
Cerita ini bukan sinetron, walau judulnya mirip cerita sinetron, tapi ini adalah kisah sedih dari seorang teman, kisah yang merupakan kejadian yang sebenarnya. Namun untuk menjadikan kisah ini betul-betul sempurna maka aku sebagai penulis menambahkan sedikit bumbu tanpa lari dari jalur yang sebenarnya.
641Please respect copyright.PENANAvRQJoxl2V6
Perkenalkan namaku Aditya, umur 38 tahun, pekerjaanku apa saja yang penting halal. Aku tinggal di daerah Sumatera Utara, aku sendiri keturunan Melayu Deli.
641Please respect copyright.PENANAukMOI4b4OO
fitri
fitri
641Please respect copyright.PENANABSTwbhVuiV
20 tahun yang lalu…
641Please respect copyright.PENANApqarr37ft6
Setelah tamat sekolah aku tidak melanjutkan ke perguruan tinggi, karena kedua orang tuaku tidak sanggup untuk membiayai kuliahku. Aku sendiri yang sadar hal itu tidak memaksakan kehendak walau aku mempunyai cita-cita sebagai dokter. Aku memutuskan untuk merantau berbekal ijazah SMK-ku jurusan mesin otomotif.
641Please respect copyright.PENANAOP2xC7FABt
”Pak, buk, aku mau merantau, siapa tau nanti aku bisa sukses.”
641Please respect copyright.PENANAfhk6nW1Uc4
”Kamu mau kemana, nak?” sela ibu, ”kamu belum ada pengalaman,”
641Please respect copyright.PENANA9LiIQv655b
”Betul apa yang dibilang ibumu itu, Dit, mau jadi apa kamu di perantauan, lebih baik kamu bantu bapak di sawah,” kata bapak.
641Please respect copyright.PENANAdmrYxgVJsd
”Aku mau mandiri, pak!” jawabku. ”aku mau suatu hari nanti aku sudah punya usaha.”
641Please respect copyright.PENANA6OfFk4LK2o
”Amin!!!” ibu dan bapak serentak mengatakan amin.
641Please respect copyright.PENANAQAVgN3KnOx
”Tapi kamu mau merantau kemana, nak?” tanya ibu.
641Please respect copyright.PENANAG2943A8aDq
”Aku mau ke Batam, buk,”
641Please respect copyright.PENANA8T3L1zrQ0M
”Loh, memang di Batam ada pekerjaan untukmu?” tanya ibu lagi.
641Please respect copyright.PENANARtp26CJqEj
”Ya, gimana ya, buk, namanya cari kerja ya dicari lah,” jawabku sambil makan gorengan pisang yang ada di meja.
641Please respect copyright.PENANA4Mqq1oMzHI
”Ibu dan bapak sangat berat untuk menyetujuinya, nak, tapi kalau sudah hatimu bulat, mau bilang apa,” kata ibu dengan nada sedih. “Kapan kamu mau berangkat ke Batam, nak?” lanjut ibu.
641Please respect copyright.PENANA9IQey1efFK
”Kalau bisa sih minggu depan, buk.” Jawabku.
641Please respect copyright.PENANAtmla4UVi6G
Ibu dan bapak saling berpandangan. ”Gak bisa, nak,” kata ibu. ”bulan depan aja, bapak dan ibu belum cukup uang buat ongkos dan persediaanmu,”
641Please respect copyright.PENANAs6qYbSD5j9
”Betul, Dit,” sambung bapak. ”Tunggu bapak jual kambing dulu sama pak Slamet.”
641Please respect copyright.PENANAPCTpBhfxTJ
Aku pun setuju dengan pendapat ibu dan bapakku
641Please respect copyright.PENANAiEke8kPJJ7
Sebulan kemudian bapak dan ibu memberangkatkan aku dari pelabuhan Belawan, aku masih ingat ibu memelukku dan berpesan agar mengirim surat pada beliau.
641Please respect copyright.PENANAA3dayvwAaM
Jam 5 sore aku sampai di pulau Batam, dulu Batam sangat sepi tidak seramai sekarang. Setelah 2 minggu aku pun mendapat pekerjaan sebagai kuli bangunan, pekerjaan itu cukup untuk membiayai hari-hariku, tak lupa juga aku berkirim surat buat ibu dan bapak di kampung dan bersyukur kepada Allah SWT.
641Please respect copyright.PENANAqfwB79coDY
Setahun sudah aku berada di Batam, yang akhirnya mempertemukan aku dengan seorang gadis yang ayu juga ramah, namanya Nurlela, sebaya denganku. Kulitnya putih dan berkerudung, aku cinta padanya saat pandangan pertama. Setelah 3 minggu pendekatan, aku dan Nurlela sah menjadi sepasang kekasih. Kami selalu bersama pada saat malam, bahkan bajuku yang kotor dicucikannya, makin hari makin bertambah pula kasih sayangku padanya.
641Please respect copyright.PENANAscin80yUql
Sejauh ini hubungan kami makin erat, namun kami tidak pernah melakukan zinah, cium pipi dan pelukan itulah yang biasa kami lakukan saat mau pulang ke tempat kos masing-masing kalau ketemu, hingga tiba pada suatu malam naas bagi kami, malam yang sulit aku lupakan seumur hidupku. Malam itu adalah malam minggu sepulang dari menonton layar tancap yang diselenggarakan pemda setempat, masih kuingat judul filmnya; ”Ohara”.
641Please respect copyright.PENANAuUpnofQy1H
Ketika kami pulang, kami dicegat oleh beberapa pemuda, tanpa babibu plaaakkk.. gedebukkk!! aku dihajar sampai pingsan, aku tak tau apa yang terjadi. Setelah aku siuman, aku sudah berada di kamar kosku, aku ditemukan warga setempat, katanya aku pingsan dan diantar kemari. Aku langsung teringat pada Nurlela, lalu kutanyakan kepada mereka namum tidak ada yang tau. Aku mulai gelisah memikirkan Nurlela, untung saja para warga mau membantuku dan juga melaporkan kejadian ini pada pihak yang berwajib, karena kejadian yang menimpaku adalah tindak kriminal.
641Please respect copyright.PENANA2FcPm5gjpu
Pada malam harinya aku kembali ke tempat kosku, seharian aku mencari Nurlela tapi belum ketemu juga. Kondisiku yang lemah tidak kupedulikan lagi, bahkan… oh ya Allah, sejak tadi pagi aku belum makan, hanya minum air putih pemberian orang. Mataku mulai berkunang-kunang, dan aku tak kuat lagi menopang tubuhku sampai aku akhirnya tertidur.
641Please respect copyright.PENANAnIM7h61RBg
Pagi harinya aku terbangun karna mendengar azan dari musollah dekat rumahku, aku lekas mengambil wudhu dan sholat. Aku tak henti-hentinya memohon kepada Allah SWT agar melindungi Nurlela dari segala marabahaya. Setelah selesai sholat, aku sangat terkejut dan mengucap beribu-ribu syukur karena Nurlela ada di depan pintu tempat kosku. Aku berlari memeluknya, Nurlela pun tak kalah histerisnya, dia menangis sejadi-jadinya di pelukanku.
641Please respect copyright.PENANANn1vjMg18m
”Astaghfirullah,” kata itulah yang kuucapkan saat Nurlela mengatakan dirinya telah diperkosa, sekejap tubuh kami berdua terasa lemas, baik aku maupun Nurlela. Tanpa sadar kami berlutut sambil berpelukan, aku sangat syok dan sedih akan apa yang dialami oleh Nurlela, aku tak tau apa yang harus kuperbuat.
641Please respect copyright.PENANAeZ854xQiEC
Namun walaupun hatiku hancur kucoba menguatkan dan menghibur Nurlela, kekasihku. Aku melaporkan kejadian ini kepada RT setempat, melalui mereka juga membuat pengaduan ke polisi, tapi hal itu tidak merubah keadaan Nurlela yang semakin hari semakin syok, badannya mulai kurus kering.
641Please respect copyright.PENANAyTKM6aHdig
Setelah 2 bulan, kasus yang menimpa aku dan Nurlela belum juga terungkap. Aku dan Nurlela bolak-balik mendatangi kantor polisi untuk memberikan keterangan, aku mulai jenuh akan semua ini. Keadaan Nurlela pun sejauh ini tidak menandakan ada perubahan, bahkan sikapnya mulai dingin, namun aku tetap bertahan mencintainya, walaupun rasa cintaku kini dibumbui rasa kasihan yang teramat dalam.
641Please respect copyright.PENANAkRTg4wGLzU
Hingga suatu pagi Nurlela memberitahukan kalau dirinya sedang hamil. Aku merasa berjalan diatas berjuta beling tajam yang siap merobek-robek kakiku, aku tak tau lagi harus berbuat apa, yahh… aku benar-benar menganggap kalau ini adalah cobaan terbesar dalam hidupku, cintaku yang dalam pada Nurlela membuatku semakin dewasa. Aku berniat menikahi Nurlela dan bertanggung jawab walaupun kehamilannya bukan karena aku.
641Please respect copyright.PENANAoJf6iqAF4k
Selama seminggu aku mengurus pernikahanku yang dibantu oleh kerabat dan juga para sahabat. Kami dinikahkan oleh penghulu, jadilah kami sepasang suami istri tanpa ada resepsi, bahkan aku tidak memberitahukan kabar pernikahanku kepada orang tuaku. Biarlah waktu yang memproses semua ini, bathinku saat itu.
641Please respect copyright.PENANAWgKjRu3LhB
Malam pertama tidak mempunyai arti bagiku, bahkan malam kedua, minggu pertama dan seterusnya. Aku tidak menyetubuhi Nurlela, aku tidak mau menodai janin yang dikandung oleh istriku. Nurlela juga masih merasa trauma jika melakukan hal itu, tapi tanggung jawabku sebagai suami tak pernah kutinggalkan. Aku menafkahi istriku, juga memberikannya kebahagiaan, kasih sayangku padanya tidak luntur sedikit pun, karena pada dasarnya aku sangat mencintai dia dari hatiku yang paling tulus.
641Please respect copyright.PENANAaidNbVPdi0
Jam 11 malam istriku kesakitan, aku tau ini adalah bulan dimana istriku akan melahirkan setelah diberitahu oleh bidan yang ada di tempatku. Tak ayal aku pun merasa senang bercampur was-was, aku yang minim pengalaman soal urusan seperti ini langsung memberitahukan bidan dimana istriku sering periksa. Dulu bidan sangat langka, hanya ada beberapa bidan yang bertugas di Batam pada saat itu. Aku juga memberitahu kerabat dekatku.
