mendengarku menghina orang-tuanya. Aku tahu, kedua orang-tuanya tewas dalam kecelakaan pesawat di Kanada tujuh tahun yang lalu. Mendadak dia mendorongku dengan kasar.
864Please respect copyright.PENANAScP22LwSr6
Aku terhuyung mundur ke arah ujung papan yang menjulur ke kolam. Dia mendorongku lagi dan aku terjatuh terduduk. Buru-buru aku memegangi papan kuat-kuat begitu melihat air kolam yang jernih kebiruan.
864Please respect copyright.PENANArL7cBPRAsN
“Kelihatannya kau takut ketinggian. Hmm… bukan. Kalau kau takut ketinggian, kau pasti sudah merangkak dari tadi. Kau pasti nggak bisa berenang. Betul kan?”
864Please respect copyright.PENANAufiY2noIm5
Wajahku memucat. Buku-buku jariku memutih saking kuatnya mencengkeram pinggir papan. Bukannya mendorong atau menendangku hingga tercebur ke bawah, BL malah asyik memandangi kakiku yang mengkangkang memamerkan selangkanganku yang telanjang. Aku bisa melihat bagian depan celana pendeknya mulai menggembung. Astaga!
864Please respect copyright.PENANAjZhcgfK4Pe
Apa dia ingin main di atas sini Dengan santai BL menelanjangi diri sambil mempermainkanku. Sesekali kakinya menendangku. Kulancarkan tendangan balasan sambil menggigit bibir. Aku tak mau dia tertawa senang mendengar jeritan ketakutanku.
864Please respect copyright.PENANA3zL87lygIM
Karena tidak menerima perlawanan maksimal, dengan mudah dia menindihku. Aku hanya bisa melawan dengan satu tangan, tapi setelah menyadari usahaku hanya membuat tubuhku bergeser makin ke ujung papan, aku menyerah. Setengah kepalaku sudah tergantung bebas, membuat rambutku berkibar menutupi wajahku.
864Please respect copyright.PENANAI4JKHiH7sw
SRET. Dengan giginya, BL merobek kaos singletku. Dengan buas, gigi, lidah dan jari-jarinya menjelajahi lekuk tubuhku, membuatku mengerang dan terlonjak tertahan.
864Please respect copyright.PENANAXRuEq2VCUa
“Aaaah!” erangku keras saat kont*lnya menusuk masuk lubang mem*kku.
864Please respect copyright.PENANAyKAg2lveZE
Aku mengutuki diriku. Bagaimana bisa aku mendesah nikmat di saat kritis seperti ini?
864Please respect copyright.PENANAxNWVmzYm9S
BL menggenjotku dengan mantap. Setiap genjotan, membuat tubuhku maju dan akhirnya kepalaku terayun bebas dari pinggir papan. Déjà vu. Mengingatkanku saat dia memerawaniku dengan paksa di hadapan puluhan orang di Sanctuary. Tapi tergantung dari atas meja dan papan loncat setinggi tiga meter sangat berbeda. Kalau dulu saja aku sudah pusing, sekarang aku mual.
864Please respect copyright.PENANAVzlsgEjo3o
Kubelitkan kakiku pada pinggang BL erat-erat. Kalau aku harus jatuh paling tidak, aku tidak sendirian. Namun akibatnya, lubang vaginaku mekin terbuka lebar dan sodokan kont*l BL menggesek G-spotku dengan telak.
864Please respect copyright.PENANAGZKC38kok3
“Ooooh…Nghhh… Nghhh… Oaaah….Aaah! Aaaah!! Aaaaaaaaah!!!”
864Please respect copyright.PENANAEsc75ki5bW
Gila! Teriakan orgasmeku yang super lantang di malam sepi ini pasti terdengar seisi rumah. Mungkin tetangga sebelah juga ikut mendengar. Astaga! Jangan-jangan mereka semua menonton kami.
864Please respect copyright.PENANAF4TSC5swWZ
BL berhenti bergerak. Disibakkannya rambut yang menutupi wajahku. Aku benci sekali melihat sorot matanya yang mengejek. Sudah telanjur aku menjerit, tapi biarlah mungkin saja tadi orgasmeku yang terakhir dalam hidupku.
864Please respect copyright.PENANARCsjAkJ5mC
“Bagaimana orang-tuamu mendidikmu? Kalau kau bisa delapan kali sehari masturbasi. Apalagi mereka. Jangan-jangan kerja mereka cuma ngent*t tiap hari.”
864Please respect copyright.PENANAimpwZQAfAz
Aku marah sekali. Kuludahi wajahnya.
