Aku Dihamili Tetangga
19354Please respect copyright.PENANAgmfnwrWc2K
Namaku Lani, seorang ibu rumah tangga, umurku 36 tahun. Suamiku namanya Prasojo, umur 44 tahun, seorang pegawai di pemerintahan di Bantul. Aku bahagia dengan suami dan kedua anakku. Suamiku seorang laki-laki yang gagah dan bertubuh besar, biasalah dulu dia seorang tentara. Penampilanku walaupun sudah terbilang berumur tapi sangat terawat, karena aku rajin ke salon dan fitnes dan yoga. Kata orang, aku mirip seperti Sandy Harun.
19354Please respect copyright.PENANAmTomCVgPzS
19354Please respect copyright.PENANApVKqQk7w5d
19354Please respect copyright.PENANAR5eBypzq0u
Tubuhku masih bisa dikatakan langsing, walaupun payudaraku termasuk besar, karena sudah punya anak dua. Anakku yang pertama bernama Rika, seorang gadis remaja yang beranjak dewasa. Dia sudah mau lulus SMA, yang kedua Sangga,masih sekolah SMA kelas 1. Rika walaupun tinggal serumah dengan kami juga lebih sering menghabiskan waktunya di tempat kosnya di kawasan Gejayan. Kalau si Sangga, karena cowok remaja, lebih sering berkumpul dengan teman-temannya ataupun sibuk berkegiatan di sekolahnya. Semenjak tidak lagi sibuk mengurusi anak-anak, kehidupan seksku semakin tua justru semakin menjadi-jadi. Apalagi suamiku selain bertubuh kekar, juga orang yang sangat terbuka soal urusan seks. Akhir-akhir ini, setelah anak-anak besar, kami berlangganan internet.
19354Please respect copyright.PENANA7nIUF3HQKy
19354Please respect copyright.PENANACcC4WK3tMn
19354Please respect copyright.PENANAyKkJx6SZTR
Aku dan suamiku sering browsing masalah-masalah seks, baik video, cerita, ataupun foto-foto. Segala macam gaya berhubungan badan kami lakukan. Kami bercinta sangat sering, minimal seminggu tiga kali. Entah mengapa, semenjak kami sering berseluncur di internet, gairah seksku semakin menggebu. Sebagai tentara, suami sering tidak ada di rumah, tapi kalau pas di rumah, kami langsung main kuda-kudaan, hehehe. Sudah lama kami memutuskan untuk tidak punya anak lagi. Tapi aku sangat takut untuk pasang spiral. Dulu aku pernah mencoba suntik dan pil KB. Tapi sekarang kami lebih sering pakai kondom, atau lebih seringnya suamiku ‘keluar’ di luar. Biasanya di mukaku, di payudara, atau bahkan di dalam mulutku. Pokoknya kami sangat hati-hati agar Sangga tidak punya adik lagi. Dan tenang saja, suamiku sangat jago mengendalikan muncratannya, jadi aku tidak khawatir muncrat di dalam rahimku. Walaupun sudah dua kali melahirkan tubuhku termasuk sintal dan seksi. Payudaraku masih cukup kencang karena terawat. Tapi yang jelas, bodiku masih semlohai, karena aku masih punya pinggang. Aku sadar, kalau tubuhku masih tetap membuat para pria menelan air liurnya. Apalagi aku termasuk ibu-ibu yang suka pakai baju yang agak ketat. Sudah kebiasaan sih dari remaja.
19354Please respect copyright.PENANAVhuWlOkwa4
19354Please respect copyright.PENANAuw3NHMti9L
19354Please respect copyright.PENANAL1Zlc7xT1S
Suamiku termasuk seorang pejabat yang baik. Dia ramah pada setiap orang. Di kampung dia termasuk aparat yang disukai oleh para tetangga. Apalagi suamiku juga banyak bergaul dengan anak-anak muda kampung. Kalau pas di rumah, suamiku sering mengajak anak-anak muda untuk bermain dan bercakap-cakap di teras rumah. Semenjak setahun yang lalu, di halaman depan rumah kami di bangun semacam gazebo untuk nongkrong para tetangga. Setelah membeli televisi baru, televisi lama kami, ditaruh di gazebo itu, sehingga para tetangga betah nongkrong di situ. Yang jelas, banyak bapak-bapak yang curi-curi pandang ke tubuhku kalau pas aku bersih-bersih halaman atau ikutan nimbrung sebentar di tempat itu. Maklumlah, kalau istilah kerennya, aku ini termasuk MILF, hehehe. Selain bapak-bapak, ada juga pemuda dan remaja yang sering bermain di rumah. Salah satunya karena gazebo itu juga dipergunakan sebagai perpustakaan untuk warga.
19354Please respect copyright.PENANAqd3GXfBrzh
19354Please respect copyright.PENANAKHGZuUCNPZ
19354Please respect copyright.PENANA0iT24oscVU
Salah satu anak kampung yang paling sering main ke rumah adalah Indun, yang masih SMP kelas 2. Dia anak tetangga kami yang berjarak 3 rumah dari tempat kami. Anaknya baik dan ringan tangan. Sama suamiku dia sangat akrab, bahkan sering membantu suamiku kalau lagi bersih-bersih rumah, atau membelikan kami sesuatu di warung. Sejak masih anak-anak, Indun dekat dengan anak-anak kami, mereka sering main karambol bareng di gazebo kami. Bahkan kadang-kadang Indun menginap di situ, karena kalau malam, gazebo itu diberi penutup oleh suamiku, sehingga tidak terasa dingin. Pada suatu malam, aku dan suamiku sedang bermesraan di kamar kami. Semenjak sering melihat adegan blow job di internet, aku jadi kecanduan mengulum penis suamiku. Apalagi penis suamiku adalah penis yang paling gagah sedunia bagiku. Tidak kalah dengan penis-penis yang biasa kulihat di BF. Padahal dulu waktu masih pengantin muda aku selalu menolak kalau diajak blowjob. Entah kenapa sekarang di usia yang sudah pertengahan kepala tiga ini aku justru tergila-gila mengulum batang suamiku. Bahkan aku bisa orgasme hanya dengan mengulum batang besar itu. Tiap nonton film blue pun mulutku serasa gatal. Kalau pas tidak ada suamiku, aku selalu membawa pisang kalau nonton film-film gituan. Biasalah, sambil nonton, sambil makan pisang, hehehe. Malam itu pun aku dengan rakus menjilati penis suamiku. Bagi mas Prasojo, mulutku adalah vagina keduanya. Dengan berseloroh, dia pernah bilang kalau sebenarnya dia sama saja sudah poligami, karena dia punya dua lubang yang sama-sama hotnya untuk dimasuki. Ucapan itu ada benarnya, karena mulutku sudah hampir menyerupai vagina, baik dalam mengulum maupun dalam menyedot. Karena kami menghindari kehamilan, bahkan sebagian besar sperma suamiku masuk ke dalam mulutku. Malam itu kami lupa kalau Indun tidur di gazebo kami. Seperti biasa, aku teriak-teriak pada waktu penis suamiku mengaduk-aduk vaginaku. Suamiku sangat kuat. Malam itu aku sudah berkali-kali orgasme, sementara suamiku masih segar bugar dan menggenjotku terus menerus. Tiba-tiba kami tersentak, ketika kami mendengar suara berisik di jendela. Segera suami mencabut batangnya dan membuka jendela. Di luar nampak Indun dengan wajah kaget dan gemetaran ketahuan mengintip kami. Suamiku nampak marah dan melongokkan badannya keluar jendela. Indun yang kaget dan ketakutan meloncat ke belakang. Saking kagetnya, kakinya terantuk selokan kecil di teras rumah. Indun terjerembab dan terjungkal ke belakang. Suamiku tak jadi marah, tapi dia kesal juga.
19354Please respect copyright.PENANAEKUdZ0ivxJ
19354Please respect copyright.PENANA7YDUU0dG78
19354Please respect copyright.PENANAa1485fGLWD
“Walah, Ndun! Kamu itu ngapain?” bentaknya.
19354Please respect copyright.PENANA55hidxU0h6
19354Please respect copyright.PENANAR4zwOtA0h5
19354Please respect copyright.PENANAB1lgmJn0Nr
Indun ketakutan setengah mati. Dia sangat menghormati kami. Suamiku yang tadinya kesal pun tak jadi memarahinya. Indun gelagepan. Wajahnya meringis menahan sakit, sepertinya pantatnya terantuk sesuatu di halaman. Aku tadinya juga sangat malu diintip anak ingusan itu. Tapi aku juga menyayangi Indun, bahkan seperti anakku sendiri. Aku juga sadar, sebenarnya kami yang salah karena bercinta dengan suara segaduh itu. Aku segera meraih dasterku dan ikut menghampiri Indun.
19354Please respect copyright.PENANA09PwfKHlwK
19354Please respect copyright.PENANAXGw3ETKblf
19354Please respect copyright.PENANAHGVVSrgJ4I
“Aduh, mas. Kasian dia, gak usah dimarahin. Kamu sakit Ndun?” Aku mendekati Indun dan memegang tangannya.
19354Please respect copyright.PENANAH6P5CtQxZp
19354Please respect copyright.PENANAjjV9QxxzdE
19354Please respect copyright.PENANAhlywc8oBJh
Wajah Indun sangat memelas, antara takut, sakit, dan malu.
19354Please respect copyright.PENANA2XcLhUJamd
19354Please respect copyright.PENANATV9LfDBlA8
19354Please respect copyright.PENANAVkJXIr7xez
“Sudah gak papa. Kamu sakit, Ndun?” tanyaku. “Sini coba kamu berdiri, bisa gak?”
19354Please respect copyright.PENANAouvYYkjYid
19354Please respect copyright.PENANAypiftuOQXC
19354Please respect copyright.PENANA5k5qbqe078
Karena gemeteran, Indun gagal mencoba berdiri, dia malah terjerembab lagi. Secara reflek, aku memegang punggungnya, sehingga kami berdua menjadi berpelukan. Dadaku menyentuh lengannya, tentu saja dia dapat merasakan lembutnya gundukan besar dadaku, karena aku hanya memakai daster tipis yang sambungan, sementara di dalamnya aku tidak memakai apa-apa.
19354Please respect copyright.PENANARSUDM3smCF
19354Please respect copyright.PENANAhn1SBPKX6A
19354Please respect copyright.PENANAYeCslvMC2w
“Aduh sorri, Ndun” pekikku.
19354Please respect copyright.PENANAlYdMppktPd
19354Please respect copyright.PENANAiCmduBx2pC
19354Please respect copyright.PENANAMbuFbN5s6R
Tiba-tiba suamiku tertawa. Agak kesal aku melirik suamiku, kenapa dia menertawai kami.
19354Please respect copyright.PENANAKYX8KeRkCs
19354Please respect copyright.PENANAKy81uUeNIN
19354Please respect copyright.PENANASLP29m8sl9
“Aduh Mas ini. Ada anak jatuh kok malah ketawa”
19354Please respect copyright.PENANAYXQIbCKOLR
19354Please respect copyright.PENANA2yqJ8tOxVx
19354Please respect copyright.PENANAePZ61a47Hj
“Hahaha.. lihat itu, Dik. Si Indun ternyata udah gede, hahaha…” kata suamiku sambil menunjuk selangkangan Indun. Weitss… ternyata mungkin tadi Indun mengintip kami sambil mengocok, karena di atas celananya yang agak melorot, batang kecilnya mencuat ke atas. Penis kecil itu terlihat sangat tegang dan berwarna kemerahan. Malu juga aku melihat adegan itu, apalagi si Indun. Dia tambah gelagepan.
19354Please respect copyright.PENANAljxX4wuguZ
19354Please respect copyright.PENANAK9HHlgOpJg
19354Please respect copyright.PENANAnKsRWQ7UYC
“Hussh Mas. Kasihan dia, udah malu tuh”, kataku yang justru menambah malu si Indun.
19354Please respect copyright.PENANAhDJxjvsDaQ
19354Please respect copyright.PENANAKSAZHC9AUP
19354Please respect copyright.PENANAypA44QQgTb
“Kamu suka yang lihat barusan, Ndun? Wah, hayooo… kamu nafsu ya lihat istriku?” goda suamiku.
19354Please respect copyright.PENANAZvAlweOWtd
19354Please respect copyright.PENANA1sC0Dz6oYD
19354Please respect copyright.PENANAod4PSTqAeA
Suamiku malah ketawa-ketawa sambil berdiri di belakangku. Tentu saja wajah Indun tambah memerah, walaupun tetap saja penis kecilnya tegak berdiri. Kesal juga aku sama suamiku. Udah gak menolonng malah mentertawakan anak ingusan itu.
19354Please respect copyright.PENANAOZGY6F1C9B
19354Please respect copyright.PENANA37ODEuDRCW
19354Please respect copyright.PENANAORoKgBO3Gq
“Huh, Mas mbok jangan godain dia, mbok tolongin nih, angkat dia”
19354Please respect copyright.PENANA7nLXsELQLA
19354Please respect copyright.PENANANGxumzVkTX
19354Please respect copyright.PENANAFxLU1xMnfk
“Lha dia khan sudah berdiri, ya tho Ndun? Wakakak” kata suamiku.
19354Please respect copyright.PENANAqDEB09EloS
19354Please respect copyright.PENANA68J4fyfoev
19354Please respect copyright.PENANAXf6tQo1aXt
Aku sungguh tidak tega lihat muka anak itu. Merah padam karena malu. Aku lalu berdiri mengangkang di depan anak itu, dan memegang dua tangannya untuk menariknya berdiri. Berat juga badannya. Kutarik kuat-kuat, akhirnya dia terangkat. Tapi baru setengah jalan, mungkin karena dia masih gemetar dan aku juga kurang kuat, tiba-tiba justru aku yang jatuh menimpanya. Ohhh… aku berusaha untuk menahan badanku agar tidak menindih anak itu, tapi tanganku malah menekan dada Indun dan membuatnya jatuh terlentang sekali lagi. Bahkan kali ini, aku ikut jatuh terduduk di pangkuannya. Dan…. ohhhh. Sleppp…. terasa sesuatu menggesek bibir vaginaku.
19354Please respect copyright.PENANA8JW4xweO0m
19354Please respect copyright.PENANAxYAkn8hZ9z
19354Please respect copyright.PENANALTE5iNOc9B
“Waa…!” aku tersentak dan sesaat bingung apa yang terjadi, begitu juga dengan Indun, wajahnya nampak sangat ketakutan. “Aduuuhhh!” teriakku. Sementara suamiku justru tertawa melihat kami jatuh lagi. Tiba-tiba aku sadar benda apa yang bergesekan dengan vaginaku, penis kecil si Indun! Penis itu menggesek wilayah sensitifku disamping karena vaginaku masih basah oleh persetubuhanku dengan suamiku, juga karena aku tidak mengenakan apa-apa di balik daster pendekku.