641Please respect copyright.PENANAGwT1qimE1v
jantungku berdebar-debar bercampur senang yang luar biasa setelah mendengar tangisan bayi dari luar kamar, para kerabat menyalamiku. Setelah beberapa saat, bidan yang menangani persalinan istriku keluar dari kamar dengan wajah bercampur sedih dan takut, ”Ma-maaf, pak… yang tabah ya,”
641Please respect copyright.PENANAR5dGFWxR4J
”Kenapa, bu?” jawabku tegang.
641Please respect copyright.PENANAcGjzYM8FQL
”A-anu, pak…”
641Please respect copyright.PENANA5b1WT2qz7h
Tanpa bertanya lagi aku langsung menuju kamar, kulihat istriku Nurlela telah terbujur kaku. Aku pegang wajahnya terasa dingin, aku pun menangis histeris, aku tak kuasa menerima kenyataan ini, istriku Nurlela telah tiada…
641Please respect copyright.PENANAOt7qFNnV5J
Setelah istriku wafat, aku membesarkan Fitri, anakku, sendirian. Kini umurnya 5 tahun, wajahnya sangat mirip dengan istriku, aku memasukkan dia ke TK. Aku sangat sayang pada Fitri, sampai-sampai aku memasukkan Fitri ke asuransi. Dulu asuransi belum dikenal banyak orang, tapi berkat arahan sahabatku maka aku memasukkan Fitri ke asuransi pendidikan sejak Fitri berusia 3 tahun. Semenjak kepergian istriku tersayang, aku sudah tidak lagi bekerja di Batam, aku membawa Fitri ke Pekanbaru. Aku bekerja separoh waktu karena aku selalu kuatir akan Fitri, anakku.
641Please respect copyright.PENANAtpKY0ZM28P
Sejak dini Fitri aku ajari tentang kebaikan, bahkan jilbabnya berlusin kubelikan padanya, setiap hari minum susu, tak lupa makanan yang bergizi, hingga Fitri sekarang lebih mirip anak orang kaya bila dilihat secara fisik.
641Please respect copyright.PENANAfCKPVxX8N7
jilbab-toge-nia-jateng- latifa putri (7)
641Please respect copyright.PENANAZRGZj3HBbO
Tahun-tahun berlalu, Fitri sekarang telah besar, minggu depan dia sudah mulai masuk sekolah SMP, tak terasa waktu begitu cepat berlalu ya… Fitri anakku telah berumur 13 tahun, Namun Fitri selalu bermanja-manja padaku, kami masih tidur seranjang, bahkan aku juga sering memandikannya atau juga mandi bersama. Rumahku yang mungil hanya memiliki 1 kamar dan juga mempunyai kamar mandi yang letaknya di dalam rumah yang memungkinkan kami bebas melakukan apa saja. Selain mendidik Fitri dengan baik, di sisi lain aku sangat memanjakannya, itulah letak kesalahanku sebagai orang tua.
641Please respect copyright.PENANAsttbw0KE0K
Pada suatu hari yang indah, Fitri memintaku untuk memandikannya, karena sudah biasa aku pun menurutinya. Fitri meminta dimandikan dengan air hangat, tanpa beban aku mengiyakan permintaannya. Setelah air kurebus, aku ke kamar mandi mencampur air panas dengan yang dingin. Saat aku masuk, aku melihat Fitri anakku sudah telanjang, tanpa memakai baju sehelai pun. Aku agak terkejut campur entah apa, yang pasti dadaku deg-degan.
641Please respect copyright.PENANAdJX1VE5HE3
Aku melihat kemaluan anakku sudah ditumbuhi bulu walaupun sedikit, tapi sangat kontras dengan penglihatanku. Aku juga melihat payudaranya mulai benjol, menandakan Fitri mulai beranjak remaja. Entah kenapa aku sangat bergairah melihat Fitri saat itu, namun aku segera Istighfar berkali-kali dalam hati sambil memandikan dan mengusap-usap badan Fitri, tapi imanku kalah, imanku goyah, jujur kuakui aku sangat terangsang.
641Please respect copyright.PENANApL01LTFTt1
Untung saja acara memandikan Fitri telah selesai, akupun menyuruh Fitri ke kamar untuk memakai baju, sementara aku masih di kamar mandi mau mandi. Aku menyabuni badanku, tapi gairah itu datang lagi, kemaluan Fitri anakku sangat melekat di ingatanku, juga payudaranya… oh Tuhan, batinku. Tanpa sadar aku mulai mengocok penisku secara perlahan, ya aku onani membayangkan kemaluan anakku, juga kulitnya yang putih bening akibat karena minum susu tiap hari sangat merangsangku.
641Please respect copyright.PENANAJ1IdIkkwv3
”Ooughhhh,” aku mendesah, kocokan tanganku semakin kencang, hingga akhirnya, croottt… aghhhh, maniku keluar sangat banyak dan kental sekali, aku sangat puas.
641Please respect copyright.PENANAyskOc6Z0jl
Tepat saat itulah, tiba-tiba… ”P-papa ngapain?!”
641Please respect copyright.PENANAJP07rfT5Ju
Deg…!!! oh, aku dilihat anakku sedang onani, aku lupa mengunci pintu!
641Please respect copyright.PENANAQPDUz4OCuq
”Ehh… ehh… anu, papa… papa mau mandi… eh tidak, papa tadi pipis.” jawabku.
641Please respect copyright.PENANAKwBsKmkqoj
”Oohh…” sahut Fitri.
641Please respect copyright.PENANAVS7UKcipnH
Lalu aku mandi, setelah itu Fitri tidak membahasnya lagi.
641Please respect copyright.PENANAh2FNuYdb0X
Pada suatu malam, mungkin jam 1 lewatm aku terbangun karena mendengar rintihan kesakitan, ternyata Fitri yang kesakitan.
641Please respect copyright.PENANAsRwUnHtYHZ
”Kenapa, nak?” tanyaku.
641Please respect copyright.PENANATYV5oD198R
”Uuuu… uuuu… sakit, Pa, perutku sakit,”
641Please respect copyright.PENANABCu0yIYUeH
Aku memegang perutnya. Aku meraba-raba sampai ke bawah pusarnya, ”Mana yang sakit, nak?” tanyaku.
641Please respect copyright.PENANAITJHi2tiDv
”Ini, pak,” jawab Fitri sambil memegang-megang perutnya.
641Please respect copyright.PENANAmmmUWVIr9Q
Aku menaikkan sedikit baju Fitri, dan juga menurunkan celana nya. Saat aku menurunkan celananya, aku melihat ada darah di sekitar daerah kemaluannya, tanpa pikir panjang kupelorotkan celana dan celana dalam Fitri. Pada awalnya aku sangat ketakutan, selama ini Fitri tidak pernah mengalami yang beginian, paling demam dan pilek. Aku mengambil air hangat, mengisinya ke baskom, perlahan kubersihkan darah yang ada di kemaluan Fitri dengan handuk leher. Saat kuusap, Fitri tidak lagi mengeluh. Setelah beberapa saat aku tersadar bahwa Fitri mengalami haid yang pertama, kekwatiranku pun perlahan hilang. Kubersihkan semua darahnya, dan juga celana dalam bekasnya kubawa ke kamar mandi lalu kubilas.
641Please respect copyright.PENANAvNSRcvtjur
”Masih sakit, nak?” tanyaku.
641Please respect copyright.PENANAxf2sImkbfx
”Masih, Pa,” jawab fitri.
641Please respect copyright.PENANAHePuuZqt0g
fitri
fitri
641Please respect copyright.PENANAdOLUaOzlrq
”Ya udah sini papa peluk,” aku memeluk Fitri sambil tiduran, tangan kiriku mengusap-usap kemaluan Fitri yang telanjang, aku melihat wajahnya mulai tertidur.
641Please respect copyright.PENANAJ4COJ7IqVu
Setelah pulang kerja aku belanja perlengkapan dapur dan juga tentu saja pembalut untuk Fitri, aku masih ingat pembalutnya bermerk Lauriel warna merah jambu. Hari itu Fitri tidak sekolah, katanya masih sakit di sekitar perutnya. Setiap malam selama seminggu aku selalu mengusap-usap kemaluan Fitri, katanya dengan usapanku sakitnya berkurang, tapi yang anehnya Fitri selalu meminta aku mengusap-usap kemaluannya setelah masa haidnya selesai.
641Please respect copyright.PENANAULwUa2RNwU
Tentu saja aku berpikiran aneh, tapi kuturuti saja asalkan anakku merasa nyaman, bahkan sekarang Fitri kalau tidur hanya menggunakan pakaian dalam saja dan kaos singlet, bagaimana aku tidak dibuat pusing jadinya, tapi itu kudiamkan saja padahal itu sebenarnya salah karEna kami tidur dalam satu ranjang tua, yang kapasnya sudah menipis. Perlahan aku mengikuti gaya Fitri yang tidur hanya mengenakan celana dalam saja, di bawah satu selimut tentu saja, cuma dipisahkan bantal guling.
641Please respect copyright.PENANAP86Fl2mn2i
Waktu itu malam minggu, tapi sedang hujan. Aku memutuskan tidur duluan, kutinggalkan Fitri yang sedang asyik menonton tv. Aku kecapekan dan langsung pulas, tentu saja sebelum tidur aku membuka celana dan bajuku. Aku terbangun karena kedinginan, aku samar-samar melihat selimut kami dipakai oleh Fitri sendirian dengan memeluk guling pemisah kami. Dia membelakangiku sambil menekuk kedua kakinya.
641Please respect copyright.PENANA4HB5fWEJFU
Kasihan anakku, dia pasti kedinginan, batinku. Aku ikut berselimut dengannya, dan menggeser tubuhku lebih dekat lagi. Kupeluk Fitri dari belakang, aku seperti kesetrum baterai ABC di kala pahaku bersentuhan dengan pahanya, spontan saja penisku mulai bangun saat menempel ke pantatnya.
641Please respect copyright.PENANAIa7F1aNell
Oghh, ada gairah yang kudambakan, yang belum pernah kulakukan. Sejauh ini aku masih perjaka, belum pernah melakukan yang seperti ini, bahkan dengan almarhumah istriku. Aku jadi tidak bisa tidur dibuatnya, jantungku mulai berdebar kencang. Entah pikiran setan dari mana, aku mulai membuka celana dalamku, posisi tidurku kuturunkan sedikit ke bawah, perlahan aku mengarahkan penisku ke jepitan paha Fitri, aku melakukannya begitu saja.
641Please respect copyright.PENANAs9h50YtDCi
Penisku terasa hangat, aku sudah diburu oleh nafsu. Aku goyangkan pantatku maju-mundur, mmffffhhhh… crootttt!!! Ohhh… aku mengeluarkan spermaku. Perlahan penisku mengecil, aku membalikkan badan dan menyesali apa yang telah aku lakukan. Aku memohon ampun kepada yang kuasa atas perbuatanku, aku berjanji tidak akan melakukannya lagi, hingga aku tertidur karena kecapekan berpikir.