864Please respect copyright.PENANACC8LbwrfkD
“Ya, aku tahu pasti mereka juga sering meludah. Pasti mereka nggak berpendidikan, kampungan,” ujar BL sambil melepas kedua tanganku dari papan lalu merentangkannya di udara sehingga aku merasa gamang.
864Please respect copyright.PENANAJKc9c5VL49
Biarpun begitu aku melawan dengan sekuat tenaga, tapi cekalan tangannya di pergelangan tanganku kuat sekali. Apalagi dengan perlahan dia kembali menggoyang pantatnya. Tanpa sadar aku meremas kont*lnya yang kembali menggesek G-spotku. Aku baru sadar, kalau dia belum orgasme.
864Please respect copyright.PENANAx17wFxTfDz
“Hmmph… empotan mem*kmu benar-benar luar biasa. Sayang…”
864Please respect copyright.PENANAXWGLKlYtv4
BL tidak melanjutkan kata-katanya dan memilih mendecak sambil menggeleng dengan tampang sok sedih.
864Please respect copyright.PENANAxnA5Jm8TmB
“Seperti apa orang-tuamu? Kalau mereka baik, kenapa kau bisa terdampar di tempat seperti Sanctuary itu? Kau kan bisa memilih pekerjaan di tempat yang lebih baik seperti jadi kasir di swalayan.
864Please respect copyright.PENANAL5ypKXRTB1
Dibyo bilang, kau yatim-piatu, tapi masa kau sama sekali nggak punya keluarga sih? Masa sampai sekarang nggak ada yang melaporkan kehilanganmu ke polisi? Hey, jangan diam saja. Jawab!”
864Please respect copyright.PENANAeSK4KjkTFd
BL memberondongkan pertanyaan sembari menggenjot cepat lalu berhenti. Terus begitu. Beberapa kali aku sudah nyaris orgasme untuk kedua kalinya, tapi gagal karena dia mendadak berhenti bergerak.
864Please respect copyright.PENANAIhWEf8d7XF
“Kok kau seperti kepingin menangis lagi. Tumben malam ini kau cengeng. Ada apa sih?”
864Please respect copyright.PENANAuYoAQNFllR
“Please, jangan begini.”
864Please respect copyright.PENANAXYLFsgstDP
“Begini apa?”
864Please respect copyright.PENANAJAH1xnVmyO
Aku terdiam. Berusaha mengusir keinginan gila dari otakku. Apa jadinya kalau aku minta dia menggenjotku dengan keras agar aku bisa orgasme? Tapi BL terus mempermainkanku dengan genjotan dan kata-kata menyakitkan.
864Please respect copyright.PENANAiUsXm5Yxri
“Please…”
864Please respect copyright.PENANAWzQwRPKuPb
Aku benci sekali harus memohon pada bajingan jahanam sialan ini, tapi aku lebih benci mendengar sahutannya yang bernada polos.
864Please respect copyright.PENANAWIhMnEkciS
“Aku nggak ngerti kau minta apa. Dari tadi bilang please please melulu.”
864Please respect copyright.PENANAIFMmLwmVNB
“Aku mau… keluar…”
864Please respect copyright.PENANAdqniFzVIXe
“Keluar ke mana lagi? Sekarang kan kita sudah di luar.”
864Please respect copyright.PENANAUMXn0t3QEE
Tak sabar dengan jawaban yang menyiksa, aku memilih menggoyang pantatku. Tapi BL menggencet tubuhku sehingga aku tak bisa bergerak.
864Please respect copyright.PENANAudITuZPzFJ
“Kau ternyata suka main curang. Jawab dulu, seperti apa orang-tuamu. Kalau jawabannya bagus, aku nggak suka. Dan kalau aku nggak suka, akan kutinggalkan kau sendirian di sini bersama Aheng. Kau lebih suka dia daripada aku kan? Tapi aku nggak yakin kont*l buntung itu bisa bikin kau melonjak kegirangan kayak tadi.”
864Please respect copyright.PENANAIUZ6NtRNk9
Kugigit bibirku yang bergetar menahan marah dan tangis.
864Please respect copyright.PENANA0TXYgAD0SU
“Papaku orang yang munafik dan mamaku tukang mengeluh!” seruku tanpa pikir panjang.
864Please respect copyright.PENANAfhMP1aoK1b
Gelombang penyesalan langsung menerpaku. Anak macam apa aku ini? Lebih mementingkan kepuasan diri daripada harga diri. Aku benar-benar anak durhaka, durjana…
864Please respect copyright.PENANAt2LODSDvAO
BL nyengir puas lalu memompaku dengan kuat. Tubuhku makin bergeser maju. Aku menjerit-jerit. Aku sendiri tidak bisa membedakan antara jeritan kepuasan dan ketakutan. Semuanya bercampur jadi satu. Mendadak BL mencabut kont*lnya, melepaskan belitan kakiku dan mendorongku ke bawah.