19354Please respect copyright.PENANAWQgpNgZhbA
19354Please respect copyright.PENANAEVcYv2PA1z
19354Please respect copyright.PENANAVhipBMWe3z
“Ohhhhh…. apa yang terjadi?” Pikirku.
19354Please respect copyright.PENANAcStgDCHasp
19354Please respect copyright.PENANAHabZp1Km2B
19354Please respect copyright.PENANA3vHFOaPvZ0
Mungkin juga karena penis Indun yang masih imut dan lobang vaginaku yang biasa digagahi penis besar suami, jadinya sangat mudah diselipin batang kecil itu.
19354Please respect copyright.PENANAkI0zB7TIoQ
19354Please respect copyright.PENANAjC8Cc2nnWV
19354Please respect copyright.PENANAS4vxraw7CY
“Ohhh.. Masss???” desisku pada suamiku. Kali ini suamiku berhenti tertawa dan agak kaget.
19354Please respect copyright.PENANAJspFnJsS9b
19354Please respect copyright.PENANAsrOzVDUOve
19354Please respect copyright.PENANAWFd3YDwtNW
“Napa, say?” tanyanya heran.
19354Please respect copyright.PENANAbHwU6PfM73
19354Please respect copyright.PENANAhfi2VOZeB9
19354Please respect copyright.PENANADnnbVA2YHy
Kami bertiga sama-sama kaget, suamiku nampaknya juga menyadari apa yang terjadi. Dia mendekati kami, dan melihat bahwa kelamin kami saling bersentuhan. Beberapa saat kami bertiga terdiam bingung dengan apa yang terjadi. Aku merasakan penis Indun berdenyut-denyut. Lobangku juga segera meresponnya, mengingat rasa tanggung setelah persetubuhanku dengan suamiku yang tertunda. Aku mencoba bangkit, tapi entah kenapa, kakiku jadi gemetar dan kembali selangkanganku menekan tubuh si Indun. Tentu saja penisnya melesak ke lobangku. Ohhh… aku merasakan sensasi yang biasa kutemui kala sedang bersetubuh.
19354Please respect copyright.PENANAl2zpyrSKoW
19354Please respect copyright.PENANAyJd2c3G3mm
19354Please respect copyright.PENANAzatwTVBw9C
“Ohhh…” desisku. Indun terpekik tertahan. Wajahnya memerah. Tapi aku merasakan pantatnya sedikit dinaikkan merespon selangkanganku. Slepppp… kembali penis itu menusuk dalam lobangku.
19354Please respect copyright.PENANAm0qyEgGjRR
19354Please respect copyright.PENANAYY03ma4Pri
19354Please respect copyright.PENANANiSjTaovBS
Yang mengherankan suamiku diam saja, entah karena dia kaget atau apa. Hanya aku lihat wajahnya ikut memerah dan sedikit membuka mulutnya, mungkin bingung juga untuk bereaksi dengan situasi aneh ini.
19354Please respect copyright.PENANAvrUO22mbpx
19354Please respect copyright.PENANAJ7pP49wSm4
19354Please respect copyright.PENANAR6Ljm1OfaM
Aku diam saja menahan napas sambil menguatkan tanganku yang menahan tubuhku. Tanganku berada di sisi kanan dan kiri si Indun. Sementara Indun dengan wajah merah padam menatap mukaku dengan panik. Agak mangkel juga aku lihat mukanya, panik, takut, tapi kok penisnya tetap tegang di dalam vaginaku. Dasar anak mesum, pikirku. Tapi aneh juga, aku justru merasakan sensasi yang aneh dengan adanya penis anak yang sudah kuanggap saudaraku sendiri itu dalam vaginaku. Agak kasihan juga lihat mukanya, dan juga muncul rasa sayang. Pikirku, kasihan juga anak ini, dia sangat bernafsu mengintip kami, dan juga apalagi yang dikawatirkan, karena penisnya sudah terlanjur dalam vaginaku. Aku melirik suamiku sambil tetap duduk di pangkuan si Indun. Suamiku tetap diam saja. Agak kesal juga aku lihat respon mas Prasojo. Tiba-tiba pikiran nakal menyelimuti. Kenapa tidak kuteruskan saja persetubuhanku dengan Indun, toh penisnya sudah menancap di vaginaku. Apalagi kalau lihat muka hornynya yang sudah di ubun-ubun, kasihan lihat Indun kalau tidak diteruskan. Dengan nekat aku kembali menekan pantatku ke depan. Vaginaku meremas penis Indun di dalam. Merasakan remasan itu, Indun terpekik kaget. Suamiku mendengus kaget juga.
19354Please respect copyright.PENANARBDqbPmOk4
19354Please respect copyright.PENANAm7DV2Z9FV8
19354Please respect copyright.PENANA8dV44Ka0wa
“Dik, aaa…paaaa yang kaulakukan?” kata suamiku gagap.
19354Please respect copyright.PENANAqPHL4mKNAR
19354Please respect copyright.PENANArk1j7wyS9K
19354Please respect copyright.PENANAGcEN45jXcw
Aku diam saja, hanya saja aku mulai menggoyang pantatku maju mundur.
19354Please respect copyright.PENANAMBYet81xiA
19354Please respect copyright.PENANABOAYmlxNH1
19354Please respect copyright.PENANAhCMxGE03wr
Suamiku melongo sekarang. Wajahnya mendekat melihat mukaku setengah tak percaya. Indun tidak berani lihat suamiku. Dia menatap wajahku keheranan dan penuh nafsu.
19354Please respect copyright.PENANALhX4GaocX8
19354Please respect copyright.PENANA5Pl9vgSR4y
19354Please respect copyright.PENANAglJ85Iae3P
“Mas… aku teruskan saja ya, kasihan si Indun. Apalagi khan sudah terlanjur masuk, toh sama saja…” bisikku berani ke suamiku.
19354Please respect copyright.PENANAKOq9NWJw8Y
19354Please respect copyright.PENANAMBJyvyle7U
19354Please respect copyright.PENANA1Odg2IwuLE
Aku tak bisa lagi menduga perasaan suamiku. Kecelakaan ini benar-benar di luar perkiraan kami semua. Tapi suamiku memegang pundakku, yang kupikir mengijinkan kejadian ini. Entah apa yang ada di pikiranku, aku tiba-tiba sangat ingin menuntaskan nafsu si Indun. Si Indun mengerang-erang sambil terbaring di rerumputan halaman rumah kami. Kembali aku memaju-mundurkan pantatku sambil meremas-remas penis kecil itu di dalam lobangku. Remasanku selalu bikin suamiku tak tahan, karena aku rajin ikut senam. Apalagi ini si Indun, anak ingusan yang tidak berpengalaman. Tiba-tiba, karena sensasi yang aneh ini, aku merasakan orgasme di dalam vaginaku. Jarang aku orgasme secepat itu. Aku merintih dan mengerang sambil memegang erat lengan suamiku. Banjir mengalir dalam lobangku. Otomatis remasan dalam vaginaku menguat, dan penis kecil si Indun dijepit dengan luar biasa.
19354Please respect copyright.PENANANU3rAtc6dc
19354Please respect copyright.PENANASzUygqgOWY
19354Please respect copyright.PENANAsoRPkLAvYF
Indun meringis dan mengerang. Pantatnya melengkung naik, dann…. croottttttttt………..
19354Please respect copyright.PENANAWAeDPSXgSl
19354Please respect copyright.PENANACWQPSDHCTi
19354Please respect copyright.PENANApswm2oCWtz
Cairan panas itu membanjiri rahimku. Aku seperti hilang kendali, semua tiba-tiba gelap dan aku diserbu oleh badai kenikmatan…
19354Please respect copyright.PENANAFaA6csJjlM
19354Please respect copyright.PENANAnAB8Z4FwTk
19354Please respect copyright.PENANA1OsyJMXOmk
“Ohhhhhhhhhh…”
19354Please respect copyright.PENANAKT7BqvP5QE
19354Please respect copyright.PENANAFucRGM71P8
19354Please respect copyright.PENANAYcoJ8qRVcW
Aku lalu terkulai sambil menunduk menahan tubuhku dengan kedua tanganku. Nafasku terengah-engah tidak karuan. Sejenak aku diam tak tahu harus bagaimana. Aku dan suamiku saling berpandangan.
19354Please respect copyright.PENANATa3ue7iJ88
19354Please respect copyright.PENANAz3wncbGYOH
19354Please respect copyright.PENANAet2Ycv2qoe
“Dik… Indun gak pakai kondom ..?” suamiku terbata-bata.
19354Please respect copyright.PENANAavlj8o5TA5
19354Please respect copyright.PENANAt5wgfsUHlJ
19354Please respect copyright.PENANA73vdUB5E5I
Kami sama-sama kaget menyadari bahwa percintaan itu tanpa pengaman sama sekali, dan aku telah menerima banyak sekali sperma dalam rahimku, sperma si anak ingusan. Ohhh… tiba-tiba aku sadar akan resiko dari persetubuhan ini. Aku dalam masa subur, dan sangat bisa jadi aku bakalan mengandung anak dari Indun, bocah SMP yang masih ingusan.
19354Please respect copyright.PENANAZRTULOQdkP
19354Please respect copyright.PENANAT3U3WnEUef
19354Please respect copyright.PENANAefatc2YJML
Pelan-pelan aku berdiri dan mencabut penis Indun dari vaginaku. Penis itu masih setengah berdiri, dan berkilat basah oleh cairan kami berdua. Aku dan suamiku mengehela nafas. Cepat cepat aku memperbaiki dasterku. Dengan gugup, Indun juga menaikkan celananya dan duduk ketakutan di rerumputan.
19354Please respect copyright.PENANAWq9wKR6Xzk
19354Please respect copyright.PENANA4E0UvB4x3L
19354Please respect copyright.PENANAZmsaws0foY
“Maa.. ma’af, Bu..” akhirnya keluar juga suaranya.
19354Please respect copyright.PENANALO315o65MC
19354Please respect copyright.PENANA2t8EMaZSul
19354Please respect copyright.PENANA1b4e0GvNpS
Aku menatap Indun dengan wajah seramah mungkin. Suamiku yang akhirnya pegang peranan.
19354Please respect copyright.PENANA3CSIv86SPr
19354Please respect copyright.PENANAxaYDjZ9ZhC
19354Please respect copyright.PENANAhg0ARGR7h0
“Sudahlah, Ndun. Sana kamu pulang, mandi dan cuci-cuci!” perintahnya tegas.
19354Please respect copyright.PENANAvDNsSZNPkT
19354Please respect copyright.PENANAKQ9QPJWbg7
19354Please respect copyright.PENANAwLOCQjpoQX
“Iya, om. Ma.. maaf ya Om” kata Indun sambil menunduk. Segera dia meluncur pergi lewat halaman samping.
19354Please respect copyright.PENANAx8h2m7lSVb
19354Please respect copyright.PENANAlNvUpV1Fj9
19354Please respect copyright.PENANAZuuvHcF3I6
“Masuk!” suamiku melihat ke arahku dengan suara agak keras.
19354Please respect copyright.PENANAOPq7NzanFo
19354Please respect copyright.PENANArpVf5ZxiuE
19354Please respect copyright.PENANACD8XN0BxGd
Gemetar juga aku mendengar suamiku yang biasanya halus dan mesra padaku. Aduuh, apa yang akan terjadi?bKami berdua masuk ke rumah, aku tercekat tidak bisa mengatakan apa-apa. Tiba-tiba pikiran-pikiran buruk menderaku, jangan-jangan suamiku tak memaafkanku. Ohhh apa yang bisa kulakukan. Di dalam kamar tangisanku pecah. Aku tak berani menatap suamiku. Selama ini aku adalah istri yang setia dan bahagia bersama suamiku, tapi malam ini… tiba-tiba aku merasa sangat kotor dan hina. Agak lama suamiku membiarkanku menangis. Pada akhirnya dia mengelus pundakku.
19354Please respect copyright.PENANAN131K47cYG
19354Please respect copyright.PENANAMQJfihZNQo
19354Please respect copyright.PENANAFlZQHDjRBO
“Sudahlah bu, ini khan kecelakaan.”
19354Please respect copyright.PENANAczJt38Zt5L
19354Please respect copyright.PENANAUKGEBdL73W
19354Please respect copyright.PENANAJv1GFid4HH
Hatiku sangat lega. Aku menatap suamiku, dan mencium bibirnya. Tiba-tiba aku menjadi sangat takut kehilangan dia. Kami berpelukan lama sekali.
19354Please respect copyright.PENANAWCBd6vXYTg
19354Please respect copyright.PENANA4An5Fj2o8Q
19354Please respect copyright.PENANAbSmUl5gj0b
“Tapi mas… kalau aku…… hamil gimana?” tanyaku memberanikan diri.
19354Please respect copyright.PENANAS0wZjP4mRK
19354Please respect copyright.PENANAbNPdwzYWte
19354Please respect copyright.PENANAv8ldZ0HrKL
“Ah.. mana mungkin, dia khan masih ingusan. Dan kalau pun Dik Idah hamil khan gak papa, si Sangga juga sudah siap kalau punya adik lagi”, sanggah suamiku.
19354Please respect copyright.PENANAOG5NJXfYvO
19354Please respect copyright.PENANA2Ph3227GIF
19354Please respect copyright.PENANAVXd8GVjNjv
Jawaban itu sedikit menenangkan hatiku. Akhirnya kami bercinta lagi. Kurasakan suamiku begitu mengebu-gebu mengerjaiku. Apa yang ada di pikirannya, aku tak tahu, padahal dia barusan saja melihat istrinya disetubuhi anak muda. Sampai-sampai aku kelelehan melayani suamiku. Pada orgasme yang ketiga aku menyerah.
19354Please respect copyright.PENANAAYdEQSCL8O
19354Please respect copyright.PENANAVX2FW2wPcQ
19354Please respect copyright.PENANAZXLITqMcFm
“Mas, keluarin di mulutku saja ya… aku tak kuat lagi” bisikku pada orgasme ketigaku ketika kami dalam posisi doggystye.
19354Please respect copyright.PENANAQckegvrq5r
19354Please respect copyright.PENANArVXWn6t4Ua
19354Please respect copyright.PENANAPUd4kkoytd
Suamiku mengeluarkan penisnya dan menyorongkannya ke mulutku. Sambil terbaring aku menyedot-nyedot penis besar itu. Sekitar setengah jam kemudian, mulutku penuh dengan sperma suamiku. Dengan penuh kasih sayang, aku menelan semua cairan kental itu.