641Please respect copyright.PENANA4tB3LAufHW
fitri
fitri
641Please respect copyright.PENANAx7LRTICDv4
Aku bangun, tapi Fitri sudah tidak ada lagi di sampingku. Oh tidak, dia pasti melihat penisku yang telanjang. Aku agak panik karena selama ini, baik kami mandi bersama, aku selalu memakai celana dalam. Aku keluar kamar, kudengar ada cidukan air dari kamar mandi. Aku mulai malu dan segan untuk mandi bersamanya, walau kami tidur hanya mengenakan celana dalam saja. Aku tak kuasa melihat bulu kemaluan Fitri dan juga benjolan payudaranya yang mulai membesar. Oh tidak, batinku. Lebih baik aku menunggu Fitri selesai mandi.
641Please respect copyright.PENANAlNB4EMKR9t
Aku melihat kompor sudah menyala, Fitri ternyata sudah memasak nasi. Aku kembali ke kamar dan berbaring, mataku terasa pedas karena masih mengantuk, aku lihat jam dinding sudah jam 6 lewat, hooaaammmm…
641Please respect copyright.PENANAmwGAhuOZK8
”Pa… pa… pa…!!!”
641Please respect copyright.PENANAvjWN1XRG1O
Aku membuka kedua mataku.
641Please respect copyright.PENANAVkpCw5p2yN
”Pinjam handuknya, Pa!!” kata Fitri.
641Please respect copyright.PENANAU0SUOjzLkp
Aku bangkit dan memberi handuk yang kupakai, aku tak ingat kalau aku tidak memakai apa-apa kecuali handuk yang melilit tubuhku itu, juga Fitri yang masih telanjang sehabis mandi. Aku melihat bulu kemaluannya lagi. Ohh, aku tidak menyadari penisku perlahan bangun. Mata Fitri pun menangkap gerak-gerik penisku itu.
641Please respect copyright.PENANATpe2M4FhLg
”Pa, anunya papa berdiri,” kata Fitri.
641Please respect copyright.PENANA7tJ1Dt8XxU
Ya ampun, dari mana dia tau ngomong seperti itu. Aku pun menutup penisku dengan tangan. ”Ehh, anu… papa mungkin lapar, nak.”
641Please respect copyright.PENANAW5xsBsGVmG
”Ohh, kalau papa lapar pertandanya gitu ya, Pa?”
641Please respect copyright.PENANAn45kUF4Zxi
”I-iya,” kataku sedikit grogi dan bergegas ke kamar mandi lalu mandi.
641Please respect copyright.PENANALIYy726saP
Suatu malam Fitri tidak memakai baju sehelai pun. ”Lho, kok belum pakai baju, nak?” tanyaku.
641Please respect copyright.PENANA7bmYm14yc5
”Habis gerah, Pa, tuh kipas anginnya putarannya lambat,”
641Please respect copyright.PENANAxrp7k9i4xU
Aku melihat kipasnya, memang putarannya sangat lambat walau tombolnya sudah nomor 3, ”Mungkin ada yang rusak nih kipasnya,” kataku sambil mengamati baling-balingnya, ”besok aja papa perbaiki,”
641Please respect copyright.PENANAS7Mk8Jn6PF
”Iya, Pa… Papa capek ya? Tadi Fitri beliin es batu, Pa, tapi udah Fitri campur ke teko.”
641Please respect copyright.PENANAZLD0VWD9lN
Memang saat itu aku kehausan dan juga gerah, aku lalu mengambil gelas dan mengisinya dengan air dingin. Gleek, glek, glek, ahh… aku merasa segar, aku pun membuka celana dan bajuku.
641Please respect copyright.PENANAMOHWqLgE02
”Pa, tadi di sekolah, Fitri dicolek sama teman Fitri,” adu Fitri kepadaku.
641Please respect copyright.PENANAlYxh1SbjDD
”Trus, udah lapor sama guru?” tanyaku.
641Please respect copyright.PENANA0MUZyMASla
”Udah, Pa, temanku itu dihukum lari keliling lapangan,” jawab Fitri sambil ketawa.
641Please respect copyright.PENANA0IUnY9TPMe
Aku mendekati Fitri yang duduk di kursi kayu dan membelai-belai rambutnya. ”Nak, kamu pintar-pintar ya jaga diri, pokoknya jangan sampai hal tadi terulang kembali.”
641Please respect copyright.PENANA9BNTyUgJnB
”Iya, Pa,” jawab Fitri.
641Please respect copyright.PENANAbYTRlkyFv3
”Dan satu hal lagi, belakangan ini papa perhatikan kamu lebih sering nonton ketimbang belajar.” kataku sambil menyandarkan kepalanya ke bahuku.
641Please respect copyright.PENANA6wRXWD7F7G
”Tadi uda, Pa, sore,” jawab Fitri sekenanya sambil menatap layar televisi.
641Please respect copyright.PENANAW8YDv1oKiz
”Oh gitu, ya udah, papa senang dengarnya. Papa tidur duluan ya, nak, Papa ngantuk,”
641Please respect copyright.PENANAvolW4TNxds
”Fitri juga ngantuk, Pa. Yuk tidur, Pa.” ajak Fitri lalu mematikan tv.
641Please respect copyright.PENANA70siz7jYvm
Malam itu kami tidak berselimut karena panas, aku memeluk Fitri. Sebelum tidur kami bercerita tentang sekolahnya, tapi yang membuat bulu kudukku merinding adalah keadaan Fitri yang telanjang bulat. Aku tidak tahan dengan situasi ini, tapi entah kenapa tanganku yang memeluk Fitri malah mengelus-elus kemaluannya.
641Please respect copyright.PENANA6TkNIYcow0
”Mmmff,” aku mendengar nafas Fitri mulai tidak teratur.
641Please respect copyright.PENANANrltZB0njX
Jari tanganku bahkan menyibak bibir Fitri, akal sehatku sudah tidak normal. Fitri menggigit bibir bawahnya dan… deg, tangan Fitri memegang penisku. Keringatku makin deras membasahi wajahku, tangan mungilnya sangat merangsangku. ”Oughhh,” desahku ketika Fitri mulai mengocok penisku.
641Please respect copyright.PENANA0Pv2hZFuoi
Aku lalu menindih tubuhnya dengan menahan badanku agar dia tidak kesakitan, kutatap matanya, seolah-olah aku menatap mata Nurlela, istriku. Kucium bibir mungilnya, pantatku di bawah kugoyang-goyang ke samping kiri-kanan bahkan dengan sedikit penekanan ke bawah. Aku cium terus bibir Fitri, dan bibir atasnya kuisap dengan bibir dan lidahku. Aku tau Fitri bisa menikmatinya, naluriku menuntunku mencumbui leher sampai payudaranya yang kecil keras.
641Please respect copyright.PENANAc10EW6Ggg1
fitri
fitri
641Please respect copyright.PENANA1bg3IodCBn
”Pa, aghh… aww sakit, Pa,” jerit Fitri saat kuhisap seluruh payudaranya. Ciumanku turun ke bawah sampai ke kemaluan Fitri, kakinya kulebarkan untuk memudahkanku menciumi dan menjilati kemaluannya.
641Please respect copyright.PENANAhhvBITQZKf
”Mmmfffff… aghhhh…” Fitri seperti cacing kepanasan saat lidahku menari-nari di kelentitnya. Dia menjerit, tapi tidak keras, ”Mmmfffhhh… agghhhh…” Fitri mengangkat pantatnya lebih dekat ke mulutku.
641Please respect copyright.PENANA1h8jY3Bzkk
”Mmmffhhhhh…” Jilatanku terasa asin, dan ada lendir halus, aku dulu tidak tahu kalau Fitri sudah orgasme. Aku terus menjilatinya sampai…
641Please respect copyright.PENANADQGVZiwAd0
”Pa, udah, Pa! Geli… mffhhh… udah, Pa,”
641Please respect copyright.PENANAOP0iQD5wnZ
Aku menatap Fitri, matanya nampak sayu. Aku pun menyudahinya dan kembali memeluknya, aku membiarkan Fitri terlelap walau hasratku belum kesampaian. Aku merasa Fitri bukan sekedar anakku lagi, tapi belahan jiwaku. Perlahan kucium keningnya dan aku pun tertidur.
641Please respect copyright.PENANAxcCwW6RQJU
”Pa, besok Fitri nerima raport. Kata bu guru, yang ambil raport adalah orang tua murid,” kata Fitri malam itu.
641Please respect copyright.PENANATpj9SAe8aO
”Duh, gimana ya, nak, padahal papa besok harus kerja,” jawabku sambil meminum kopi.
641Please respect copyright.PENANADfdrdzv9xk
Lalu Fitri berjalan ke arahku dan memijit-mijit punggungku, ”Pa, kalau sebentar gak bisa ya, Pa?” tanyanya.
641Please respect copyright.PENANAQisvXP2uXW
”Bisa sih, nak. Memang jam berapa pembagian raportnya?” kataku sambil membawa tubuh Fitri menghadapku.
641Please respect copyright.PENANA8tAsguuOPv
”Mungkin jam 9 an kayaknya, Pa,”
641Please respect copyright.PENANAAgZ0Av2HbR
”Kok kayaknya sih, nak?”
641Please respect copyright.PENANAZfwTObjiNL
Lalu Fitri mencubit kedua pipiku, ”Ih, mana Fitri tauuu,” jawabnya sangat manja.
641Please respect copyright.PENANAInTyIrYGvF
”Weaaakkk, bau… nafas Fitri kok bau sih?” tanyaku sambil bercanda, padahal nafasnya sangat wangi.
641Please respect copyright.PENANABugtGJeYU6
fitri
fitri
641Please respect copyright.PENANA8MwYW96J5R
”Masa sih, Pa?” kata Fitri sambil mengarahkan telapak tangannya ke arah mulutnya lalu mengeluarkan nafasnya.
641Please respect copyright.PENANAzOx6jZ0YDu
”Bau kan?” tanyaku.
641Please respect copyright.PENANAB2XXle63FV
”Wee… papa bohong,” jawab Fitri sambil memencet hidungku.
641Please respect copyright.PENANABnGNPGOA2T
”Udah, mandi sana,”
641Please respect copyright.PENANAhhA07nMzKP
”Gak mau, Fitri maunya dimandiin papa.”
641Please respect copyright.PENANACwjNYnLgyR
”Gak ah, Fitri kan udah besar.”
641Please respect copyright.PENANACsp8BYmo3U
”Ayolah, Pa…” rengek Fitri, ”Papa udah lama gak mandiin Fitri.”