864Please respect copyright.PENANA6gdhqBkGvr
Tubuhku tergantung terbalik. Yang menahan berat badanku hanyalah cengkeraman tangan BL pada kedua pergelangan kakiku. Kepalaku pusing karena darah mengumpul di kepala.
864Please respect copyright.PENANAAtjDVP16KI
“Apa permohonanmu yang terakhir?”
864Please respect copyright.PENANAu8xl9uA5sW
Aku berusaha menenangkan diri dan berujar segagah mungkin,
864Please respect copyright.PENANAYJKjaDpguM
“Terima kasih sudah membebaskanku.”
864Please respect copyright.PENANAwq2EDlb9N0
Lalu dia melepas kakiku. Biarpun kepalaku di bawah, rasanya jantungku tenggelam ke dasar perut. Aku tidak menjerit. Bukan karena gengsi, tapi karena seluruh syarafku mati rasa. Aku hanya bisa memandangi bulan yang semakin menjauh.
864Please respect copyright.PENANAm8yVzUjITx
BYURRR!!
864Please respect copyright.PENANANkNAJrqZhR
Kolam ini ternyata dalam juga. Kalau dalamnya cuma satu setengah meter, kepalaku pasti sudah pecah terbentur dasar kolam. Aku langsung panik, menggapai-gapai ke sana-kemari. Tubuhku seperti kapal bocor, dimasuki air dari berbagai lubang. Hidung, mulut, kuping dan mungkin juga mem*kku kebanjiran air.
864Please respect copyright.PENANAZlLmGSdDPs
BYURR!!
864Please respect copyright.PENANA63OfFJI7SO
Ada orang lain yang ikut terjun ke kolam. Untuk menyelamatkanku atau menenggelamkanku? Mungkin BL melihat kalau aku masih hidup dan menyuruh Aheng atau anak buahnya yang lain untuk menahanku agar tetap di sini. Namun ternyata orang ini menarik pinggangku dan menyeret tubuhku ke atas.
864Please respect copyright.PENANAJWo0v4sk0K
UWAH! Leganya! Akhirnya aku tidak dikelilingi air lagi. Aku megap-megap sekaligus terbatuk-batuk sampai dadaku sakit. Air keluar dari mulut dan hidungku. Aku menurut saja saat dibawa dan disandarkan ke tepi kolam.
864Please respect copyright.PENANAjdKvh26bmS
Aku tidak tahu berapa lama aku mempertaruhkan nyawaku di dasar kolam, yang jelas aku lelah sekali. Kupejamkan mataku sambil mengatur napas. Ya ampun, aku belum berterima kasih pada penolongku. Siapa…
864Please respect copyright.PENANAVr636uMdbe
HEK! UGH! Ada yang menghujam mem*kku!
864Please respect copyright.PENANAOPHXWIUaQg
Aku langsung membuka mata dan …. Astaga! BL sudah menggenjotku lagi! Jadi dia yang menyelamatkan nyawaku? Dia tertawa geli melihatku kaget dan terus menghentak-hentakkan pantatnya.
864Please respect copyright.PENANAjv0DVl6tBl
“Ti…dak… Aku… ng…nggak… ma…u…,” tolakku sambil mendorongnya menjauh.
864Please respect copyright.PENANAUj1QNSYkMp
Tapi perlawananku sia-sia karena tenagaku sudah terkuras di dasar kolam. Akhirnya aku hanya bisa pasrah, dipepet di pinggir kolam sembari disetubuhi dengan paksa. Air kolam beriak di sekitar kami menghasilkan bunyi kecipak.
864Please respect copyright.PENANADvgibBlSka
BL melumat bibirku, mengenyot leherku, meremas payudara dan pantatku dengan gemas. Aku mulai mengerang, awalnya pelan makin lama makin keras. Lama-lama kedua lenganku yang tadinya terkulai kini memeluk dan mencakar punggung BL.
864Please respect copyright.PENANArliaUFhAYn
“Ooooh… Ooooh… Iiiiyaaaaahh…. Aaaaaaaaah!!!”
864Please respect copyright.PENANAQvPBOFHIRt
Pada saat aku menggelinjang dan menjerit keras, BL menggeram dan menekan pantatnya kuat-kuat. Kont*lnya menumbuk bibir rahimku dan tak seperti biasanya kali ini kurasakan semburan-semburan hangat di dalam.
864Please respect copyright.PENANAHUPCYeHXjx
Aku yang kelelahan langsung terkulai lemas. Yang kulihat hanya gelap. Aku tak peduli lagi apakah setelahnya dia benar-benar akan membunuhku atau tidak. Karena aku sudah merasakan orgasme yang luar biasa nikmat.