19354Please respect copyright.PENANAw8erTWrazk
19354Please respect copyright.PENANA7Br7x7Zn79
19354Please respect copyright.PENANAejQEz3N5G3
###################
19354Please respect copyright.PENANAG7tXz9yXVg
19354Please respect copyright.PENANARNf0SCn8NS
19354Please respect copyright.PENANAa4AKQsqstM
Hari-hari selanjutnya berlalu dengan biasa. Aku dan suamiku tetap dengan kemesraan yang sama. Kami seolah-olah melupakan kejadian malam itu. Hanya saja, Indun belum berani main ke rumah. Agak kangen juga kami dengan anak itu. Sebenarnya rumah kami dekat dengan rumah Indun, tapi aku juga belum berani untuk melihat keadaan anak itu. Hanya saja aku masih sering ketemu ibunya, dan sering iseng-iseng nanya keadaan Indun. Katanya sih dia baik-baik saja hanya sekarang lagi sibuk persiapan mau naik kelas 3 SMP. Seminggu sebelum bulan puasa, Indun datang ke rumah mengantarkan selamatan keluarganya. Wajahnya masih kelihatan malu-malu ketemu aku. Aku sendiri dengan riang menemuinya di depan rumah.
19354Please respect copyright.PENANAWjnvUfYZRe
19354Please respect copyright.PENANA5RRJiSgItG
19354Please respect copyright.PENANAUA7z77vg34
“Hai Ndun, kok kamu jarang main ke rumah?” tanyaku.
19354Please respect copyright.PENANAazuZ0ZvPuR
19354Please respect copyright.PENANAbcGEY8LnWt
19354Please respect copyright.PENANAhGJUQNabDP
“Eh, iya bu. Gak papa kok Bu”, jawabnya sambil tersipu.
19354Please respect copyright.PENANABVU3L0aEOY
19354Please respect copyright.PENANA9japvScclU
19354Please respect copyright.PENANAdZ1dObbYKq
“Bilang ke mamamu, makasih ya”
19354Please respect copyright.PENANAjc5kcjnJm7
19354Please respect copyright.PENANAiCi7nppuWs
19354Please respect copyright.PENANA2CqR1vJQuy
“Iya bu”, jawab Indun dengan canggung. Dia bahkan tak berani menatap wajahku. Entah kenapa aku merasa kangen sekali sama anak itu. Padahal dia jelas masih anak ingusan, dan bukan type-type anak SMP yang populer dan gagah kayak yang jago-jago main basket. Jelas si Indun tidak terlalu gagah, tapi ukuran sedang untuk anak SMP. Hanya badannya memang tinggi.
19354Please respect copyright.PENANAY66ga6PMnw
19354Please respect copyright.PENANAfjhwzpAIBD
19354Please respect copyright.PENANAUUS0sop76h
“Ayo masuk dulu. Aku buatin minum ya” ajakku.
19354Please respect copyright.PENANAGy7Zgxfa9g
19354Please respect copyright.PENANAQElIG1ZgRn
19354Please respect copyright.PENANABg8f0Hbmyl
Indun tampak masih agak malu dan takut untuk masuk rumah kami. Siang itu suamiku masih dinas ke Kulonprogo. Anak-anak juga tidak ada yang di rumah. Kami bercakap-cakap sebentar tentang sekolahnya dan sebagainya. Sekali-kali aku merasa Indun melirik ke badanku. Wah, gak tahu kenapa, aku merasa senang juga diperhatiin sama anak itu badanku. Waktu itu aku mengenakan kaos agak ketat karena barusan ikut kelas yoga bersama ibu-ibu Candra Kirana. Tentunya dadaku terlihat sangat menonjol. Akhirnya tidak begitu lama, Indun pamit pulang. Dia kelihatan lega sikapku padanya tidak berubah setelah kejadian malam itu.
19354Please respect copyright.PENANA11dMfrQ4aW
19354Please respect copyright.PENANAzHx32iJpiG
19354Please respect copyright.PENANAkLqjfvl6X1
Hingga pada bulan selanjutnya aku tiba-tiba gelisah. Sudah hampir lewat dua minggu aku belum datang bulan. Tentu saja kejadian waktu itu membuatku bertambah panik. Gimana kalau benar-benar jadi? Aku belum berani bilang pada Mas Prasojo. Untuk melakukan test saja aku sangat takut. Takutnya kalau positif.
19354Please respect copyright.PENANAsiNIxOiNmF
19354Please respect copyright.PENANAGvu9rx3GJB
19354Please respect copyright.PENANAybBGkXzCtW
Hingga pada suatu pagi aku melakukan test kehamilan di kamar mandi. Dan, deg! Hatiku seperti mau copot. Lembaran kecil itu menunjukkan kalau aku positif hamil!!! Oh Tuhan!
19354Please respect copyright.PENANAz4hf05PuX9
19354Please respect copyright.PENANA0XMhQY4M78
19354Please respect copyright.PENANAkfZkuxFoIx
Aku benar-benar kaget dan tak percaya. Jelas ini bukan anak suamiku. Kami selalu bercinta dengan aman. Dan jelas sesuai dengan waktu kejadian, ini adalah anak Indun, si anak SMP yang belum cukup umur. Aku benar-benar bingung. Seharian aku tidak dapat berkonsentrasi. Pikiranku berkecamuk tidak karuan. Bukan saja karena aku tidak siap untuk punya anak lagi, tapi juga bagaimana reaksi suamiku, bahwa aku hamil dari laki-laki lain. Itulah yang paling membuatku bingung.
19354Please respect copyright.PENANACNmEwFmklZ
19354Please respect copyright.PENANAlZVTFpc05u
19354Please respect copyright.PENANAH4JYW6CCbI
Hari itu aku belum berani untuk memberi tahu suamiku. Dua hari berikutnya, justru suamiku yang merasakan perbedaan sikapku.
19354Please respect copyright.PENANAhCWcgEPRXe
19354Please respect copyright.PENANAsPQ3qq4xxq
19354Please respect copyright.PENANAOIBoUacNAY
“Dik Lani, ada apa? Kok sepertinya kurang sehat?” tanyanya penuh perhatian.
19354Please respect copyright.PENANACmXUL8EM3T
19354Please respect copyright.PENANACy1MSv5VsY
19354Please respect copyright.PENANAH3Ogs4n8rF
Waktu itu kami sedang tidur bedua. Aku tidak bisa mengeluarkan kata-kata. Yang kulakukan hanya memeluk suamiku erat-erat. Suamiku membalas pelukanku.
19354Please respect copyright.PENANAwt82i7ksur
19354Please respect copyright.PENANANBmcsdCdQy
19354Please respect copyright.PENANAQMx0YoUlQs
“Ada apa sayang?” tanyanya.
19354Please respect copyright.PENANAQFGp646s2E
19354Please respect copyright.PENANArK4TGJHVnA
19354Please respect copyright.PENANAAbOcNJLJy0
Badan kekarnya memelukku mesra. Aku selalu merasa tenang dalam pelukan laki-laki perkasa itu. Aku tidak berani menjawab. Suamiku memegang mukaku, dan menghadapkan ke mukanya. Sepertinya dia menyadari apa yang terjadi. Sambil menatap mataku, dia bertanya, “benarkah?”
19354Please respect copyright.PENANAm72p4gVVis
19354Please respect copyright.PENANAot15xNUnLO
19354Please respect copyright.PENANAmNcHWmVmfW
Aku mengangguk pelan sambil menagis, “aku hamil, mas…”
19354Please respect copyright.PENANAjgvBTA50JK
19354Please respect copyright.PENANAEv8tC4jxji
19354Please respect copyright.PENANAlIyP1RRGo8
Jelas suamiku juga kaget. Dia diam saja sambil tetap memelukku. Lalu dia menjawab singkat’
19354Please respect copyright.PENANAH1AvcveMg6
19354Please respect copyright.PENANAESe1O8z6nB
19354Please respect copyright.PENANAy7eXhsgwEC
“besok kita ke dokter Merlin”. Aku mengangguk, lalu kami saling berpelukan sampai pagi tiba.
19354Please respect copyright.PENANA183QNjVEPw
19354Please respect copyright.PENANAA9S1zZwDmI
19354Please respect copyright.PENANAyxiJAcRnu3
Hari selanjut sore-sore kami berdua menemui dokter Merlin. Setelah dilakukan test, dokter cantik itu memberi selamat pada kami berdua.
19354Please respect copyright.PENANA5IxA78i0Ep
19354Please respect copyright.PENANAZfwCe9pKPm
19354Please respect copyright.PENANAYX7BzXePCD
“Selamat, Pak dan Bu Prasojo. Anda akan mendapatkan anak ketiga”, kata dokter itu riang.
19354Please respect copyright.PENANAZYgfFdjTgw
19354Please respect copyright.PENANAouNA0mYhW7
19354Please respect copyright.PENANA674hWQ7RN0
Kami mengucapkan terimakasih atas ucapan itu, dan sepanjang jalan pulang tidak berkata sepatah kata pun. Setelah itu, suamiku tidak menyinggung masalah itu, bahkan dia memberi tahu pada anak-anak kalau mereka akan punya adik baru. Anak-anak ternyata senang juga, karena sudah lama tidak ada anak kecil di rumah. Bagi mereka, adik kecil akan menyemarakkan rumah yang sekarang sudah tidak lagi ada suara anak kecilnya.
19354Please respect copyright.PENANAPWGXSjKhnp
19354Please respect copyright.PENANAnPk4J8hGhE
19354Please respect copyright.PENANAy2xvQlCeiD
Malamnya, setelah tahu aku hamil, suamiku justru menyetubuhiku dengan ganas. Aku tidak tahu apakah dia ingin agar anak itu gugur atau karena dia merasa sangat bernafsu padaku. Yang jelas aku menyambutnya dengan tak kalah bernafsu. Bahkan kami baru tidur menjelang jam 3 dini hari setelah sepanjang malam kami bergelut di kasur kami. Aku tidak tahu lagi bagaimana wujud mukaku malam itu, karena sepanjang malam mulutku disodok-sodok penis suamiku, dan dipenuhi oleh muncratan spermanya yang sampai tiga kali membasahi muka dan mulutku. Aku hampir tidak bisa bangun pagi harinya, karena seluruh tubuhku seperti remuk dikerjain suamiku. Untungnya esok harinya hari libur, jadi aku tidak harus buru-buru menyiapkan sekolah anak-anak.
19354Please respect copyright.PENANAvdcK4Y15yf
19354Please respect copyright.PENANAz6tuNoFvAt
19354Please respect copyright.PENANAkfGJqziqSb
Hari-hari selanjutnya berlalu dengan luar biasa. Suamiku bertambah hot setiap malam. Aku juga selalu merasa horny. Wah, beruntung juga kalau semua ibu-ibu ngidamnya penis suami seperti kehamilanku kali ini. Hamil kali ini betul-betul beda dengan kehamilanku sebelumnya, yang biasanya pakai ngidam gak karuan. Hamil kali ini justru aku merasa sangat santai dan bernafsu birahi tinggi. Setiap malam vaginaku terasa senut-senut, ada atau tak ada suamiku. Kalau pas ada enak, aku tinggal naik dan goyang-goyang pinggang. Kalau pas gak ada aku yang sering kebingungan, dan mencari-cari di internet film-film porno. Sudah itu pasti aku mainin pakai pisang, yang jadi langgananku di pasar setiap pagi, hehehe. Yang jadi masalah, adalah perlukah aku memberi tahu si Indun bahwa aku hamil dari benihnya? Aku tidak berani bertanya pada suamiku. Dia mendukung kehamilanku saja sudah sangat membahagiakanku. Aku menjadi bahagia dengan kehamilan ini. Di luar dugaanku, ternyata kami sekeluarga sudah siap menyambut anggota baru keluarga kami. Itulah hal yang sangat aku syukuri.
19354Please respect copyright.PENANAevBt8bwrks
19354Please respect copyright.PENANA4BHW5FMvA1
19354Please respect copyright.PENANABD8wF1JM4x
Pas bulan puasa, tiba-tiba suamiku melakukan sesuatu yang mengherankanku. Dia mengajak Indun untuk membantu bersih-bersih rumah kami. Tentu saja aku senang, karena suamiku sudah bisa menerima kejadian waktu itu. Aku senang melihat mereka berdua bergotong-royong membersihkan halaman dan rumah. Indun dan Mas Prasojo nampak sudah bersikap biasa sebagaimana sebelum kejadian malam itu. Bahkan sesekali Indun kembali menginap di gazebo kami, karena kami merasa sepi juga tanpa kehadiran anak-anak. Si Rika semakin sibuk dengan urusan kampusnya, sementara si Sangga hanya pada malam hari saja menunjukkan mukanya di rumah. Semenjak itu, suasana di rumah kami menjadi kembali seperti sediakala. Tetap saja gazebo depan rumah sering ramai dikunjungi orang. Cuma sekarang Indun tidak pernah lagi menginap di sana. Mungkin karena hampir ujian, jadi dia harus banyak belajar di rumah. Beberapa bulan kemudian, tubuhku mulai berubah. Perutku mulai terlihat membuncit. Kedua payudara membesar. Memang kalau hamil, aku selalu mengalami pembengkakan pada kedua payudaraku. Hormonku membuatku selalu bernafsu. Mas Prasojo pun seolah-olah ikut mengalami perubahan hormon. Nafsu seksnya semakin menggebu melihat perubahan di tubuhku. Kalau pas di rumah, setiap malam kami bertempur habis-habisan. Gawatnya, payudaraku yang memang sebelumnya sudah besar menjadi bertambah besar. Semua bra yang kucoba sudah tidak muat lagi, padahal bra yang kupakai adalah ukuran terbesar yang ada di toko. Kata yang jual, aku harus pesan dulu untuk membeli bra yang pas di ukuran dadaku sekarang. Akhirnya aku nekat kalau di rumah jarang memakai bra. Kecuali kalau keluar, itupun aku menjadi tersiksa karena pembengkakan payudaraku.
19354Please respect copyright.PENANAR4utixA4rv
19354Please respect copyright.PENANAN6Y2bxhSjj
19354Please respect copyright.PENANAIHKvmcmke5
Aku menjadi seperti mesin seks. Dadaku besar, dan pantatku membusung. Seolah tak pernah puas dengan bercinta setiap malam. Suamiku mengimbangiku dengan nafsunya yang juga bertambah besar. Indun akhirnya tahu juga kehamilanku. Dia sering curi-curi pandang melihat perutku yang mulai membuncit. Aku tidak tahu, apakah dia sadar, kalau anak dalam kandunganku adalah hasil dari perbuatannya. Yang jelas, Indun menjadi sangat perhatian padaku. Setiap sore dia ke rumah untuk membantu apa saja. Bahkan di malam hari pun dia masih di rumah sambil sekali-kali meneruskan program mengaji anak-anakku.