641Please respect copyright.PENANACSCbmumQyW
”Ya udah, papa ambil handuk dulu,” kataku sambil berpikir, sebenarnya aku takut kalau aku khilaf, sementara disisi lain hasratku sangat menginginkannya.
641Please respect copyright.PENANApekgdNVlFG
”Pa, Fitri boleh masuk ke bak air gak?” tanya Fitri.
641Please respect copyright.PENANAHWi2V2DQKN
”Lho, mau ngapain, nak?”
641Please respect copyright.PENANAqOQUwOlYQY
”Tadi Fitri liat di TV, Pa, kalau orang kaya mandinya di bak gitu,” jawab Fitri, ”Hehehe… Pa, Fitri tau kok kita hidup pas-pasan, tapi gak salah ’kan ngikutin jaman,” terang Fitri panjang lebar.
641Please respect copyright.PENANArx0LpXZfRY
”Oh, Papa kirain Fitri udah makin oon,” kataku sambil menunjuk keningnya sampai mundur.
641Please respect copyright.PENANAsLSAo1PXc4
”Ihh, papa jahat,”
641Please respect copyright.PENANAOJ9827Q4m1
”Udah ah, kita mandi. Papa bentar lagi mau ada urusan di luar,” perintahku.
641Please respect copyright.PENANAhmap8K6CIB
Fitri mulai membuka bajunya, aku sangat mengamati saat Fitri buka baju dan celana dalamnya, lalu aku membuka semua pakaianku, aku tidak malu lagi menampakkan penisku pada Fitri.
641Please respect copyright.PENANA2CH8IQGpbe
”Pa, aku masuk ya,” kata Fitri.
641Please respect copyright.PENANAd1Y7kyjDz8
Tanpa menunggu jawabanku, kaki Fitri sudah berada dalam bak air. Bak air kami punya ukuran 50cm lebarnya, dan panjangnya kurang dari 1 meter, sama dengan tingginya. Aku pun mengikuti Fitri masuk ke bak air, kami saling berhadap-hadapan, dan kedua kaki Fitri berada diantara sisi pinggangku.
641Please respect copyright.PENANAY4yHVwT4Ah
jilbab-toge-nia-jateng- latifa putri (2)
641Please respect copyright.PENANADqi1vBTOYT
”Trus gimana nyabuninya?” tanyaku pada Fitri.
641Please respect copyright.PENANA14bd4JUDZI
”Hehehe, ya gini, Pa,” jawab Fitri sambil mempraktekkan dengan menyabuni badannya.
641Please respect copyright.PENANADP0qv10bCf
”Nak…”
641Please respect copyright.PENANARz8GfILiMP
”Ya, Pa?!”
641Please respect copyright.PENANAgLwScLvsJw
”Kamu gak pernah cerita sama orang kan kalau papa sering mandiin Fitri?” tanyaku sambil melihat aktifitasnya.
641Please respect copyright.PENANAKEinvjPgHr
”Fitri udah dewasa, Pa, jadi tau mana yang musti diceritakan dan mana yang tidak,” jawab Fitri mantap.
641Please respect copyright.PENANAMFHBqEpw51
”Trus kalau sudah dewasa mengapa harus dimandiin?” tanyaku.
641Please respect copyright.PENANAlETNBDZqoT
Fitri menatap mataku dan mendekatiku. ”Pa, Fitri sangat sayang sama papa. Fitri sangat bahagia bisa punya papa.”
641Please respect copyright.PENANAjuwSZGKYMD
Aku memeluknya, otomatis di dalam air aku memangku Fitri secara berhadap-hadapan. Fitri juga memelukku, aku tak menyangka kalau Fitri anakku telah tumbuh dewasa. Dewasa dalam sifat, juga dewasa dalam tubuh.
641Please respect copyright.PENANANJY4wrr1M5
”Papa laper ya?” tanya Fitri.
641Please respect copyright.PENANACMd9BJXiWL
”Gak, kan tadi udah makan banyak,” jawabku.
641Please respect copyright.PENANAv64NwXaaaa
”Trus anunya papa kok bangun?” bisik Fitri di telinga kananku.
641Please respect copyright.PENANAtQmiCUjQLL
Aku mencubit pinggangnya di dalam air.
641Please respect copyright.PENANAhHDGesdY3c
”Pa, Fitri udah tau kok kenapa anunya papa bangun,” kata Fitri.
641Please respect copyright.PENANAOaLhh2vZ9E
”Tau dari mana?” selidikku.
641Please respect copyright.PENANAF9hVoCqLL8
”Tuh, Pa, si Erna yang ngajarin, teman sebangku Fitri.”
641Please respect copyright.PENANABjPZi1gYm7
”Ohh,” kataku sambil mencurigainya. Aku bersandar di dinding bak mandi, penisku yang tegang terhalang karena Fitri duduk di pahaku. Aku memejamkan mata sambil menggeser-geser pantat Fitri.
641Please respect copyright.PENANARXqjaMHYRQ
”Tok, tok, tok,” terdengar ketukan di pintu depan. Aku langsung meloncat keluar bak mandi, aku menutup pintu kamar mandi dan memakai baju serta celanaku.
641Please respect copyright.PENANAi22zIAZZCi
”Eh, nak Rani,” sapaku pada teman Fitri.
641Please respect copyright.PENANAu6zQS05eaq
”Fitrinya ada, om?” tanya anak itu padaku. Rani adalah anak tetanggaku, sekaligus teman sekolah Fitri.
641Please respect copyright.PENANAiTDxAxW6Ow
”Ada tuh, lagi mandi. Masuk yuk!” ajakku. ”Fit, Fitt, ada Rani,” aku pura-pura berteriak kecil.
641Please respect copyright.PENANAi4wNhXYKD5
”Iya, Pa, tunggu!” jawab Fitri dari dalam, juga setengah berteriak.
641Please respect copyright.PENANAvMF7au6k5i
Aku lalu ke kamar mengganti pakaianku. ”Fit, papa brangkat dulu ya, sekalian nanti papa beliin martabak,” kataku pada Fitri saat dia sudah selesai mandi dan hanya memakai handuk.
641Please respect copyright.PENANAE6PcuR5Cl9
”Rani, om tinggal dulu ya, baik-baik di rumah,” kataku pada Rani.
641Please respect copyright.PENANA8jrCUZ5RtB
”Iya, om,” jawab Rani.
641Please respect copyright.PENANAgs5EXLICqH
Aku pun pergi untuk menghadiri undangan di RT sebelah.
641Please respect copyright.PENANAYMUBJQk37J
Setelah selesai undangan, aku bergegas pulang. Aku bertemu dengan Ratmi, ibunya Rani. Bu Ratmi seorang janda, suaminya meninggal karena kecelakaan kereta api di Jawa. Karena tidak punya pekerjaan jadi bu Ratmi pindah ke Pekanbaru, kebetulan adiknya punya lahan karet.
641Please respect copyright.PENANAn9NqcXNfAl
”Bapak mau pulang?” tanya bu Ratmi.
641Please respect copyright.PENANAnNlcWll02y
”Iya, bu, kasihan Fitri sudah menunggu,” jawabku.
641Please respect copyright.PENANAqyfFq73Szm
”Kalau gitu mari saya antar, pak!” ajak bu Ratmi.
641Please respect copyright.PENANAtMinaFqSi4
”Aduh, trimakasih ya, bu. Tapi saya mau beli martabak dulu buat Fitri,” jawabku.
641Please respect copyright.PENANAREQKmOfDdN
”Ya gak apa-apa, Pak, nanti kita singgah. Lagian Rani kalau gak salah ada di rumah bapak.”
641Please respect copyright.PENANAZZAofiai28
”Betul, bu. Iya tadi dia datang.”
641Please respect copyright.PENANA54lAq9JhVq
Bu Ratmi pun tersenyum.
641Please respect copyright.PENANAKzoMl14YVL
”Kalau begitu biar saya saja yang bonceng ya, bu!” tawarku.
641Please respect copyright.PENANAg8EZHWO9pb
”Iya, Pak, masa saya yang bonceng,” jawab bu Ratmi.
641Please respect copyright.PENANARPa6PRBpb9
Aku pun membawa motor milik adiknya bu Ratmi menuju rumahku dan singgah beli martabak dulu. Bu Ratmi orangnya manis, bisa dibilang masih seksi. Pinggulnya agak besar, tapi aku tidak tertarik pada bu Ratmi, karena sosok Nurlela istriku tidak tergantikan dan juga sosok Fitri anakku yang sangat kusayangi. Tak pernah terpikirkan olehku untuk mencari istri baru, aku takut kalau nantinya Fitri terlantar.
641Please respect copyright.PENANARJeEweRRV5
“Nyam, mmmhhhh… martabaknya enak, om,” kata Rani.
641Please respect copyright.PENANAGFkUtfgj9d
”Iya, Pa, martabaknya enak.” timpal Fitri.
641Please respect copyright.PENANAHsJQEA194p
Kami berempat makan martabak yang kubeli barusan bersama bu Ratmi. Setelah selesai makan, bu Ratmi dan Rani permisi pulang. ”Sampai besok ya, Fit,” kata Rani sambil melambaikan tangannya.
641Please respect copyright.PENANAZjJGxyHRMK
Aku dan Fitri kemudian masuk ke rumah dan menutup pintu. Seperti biasanya sebelum tidur kalau memakan sesuatu kami sikat gigi, hal ini telah kuajarkan pada Fitri sejak dia umur 5 tahun.
641Please respect copyright.PENANAQrcc8oRDXq
”Papa capek ya?” tanya Fitri saat melihatku memijit-mijit leher.
641Please respect copyright.PENANAusPrjhFBuh
”Iya, nak,”
641Please respect copyright.PENANAYkg5BBJ4sl
”Boleh Fitri pijitin?”
641Please respect copyright.PENANA68D6DTiqwc
”Gak usah, nak, besok pagi juga paling sudah sembuh,” kataku.
641Please respect copyright.PENANAAyhselSqRk
”Uhh, kapan Fitri bisa nyenengin papa?” rengek Fitri.
641Please respect copyright.PENANASXThycAGFc
Aku memeluknya, tak terasa tinggi Fitri sudah sebahuku. ”Papa tiap hari senang kok,” jawabku, ”Yuk tidur!” ajakku kemudian.
641Please respect copyright.PENANAfbJyQHuqHJ
Fitri pun menurut, ia lalu membuka semua pakaiannya, termasuk celana dalamnya. Aku pun melakukan hal yang sama, kami lalu naik ke kasur dan berselimut.
641Please respect copyright.PENANA9e4DZldXGa
”Malam ini dingin ya, Pa?” tanya Fitri.
641Please respect copyright.PENANAliXkKnwGXD
”Iya, nak, sepertinya mau hujan,” jawabku.