864Please respect copyright.PENANATeodfmKVAV
Putih. Di mana-mana putih. Apa sekarang aku ada di surga? Eh, apa orang serusak diriku pantas masuk surga Kukejap-kejapkan mata dan menoleh ke kiri-kanan. Ternyata aku belum mati karena aku berada dalam kamar yang bernuansa putih minimalis.
864Please respect copyright.PENANAJxhxw1WPx1
Sinar mentari yang menyusup dari ventilasi membuatku bisa melihat kamar ini. Ukurannya hampir tiga kali lipat lebih luas dari kamar tempat aku biasa dikurung. Perabotnya juga lengkap, selain ranjang besar dan seperangkat audio-video ada satu set sofa.
864Please respect copyright.PENANArrP8g1E8Uq
Ada dua pintu di sisi kiri dan satu kanan. Salah satu dari ketiga pintu itu pasti mengarah ke kamar mandi. Yang satunya mungkin untuk lemari pakaian dan yang lainnya bisa jadi pintu penghubung ke kamar sebelah. Ah, sok tahu sekali aku ini, tapi layout kamar ini mengingatkanku pada kamarku dulu.
864Please respect copyright.PENANABxknggleeh
Hmm… kasur yang kutiduri ini lembut sekali, rasanya seperti berbaring di atas awan. Selimut tebal yang membungkus tubuh telanjangku juga lembut dan memberiku kehangatan sehingga membuatku ingin terus bergelung dibaliknya.
864Please respect copyright.PENANA6dBft3nByb
Kenapa aku bisa telanjang bulat begini? Ah, paling si gila itu menyuruh Aheng membawaku ke kamar ini setelah aku pingsan di kolam renang. Tapi tubuh dan rambutku tidak berbau kaporit, malah wangi lavender. Apa gorila itu memandikanku dulu? Lalu mengapa aku ada di kamar ini? Kamar siapa ini?
864Please respect copyright.PENANAIG06yWC8ru
Begitu banyak pertanyaan muncul di kepalaku, tapi tak semuanya bisa kujawab sendiri dengan memuaskan. Tak ada seorang pun yang bisa kutanyai karena aku hanya sendirian di kamar ini. Eh, jam berapa sekarang? Perutku sudah mulai meraung. Ceritasex.site
864Please respect copyright.PENANAQxiO0iqCky
Aku duduk dan menggeliat. Aduh, tubuhku pegal-pegal. Anehnya selangkanganku sedikit basah. Apa karena semalam aku mimpi digumuli BL hingga aku mengerang, menggelinjang sementara dia terus berbisik ‘Kau milikku’? Apa perempuan juga bisa mimpi basah?
864Please respect copyright.PENANAXt40oBx7xI
Rasanya luar biasa, seperti nyata, tapi sepertinya tak mungkin aku tidak terbangun bila dia menindih dan menyetubuhiku seseru itu.
864Please respect copyright.PENANAP3nzTrIMAr
Setengah terhuyung, aku turun dan berjalan mendekati jendela. Kusibak gorden dan mengintip keluar. Aku hampir tak percaya bisa melihat matahari lagi, langit biru, awan putih, pepohonan hijau, taman bunga juga kolam renang tempat aku nyaris meregang nyawa… Segalanya begitu indah dan membuatku haru.
864Please respect copyright.PENANAhNZwvkIw2s
Mengapa jahanam itu mendadak berbaik hati memindahkanku kemari? Apa dia menyesal karena sudah kelewatan mengerjaiku tadi malam?
864Please respect copyright.PENANAktnF5vzn9w
Dengusan hangat di leher bagian belakangku membuatku terlonjak kaget. Jangan-jangan aku terjebak dalam kamar psikopat klemer itu lagi. Namun dengusan napas Bandi dingin lagipula aku mengenali wangi parfum Bvlgari biasa menempel di tubuh BL. Aku langsung berontak. Tapi tak mudah bergerak dalam belitan tangannya apalagi melepaskan diri.
864Please respect copyright.PENANAKWdVBnUTYH
“Apa kau nggak mau bilang terima kasih?” tukas BL sambil menggigit daun telinga kananku.
864Please respect copyright.PENANAbPmVW26u6c
Kedua tangannya mulai memelintir putingku membuat mem*kku makin basah saja. Aku menggigit bibir untuk menahan desahan nikmat yang sudah hampir terlontar keluar.
864Please respect copyright.PENANAmwivyFxXdv
“Apa kau nggak pernah diajari berterima kasih?”
864Please respect copyright.PENANAgZYRtX0R2r