19354Please respect copyright.PENANA1pHfPbNEzF
19354Please respect copyright.PENANAVP9Omt8c1q
19354Please respect copyright.PENANAPEJdAQr4OX
Pada suatu malam, Mas Prasojo harus pergi dinas ke luar kota. Malam itu kami membiarkan Indun sampai malam di rumah kami, sambil menjaga menjaga rumah. Aku harus ikut pengajian dengan ibu-ibu kampung. Jam setengah 10 malam aku baru pulang. Sampai di rumah, aku lihat Indun masih mengerjakan tugas sekolahnya di ruang tamu.
19354Please respect copyright.PENANAiWZwmcLsA1
19354Please respect copyright.PENANABXOcBzxVsc
19354Please respect copyright.PENANA32L4GOlHwd
“Ndun, Sangga sudah pulang?” tanyaku sambil menaruh payung, karena malam itu hujan cukup deras.
19354Please respect copyright.PENANAkheeQjE6Dt
19354Please respect copyright.PENANAvaYxDBktV3
19354Please respect copyright.PENANAqrcmHYHmKQ
“Belum, Bu”
19354Please respect copyright.PENANAWTr1DnHLw8
19354Please respect copyright.PENANAbLdtTMlaLL
19354Please respect copyright.PENANA7f01LbpvNs
Aku lalu menelpon anak itu. Ternyata dia sedang mengerjakan tugas di rumah temannya. Aku percaya dengan Sangga, karena anak itu tidak seperti anak-anak yang suka hura-hura. Dia tipe anak yang sangat serius dalam belajar. Apalagi sekolahnya adalah sekolah teladan di kota kami. Jadi kubiarkan saja dia menginap di rumah temannya itu.
19354Please respect copyright.PENANAgucPztzjH9
19354Please respect copyright.PENANAhPvBc17zfC
19354Please respect copyright.PENANAuN2TmjPQPb
Aku lalu berkata ke Indun, “Kamu nginap sini aja ya, aku takut nih, hujan deres banget dan Mas Prasojo gak pulang malam ini”.
19354Please respect copyright.PENANA0hMmrM5LzR
19354Please respect copyright.PENANA8SZzYbAHWA
19354Please respect copyright.PENANAcSOo02JZlP
Memang aku selalu gak enak hati kalau cuaca buruk tanpa mas Prasojo. Takutnya kalau ada angin besar dan lampu mati. Apalagi kami sudah tidak ada lagi masalah dengan kejadian waktu itu.
19354Please respect copyright.PENANAfoqWSYbaus
19354Please respect copyright.PENANAZQvRuYDSAb
19354Please respect copyright.PENANAByh4KeLsZo
“Iya bu, sekalian aku ngerjain tugas di sini”, jawab Indun.
19354Please respect copyright.PENANADZLbFo7DBP
19354Please respect copyright.PENANAdGZ4HAE0SB
19354Please respect copyright.PENANAnyUz1Fy2bH
Aku melepas kerudungku dan duduk di depan tivi di ruang keluarga. Agak malas juga aku ganti daster, dan juga ada si Indun, gak enak kalau dia nanti keingat kejadian dulu. Sambil masih tetap pakai baju muslim panjang aku menyelonjorkan kakiku di sofa, sementara si Indun masih sibuk mengerjakan kalukulus di ruang tamu. Bajuku baju panjang terusan. Agak gerah juga karena baju panjang itu, akhirnya aku masuk kamar dan melepas bra yang menyiksa payudara bengkakku. Aku juga melepas cd ku karena lembab yang luar biasa di celah vaginaku. Maklum ibu hamil. Kalau kalian lihat aku malam itu mungkin kalian juga bakalan nafsu deh, soalnya walaupun pakai baju panjang, tapi seluruh lekuk tubuhku pada keliatan, karena pantat dan payudaraku membesar. Acara tivi gak ada yang menarik. Akhirnya aku ingat untuk membuatkan Indun minuman. Sambil membawa kopi ke ruang tamu aku duduk menemani anak itu.
19354Please respect copyright.PENANAIQvBlxOepX
19354Please respect copyright.PENANAoOJbaRw8Vw
19354Please respect copyright.PENANAcNGqPdKlYG
“Wah, makasih , Bu. Kok repot-repot” katanya sungkan.
19354Please respect copyright.PENANA4Q39x4ybxP
19354Please respect copyright.PENANAaMhyDihC0M
19354Please respect copyright.PENANAyECmWnuoMF
“Gak papa, kok”
19354Please respect copyright.PENANAOEch9dxyFy
19354Please respect copyright.PENANAI1viDfzTFR
19354Please respect copyright.PENANAMQ9mSoQQfB
Aku duduk di depannya sambil tak sengaja mengelus perutku.
19354Please respect copyright.PENANA7N4IWNasuT
19354Please respect copyright.PENANAwcecAqLV2t
19354Please respect copyright.PENANADn77FER0Ev
Indun malu-malu melihat perutku.
19354Please respect copyright.PENANA5I9M7pyWLE
19354Please respect copyright.PENANA02DXJfJSvS
19354Please respect copyright.PENANAjWfYyAT60o
“Bu, udah berapa bulan ya?” tanyanya kemudian, sambil meletakkan penanya.
19354Please respect copyright.PENANAEkLwI6HABD
19354Please respect copyright.PENANAqSyooS82X2
19354Please respect copyright.PENANAdZMsTFSsoH
“Menurutmu berapa bulan? Masak nggak tahu?” tanyaku iseng menggodanya.
19354Please respect copyright.PENANAKqPv5yRmy0
19354Please respect copyright.PENANAV6nsqPCeoY
19354Please respect copyright.PENANAZ5CACsh790
Tiba-tiba mukanya memerah. Indun lalu menunduk malu.
19354Please respect copyright.PENANAvK5kAHEI4C
19354Please respect copyright.PENANAhd3jLeWYDf
19354Please respect copyright.PENANAniWwUM7Q8U
“Ya nggak tahu bu… Kok saya bisa tahu darimana?” jawabnya tersipu.
19354Please respect copyright.PENANAzg5r9MqmdG
19354Please respect copyright.PENANAMQxhEwOEzH
19354Please respect copyright.PENANAwKxE7atpdM
Tiba-tiba aku sangat ingin memberi tahunya, kabar gembira yang sewajarnya juga dirasakan oleh bapak kandung dari anak dalam kandunganku. Dengan santai aku menjawab, “Lha bapaknya masak gak tahu umur anaknya?”
19354Please respect copyright.PENANA8d9SWectjK
19354Please respect copyright.PENANA0l23NUpSXU
19354Please respect copyright.PENANA4A4Ya7kA6o
Indun kaget, gak menyangka aku akan menjawab sejelas itu. Dia jelas gelagapan. Hehehe. Apa yang kau harap dari seorang anak ingusan yang tiba-tiba akan menjadi bapak.
19354Please respect copyright.PENANAIrQzLxutt1
19354Please respect copyright.PENANA1sJANptRcm
19354Please respect copyright.PENANAMFPeFOeddC
Wajahnya melongo melihatku takut-takut. Dia tidak tahu akan menjawab apa. Aku jadi tambah ingin menggodanya.
19354Please respect copyright.PENANAhJdWFzUfPX
19354Please respect copyright.PENANAWwvbNmOaUJ
19354Please respect copyright.PENANA7kpGq6YZt1
“Kamu sih, bapak yang gak bertanggung jawab. Sudah menghamili pura-pura tidak tahu lagi”, kataku sambil melirik menggodanya.
19354Please respect copyright.PENANARA9Ymmt5JC
19354Please respect copyright.PENANAKFfC1HpnsY
19354Please respect copyright.PENANAvigxUrxa2U
Aku mengelus-elus perutku. Geli juga lihat wajah Indun saat itu. Antara kaget dan bingung serta perasaan-perasaan yang tidak dimengertinya.
19354Please respect copyright.PENANAFbdNDpAcoG
19354Please respect copyright.PENANA97gjCSK5gK
19354Please respect copyright.PENANA55IlPEJNn1
“Aku… eeeee… maaf Bu… aku tidak tahu…” Indun menyeka keringat dingin di dahinya.
19354Please respect copyright.PENANAfdLfhMVDM3
19354Please respect copyright.PENANAazzncj09yu
19354Please respect copyright.PENANAaSqVp4zaHi
“Memangnya kamu tidak suka anak dalam perutku ini anakmu?” tanyaku.
19354Please respect copyright.PENANAuQmVJpQrtK
19354Please respect copyright.PENANAoVoNkoRwoo
19354Please respect copyright.PENANAKkMxW6ZS9e
“Eh… aku suka banget Bu.. Aku seneng…” Indun benar-benar kalut.
19354Please respect copyright.PENANAbTFAHg5LcQ
19354Please respect copyright.PENANAQyJbJAaula
19354Please respect copyright.PENANA0cfpZbEO6O
“Ya udah, kalau benar-benar seneng, sini kamu rasakan gerakannya” kataku manja sambil mengelus perutku.
19354Please respect copyright.PENANAVd5BS9nJT3
19354Please respect copyright.PENANAipZevWoyad
19354Please respect copyright.PENANAjz9SDAzXI2
“Boleh Bu? Aku pegang..?” tanyanya kawatir.
19354Please respect copyright.PENANAYAguXaoRfZ
19354Please respect copyright.PENANAuUoB7jRJ0N
19354Please respect copyright.PENANAzx8WcSgXKE
“Ya, sini, kamu rasakan aja. Biar kalian dekat” perutku terlihat sangat membuncit karena baju muslim yang kupakai hampir tidak muat menyembunyikan bengkaknya. Indun bergeser dan duduk di sebelahku. Matanya menunduk melihat ke perutku. Takut-takut tangannya menuju ke perutku. Dengan tenang kupegang tangan itu dan kudaratkan ke bukit di perutku. Sebenarnya aku berbohong, karena umur begitu gerakan bayi belum terasa, tapi Indun mana tahu. Dengan hati-hati dia meletakkan telapaknya di perutku.
19354Please respect copyright.PENANAvzMnKzqecW
19354Please respect copyright.PENANAcjjNR2OE26
19354Please respect copyright.PENANAYFyjeRWsIB
“Maaf ya bu”, ijinnya. Aku membiarkan telapaknya menempel ketat di perutku. Dia diam seolah-olah mencoba mendengar apa yang ada di dalam rahimku. Aku merasa senang sekali karena biar bagaimanapun anak ingusan ini adalah bapak dari anak dalam kandunganku.
19354Please respect copyright.PENANASY1mkXrlYJ
19354Please respect copyright.PENANAbvzOAG0brA
19354Please respect copyright.PENANA72k7UGPQwh
“Kamu suka punya anak?” tanyaku.
19354Please respect copyright.PENANAiS7tmyT3gy
19354Please respect copyright.PENANAZvkp4ihmG3
19354Please respect copyright.PENANAeXjL3YfoAD
“Aku suka sekali, Bu, punya anak dari Ibu. Ohh.. Bu. Maafkan saya ya Bu” jawab Indun hampir tak kedengaran. Tangannya gemetar di atas perutku.
19354Please respect copyright.PENANAKsi04a6mUb
19354Please respect copyright.PENANAF7Q4GrOVbZ
19354Please respect copyright.PENANAoy9pLrWl8u
Indun terlihat sangat kebingungan, tak tahu harus berbuat apa. Aku juga ikut bingung, dengan perasaan campur aduk. Antara bahagia, bingung, geli, dan macam-macam rasa gak jelas. Tiba-tiba dadaku berdebar-debar menatap anak muda itu. Anak itu sendiri masih takut-takut melihat mukaku. Kami berdua tiba-tiba terdiam tanpa tahu harus melakukan apa. Tangan Indun terdiam di atas perutku.
19354Please respect copyright.PENANAfc6KhEb4mx
19354Please respect copyright.PENANAz9H7AYE322
19354Please respect copyright.PENANAOG01Xa5Jyl
“Ndun, kamu gimana perasaanmu lihat ibu-ibu yang lagi bengkak-bengkak kayak aku?” tanyaku memecah kesunyian.
19354Please respect copyright.PENANAGUiVmLI17e
19354Please respect copyright.PENANATvBfZTDmpK
19354Please respect copyright.PENANAW9krgHwmSd
“Saya suka sekali sama Ibu……” jawabnya.
19354Please respect copyright.PENANAfAQML0GQZD
19354Please respect copyright.PENANAESFvWBcKoK
19354Please respect copyright.PENANAyBzfAMOlDV
“Kenapa?”
19354Please respect copyright.PENANAJdh2b0d1G2
19354Please respect copyright.PENANAMrSZSPvSIk
19354Please respect copyright.PENANAjAxHjrbMKv
“Ibu cantik..” jawabnya dengan muka memerah.
19354Please respect copyright.PENANAUR5xf9l47C
19354Please respect copyright.PENANARiWXwecAfq
19354Please respect copyright.PENANA2cqXkS8OTr
“Ihh.. cantik dari mana? Aku khan udah tua dan lagian sekarang badanku kayak gini..” jawabku.
19354Please respect copyright.PENANANyRVdnAD56
19354Please respect copyright.PENANAdaE7YyWdVV
19354Please respect copyright.PENANA6aM3pWoNVN
Indun mengangkat wajahnya pelan menatapku, malu-malu.
19354Please respect copyright.PENANAvXWaLijPa9
19354Please respect copyright.PENANAIbjD9JbtfW
19354Please respect copyright.PENANA9eAC1nQtc6
“Gak kok, Ibu tetep cantik banget…” jawabnya pelan. Tangannya mulai mengelus-elus perutku. Aku merasa geli, yang tiba-tiba jadi sedikit horny. Apalagi tadi malam Mas Prasojo belum sempat menyetubuhiku.
19354Please respect copyright.PENANAr31ItG60XE
19354Please respect copyright.PENANAHXzGPlmemM
19354Please respect copyright.PENANAgsWM5tSm5T
“Kok waktu itu kamu tegang ngintip aku sama Mas Prasojo?” tanyaku manja. Mukaku memerah. Aku benar-benar bernafsu. Aneh juga, anak kecil ini pun sekarang membuatku pengen disetubuhi. Apa yang salah dengan tubuhku?
19354Please respect copyright.PENANA1FDQAiPWh7
19354Please respect copyright.PENANAZ6mQbQODHK
19354Please respect copyright.PENANAIdzvAE1AB0
“Aku nafsu lihat badan Ibu…” kali ini Indun menatap wajahku.