641Please respect copyright.PENANAXMAJRls52B
Lalu Fitri memeluk tubuhku yang telentang dengan kaki dan tangannya, aku kembali merasakan kehangatan tubuhnya. Aku tak tahu kenapa dengan diri Fitri, seolah-olah Fitri sangat suka merasakan atau melihat penisku bangun. Aku merasakan gerak-gerik kaki Fitri di atas penisku, aku berpura-pura tidur, aku mau tahu sejauh mana reaksi Fitri padaku.
641Please respect copyright.PENANAJcr0w09Ace
”Pa,” panggil Fitri, tapi aku tidak menjawab. Fitri lalu memegang wajahku, ”Pa,” panggilnya lagi.
641Please respect copyright.PENANAPt2jIghLFv
Aku kembali tidak menjawab panggilan Fitri. Aku merasakan dia bangun. Kubuka sedikit mataku untuk melihat apa yang akan dilakukan oleh Fitri. Anakku itu menurunkan selimut sampai batas kakiku, aku berusaha menahan suaraku karena tiba-tiba Fitri memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Aku berpikir, dari mana Fitri bisa belajar melakukan ini?
641Please respect copyright.PENANAzWD5WnUAxL
Fitri menutup mulutnya, seolah-olah dia mau muntah karena penisku menusuk kerongkongannya. Fitri kembali berbaring dan menarik selimut. Aku amat-amati dari pergerakannya, aku tau kalau Fitri sangat gelisah. Kira-kira 5 menit kemudian Fitri bangun lagi, kali ini dia memegang dan mengocok-ngocok penisku perlahan, serasa Fitri adalah seorang yang mahir dalam urusan esek-esek. Kocokan Fitri membuat penisku bangun, kenikmatan yang kurasakan hampir saja membuatku mendesah. Aku bisa saja bangun dan membalas perlakuan Fitri yang membuatku terbang, tapi aku ingin tau sejauh mana ia bekerja.
641Please respect copyright.PENANAHymIa9uy4w
Dadaku hampir copot dan bisa dibilang aku menahan nafas secara tidak sengaja saat Fitri menaiki tubuhku dan mengarahkan penisku ke lobang kemaluannya, aku merasakan geli campur nikmat saat penisku menempel di lobang kemaluannya. Aku lihat Fitri menggigit bibir bawahnya.
641Please respect copyright.PENANA8HKiV4a0Co
”Mmmmffhh… aww,” desah Fitri pelan, dia jongkok diatas penisku. Aku tidak bisa melihat ke arah penisku, tapi aku merasakan kalau kepala penisku sudah masuk ke kemaluan Fitri walau sedikit. Tanpa sadar aku menggoyang pantatku naik turun. Melihat reaksiku, Fitri menatapku. Aku menyerah, aku pun membuka mataku.
641Please respect copyright.PENANAXHDMV2Noj8
”Uhh… papa jahat,” kata Fitri sambil menindihku, aku pun memeluknya dan membalikkan badannya.
641Please respect copyright.PENANAXcQ8WyRRfs
Aku mencium bibirnya, kali ini Fitri membalas walau hanya mengecap-ngecapkan bibir. Naluriku membimbingku untuk mengeluarkan lidah, Fitri mengulumnya. Pantatku bergoyang di bawah ke kiri – ke kanan dan ke bawah, menekan kemaluan Fitri. Sekarang Fitri yang mengeluarkan lidahnya, aku menghisapnya. Mmmff… aku merasakan kenikmatan, rasa pertama bagiku. Aku hampir lupa kalau aku mengisap lidah Fitri cukup kuat sampai akhirnya…
641Please respect copyright.PENANANeluT7rdHw
”Mmmfffhh… Pa, sakit!” rintihnya.
641Please respect copyright.PENANAlsfYaxTZL8
”Hehehe, maaf.” aku mencium payudaranya, kali ini mulutku tidak muat lagi mengisap payudaranya, aku mainkan lidahku di payudaranya secara bergantian.
641Please respect copyright.PENANAyFt7d73sVT
”Mmmmffffhhh… Pa, rasanya kok enak ya?” erang Fitri lirih.
641Please respect copyright.PENANA1c982zVpCG
Aku makin semangat mengisap payudaranya, ciumanku turun ke kemaluan Fitri, aku jilati dengan lidahku. Aku tak sabar untuk memasukkan penisku, aku lebarkan paha Fitri, kutuntun penisku ke lobang kemaluannya, kutekan.
641Please respect copyright.PENANAUdcof6piTE
”Aww… sakit, Pa.” kata Fitri sambil merapatkan pahanya.
641Please respect copyright.PENANAExBMn27eBU
Aku meludahi kemaluan Fitri agar licin, lalu kembali kuarahkan penisku ke lobang kemaluannya. Kali ini aku melakukannya dengan penekanan yang sangat pelan, tapi masih sulit. Kuambil bantal dan kuletakkan di bawah pantat Fitri, kali ini agak sedikit lebih nyaman, kedua tanganku bisa bebas tanpa menopang tubuhku lagi. Kusibak bibir kemaluan Fitri dengan kedua jempolku, jelas sudah kelihatan lobangnya yang merah dan sempit. Kubasahi ujung penisku dengan ludahku, kali ini agak licin.
641Please respect copyright.PENANAOLZ3oxOxTh
”Mmmffffff… Paaa, sakittt!!” lirih Fitri.
641Please respect copyright.PENANAaVmGh57Iqs
Aku menekannya lagi.
641Please respect copyright.PENANA0dBEtP0LHM
”Paa… aahhh… Fitri gak kuat,”
641Please respect copyright.PENANAkiJgXADJag
Kulihat kepala penisku sudah masuk, tinggal batangnya. Aku melihat Fitri mengeluarkan air mata, aku kasihan padanya, kucabut penisku dan kupeluk Fitri. Tapi aku merasa tanggung, kembali kuciumi bibirnya, lehernya, payudaranya, juga kemaluan Fitri. Kali ini aku menjilati kemaluan Fitri dengan rakus.
641Please respect copyright.PENANAYTv0rZdpRR
”Mmmfffhh… ougghh… Paaa, enakk… mmfff…” Fitri menggoyang-goyangkan pantatnya seakan mau menghindar karena kegelian. Kujilati itilnya, lalu Fitri meremas kepalaku, ”Mmmfffhhh… Paaa, ahhhh…” kembali Fitri mengangkat pantatnya.
641Please respect copyright.PENANAHNCRWRZQRm
Aku tau kalau dia mau orgasme, maka kusedot pas di lobang kemaluannya dengan kuat.
641Please respect copyright.PENANAA7BmiZ085O
”Paaa…”
641Please respect copyright.PENANADQ7LbS7isS
Aku merasakan ada sedikit cairan hangat, segera kutelan semua, secara bersamaan pantat Fitri menekan mulutku dan aku merasakan pantatnya sangat menegang, dan… ah, nafas Fitri menjadi sangat cepat. Aku melihat wajah Fitri yang orgasme, terlihat sangat dewasa, keringat di keningnya membuat wajahnya semakin cantik.
641Please respect copyright.PENANAFp7VWpqV7x
Aku berlutut di depan paha Fitri, kulebarkan pahanya, penisku yang setengah tegang kututun ke arah lobang kemaluan Fitri. Lebih baik begini, pikirku. Kalau penisku makin tegang tentu saja sulit bagiku memerawani Fitri. Kutekan pelan penisku, aaahhh… terasa hangat dan enak sekali. Kepala penisku kembali terbenam di kemaluan Fitri.
641Please respect copyright.PENANAlnUSTBGNZB
”Aww… Pa, sakit,” jerit Fitri.
641Please respect copyright.PENANAKK2bDkaUwN
Kutekan lagi hingga masuk sekitar setengah centi meter.
641Please respect copyright.PENANApY2lsAD2QQ
”Awwww… Pa, ahhh…” Fitri meraung kesakitan.
641Please respect copyright.PENANAYxl0LfTRlU
Kucabut penisku, aku kasihan padanya. Kemudian aku mengocok penisku, kencang, makin kencang. Tak sampai 3 menit aku merasa mau keluar, tatapanku melekat pada tubuh Fitri dan lobang kemaluannya, ”Aaahh… mmmfffhh…” crooot, croooottt, croootttt, spermaku keluar diatas perut sampai payudara Fitri. Aku menikmatinya sampai kocokanku membuat penisku mengecil, lalu aku berbaring sambil memeluk Fitri dan mengatur nafasku, hingga kami berdua tertidur pulas.
641Please respect copyright.PENANAD6vlq376a3
***
641Please respect copyright.PENANAxS17abdXEe
Aku berdiri di teras rumahku, melihat Nurlela istriku yang duduk di bangku teras sambil menangis.
641Please respect copyright.PENANAGLiICfRzSJ
”Kenapa kamu tega melakukannya pada anak kita, Pa?” tanya istriku.
641Please respect copyright.PENANAk6VhMQdWRV
Aku mendekat ke arah Nurlela, ”M-maafin papa ya, Ma. Papa kesepian semenjak ditinggal mama,” jawabku.
641Please respect copyright.PENANAyTJxysC11i
”Tidak!!!” Nurlela menatapku dan menunjukku dengan jari telunjuknya, seakan-akan mau menerkamku. Dan plakk, plakk, Nurlela menamparku dengan keras.
641Please respect copyright.PENANAtEFsLXktFc
”Dia bukan anakku, dia bukan darah dagingku, dia bukan anakku,” nafasku terasa sesak.
641Please respect copyright.PENANAJDt4ydNGQ2
”Pa, Pa! Bangun!”
641Please respect copyright.PENANAWCaLLHfGLn
”Pa…”
641Please respect copyright.PENANAHe66MKGsd0
Ohh, aku bermimpi. Keringatku bercucuran dan nafasku ngos-ngosan seperti habis berlari.
641Please respect copyright.PENANAnPPsaOgGdN
”Papa mimpi buruk ya?” tanya Fitri.
641Please respect copyright.PENANAyYxn9kfh5T
”Iya, nak,”
641Please respect copyright.PENANA4QAt73Chmf
Lalu Fitri keluar dari kamar, tak lama kemudian dia datang membawa air minum. Aku meminumnya, aku melihat jam pukul 02.30 WIB.
641Please respect copyright.PENANAyEjbWyNNrT
”Makasih ya, nak, kita tidur lagi yuk,” kataku.
641Please respect copyright.PENANAReWqNPHqLK
”Iya, Pa,” Fitri memelukku, sementara aku mencoba melupakan mimpi tadi dan aku pun terlelap.