19354Please respect copyright.PENANApD5ILhwn3U
19354Please respect copyright.PENANAYEHGEKXXiv
19354Please respect copyright.PENANAEGedl1Vpni
Mukanya merah. Jelas dia bernafsu. Aku tahu banget muka laki-laki yang nafsu lihat aku.
19354Please respect copyright.PENANAgq6RCaNXxU
19354Please respect copyright.PENANAp4Dfpwks1c
19354Please respect copyright.PENANAwUx7H3ZVd6
“Kalau sekarang? Masa masih nafsu juga, aku khan sudah membukit kayak gini..”
19354Please respect copyright.PENANAANYGq3ePP0
19354Please respect copyright.PENANASzK7KUvtyI
19354Please respect copyright.PENANAluMApqLFOa
Indun belingsatan.
19354Please respect copyright.PENANAQf0KFVPvfW
19354Please respect copyright.PENANAwCUURZGeXD
19354Please respect copyright.PENANA8qiyWadmNn
“Sekarang iya..” jawabnya sambil membetulkan celananya.
19354Please respect copyright.PENANAsx8obXXxnH
19354Please respect copyright.PENANAEEGQSnkt1B
19354Please respect copyright.PENANAvvRMSLhGvC
“Idiiih…. Mana coba lihat?” godaku.
19354Please respect copyright.PENANAg9Ojoa9JE9
19354Please respect copyright.PENANAA7Zhh1r3Zq
19354Please respect copyright.PENANAXUvc98hcq6
Indun makin berani. Tangannya gemetar membuka celananya. Dari dalam celananya tersembul keluar sebatang penis jauh lebih kecil dari punya suamiku. Yang jelas, penis itu sudah sangat tegang.
19354Please respect copyright.PENANAx4sPnyTego
19354Please respect copyright.PENANAyefZNpHVAe
19354Please respect copyright.PENANA3LF3JiVTmm
“Wah, kok sudah tegang banget. Pengen nengok anakmu ya?” godaku.
19354Please respect copyright.PENANAfk4MNDXp07
19354Please respect copyright.PENANAsmmSqj5FXT
19354Please respect copyright.PENANAvlRFaMEvtF
Indun sudah menurunkan semua celananya. Tapi dia tidak tahu harus melakukan apa. Lucu lihat batang kecil itu tegak menantang. Aku sudah sangat horny. Vaginaku sudah mulai basah. Tak tahu kenapa bisa senafsu itu dekat dengan anak SMP ini. Dengan gemes, aku pegang penis Indun.
19354Please respect copyright.PENANAeeciHJPmEu
19354Please respect copyright.PENANAR3RpZkbvY1
19354Please respect copyright.PENANAq7U7cT0q7p
“Mau dimasukin lagi?” tanyaku gemetar.
19354Please respect copyright.PENANAyDWi5hbJPa
19354Please respect copyright.PENANARfvY47qMIK
19354Please respect copyright.PENANAUYrPmaY2EJ
“Iya bu.. Mau banget”
19354Please respect copyright.PENANAgF00mbyKug
19354Please respect copyright.PENANAeEC9G7QKKQ
19354Please respect copyright.PENANAMK3y4OmSGE
Tanpa menunggu lagi aku menaikkan baju panjangku dan mengangkangkan kakiku. Segera vaginaku terpampang jelas di depan Indun. Rambut hitam vaginaku serasa sangat kontras dengan kulit putihku.
19354Please respect copyright.PENANAWw9UV673ao
19354Please respect copyright.PENANAHagYgdoFOX
19354Please respect copyright.PENANAPuKwvJg9yW
Segera kubimbing penis anak itu ke dalam lobang vaginaku. Indun mengerang pelan, matanya terbeliak melihat penisnya pelan-pelan masuk ditelan vaginaku.
19354Please respect copyright.PENANAzuv6TCPrv3
19354Please respect copyright.PENANAy7YE9E2k9m
19354Please respect copyright.PENANAj1pHjTi3rl
“Ohhhh…… Buuu…..” desisnya.
19354Please respect copyright.PENANAiMxvXMc9CI
19354Please respect copyright.PENANAJqXaVeYJKN
19354Please respect copyright.PENANA8dGZughZCs
Bless, segera penis itu masuk seluruhnya dalam lobang vaginaku. Aku sendiri merasakan kenikmatan yang aneh. Entah kenapa, aku sangat ingin mengisi lobangku dengan batang itu.
19354Please respect copyright.PENANAg7jJ5loKd3
19354Please respect copyright.PENANAEcPQS5mKWh
19354Please respect copyright.PENANAVMTlhkF1uE
“Diemin dulu di dalam sebentar, biar kamu gak cepat keluar”, perintahku.
19354Please respect copyright.PENANAZ2g1hHrzQN
19354Please respect copyright.PENANAul5iDtSkmq
19354Please respect copyright.PENANAzcttQOmPUX
“Iiiiiyaaa, Bu..” erangnya. Indun mendongakkan kepalanya menahan kenikmatan yang luar biasa baginya. Sengaja pelan-pelan kuremas penis itu dengan vaginaku, sambil kulihat reaksinya.
19354Please respect copyright.PENANAyJ483ZTGY2
19354Please respect copyright.PENANAtiC5TOucPl
19354Please respect copyright.PENANAPHw6ZstBQz
“Ohhh…” Indun mengerang sambil mendongak ke atas.
19354Please respect copyright.PENANAm1biUA1gqq
19354Please respect copyright.PENANAWL1mIG3nT1
19354Please respect copyright.PENANA7utqyFtjy4
Kubiarkan dia merasakan sensasi itu. Pelan-pelan tanganku meremas pantatnya. Indun menunduk menatap wajahku di bawahnya. Pelan-pelan dia mulai bisa mengendalikan dirinya. Tampak nafasnya mulai agak teratur. Kupegang leher anak itu, dan kuturunkan mukanya. Muka kami semakin berdekatan. Bibirku lalu mencium bibirnya. Kamu berdua melenguh, lalu saling mengulum dan bermain lidah. Tangannya meremas dadaku. Aku merasakan kenikmatan yang tiada tara. Segera kuangkat sedikit pantatku untuk merasakan seluruh batang itu semakin ambles ke dalam vaginaku.
19354Please respect copyright.PENANAXrHGCVclWX
19354Please respect copyright.PENANAcIATEieMXd
19354Please respect copyright.PENANA4OqPVJJMYh
“Ndun, ayo gerakin maju mundur pelan-pelan..” perintahku.
19354Please respect copyright.PENANAuvsy7BBrpx
19354Please respect copyright.PENANAbxpRvtEeRW
19354Please respect copyright.PENANAsyK7P74bkw
Indun mulai memaju mundurkan pantatnya. Penisnya walaupun kecil, kalau sudah keras begitu nikmat sekali dalam vaginaku. Aku mengerang-erang sekarang. Vaginaku sudah basah sekali. Banjir mengalir sampai ke pantatku, bahkan mengenai sofa ruang tamu.
19354Please respect copyright.PENANAjkldG7I0FO
19354Please respect copyright.PENANAGHfN4KHBlp
19354Please respect copyright.PENANAB9rxVkxnuQ
Aku mengarahkan tangan Indun untuk meremas-remas payudaraku lagi. Dengan hati-hati dia berusaha tidak mengenai perutku, karena takut kandunganku. Ohhh… aku sudah sangat nafsuu… sekitar 15 menit Indun memaju mundurkan pantatnya. Tidak mengira dia sekarang sekuat itu. Mungkin dulu dia panik dan belum terbiasa. Aku tiba-tiba merasakan orgasme yang luar biasa.
19354Please respect copyright.PENANAYpcCgJqztG
19354Please respect copyright.PENANAjOUKsrPCyI
19354Please respect copyright.PENANAPLGSBCDAVA
“Ohhhh…” teriakku. Tubuhku melengkung ke atas. Indun terdiam dengan tetap menancapkan penisnya dalam lobangku. “Aku sampai, Ndunnnn……” aku terengah-engah.
19354Please respect copyright.PENANAoPGBysnHE5
19354Please respect copyright.PENANAfGkLrhzZMz
19354Please respect copyright.PENANAn6aSvdsgMt
Sambil tetap membiarkan penisnya di dalam vaginaku, aku memeluk ABG itu. Badannya penuh keringat. Kami terdiam selama berepa menit sambil berpelukan. Penis Indun masih keras dan tegang di dalam vaginaku.
19354Please respect copyright.PENANAgftr61gVdp
19354Please respect copyright.PENANAyHwVZj7tAC
19354Please respect copyright.PENANAIt1lIoEKcZ
“Ndun, pindah kamar yuk”, ajakku.
19354Please respect copyright.PENANAE68mX0y2b2
19354Please respect copyright.PENANA8FWFO9iUCx
19354Please respect copyright.PENANAuoqSgaDwKD
Indun mengangguk. Dicabutnya penisnya dan berdiri di depanku. Aku ikut berdiri gemetar karena dampak orgasme yang mengebu barusan. Kemudian aku membimbing tangan anak itu membawanya ke kamarku. Di kamar aku meminta dia melepaskan bajuku, karena agak repot melepas baju ini. Di depan pemuda itu aku kini telanjang bulat. Indun juga melepas bajunya. Sekarang kami berdua telanjang dan saling berpelukan. Aku lihat penisnya masih tegak mengacung ke atas. Aku rebahkan pemuda itu di kasurku. Lalu aku naik ke atas dan kembali memasukkan penisnya ke vaginaku. Kali ini aku yang menggenjotnya maju mundur. Tangan Indun meremas-remas susuku. Ohh, nikmat sekali. Penis kecil itu benar-benar hebat. Dia berdiri tegak terus tanpa mengendor seidkit pun. Aku sengaja memutar-mutar pantatku supaya penis itu cepat muncrat. Tapi tetap saja posisinya sama. Aku kembali orgasme, bahkan sampai dua kali lagi. Orgasme ketiga aku sudah kelelahan yang luar biasa. Aku peluk pemuda itu dan kupegang penisnya yang masih tegak mengacung. Kami berpelukan di tengah ranjang yang biasa kupakai bercinta dengan suamiku.
19354Please respect copyright.PENANAckbRHYMFhh
19354Please respect copyright.PENANAvhLyUQZ3rI
19354Please respect copyright.PENANAUGJw6YKCg4
“Aduuuh, Ndun.. kamu kuat juga ya. Kamu masih belum keluar ya?”
19354Please respect copyright.PENANAcJftn9QYWa
19354Please respect copyright.PENANAo3LuksTUEE
19354Please respect copyright.PENANAmL4VtsAsyJ
“Gak papa Bu…” jawabnya pelan.
19354Please respect copyright.PENANA5cwuppSR9g
19354Please respect copyright.PENANAqiPugbPmeu
19354Please respect copyright.PENANAArpJThKWh0
Tiba-tiba aku punya ide untuk membantu Indun. Kuraih batang kecil itu dan kembali kumasukkan dalam vaginaku. Kali ini kami saling berpelukan sambil berbaring bersisian.
19354Please respect copyright.PENANA2YDIknP0XH
19354Please respect copyright.PENANAjS8IuHKf7I
19354Please respect copyright.PENANA3yIV2nevGg
“Ndun, Ibu udah lelah banget. Batangmu dibiarin aja ya di dalam, sampai kamu keluar…” bisikku.
19354Please respect copyright.PENANAV6i4LPfjfQ
19354Please respect copyright.PENANAhHAP8i9AVB
19354Please respect copyright.PENANApgGJmoaoyE
Indun mengangguk. Kami kembali berpelukan bagai sepasang kekasih. Vaginaku berkedut-kedut menerima batang itu. Kubiarkan banjir mengalir membasahi vaginaku, Indun juga membiarkan penisnya tersimpan rapi dalam vaginaku. Karena kelelahan aku tertidur dengan penis dalam vaginaku. Gak tahu berapa jam aku tertidur dengan penis masih dalam vaginaku, ketika jam 1 malam tiba hpku menerima sms. Aku terbangun dan melihat Indun masih menatap wajahku sambil membiarkan penisnya diam dalam lobangku.
19354Please respect copyright.PENANAp0OPW6ASSM
19354Please respect copyright.PENANArkvNdtOEb7
19354Please respect copyright.PENANArTcdJHexdh
“Aduh, Ndun. Kamu belum bisa bobok? Aduuuh, soriiii ya…” kataku sambil meremas penisnya dengan vaginaku.
19354Please respect copyright.PENANAW5af6YlshH
19354Please respect copyright.PENANAQ9ZqiuVDhq
19354Please respect copyright.PENANA7Ncs23exAW
“Gak papa kok, Bu. Aku seneng banget di dalam..” kata Indun.
19354Please respect copyright.PENANAm3VMsQxwTT
19354Please respect copyright.PENANAxjItiMU2k6
19354Please respect copyright.PENANAaLn5ZfWAs0
Tanpa merubah posisi aku meraih hpku di meja samping ranjang. Kubuka sms, ternyata dari Mas Prasojo: “Hai Say, udah bobok? Kalau blum aku pengen telp”.
19354Please respect copyright.PENANAKG1EAP4iJI
19354Please respect copyright.PENANA9g1xupbWhE
19354Please respect copyright.PENANAZOC65KOwkS
Aku segera balas: “Baru terbangn, telp aja, kangen”
19354Please respect copyright.PENANAEqXsvAIBty
19354Please respect copyright.PENANAtDLYc4GGsv
19354Please respect copyright.PENANAuU3qDAPVNt
Segera setelah kubalas sms, Mas Prasojo menelponku. Aku menerima telepon sambil berbaring dan membiarkan penis Indun di dalam vaginaku.
19354Please respect copyright.PENANA11XRtHEba2
19354Please respect copyright.PENANAIt8ZzvaYbI
19354Please respect copyright.PENANAQpZ83qRZFV
“Hei… Sorii ganggu, udah bobok apa?” tanyanya.
19354Please respect copyright.PENANA6qpiliQ43v
19354Please respect copyright.PENANA1DB6IL6U6F
19354Please respect copyright.PENANAwhJu0aA3L0
“Gak papa Mas, kangen. Kapan jadinya balik?” tanyaku.
19354Please respect copyright.PENANAXGXK4zFaP3
19354Please respect copyright.PENANANHmJIZyHxK
19354Please respect copyright.PENANAIwoutrzKjp
“Lusa, Dik, ini aku masih di jalan. Lagi ada pembekalan masyarakat. Gimana anak-anak?”
19354Please respect copyright.PENANA6ZDbQnPDGv
19354Please respect copyright.PENANAzJxdweFkUa
19354Please respect copyright.PENANADhrVHjWVMt
“Hmmm…. “ aku agak menggeliat. Indun memajukan pantatnya, takut lepas penisnya dari lobangku. Aku meletakkan jariku di bibirnya, agar dia tak bersuara. Indun mengangguk sambil tersenyum.
19354Please respect copyright.PENANAnWalMucdFo
19354Please respect copyright.PENANAxLjpZYLThL
19354Please respect copyright.PENANAI82mPTeIQS
“Baik, mereka oke-oke saja kok. Udah pada makan dan bobok nyenyak dari jam 9 tadi. Aku kangen mas…”
19354Please respect copyright.PENANAhdRC5gerUN
19354Please respect copyright.PENANAE2lJTIRKtD
19354Please respect copyright.PENANAl4tHY4hDtW
“Sama.. Pengen nih” kata suamiku.
19354Please respect copyright.PENANAIIkTtLgj23
19354Please respect copyright.PENANAsMX11Poket
19354Please respect copyright.PENANAVdAWZwnA7p
“Sini, mau di mulut apa di bawah?” tanyaku nakal.
19354Please respect copyright.PENANAcspCleAc5y
19354Please respect copyright.PENANAuRD2o9CgY5
19354Please respect copyright.PENANAzJVeOSS1t6
“Mana aja deh”
19354Please respect copyright.PENANApqBmiY2Tk5
19354Please respect copyright.PENANAATt1h9iD9m
19354Please respect copyright.PENANAngdejzbYWO
“Nih, pakai mulutku aja, udah lama gak dikasih. Udah gatel, hihih…” godaku.
19354Please respect copyright.PENANAzcBFsPYCw6
19354Please respect copyright.PENANALpYe05Be7j
19354Please respect copyright.PENANAkNlEU3R2cu
“Aduuh Dik. Aku lagi di kampung sepi. Malah jadi kangen sama kamu. Gimana hayooo?” rengek suamiku.
19354Please respect copyright.PENANA25uFdHJQgT
19354Please respect copyright.PENANAFNhXsvd22v
19354Please respect copyright.PENANAq8luVGJcad
Kami memang biasa saling terbuka soal kebutuhan seks kami.
19354Please respect copyright.PENANAtWGT82itZZ
19354Please respect copyright.PENANAFm8WwauK7w
19354Please respect copyright.PENANA2sVlE0EtR0
“Kocok aja Mas, aku juga mau” kataku manja.
19354Please respect copyright.PENANAc9mnt71pNQ
19354Please respect copyright.PENANAKF7240vtTm
19354Please respect copyright.PENANAlyGAgRo2ZE
Kemudian aku menggeser Indun agar menindih di atas tubuhku. Sambil tanganku menutup hp, aku berbisik ke Indun, “Sekarang kamu genjot aku sekencang-kencangnya sampai keluar, ya. Sekuat-kuatnya”.
19354Please respect copyright.PENANA82DJP0Btrv
19354Please respect copyright.PENANALciHH7bdwH
19354Please respect copyright.PENANAXtNxYZicVz
Indun mengangguk. Aku menjawab telepon suamiku, “Ayo, mas, buka celananya..”
19354Please respect copyright.PENANAgwKhTUgUbC
19354Please respect copyright.PENANAxlhiJ2cfHm
19354Please respect copyright.PENANA6s8II27yFX
Aku mengambil cdku di sampingku, lalu kujejalkan ke mulut Indun. Indun tahu maksudku agar dia tidak bersuara.
19354Please respect copyright.PENANA8CtI8suBtY
19354Please respect copyright.PENANAS95uqvrV73
19354Please respect copyright.PENANABTm6Zqe4mM
“Oke, Dik. Aku sudah menghunus rudalku..”
19354Please respect copyright.PENANADYAHm4IhVY
19354Please respect copyright.PENANADHYTgRQ1wi
19354Please respect copyright.PENANAenaJAczGOS
Sambil menjawab mesra aku menekan pantat Indun agar segera memaju mundurkan penisnya dalam vaginaku. Indun segera membalasnya, dan mulai menggenjotku. Aku menyuruhnya untuk menurunkan kakinya ke samping ranjang sehingga perutku tidak tertindih badannya. Sementara aku mengangkang dengan dua kakiku terangkat ke samping kiri dan kanan badan laki-laki abg itu. Ohhh, ya Tuhan. Bagai kesetanan, Indun menggenjotku seperti yang kuperintahkan. Aku mengerang-erang, begitu juga suamiku.
19354Please respect copyright.PENANACPjdTOjA9Z
19354Please respect copyright.PENANA8akiDlsByR
19354Please respect copyright.PENANAy3PhMg5nVZ
“Mas, aku masturbasi kesetanan ini….. Pengen banget…. Kamu kocok kuat-kuat yaaa….. Ahhhhh”
19354Please respect copyright.PENANA5yc2NYHGTf
19354Please respect copyright.PENANAEzIJO9rhMI
19354Please respect copyright.PENANAfoNsy7Fh0o
“Iyyyyaaaa… Ooohhh, untung aku bawa cdmu, buat ngocok nihh…. Ohhhhh” erang suamiku.
19354Please respect copyright.PENANAKWULCbFe7N
19354Please respect copyright.PENANAnaOlKG8M6b
19354Please respect copyright.PENANAxjGuJl9wow
Tak kalah hebatnya, Indun menggasak lobangku dengan tanpa kompromi. Badan kurusnya maju mundur secepat bor listrik. Aku mengerang-erang tidak karuan. Suara lobangku berdecit-decit karena banjir dan gesekan dengan penis Indun. Benar-benar gila malam ini. Aku sudah tidak ingat lagi berapa lama aku digenjot Indun. Suaraku penuh nafsu bertukar kata-kata mesra dengan suamiku. Indun seolah-olah tak pernah lelah. Tubuhnya sudah banjir keringat. Stamina mudanya benar-benar membanggakan. Keringat juga membanjiri tubuhku. Sementara suara suamiku juga meraung-raung kenikmatan, semoga kamar dia di perjalan dinas itu kamar yang kedap suara. Beberapa saat kemudian aku kehabisan tenaga. Kuminta Indun untuk berhenti sejenak. Pemuda itu nampak terengah-engah sehabis menggenjotku habis-habisan. Setelah itu kami melanjutkan permainan kami. Indun dengan kuatnya menggenjotku habis-habisan. Aku tak tahu lagi apa yang kecerecaukan di telepon, tapi nampaknya suamiku juga sama saja. Beberapa saat kemudian aku dan suamiku sama-sama berteriak, kami sama-sama keluar. Aku terengah-engah mengatur nafasku. Lalu suamiku memberi salam mesra dan ciuman jarak jauh. Kami betul-betul terpuaskan malam ini. Setelah ngobrol-ngobrol singkat, suamiku menutup teleponnya. Di kamarku, Indun masih menggenjotku pelan-pelan. Dia belum keluar rupanya. Wah, gila. Aku kawatir jepitanku mungkin sudah tidak mempan buat penisnya yang masih tumbuh. Kubiarkan penis pemuda itu mengobok-obok vaginaku. Tiba-tiba kudorong Indun, sehingga lepas penis dari lobangku.
19354Please respect copyright.PENANAxBwatEakvR
19354Please respect copyright.PENANAUpv7UzzM09
19354Please respect copyright.PENANAYzCUrMkl4I
“Ohhh”, lenguhnya kecewa.
19354Please respect copyright.PENANAGLw0snAkql
19354Please respect copyright.PENANAB3DbAoHBml
19354Please respect copyright.PENANA8vdHyo9C8u
Lalu aku tarik dia naik ke tempat tidur, dan aku segera menungging di depannya. Indun tahu maksudku. Dia segera mengarahkan penisnya ke vaginaku. Tapi segera kupegang penis itu dan kuarahkan ke lobang yang lain. Pantatku! Mungkin di sanalah penis Indun akan dijepit dengan maksimal, pikirku tanpa pertimbangan. Indun sadar apa yang kulakukan. Disodokkannya penisnya ke lobang pantatku. Tapi lobang itu ternyata masih terlalu kecil bahkan buat penis Indun. Aku berdiri dan menyuruhnya menunggu. Lalu aku turun dan mengambil jelli organik dari dalam rak obat di kamar mandi. Dengan setia Indun menunggu dengan penis yang juga setia mengacung. Jelli itu kuoleskan ke seluruh batang Indun, dan sebagian kuusap-usapkan ke sekitar lobang pantatku. Kembali aku menunggingkan pantatku. Indun mengarahkan kotolnya kembali dan pelan-pelan lobang itu berhasil di terobosnya.
19354Please respect copyright.PENANATplsJ8NfW0
19354Please respect copyright.PENANAtGK4ROaFVg
19354Please respect copyright.PENANA618bwFEjbK
“Ohhhhh…..” desisku. Sensasinya sangat luar biasa. Pelan-pelan batang penis itu menyusup di lobang yang sempit itu.
19354Please respect copyright.PENANA8WE76BLqdx
19354Please respect copyright.PENANAwOWtXa81XN
19354Please respect copyright.PENANAqT0nyc40Hb
Indun mengerang keras. Setengah perjalanan, penis itu berhenti. Baru separo yang masuk. Indun terengah-engah, begitu juga aku.
19354Please respect copyright.PENANADwvVVsGZSh
19354Please respect copyright.PENANABHoguhL19D
19354Please respect copyright.PENANAptS3sGPFcG
“Pelan-pelan, Ndun…” bisikku.
19354Please respect copyright.PENANAWRL2tHAksM
19354Please respect copyright.PENANAl1uIWId4bJ
19354Please respect copyright.PENANAyxMR8j06vR
Indun memegang bongkahan pantatku, dan kembali menyodokkan penisnya ke lobangku. Dan akhirnya seluruh batang itu masuk manis dalam lobang pantatku.
19354Please respect copyright.PENANAgY0HGCfRiF
19354Please respect copyright.PENANAMCPgzYrYMK
19354Please respect copyright.PENANAHe6H7wj3bz
“Ohhh, Tuhan…” rasanya sangat luar biasa, antara sakit dan nikmat yang tak terceritakan. Aku mengerang. Kami berdiam beberapa menit, membiarkan lobangku terbiasa dengan batang penis itu. Setelah itu Indun mulai memaju mundukan pinggangnya. Rasanya luar biasa. Pengalaman baru yang membuatku ketagihan. Beberapa saat kemudian, Indun mengerang-erang keras. Dia memaksakan menggejot pantatku dengan cepat, tapi karena sangat sempit,
19354Please respect copyright.PENANAjVHGvutS5Z
19354Please respect copyright.PENANAHY1wLWbR7T
19354Please respect copyright.PENANAjeg7aI31oo
genjotannya tidak bisa lancar. Kemudian,
19354Please respect copyright.PENANA8c85cb8tET
19354Please respect copyright.PENANA7eN19RV5E0
19354Please respect copyright.PENANAEcp3FHJll3
“ohhhhh…”
19354Please respect copyright.PENANAOfxunAKtvi
19354Please respect copyright.PENANAM3iKyLQbhG
19354Please respect copyright.PENANAfmoNYgszsV
Indun memuncratkan spermanya dalam pantatku. Crot…Aku tersungkur dan Indun terlentang ke belakang. Muncratannya sebagian mengenai punggungku. Kami sama-sama terengah-engah dan kelelahan yang luar biasa. Aku membalikkan tubuhku dan memeluk Indun yang terkapar tanpa daya. Kami berpelukan dengan telanjang bulat sepanjang malam.
19354Please respect copyright.PENANAkpLSKG5Ebn
19354Please respect copyright.PENANAOjXva7xP8u
19354Please respect copyright.PENANAs95jZvDu6V
########################
19354Please respect copyright.PENANAzYIdts1WVA
19354Please respect copyright.PENANAS3e36BNELh
19354Please respect copyright.PENANAagjUKQSkRp
Paginya, aku bangun jam 6 pagi. ABG itu masih ada dalam pelukanku. Oh, Tuhan. Untung aku mengunci kamarku. Mbok Imah tetangga yang biasa bantuin ngurusin anak-anak sudah terdengar suaranya di belakang. Oh.. Apa yang sudah kulakukan tadi malam, aku benar-benar tidak habis pikir. Kalau malam waktu itu benar-benar hanya sebuah kecelakaan. Tapi malam ini, aku dan Indun benar-benar melakukannya dengan penuh kesadaran. Apa yang kulakukan pada anak abg ini? Aku jadi gelisah memikirkannya, aku takut membuat anak ini menjadi anak yang salah jalan. Rasa bersalah itu membuatku merasa bertambah sayang pada anak kecil itu. Kurangkul kembali tubuh kecil itu dan kuciumin pipinya. Tubuh kami masih sama-sama telanjang. Aku lihat si Indun masih nyenyak tidur. Mukanya nampak manis sekali pagi itu. Aku mengecup pipi anak itu dan membangunkannya.
19354Please respect copyright.PENANA48oybhk5ug
19354Please respect copyright.PENANA0FF05vsCB8
19354Please respect copyright.PENANAYgYgPFCJ19
“Ndun… Bangun. Kamu sekolah khan?” bisikku.
19354Please respect copyright.PENANAqVy8xeAOPO
19354Please respect copyright.PENANACQ2TrWe0g1
19354Please respect copyright.PENANA3CB6Mhdp3q
Indun nampak kaget dan segera duduk.
19354Please respect copyright.PENANAnU4x6fVlAJ
19354Please respect copyright.PENANARziWGIQ2sp
19354Please respect copyright.PENANAbdlvL3Vvny
“Oh, Bu.. Maaf aku kesiangan…” katanya gugup.
19354Please respect copyright.PENANAFdhkqcMoyc
19354Please respect copyright.PENANAJIXPQqkmOX
19354Please respect copyright.PENANADjWlZCdSRa
“Gak papa Ndun, aku yang salah mengajakmu tadi malam”
19354Please respect copyright.PENANATh8Csj4pU6
19354Please respect copyright.PENANAceoQGhZh3i
19354Please respect copyright.PENANAH5qKpm4Dag
Kami berpandangan.
19354Please respect copyright.PENANA42CKhPgfoi
19354Please respect copyright.PENANAJ3z0yIDrAC
19354Please respect copyright.PENANAnUW2nDaaGd
“Maaf Bu. Aku benar-benar tidak sopan”
19354Please respect copyright.PENANA9vQFCDpuT3
19354Please respect copyright.PENANAYJ46hcwBCe
19354Please respect copyright.PENANAuHx5IEas8L
“Lho, khan bukan kamu yang mengajak kita tidur bersama. Aku yang salah Ndun” bisikku pelan.
19354Please respect copyright.PENANAsAR1xUeCbY
19354Please respect copyright.PENANATd1TM6WcQ5
19354Please respect copyright.PENANAoHyPoWehoV
Indun menatapku, “Aku sayang sama Ibu…” katanya pelan.