641Please respect copyright.PENANALJPR174rtK
Seharian aku teringat mimpiku, bahkan aku bekerja tidak semangat, aku telah menghianati Nurlela. Ya, aku tidak akan mengulangi lagi perbuatanku, aku berjanji dalam hati. Hari ini aku sengaja pulang agak larut malam, kulihat jam sudah hampir jam 12 malam.
641Please respect copyright.PENANAh8u2p1aRYV
Tok, tok, tok, kuketuk pintu rumah. Tak lama Fitri membukakan pintu, ”Kok lama, Pa, pulangnya?” tanyanya.
641Please respect copyright.PENANAEzrEHxFsGD
”Iya, tadi banyak pekerjaan,” jawabku sambil membuka bajuku yang kotor. Kulihat tudung saji di meja makan, lauk dan pauknya masih banyak.
641Please respect copyright.PENANACAmD3zWRbo
”Pa, Fitri laper,” kata Fitri.
641Please respect copyright.PENANArEnVVLwOtB
”Lho, kenapa belum makan?” tanyaku.
641Please respect copyright.PENANAudKEvSeLZQ
”Fitri nunggu papa.”
641Please respect copyright.PENANA1VGZlnNWs1
”Lain kali kalau papa pulang telat, Fitri makan aja dulu,” seruku.
641Please respect copyright.PENANAQMd3UGwfHB
”Ogah ah, Fitri maunya makan bareng sama papa.”
641Please respect copyright.PENANAkMYUmSGvpJ
”Ya udah, papa mandi dulu ya,” kataku.
641Please respect copyright.PENANACRON0cMsgW
Lalu aku mandi, kali ini aku membawa baju ganti ke kamar mandi. Setelah selesai mandi, kami langsung makan.
641Please respect copyright.PENANAA5SmfX6RPe
”Hooaaammmm… kita tidur yuk,” kataku sehabis makan.
641Please respect copyright.PENANACLPG9fJD8S
”Iya, Pa, Fitri juga ngantuk,” kulihat Fitri membuka bajunya.
641Please respect copyright.PENANAfKEc9un69e
Oh tidak, batinku. Aku sengaja tidak membuka pakaianku, lalu kami beranjak ke tempat tidur. Aku menatap langit-langit kamar, sulit kupejamkan mataku, terIngat mimpi tadi malam. Istriku, maafkan aku, batinku.
641Please respect copyright.PENANAIj5ElGQMmP
Kulihat Fitri, oh bagaimana mungkin aku tahan dengan semua ini, namun aku tidak mau lagi mengulangi perbuatanku, maka segera kubalikkan badanku membelakangi Fitri, sampai aku pun tertidur.
641Please respect copyright.PENANAc8lKuFsMGo
***
641Please respect copyright.PENANAyHbOkeOqXo
Hari ini aku tidak kerja, aku sudah minta izin sama juraganku agar bisa libur selama 3 hari, kebetulan Fitri juga sedang libur kenaikan kelas. Aku bangun sekitar jam 9 lewat, kulihat Fitri sedang asik menonton TV bersama Rani.
641Please respect copyright.PENANA8adhlCcZTt
”Udah bangun, Pa?” tanya Fitri.
641Please respect copyright.PENANAwE8xWX5ysg
”Iya nih, hoaaammm… tapi masih nguaantukk,” kataku sambil menguap. Aku melihat Rani memakai daster yang agak tipis, aku bisa melihat garis-garis celana dalamnya karena posisinya menonton sambil telungkup. Pantatnya sudah lumayan montok, lebih besar dari pantat Fitri. Uhh, penisku mendadak bangun, aku sengaja duduk dibelakang mereka. Karena serunya acara yang di tv, mereka diam saja, tapi kaki Rani yang ditekukkan ke atas bergoyang-goyang, dilebarkan lalu dirapatkan. Saat dilebarkan aku bisa melihat sedikit celana dalamnya, kutelan ludahku.
641Please respect copyright.PENANAFxvm7coWr1
Aku lalu ke kamar untuk mengambil koran dan kembali lagi, aku pura-pura membaca koran tapi tempat dudukku berpindah agak lurus di belakang Rani. Kulihat mereka berdua masih asyik menonton, penisku menegang, jujur saja tubuh Rani lebih indah bila dibandingkan tubuh anakku, Fitri. Sekilas kalau dilihat, Rani seperti wanita dewasa. Entah kenapa melihat paha dan pantatnya, penisku jadi sangat tegang.
641Please respect copyright.PENANAJPjMHtkhVK
Uhh, aku ke kamar lagi, mengganti celanaku dengan sarung tanpa memakai celana dalam. Aku keluar lagi dari kamar, walah sialan, pikirku, Rani sudah duduk. Tanpa mikir panjang, aku ke kamar mandi. Saat aku mandi, pikiranku berkecamuk, kenapa akhir-akhir ini hasratku semakin tidak terkontrol. Selesai mandi, aku makan, tak lupa aku mengajak Fitri dan juga Rani, tapi Rani tidak mau, alasannya sudah makan.
641Please respect copyright.PENANAthzs2Lfbdk
”Pa, nanti sore kita ke pasar ya!” kata Fitri.
641Please respect copyright.PENANA2959qsGtcZ
”Mmm, iya deh. Jam berapa, nak?”
641Please respect copyright.PENANABxAju5dJWC
”Jam lima aja, Pa, sekalian belanja juga lihat pasar malam,”
641Please respect copyright.PENANAaAN1Qabo1r
”Iya, om, mumpung liburan,” potong Rani.
641Please respect copyright.PENANAH0AwwzTVjN
”Ok, nanti sore kita pergi. Tapi nunggu sore enaknya kita ngapain ya?” tanyaku pada Fitri.
641Please respect copyright.PENANA0SGiBcO9Vv
”Hehehe, nonton aja, Pa,” jawab Fitri.
641Please respect copyright.PENANAnLmDMMpfGq
Selesai makan, aku ikut nonton bersama Fitri dan Rani. Kali ini kami nontonnya bersandar ke dinding kamar, Fitri yang manja padaku langsung tidur di pahaku. Rani juga tak mau kalah, katanya dia rindu sosok ayah, jadi Rani bersandar di bahuku. Tanganku yang kanan membelai-belai rambut Fitri, sementara tangan kiriku memegang tangan Rani. Hampir 2 jam kami menonton hingga Fitri tertidur di atas pahaku, sementara Rani tidak lagi bersandar di pundakku, dia berbaring dengan posisi pantatnya sangat dekat dengan pantatku, dasternya agak terangkat.
641Please respect copyright.PENANAkQMdsjOjG4
Melihat itu, penisku mulai bangun. Kugeser kepala Fitri ke lantai, aku lalu ke kamar membuka seluruh pakaianku. Aku kembali lagi, kusingkap daster Rani sampai ke perutnya, celana dalamnya yang warna putih sekarang terlihat jelas. Kuangkat kaki Rani satu sehingga posisinya sekarang seperti orang melahirkan, kudekatkan wajahku ke kemalauannya, kuendus aromanya. Hmm… bau keringat, batinku. Kujilati celana dalamnya dengan posisi menungging, rasanya asin. Mungkin Rani tadi pagi belum mandi, batinku.
641Please respect copyright.PENANAlnbCCJtyft
Kusingkap celana dalamnya ke samping agar aku bisa melihat lobang kemaluannya, aku tidak berani membuka celana dalam Rani, pasti dia terbangun. Kuisap jari telunjukku lalu kumasukkan ke lobang kemaluan Rani, sluupp… jariku masuk semua. Aku penasaran, lobang kemaluan Rani agak longgar ketimbang punya Fitri, aku yakin pasti Rani pernah bersetubuh. Kucucuk-cucukkan jariku, Rani mulai bergerak, dia merapatkan pahanya. Kudiamkan beberapa saat jariku di dalam kemaluannya, lalu kucabut.
641Please respect copyright.PENANAD4oSFCGoo3
Sekarang giliran penisku kubasahi dengan air liur, lalu kuarahkan ke lobang kemaluan Rani. Lututku agak sakit menekan tikar pandan, tapi kutahan. Perlahan kepala penisku masuk dengan mudah, kutekan lagi, ”Mmmmfff,” aku menahan desahanku saat penisku sudah masuk semua. Ohhh, perjakaku ternyata buat Rani.
641Please respect copyright.PENANAbTJW4xuj6W
Kulihat Rani mulai gelisah. Aku lalu menopang tubuhku dengan tangan agar tidak menindih Rani. Mulai kugoyang pantatku, aku merasakan kalau pantat Rani juga ikut bergoyang, ohh makin nikmat. Makin lama goyangan pantatku menjadi semakin kencang.
641Please respect copyright.PENANAccIWqmdrCv
”Mmmfffhhhh,” desah Rani.
641Please respect copyright.PENANAjnshIQ87km
Kucium bibirnya, Rani pun membalas ciumanku, bahkan lidahku disedotnya, dia sudah tak tidur lagi. Aku merasa penisku mau mengeluarkan sesuatu yang tak bisa kubendung, ”Oougghhhh,,.” kutekan pantatku sekuatnya, crrrooottt… crooottt… spermaku keluar di dalam kemaluan Rani. Tak kusangka aku bisa ML dengan Rani. Aku lemas dan menindih tubuhnya, kubiarkan penisku bersarang di dalam kemaluan Rani. Kupandangi wajahnya, tapi mata Rani menatap ke belakangku.
641Please respect copyright.PENANA4EUl0nf3KZ
Deg!! Ternyata Fitri melihat kami. Mataku dengan mata Fitri saling bertatapan saat aku menoleh ke belakang, aku menjadi sangat malu. Lekas kucabut penisku dan duduk sambil menutupi wajahku. Aku masih diam, begitu juga dengan Rani dan Fitri.
641Please respect copyright.PENANAHkTPfEH7YP
”Om, Fit, aku permisi pulang,” kata Rani.
641Please respect copyright.PENANA2ep2jvHYVV
Aku dan Fitri tak mengeluarkan sepatah kata pun. Setelah Rani pulang, Fitri masuk ke kamar dan aku hanya bisa menyesali perbuatanku, namun sekaligus juga menikmatinya.
641Please respect copyright.PENANACF6TWM9y83
Seminggu setelah kejadian itu, aku dan Fitri jadi jarang komunikasi, bisa dikatakan hanya sekali, itu pun saat Fitri minta uang mau beli buku baru. Sikap Fitri mulai berubah, cenderung lebih cuek, dia tidak mau lagi makan bersamaku, apalagi minta dimandikan, dan kalau tidur selalu membelakangiku, tapi tetap saja hanya memakai celana dalam dan bh. Sudah 2 hari ini aku melihat Fitri memakai bh, tentu saja bukan aku yang membelikan.