19354Please respect copyright.PENANAVm5VBoptUX
19354Please respect copyright.PENANANluHq1g0c2
19354Please respect copyright.PENANAJyiSaOtcgP
“Ndun, kamu punya pacar?”
19354Please respect copyright.PENANAmO6yvFuKyW
19354Please respect copyright.PENANADOREwTgAnL
19354Please respect copyright.PENANARufbXFtgYG
“Belum, bu”
19354Please respect copyright.PENANAvtJZxZSzZC
19354Please respect copyright.PENANAx3dvkptFFH
19354Please respect copyright.PENANAx2vpYjVxea
“Kamu janji ya jangan cerita-cerita ke siapa-siapa ya soal kita”
19354Please respect copyright.PENANAbSA8x9KFNt
19354Please respect copyright.PENANAXGXFwGmfrq
19354Please respect copyright.PENANAB0WYmOGXmq
“Iya bu, gak mungkinlah”
19354Please respect copyright.PENANAqKeR2j2eW0
19354Please respect copyright.PENANAifURZQ1tqC
19354Please respect copyright.PENANAtT7lkRr3aV
“Aku takut kamu rusak karena aku”
19354Please respect copyright.PENANAiePMnkPVv4
19354Please respect copyright.PENANAZzuojcXkue
19354Please respect copyright.PENANABoMtKsdMe6
“Gak kok Bu, aku sayang sama Ibu”
19354Please respect copyright.PENANAvt9QbXshXB
19354Please respect copyright.PENANAKUfCJLDvq8
19354Please respect copyright.PENANAoy0dAisf3X
“Kamu jangan melakukan ini ke sembarang orang ya” kataku kawatir.
19354Please respect copyright.PENANAXJGsIfTV6G
19354Please respect copyright.PENANAddda7Fgh8g
19354Please respect copyright.PENANAwDQXMfmSKh
“Tidak Bu, aku bukan cowok seperti itu. Tapi kalau sama Ibu, masih boleh ya…” katanya pelan.
19354Please respect copyright.PENANAOIvKH14U8B
19354Please respect copyright.PENANArXybt73wpY
19354Please respect copyright.PENANAs2vHoGoxCO
Tiba-tiba aku sangat ingin memeluk anak itu.
19354Please respect copyright.PENANA12MAyhbHnE
19354Please respect copyright.PENANAhKxI103eEb
19354Please respect copyright.PENANAVdqjlGWsmN
“Aku juga sayang kamu Ndun. Sini Ibu peluk” Indun mendekat dan kami berpelukan sambil berdiri. Tangannya merangkul pinggangku, dan aku memegang pantatnya. Kami berpelukan lama dan saling berpandangan. Lalu bibir kami saling berpagutan. Gila, aku benar-benar serasa berpacaran dengan anak kecil itu. Mulut kami saling bergumul dengan panasnya.
19354Please respect copyright.PENANArJ6ZuRNjd4
19354Please respect copyright.PENANA0zmncMbXWm
19354Please respect copyright.PENANARr8uuTfsEq
Aku lihat penis anak itu masih tegak berdiri, mungkin karena efek pagi hari. Tanganku meraih batang itu dan mengocoknya pelan-pelan.
19354Please respect copyright.PENANAYY6qwzciiP
19354Please respect copyright.PENANARJV9hVIZ3u
19354Please respect copyright.PENANAmX4jZJ03lp
Aku berpikir cepat, karena pagi ini Indun harus sekolah, aku harus segera menuntaskan ketegangan penis itu. Aku segera membalikkan tubuhku dan berpegangan pada meja rias. Sambil melihat Indun lewat cermin aku menyuruhnya.
19354Please respect copyright.PENANA4X0ES27BSs
19354Please respect copyright.PENANA3fOwUkVm7c
19354Please respect copyright.PENANAFOJmKWljn9
“Ndun, kamu pakai jeli itu lagi. Cepat masukin lagi penismu ke pantat Ibu”
19354Please respect copyright.PENANAHkLLUdjY1b
19354Please respect copyright.PENANAy6IjkcIOzp
19354Please respect copyright.PENANAqOFvz7Wfnp
Indun buru-buru melumas batangnya. Aku menyorongkan bungkahan pantatku. Dari cermin aku dapat melihat muku dan badanku sendiri. Ohh… agak malu juga aku melihat tubuhku yang mulai membengkak di sana-sini, tapi masih penuh dengan nafsu birahi.
19354Please respect copyright.PENANAljIN12h1cH
19354Please respect copyright.PENANAyhI4YOuTV9
19354Please respect copyright.PENANAWXVu21QD7c
“Cepat Ndun, nanti kamu terlambat sekolah”, perintahku.
19354Please respect copyright.PENANAk53ztILSfP
19354Please respect copyright.PENANAoz09wGoRF6
19354Please respect copyright.PENANAvcNvcSvqGr
Sambil memeluk perutku, Indun mendorong penisnya masuk ke lobang pantatku. Lobang yang semalam sudah disodok-sodok itu segera menerima batang yang mengeras itu. Segera kami sudah melakukan persetubuhan lagi. Aku dapat melihat adegan seksi itu lewat cermin, di mana mukaku terlihat sangat nafsu dan juga muka Indun yang mengerang-erang di belakangku.
19354Please respect copyright.PENANAlkYaABzb8F
19354Please respect copyright.PENANAxWSp0CDKsJ
19354Please respect copyright.PENANATatHlFCeWb
“Ayo, Ndun, sodok yang kuat”
19354Please respect copyright.PENANAJQdytKlJtT
19354Please respect copyright.PENANA1QENTNgT6f
19354Please respect copyright.PENANAZEs5bpI1G4
“Iyyyaaa.. Bu”
19354Please respect copyright.PENANAaEJQrhOsOx
19354Please respect copyright.PENANA6wNfOfPs3e
19354Please respect copyright.PENANASQzp7V6Gdg
“Terusss… Cepat”
19354Please respect copyright.PENANAAOHbgJEWqS
19354Please respect copyright.PENANAwEwQYbuQLw
19354Please respect copyright.PENANA2YRtZaSUGt
Sodokan-sodokan Indun semakin cepat. Lobang pantatku semakin elastis menerima batang imut itu. Sungguh kenikmatan yang luar biasa. Tidak berapa lama kemudian kami berdua sama-sama mencapai puncak kenikmatan. Indun membiarkan cairan spermanya meluncur deras dalam pantatku. Kami sama-sama terengah-engah menikmati puncak yang barusan kami daki.
19354Please respect copyright.PENANAMyUhrEOaAC
19354Please respect copyright.PENANA314FDfuJgg
19354Please respect copyright.PENANA7XTvBG8oN7
“Ohhh…”
19354Please respect copyright.PENANAKbAsFhZmpa
19354Please respect copyright.PENANAbWLNn9K5jR
19354Please respect copyright.PENANAKmi1rYD0uV
Sejenak kemudian aku lepaskan pantatku dari penisnya.
19354Please respect copyright.PENANAwDEEQnmXCv
19354Please respect copyright.PENANAgHDGc9lceD
19354Please respect copyright.PENANAY0k5MixHNR
“Udah Ndun. Sana kamu mandi, pulang. Nanti kamu terlambat lho sekolahnya” kataku sambil tersenyum.
19354Please respect copyright.PENANAF2tftDSCMo
19354Please respect copyright.PENANAe6HwNINnoG
19354Please respect copyright.PENANADHzbMfeR3g
Indun mencari-cari pakaiannya. Tiba-tiba kami sadar kalau celana Indun ada di ruang tamu. Aku suruh si Indun nunggu di kamar, dan aku segera berpakaian dan keluar ke ruang tamu. Moga-moga belum ada yang menemukan celana itu. Untungnya celana itu teronggok di bawah sofa dan terselip, sehingga Mbok Imah yang biasanya sibuk dulu menyiapkan sarapan belum sempat membereskan ruang tamu. Celana itu segera kuambil dan kubawa ke kamar. Si Indun yang tadinya nampak panik berubah tenang. Setelah memakai celananya, Indun kusuruh cepat-cepat keluar ke ruang tamu dan mengambil tas belajarnya yang semalam tergeletak di meja tamu. Setelah itu dia pamit pulang. Aku segera mandi. Di kamar mandi aku merasakan sedikit perih di bagian lobang pantatku. Baru kali ini lobang itu menjadi alat seks, itu pun justru dengan anak kecil yang belum tahu apa-apa. Ada sedikit rasa sesal, tapi segera kuguyur kepalaku untuk menghilangkan rasa gundah di dadaku.
19354Please respect copyright.PENANAUSXDauDeQo
19354Please respect copyright.PENANAQJjHXmsG3v
19354Please respect copyright.PENANA2xF4rquTVF
######################
19354Please respect copyright.PENANA7KrU8AAES1
19354Please respect copyright.PENANAHQTru3Og26
19354Please respect copyright.PENANAmSTXXLuEKO
Sorenya Indun kembali main ke rumah. Dia sudah sibuk membereskan buku-buku di gazebo kami. Malam itu Indun tidur lagi di kamarku. Mas Prasojo baru pulang besok harinya. Selama berjam-jam kami kembali bercinta. Kami saling berpelukan dan berbagi kasih selayaknya sepasang kekasih. Tapi sebelum jam 1 aku suruh Indun untuk segera tidur, aku kawatir sekolahnya akan terganggu karena aktivitasku.
19354Please respect copyright.PENANAL5uw0lYEIZ
19354Please respect copyright.PENANAQBPwMocSyv
19354Please respect copyright.PENANAEuhQhfQsc7
“Ndun, tadi kamu di sekolah gimana?” bisikku setelah kami selesai ronde ke tiga. Kami berpelukan dengan mesra di tengah ranjang.
19354Please respect copyright.PENANAv93aZBhXmO
19354Please respect copyright.PENANAqJySWRnsLZ
19354Please respect copyright.PENANAagamfXJ25z
“Biasa aja Bu”
19354Please respect copyright.PENANAesbVVhRen7
19354Please respect copyright.PENANAGqUVqMIZAK
19354Please respect copyright.PENANAAbtt0Ng1H4
“Kamu gak kelelahan atau ngantuk di sekolah?”
19354Please respect copyright.PENANApq3iX5Jo94
19354Please respect copyright.PENANAwEShyTbsij
19354Please respect copyright.PENANAGf3YHwCuKZ
“Iya Bu, sedikit. Tapi gak papa, aku tadi sempat tidur siang”
19354Please respect copyright.PENANA1LEtVqeUih
19354Please respect copyright.PENANAlBuW5eZsR2
19354Please respect copyright.PENANAopc5xNTdbQ
“Aku takut menganggu sekolahmu”
19354Please respect copyright.PENANAwefSrep7SJ
19354Please respect copyright.PENANA4Sa7Zg2wpJ
19354Please respect copyright.PENANAtkR0AlKq5Q
“Gak kok Bu. Tadi aku bisa ngikutin pelajaran”
19354Please respect copyright.PENANAidDFOO6XWc
19354Please respect copyright.PENANAneFvbYqhTH
19354Please respect copyright.PENANALAprbzWAs9
“Okelah kalau gitu. Tapi setelah ini kamu tidur ya, gak usah diterusin dulu”
19354Please respect copyright.PENANAhBvIgdZvLs
19354Please respect copyright.PENANAxR7f5QF4RX
19354Please respect copyright.PENANAlTmcanlDVm
“Iya Bu”
19354Please respect copyright.PENANAL3ZcnKEto8
19354Please respect copyright.PENANAPTknWPkPpN
19354Please respect copyright.PENANAk8EhNvpOZw
“Besok Mas Prasojo pulang, kamu gak bisa nginap disini”
19354Please respect copyright.PENANA0f5ywiG3tV
19354Please respect copyright.PENANAAJnRRgMJlr
19354Please respect copyright.PENANA7IohDkbdPz
“Iya, Bu. Tapi kapan-kapan saya siap menemani Ibu di sini”
19354Please respect copyright.PENANA1WyhZ11Mgc
19354Please respect copyright.PENANAORpaRoELY1
19354Please respect copyright.PENANARPUcrcejXm
“Yee…. maunya. Ya gak papa”, kataku sambil mencubit pinggangnya.
19354Please respect copyright.PENANAywMN5FZ2iU
19354Please respect copyright.PENANAuFK3EzsQPZ
19354Please respect copyright.PENANAn62xCLmqur
“Aku mau jadi pacar Ibu”
19354Please respect copyright.PENANAmCpzkzM8fT
19354Please respect copyright.PENANAcn4qGJb3BB
19354Please respect copyright.PENANAiKp1ZWD0TG
“Lho aku khan sudah bersuami?”
19354Please respect copyright.PENANA13x9e4bGjZ
19354Please respect copyright.PENANA4vGUHRFb8V
19354Please respect copyright.PENANAO2PXOp1g9S
“Ya gak papa, jadi apa saja deh”
19354Please respect copyright.PENANAfU8g3zRRF5
19354Please respect copyright.PENANA19Ahy18BsL
19354Please respect copyright.PENANAWbhNFIZlHw
“Aku justru kasihan sama kamu. Besok-besok kalau kamu udah siap, kamu cari pacar yang bener ya?”
19354Please respect copyright.PENANAhtWXGtqhu1
19354Please respect copyright.PENANATkCf2EgyiD
19354Please respect copyright.PENANA4WRSedJhUR
“Iya Bu. Aku tetap sayang sama Ibu. Mau dijadiin apa saja juga mau”
19354Please respect copyright.PENANA0APp6jiV4R
19354Please respect copyright.PENANAYnHqnbrmlZ
19354Please respect copyright.PENANAEljTx1wCEZ
“Idihh.. ya udah. Bobok yuk” kataku kelelahan.
19354Please respect copyright.PENANAIr8oUtD97D
19354Please respect copyright.PENANArThBuVyA4v
19354Please respect copyright.PENANAA2hvilp3Kr
Kami tidur berpelukan sampai pagi.
19354Please respect copyright.PENANAIKYrbQ8Kr9
19354Please respect copyright.PENANA5F2Q2Knuve
19354Please respect copyright.PENANAQV4Mdq08HC
#######################
19354Please respect copyright.PENANAs5T1hwuttB
19354Please respect copyright.PENANASgNGl5dwb4
19354Please respect copyright.PENANAP9sOXY926h
Setelah malam itu, aku semakin sering bercinta dengan Indun. Kapan pun ada kesempatan, kami berdua akan melakukannya. Indun sangat memperhatikan bayi dalam kandunganku. Setiap ada kesempatan, dia menciumi perutku dan mengelus-elusnya. Kasihan juga aku lihat anak kecil itu sudah merasa harus jadi bapak. Herannya, aku juga kecanduan dengan penis kecil anak itu. Padahal aku sudah punya penis yang jauh lebih besar dan tersedia untukku. Bayangkan, beda usiaku dengan Indun mungkin sekitar 27 tahun. Bahkan anak itu lebih cocok menjadi adik anak-anakku. Tapi hubungan kami bertambah mesra seiring usia kehamilanku yang semakin membesar. Indun bahkan sering ikut menemaniku ke dokter tatkala suamiku sedang dinas keluar. Indun semakin perhatian padaku dan anak dalam kandunganku. Kami sangat bahagia karena bayi dalam kandunganku berada dalam kondisi sehat. Aku selalu mengingatkan Indun untuk tetap fokus pada sekolahnya, dan jangan terlalu memikirkan anaknya. Yang paling tidak bisa dicegah adalah, Indun semakin lama semakin kecanduan lobang pantatku. Lama-lama aku juga merasakan hal yang sama. Seolah-olah lobang pantatku menjadi milik eksklusif Indun, sementara lobang-lobangku yang lain dibagi antara Indun dan suamiku. Sampai sekarang, suamiku tidak pernah tahu kalau pantatku sudah dijebol oleh Indun. Lama-lama aku kawatir juga dengan cerita tentang hubungan kelamin lewat pantat dapat menimbulkan berbagai penyakit, termasuk AIDS. Aku akhirnya menyediakan kondom untuk Indun kalau dia minta lobang pantatku. Indun sih oke-oke saja. Dia juga kawatir, walaupun dia sangat senang ketika masuk ke lubang pantatku.
19354Please respect copyright.PENANAwQsBIBZ2Xf
19354Please respect copyright.PENANAROsoMVhMWf
19354Please respect copyright.PENANApbiFsroOr2
Untung aku dan suamiku juga kadang-kadang memakai kondom, sehingga aku tidak canggung lagi membeli kondom di apotik. Bahkan aku sering mendapat kondom gratis dari kelurahan. Mungkin karena masih masa pertumbuhan, dan sering kupakai, aku melihat lama kelamaan penis Indun juga mengalami pembesaran. Penis yang semakin berpengalaman itu tidak lagi seperti penis imut pada waktu pertama kali masuk ke vaginaku, tapi sudah menjelma menjadi penis dewasa dan berurat ketika tegang. Aku sadar, kalau aku adalah salah satu sebab dari pertumbuhan instant dari penis Indun. Kekuatan penis Indun juga semakin luar biasa. Dia tidak lagi gampang keluar, bahkan kalau dipikir-pikir, dia mungkin lebih kuat dari suamiku. Karena perutku semakin membesar aku jadi sering pakai celana legging yang lentur dan baju kaos ketat yang berbahan sangat lentur. Kalau di rumah aku bahkan hanya pakai kaos panjang tanpa bawahan. Orang pasti mengira aku selalu pakai cd, padahal sering aku malas memakainya. Entah karena gawan ibu hamil atau karena nafsu birahiku yang semakin gila.
19354Please respect copyright.PENANAexsR3Wlhjp
19354Please respect copyright.PENANAaXHjO4Vh81
19354Please respect copyright.PENANA2PN48wyj91
##########################
19354Please respect copyright.PENANARYnhw9WgLK
19354Please respect copyright.PENANASH4uMEbPKq
19354Please respect copyright.PENANAOlx3W2zF7i
Waktu ibu Indun mau naik haji, aku ikut sibuk dengan ibu-ibu kampung untuk mempersiapkan pengajian haji. Biasalah, kalau mau naik haji pasti hebohnya minta ampun. Aku termasuk dekat dengan ibu Indun. Namanya bu Masuroh, yang biasa dipanggil Bu Ro. Karena keluarga Indun termasuk keluarga yang terpandang di desa kami, maka acara pengajian itu menjadi acara yang besar-besaran. Banyak ibu-ibu yang ikut sibuk di rumah Bu Ro. Kalau aku ke sana aku lebih sering karena ingin ketemu Indun. Acara pengajian dan keberadaan Mas Prasojo di rumah membuat kesempatanku bertemu dengan Indun menjadi sangat terbatas. Sudah lama Indun tidak merasakan lobang pantatku. Aku sendiri bingung bagaimana mencari kesempatan untuk ketemu Indun. Walaupun aku sering pergi ke rumahnya dan kadang-kadang juga diantar Indun untuk berbelanja sesuatu untuk keperluan pengajian, tapi tetap saja kami tidak punya kesempatan untuk bercinta. Akhirnya pada saat pengajian besar itu aku mendapatkan ide. Sorenya, segera kutelepon Indun menggunakan telepon rumah, karena aku sangat hati-hati memakai hp, apalagi untuk urusan Indun.
19354Please respect copyright.PENANAEidxmSaP3o
19354Please respect copyright.PENANAKRiOQKmVDC
19354Please respect copyright.PENANABCHQaatXsK
“Assalamu’alaikum, Bu. Ini Bu Lani. Gimana Bu persiapan nanti malam, sudah beres semua?”
19354Please respect copyright.PENANAj7GlvJqiqZ
19354Please respect copyright.PENANAJgj8qK5oeF
19354Please respect copyright.PENANAB6uokU9tIl
“Oh, Bu Lani. Sudah Bu. Nanti datangnya agak sorean ya bu. Kalau gak ada Ibu, kita bingung nih” jawab Bu Ro.
19354Please respect copyright.PENANAGBwm7I6Xfc
19354Please respect copyright.PENANAI9ZR6P0CHf
19354Please respect copyright.PENANAy2yy0CRU01
“Iya, beres Bu. Saya sama Bu Anjar sudah kangenan setelah magrib langsung kesitu, kok Bu. Indun ada Bu Ro?”
19354Please respect copyright.PENANA1lo7UuRnTF
19354Please respect copyright.PENANAKuYCb1Njws
19354Please respect copyright.PENANAPWkTZa5hry
“Ada Bu, sebentar ya Bu”
19354Please respect copyright.PENANAt0PSMsIgz4
19354Please respect copyright.PENANANxNQC5CNTW
19354Please respect copyright.PENANAhf1H7BNf0l
Setelah Indun yang memegang telepon, aku segera bilang:
19354Please respect copyright.PENANAXncduXAtLR
19354Please respect copyright.PENANAb7oAINMQzt
19354Please respect copyright.PENANAz9BOy3YeCe
“Ndun nanti malam kamu pake celana yang bisa dibuka depannya ya” kataku pelan
19354Please respect copyright.PENANAyJw6rVh9Fp
19354Please respect copyright.PENANAut0L4PLJzR
19354Please respect copyright.PENANA7E6ma5xUep
“Iya Bu” jawab Indun agak bingung.
19354Please respect copyright.PENANAvlxZpSTSsV
19354Please respect copyright.PENANAEAWvwyPwCQ
19354Please respect copyright.PENANAu8PU6v9RDP
“Terus kamu pakai kondom kamu…”
19354Please respect copyright.PENANAUXRHg1l3VQ
19354Please respect copyright.PENANAX2bqwcynjH
19354Please respect copyright.PENANA7u9M4lW8dA
Malam itu pengajian dilangsungkan dengan besar-besaran. Halaman RW kami yang luas hampir tidak bisa menampung jama’ah yang datang dari seluruh penjuru kota. Bu Ro memang tokoh yang disegani masyarakat. Aku datang bersama ibu-ibu RT dengan memakai baju atasan longgar yang menutup sampai bawah pinggang. Bawahannya aku memakai legging ketat, karena memang lagi biasa dipakai ibu-ibu pada saat ini. Apalagi aku lagi hamil, pasti orang-orang pada maklum akan kondisiku. Yang tidak biasa adalah bahwa aku tidak memakai apapun di balik celana leggingku. Sengaja aku tinggalkan cdku di rumah, karena aku punya sebuah ide untuk Indun. Setelah semua urusan kepanitiaan beres, aku segera bergabung dengan ibu-ibu jama’ah pengajian. Tapi kemudian aku dan beberapa ibu yang lain pindah ke halaman, karena lebih bebas dan bisa berdiri. Hanya saja halaman itu sudah sangat penuh dan berdesak-desakan. Justru aku memilih tempat yang paling ramai oleh pengunjung. Di kejauhan aku melihat Indun dan memberinya kode untuk mengikutiku. Indun beranjak menuju ke arahku, sementara aku mengajak Bu Anjar untuk ke sebuah lokasi di bawah pohon di lapangan RW. Lokasi itu agak gelap karena bayangan lampu tertutup rindangnya pohon. Walaupun demikian, banyak anggota jama’ah di situ yang berdiri berdesak-desakan.
19354Please respect copyright.PENANArrhuIJ7KpG
19354Please respect copyright.PENANAHrzcygulzR
19354Please respect copyright.PENANAiFtnHYvkrl
“Kita sini aja Bu, kalau Ibu mau. Tapi kalau ibu keberatan, silakan Ibu pindah ke sana” kataku pada Bu Anjar.
19354Please respect copyright.PENANASvzYBIpVXT
19354Please respect copyright.PENANARlZt7Zjjy5
19354Please respect copyright.PENANAOkXE0xADnH
“Gak papa Bu, di sini lebih bebas. Bisa bolos kalau udah kemaleman, hihihi..” kata Bu Anjar.
19354Please respect copyright.PENANAi8xmjPaCdi
19354Please respect copyright.PENANAYJMtTnT9vl
19354Please respect copyright.PENANAEeqn0xTRqu
“Iya , ya. Biasanya pengajian ginian bisa sampai jam 12 lho”
19354Please respect copyright.PENANAKh3ZBv6qzg
19354Please respect copyright.PENANAowZqAWABQ7
19354Please respect copyright.PENANAcyHh12urqk
Kami lalu bercakap-cakap dengan seru sambil mendengarkan pengajian. Ternyata di sebelah Bu Anjar adan Bu Kesti yang juara negrumpi. Kami segera terlibat pembicaraan serius sambil sekali-kali mendengarkan ceramah kalau pas ada cerita-cerita lucu. Kami berdiri agak di barisan tengah, Bu Anjar dan Bu Kesti mendapat tempat duduk di sebelahku.
19354Please respect copyright.PENANAddBAeqgT6W
19354Please respect copyright.PENANAJa8LFnqEie
19354Please respect copyright.PENANAdpMb9fOgm2
“Bu, monggo kalau mau duduk” tawarnya padaku.
19354Please respect copyright.PENANAo26mvBfmVA
19354Please respect copyright.PENANAqSo9kzz54f
19354Please respect copyright.PENANAzvlQ2Tubma
“Wah gak usah Bu. Saya lebih suka berdiri gini aja” jawabku. Padahal aku sedang menunggu Indun yang sedang berusaha menyibak kerumunan menuju ke arah kami.
19354Please respect copyright.PENANAD13UMUH3fS
19354Please respect copyright.PENANA164KlGAvTK
19354Please respect copyright.PENANAXvAMUFmcuz
Akhirnya Indun tiba di belakangku. Dua ibu-ibu sebelahku tidak memperhatikan kehadiran Indun, tapi aku melirik anak muda itu dan menyuruhnya berdiri tepat di belakangku. Aku bergeser berdiri sedikit di belakang bangku Bu Anjar dan Bu Kesti. Sementara Indun dengan segera berdiri tepat di belakangku. Dengan diam-diam aku menempelkan pantatku ke badan Indun. Indun tersenyum dan memajukan badannya. Pantatku yang semlohai segera menempel pada penis Indun yang sudah tegang di balik celananya.
19354Please respect copyright.PENANAhVUHXHMqrG
19354Please respect copyright.PENANAzjiF8w3OxR
19354Please respect copyright.PENANA0oZxbpwaCK
Aku berbisik pada Indun, “buka, Ndun. Udah pakai kondom?”
19354Please respect copyright.PENANApKE31GuaAu
19354Please respect copyright.PENANA0M8sqLjNAa
19354Please respect copyright.PENANAO8IxMFCxAf
Indun mengangguk dan membuka risliting celananya. Segera tersembul batangnya yang sudah mengeras. Segera kusibakkan baju panjangku ke atas dan nampaklah leggingku sudah kuberi lobang di bagian belahan pantatku. Indun nampak terkejut, dan sekaligus mengerti maksudku. Dengan pelan-pelan diarahkannya batang kerasnya ke lobang pantatku. Dan, slepppp. Masuklah batang itu ke lobang favoritnya. Tangan Indun masuk ke dalam bajuku sambil mengelus-elus perutku. Batangnya berada di dalam lobangku sambil sesekali dimaju mundurin. Kami bercinta di tengah keramaian dengan tanpa ada yang menyadarinya. Walaupun begitu aku tetap bercakap-cakap dengan dua ibu-ibu tetanggaku itu. Sementara di kanan kiri kami orang-orang sibuk mendengarkan ceramah dengan berdesak-desakan.
19354Please respect copyright.PENANA51HJLzWOZw
19354Please respect copyright.PENANAEWwzV5LQwE
19354Please respect copyright.PENANAQtJXRhQszE
Sekitar satu jam Indun memelukku dalam gelap dari belakang. Tiba-tiba vaginaku berkedut-kedut, pengen ikut disodok. Kalau dari belakang berarti aku harus lebih nunduk lagi. Pelan-pelan kutarik keluar penis Indun dan kulepas kondomnya. Aku kembali mengarahkannya, kali ini ke lubang vaginaku. Indun mengerti. Lalu, bless.. dengan lancarnya penis itu masuk ke vaginaku dari belakang. Ohh, enak sekali. Aku mulai tidak konsentrasi terhadap ceramah maupun obrolan dua ibu-ibu itu. Karena hanya sesekali kami bergoyang, maka adegan persetubuhan itu berlangsung cukup lama. Kepalaku sudah mulai berkunang-kunang kenikmatan. Di tengkukku aku merasakan nafas Indun semakin ngos-ngosan. Beberapa saat kemudian, aku mengalami orgasme hebat, tanganku gemetar dan langsung memegang sandaran bangku di depanku. Indun juga kemudian memuncratkan maninya dalam vaginaku. Kami berdua hampir bersamaan mengalami orgasme itu. Setelah agak reda, aku mendorong Indun dan mengeluarkan penisnya. Cepat-cepat Indun memasukkan dalam celananya, dan kuturunkan baju bagian belakangku. Aku dan ibu-ibu itu memutuskan untuk pulang sebelum acara selesai. Untung saja aku dan Indun sudah selesai. Dengan mengedipkan mata, aku menyuruh Indun untuk meninggalkan lokasi. Akhirnya terpuaskan juga hasrat kami setelah hari-hari yang sibuk yang memisahkan kami.
ns18.222.108.223da2