641Please respect copyright.PENANAI98H8gNIdT
Pada suatu malam cuacanya sangat panas, PLN pun mati karena ada kerusakan. Aku kegerahan, keringatku bercucuran. Aku pergi ke kamar untuk membuka semua pakaianku, juga celana dalamku. Kukipas-kipas tubuhku menggunakan buku tulis Fitri yang kuambil di atas meja samping tempat tidur. Aku perhatikan Fitri melakukan hal yang sama, dia telanjang dan mandi, padahal sudah pukul 10 malam. Kucoba tidur tapi tidak bisa, panasnya suhu membuatku selalu mengeluarkan keringat.
641Please respect copyright.PENANAuCIKX2MI3N
Aku lihat Fitri sudah selesai mandi dan merasa segar, dia lalu berbaring di sampingku dengan membelakangiku. Aku mulai gemas dengan sikapnya, seakan-akan aku bersalah padanya. Tapi melihat Fitri yang tenang tidak mengipas-ngipaskan buku membuatku iri. Aku ke kamar mandi dan, byuuurrr… oh, segar juga mandi, batinku. Selesai mandi ternyata aku mulai tenang, perlahan rasa kantukku datang. Hooaaammm… dan akupun tertidur.
641Please respect copyright.PENANAvxoKd95I8K
Suara gledek membangunkanku, ternyata hujan turun sangat lebat, membuat tubuhku kedinginan. Begitu juga dengan Fitri, dia bangun akibat suara gledek yang memekakkan telinga. Fitri menyelimuti tubuhnya, aku mencoba masuk ke dalam selimut itu, Fitri membiarkanku. Kupeluk dia dari belakang, ohh hangatnya, gairahku mulai muncul seiring penisku yang perlahan membesar. Aku merasakan penisku menempel di pantat Fitri yang membelakangiku. Tanpa sengaja kudorong-dorong pantatku, juga tanganku telah memegang payudara Fitri dan sedikit meremas pelan. Fitri diam saja kuperlakukan demikian. Aku makin berani, kucium leher belakang Fitri.
641Please respect copyright.PENANAt4MxFLxVwi
”Mmffhhh… ahhhh… Pa,” Kini Fitri membalikkan badannya menjadi telentang, gairahku sudah terbakar hingga aku lupa pada janjiku, dengan rakus kukulum bibirnya, juga payudaranya, lidahku menari-nari di putingnya.
641Please respect copyright.PENANA2DYZwB13Rb
”Mmmffhhhh… mmffhhhh… Paa, ahhhh… Pa.” rintih Fitri.
641Please respect copyright.PENANAy6InRh8fmu
Kudekatkan wajahku ke kemaluannya, langsung kujilat dan kugigit pelan itilnya. Aku menelan semua cairan yang keluar dari kemaluan Fitri, bercampur aduk dengan ludahku.
641Please respect copyright.PENANA9S4GCQf1sk
”Aaaahhhh… Paaaa… Paaaaa…” Fitri makin mengerang hebat.
641Please respect copyright.PENANArDOn4suhif
Kuludahi telapak tanganku lalu kugosok ke penisku agar licin, kuarahkan penisku perlahan. Kulihat wajah Fitri, aku tidak tahu maksud Fitri saat menganggukkan kepalanya. Perlahan tapi pasti, tanganku yang satu memegang penisku, sedang tangan yang satu lagi membuka bibir kemaluan Fitri, kudorong pantatku…
641Please respect copyright.PENANAY6LDFUl4WG
”Ooughhh… awww…” Fitri mendesah bercampur menahan rasa sakit. Kulihat penisku sudah mulai masuk, bahkan kepala penisku tidak kulihat lagi. Aku merasa agak ngilu di bagian penisku, tapi sangat menikmatinya. Kudorong lagi perlahan, perlahan, perlahan…
641Please respect copyright.PENANAWXxW1GaMKG
”Mmmffhhh… Paaaa… sakittt!!” kata Fitri lirih. Penisku telah tertanam setengah dalam kemaluannya, kudorong lagi dengan tekanan yang lebih kuat, sleppp!!!
641Please respect copyright.PENANAGx2J2yaqH2
”Aahhhhhhh… Paaaaa…” ia menjerit.
641Please respect copyright.PENANAcy6yqD6JYC
Aku menutup mulut Fitri agar tidak kedengaran sampai ke luar. Aku melihat air matanya menetes, aku kasihan padanya, tapi juga tak ingin memutus kenikmatan ini.
641Please respect copyright.PENANAsYtdP70UUe
”Tahan ya, Sayang, tahan,” kataku mantap, aku goyang-goyang pantatku.
641Please respect copyright.PENANA7Im7nPaU9S
”Aahhhh… aaahhhh… aaaahhhh…” Fitri merengek saat penisku bolak-balik menghantam dinding kemaluannya, nikmatnya tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Fitri hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala saat kupercepat goyanganku.
641Please respect copyright.PENANAaQj9jkAxWo
”Aaahhh… aaahhhh… aaahhh… oh anakku, memekmu enak sekali… mmmfffhhhh!!” aku mengeluarkan kata-kata vulgar, dalam sekejap aku bagaikan profesional.
641Please respect copyright.PENANApKI4Cx2iH0
”Ohhh, Fitri anakku… kita ngentot… ahhhh… aahhh…” Crrroootttt… spermaku keluar banyak sekali sampai tak bisa kukatakan, aku puas dan terbaring lemas sampai aku tak tahu keadaan Fitri. Sambil mengatur nafas, aku menciumi Fitri dan memeluknya. Oh aku telah merenggut keperawanan Fitri, anakku sendiri, batinku.
641Please respect copyright.PENANAwjqmoAsChC
Seminggu setelah kejadian itu, aku selalu menjaga sikap, baik di rumah maupun di lingkunganku, aku takut perbuatanku diketahui orang lain. Biar bagaimanapun tingginya hasratku, aku dapat mengontrol sikapku. Aku juga telah memperingatkan Fitri agar jangan terlalu manja bila ada orang lain, di samping itu juga aku sangat ketakutan apabila Fitri hamil. Seingatku waktu memerawaninya, aku lupa untuk tidak mengeluarkan spermaku di dalam kemaluannya.
641Please respect copyright.PENANALCkK4iFVvn
”Pa, papa lamunin apa?” tanya Fitri membuyarkan lamunanku.
641Please respect copyright.PENANANj4Jj45BNd
”Eh, kamu udah pulang, nak… nggak, Papa cuma mikirin kerja,” jawabku.
641Please respect copyright.PENANAyHWFXgBOhD
”Oh… Pa, Fitri bisa ikut les computer? Soalnya teman-teman Fitri pada ikut,” lanjutnya.
641Please respect copyright.PENANAGakUclwB7N
”Boleh aja, nak, Papa justru senang.” jawabku.
641Please respect copyright.PENANALWv5xixUpH
”Makasih ya, Pa, muaaaahhh…” Fitri menciumku. ”Mulainya sekarang, Pa, jam tiga, tapi harus bawa uang daftar sama biaya beli disknya,” lanjut Fitri.
641Please respect copyright.PENANAmAvifXz2Tw
”Oh, berapa katanya, nak?” tanyaku sambil menatap payudara Fitri yang membuatku menelan ludah.
641Please respect copyright.PENANA6SnjTayWFA
”250rb, Pa.” jawabnya.
641Please respect copyright.PENANAklhs4EsbQf
”Kok mahal amat, nak?” aku mengerutkan alis, belakangan ini keuanganku semakin menipis untuk biaya kami dan juga biaya sekolah Fitri.
641Please respect copyright.PENANAsbzbuIl1fI
”Gak tau, katanya segitu, Pa,” jawab Fitri.
641Please respect copyright.PENANArbfegwUv5E
Aku mengeluarkan dompet, isinya cuma 50rb. Lalu aku ke kamar dan membuka lemari pakaianku, kubuka amplop yang terletak di bawah lipatan baju. Aku menarik nafas, sisa gajiku bulan kemarin tinggal 400rb, kuserahkan 250rb pada Fitri.
641Please respect copyright.PENANAaXvMSYnqsN
”Nih duitnya, tapi belajarnya yang sungguh-sungguh ya!” nasihatku pada Fitri.
641Please respect copyright.PENANAdfjLIowTkq
Fitri menerimanya dan memelukku, ”Makasih ya, Pa,”
641Please respect copyright.PENANAZ9rO64zvkx
Aku mencium rambut Fitri yang bau sinar matahari, ”Ya udah, kamu makan dulu sana,” kataku.
641Please respect copyright.PENANAXd75gvG00D
”Belum laper, Pa, Fitri mau tiduran dengan papa, nunggu jam 3,” jawab Fitri. ”uhhh… gerah ya, Pa,” lanjut Fitri sambil membuka baju sekolahnya, ”Papa, sini, dekat Fitri,” ia memanggil.
641Please respect copyright.PENANAh6swqJ3Ml0
Tingkahnya sungguh sangat menggoda imanku, kubuka semua bajuku dan kutindih tubuhnya, kucium bibirnya.
641Please respect copyright.PENANAkfKeB12H5a
”Mmmffffhhhh… Paaa… mmfffhhhh…” Fitri merintih.
641Please respect copyright.PENANAiXaF9cORRx
Salah siapa, batinku. Aku langsung membuka celana dalamnya, sslrruupp… kemaluan Fitri kujilat dan kusedot habis-habisan.
641Please respect copyright.PENANAar7JY1rUkw
”Aaagghhh… Paa, enakk… ugghhh…” Fitri mengangkat-angkat pantatnya.
641Please respect copyright.PENANAvBsBgNlTxY
Aku mengangkangkan kaki Fitri dan mengganjal pantatnya dengan bantal. Kuarahkan penisku tepat di lobang kemaluan Fitri, kutekan, ”Mmmfffhhhh… Pa,” dia merintih saat seluruh batang penisku habis ditelan kemaluannya yang sempit dan hangat.
641Please respect copyright.PENANA9bdgjnx72C
”Paaa…”
641Please respect copyright.PENANAabazHagFi2
”Iya, nak…”
641Please respect copyright.PENANA7NW0nENmsO
”Mmfffhh… enak, Paa…”
641Please respect copyright.PENANAr8izCQ9ahC
”Apanya, nak?” Goyangan pantatku makin kupercepat.
641Please respect copyright.PENANAwy4VVUFHX6
”Titit papa, enaaakk…”
641Please respect copyright.PENANAvcBuXV8uy2
”Apa titit itu, nak?”
641Please respect copyright.PENANAkuCBl7nRsi
”Kontol papa,”
641Please respect copyright.PENANAIkbfwd9Jzi
Aku makin bernafsu mendengar kata-kata Fitri. Aku merasakan sesuatu akan keluar dari penisku, kugoyang pantatku makin kencang, dan puting Fitri aku lumat habis, kuhisap sekuat-kuatnya.
641Please respect copyright.PENANAEcVb234qx9
”Paaa… aaaaghhhhhhhh…” Fitri menjambak rambutku, dan crooottt, crooottt, penisku mengeluarkan sperma yang banyak sekali di dalam kemaluan Fitri.
641Please respect copyright.PENANAHArG7MQFLD
Disaat yang hampir bersamaan, ”Paaaa… aaaghh!!” Fitri seperti mengejan, pantatnya menekan penisku sangat kuat. Rupanya dia juga orgasme, kami sama-sama puas. Aku masih membiarkan penisku di dalam lobang kemaluan Fitri sambil mengatur nafas, siang itu kami berdua mandi keringat.
641Please respect copyright.PENANAGETONlm0y9
Aku melihat jam sudah menunjukkan pukul 2 lewat. ”Nak, mandi sana,” kataku sambil turun dari tubuh Fitri.
641Please respect copyright.PENANAZVszDzvKwB
”Bentar lagi, Pa,” jawab Fitri sambil memegang penisku, aku membiarkannya. Tak beberapa lama Fitri beranjak dari tempat tidur, aku merasakan angin yang segar, rupanya Fitri memindahkan kipas angin yang ada di luar ke dalam kamar. Aku menikmatinya sampai tertidur.
641Please respect copyright.PENANAM3CcR7hLbM
”Pak!!”
641Please respect copyright.PENANAPD2wDPo5lw
Tok-tok-Tok…
641Please respect copyright.PENANAjMzN2SmoyG
”Pak, Pak…”
641Please respect copyright.PENANAU0U85ygmpG
Aku bangun saat mendengar ketukan di pintu depan, masih jam 4. Uh, siapa ini yang mengganggu tidurku, batinku. Kubuka pintu dengan keadaan mata yang masih terkantuk-kantuk.
641Please respect copyright.PENANA3Utj3mqhNC
”Aawwwww!!” bu Ratmi lekas menutup kedua matanya sambil berbalik.
641Please respect copyright.PENANA2RlSIthmGS
Oh tidak!!! Aku lupa memakai celanaku. Aku langsung balik ke kamar dan mengambil handuk, segera kulilitkan ke pinggangku.
641Please respect copyright.PENANAKlwkgFoBuQ
”Maaf, bu,” kataku. ”Ada apa ya, bu?” lanjutku untuk memecah kebekuan.
641Please respect copyright.PENANAsnPnyxinWo
”Anu, pak, maaf mengganggu. Bisa pinjam kamar mandi?”
641Please respect copyright.PENANAsTKXzvokPZ
Tanpa kujawab, bu Ratmi langsung nyelonong ke kamar mandi. Suara kentutnya sampai kudengar, aku tersenyum dan berpikir; aneh, kenapa juga bu Ratmi kesini? batinku.
641Please respect copyright.PENANAU573RSZGzs
10 menit kemudian bu Ratmi keluar, ”Makasi ya, pak. Kamar mandi kami rusak, mungkin tersumbat,” kata bu Ratmi.
641Please respect copyright.PENANAHKKQgL8yf1
”Iya, Sama-sama, bu, nggak apa-apa.” jawabku.
641Please respect copyright.PENANA6VBUeiod9O
”Fitri kemana, pak?” tanya bu Ratmi.
641Please respect copyright.PENANA4YuXvibi6d
”Fitri sedang les,” jawabku.
641Please respect copyright.PENANAFLQZN8OhPq
”Oh, pantesan bapak telanjang,” kata bu Ratmi sambil tertawa kecil.
641Please respect copyright.PENANA4NGdPBUHoi
Wah, bu Ratmi ini agak genit juga, batinku. Dia tidak langsung pulang, malah duduk di dekatku.
641Please respect copyright.PENANA89HLxbSgAZ
”Bu Ratmi belum mau pulang?” tanyaku.
641Please respect copyright.PENANA31D2oc32yx
”Ehh, gak boleh ya lama-lama?” jawab bu Ratmi agak menggoda.
641Please respect copyright.PENANADKTbvhyxkY
”Boleh sih, bu, tapi malu dilihat tetangga,” jawabku.
641Please respect copyright.PENANAh8UKyo71mU
”Betul juga ya, pak, kalau begitu saya pamit aja deh,” kata bu Ratmi sambil menuju pintu dan langsung pulang.
641Please respect copyright.PENANAbYlGfzQR4s
Aku bergegas mandi, belum sempat kubilas badanku, ada yang memanggil-manggil dari luar.
641Please respect copyright.PENANAmzCks3fQNW
”Fit, Fitrii…”
641Please respect copyright.PENANA1ulafaGisy
Siapa lagi ini, pikirku. Aku lilitkan handuk ke pinggangku dan…
641Please respect copyright.PENANAHwCj8vAH7l
”Eh, maaf, om, Fitri di rumah?” tanya Rani.
641Please respect copyright.PENANAIxCV6kKwH3
”Nggak, lagi les computer,” jawabku.
641Please respect copyright.PENANARMaIFleDr6
”Ohh, Rani cuma mau minjam buku, Om,” lanjutnya.
641Please respect copyright.PENANAcfdsss7OeP
”Tunggu aja, bentar lagi juga balik,” kataku.
641Please respect copyright.PENANAjUQLxe2FNn
”Iya, om,” jawab Rani sambil memandang ke arah penisku.
641Please respect copyright.PENANAJXOPLcg4Ur
”Tapi nunggunya di luar aja ya,” lanjutku.
641Please respect copyright.PENANA1BZ7K5cJTS
”Iya, om.” jawab Rani.
641Please respect copyright.PENANAyhKbCvz6MI
Aku pun balik ke dalam dan mandi kembali.
641Please respect copyright.PENANAvaxYh1uz69
***
641Please respect copyright.PENANAGmNgscTrAq
”Pa, lain kali kalau rani datang, suruh aja pergi!” kata fitri agak jengkel.
641Please respect copyright.PENANAX5HmCCDw9I
”Lho, kenapa, nak? Rani kan teman sekolahmu,” jawabku.
641Please respect copyright.PENANAaNB7NwfOUb
”Tapi Fitri tidak suka padanya,” jawab Fitri tegas.
641Please respect copyright.PENANAxAjgg3dJkV
Aku tau Fitri pasti tidak suka karena penah melihat kami sedang ML. ”Papa gak tega, nak,” lanjutku.
641Please respect copyright.PENANAgLaK4anOag
”Gak tega apa suka?” jawab Fitri.
641Please respect copyright.PENANAst7aXotdFY
”Ngg… ehh, kok gitu ngomongnya?”
641Please respect copyright.PENANATJQ4MLcIVS
Fitri kemudian ke kamar dan menangis telungkup. Aku biarkan dia sendiri.
641Please respect copyright.PENANAr7DPpJiOOS
Suatu malam aku dan Fitri menonton acara reality show, dimana ada perkawinan incest di pedalaman India dan melahirkan anak yang cacat. Aku dan Fitri saling berpandangan, ada tersirat rasa penyesalan dalam dirinya, begitu juga aku.
641Please respect copyright.PENANANUwrljj4SN
Aku ke kamar dan membaringkan diri, aku mencoba mengingat masa lalu bersama istriku, Nurlela. Ahh, tak terasa air mataku menetes. Aku merasakan kehadiran Fitri disampingku, hanya saja dia membelakangiku. Kami diam dalam pikiran masing-masing, hening, kami diam padahal tidak tidur.
641Please respect copyright.PENANACjpLmlEILV
”Pa,” kata Fitri sambil membelakangiku. “Fitri takut hamil, Pa,” lanjutnya.
641Please respect copyright.PENANASWxH1WJz6y
”Papa juga, Nak,” jawabku. ”Sepertinya kita harus menghentikan hubungan kita yang sudah terlalu jauh ini,” lanjutku.
641Please respect copyright.PENANAdTSIXBAIDI
”Iya, Pa, Fitri setuju,” kemudian Fitri membalikkan badannya sambil memelukku.
641Please respect copyright.PENANAbhPjaySzDC
***
641Please respect copyright.PENANArfRtie7zMF
Satu bulan kemudian hal yang kutakuti pun terjadi, pagi itu selepas aku selesai sarapan dan mau berangkat kerja.
641Please respect copyright.PENANAS1uGXjN1N0
”Weaaakkk… weaaakkk…” Fitri muntah-muntah di kamar mandi. Rasa takut akan firasatku, langsung kudekati Fitri, kubekap mulutnya dengan telapak tanganku.
641Please respect copyright.PENANAeFr0vMlMKR
”Sstt… ditutup, nak, mulutnya kalau mau muntah. Nanti ada orang yang dengar,” kataku pada Fitri, aku sangat gugup dan dihantui rasa takut.
641Please respect copyright.PENANA5YlUyg1iNg
”Mmffhh,” Fitri melepaskan tanganku. ”Pa, Fitri takut,” katanya sambil menangis.
641Please respect copyright.PENANAAIigC7oPOq
”Stttt… tenang, nak, tenang. Kamu masih mual?” tanyaku.
641Please respect copyright.PENANAtsPvjSdia7
”Dikit, Pa.” jawab Fitri sambil memukul-mukul perutnya.
641Please respect copyright.PENANAkqESQgS9Qx
Aku tak kuasa melihat tingkah Fitri, pikiranku bercampur aduk, tapi logikaku menyadarkanku. Jika orang mengetahui Fitri hamil karena aku, pasti warga akan mengamuk, atau bisa saja memukuliku dan aku dipenjara. Oh tidak, aku teringat kedua orang tuaku. Tanpa pikir panjang aku mengajak Fitri ke suatu tempat, tentunya dengan tujuan aborsi. Tapi tidak semudah yang kukira, aku harus menjaga dan menutup rapat-rapat kejadian ini.
641Please respect copyright.PENANAEmPnlqKqGq
”Pa, kita mau kemana?” tanya Fitri.
641Please respect copyright.PENANAoDzwQ9qY5n
”Sabar ya, nak!” jawabku.
641Please respect copyright.PENANA53m91RXQj3
Aku membawa Fitri ke luar kota dan bertanya-tanya pada orang dimana ada tempat aborsi, untung saja ada yang membantu. Aku menemukan alamat dukun yang diberitahukan kepadaku. Setelah menjelaskan semua pada sang dukun maksud kedatangan kami, aku dan Fitri disuruh masuk ke sebuah kamar. Aku hanya bisa melihat dan kasihan pada Fitri, dia mengerang kesakitan, mungkin sangat kesakitan, sampai air mataku menetes dan memohon pengampunan pada yang maha kuasa.
641Please respect copyright.PENANAQipFvdqjDk
Setelah Fitri menggugurkan kandungannya, dia terlihat sangat lemas, ibarat bunga yang sudah layu. Aku memutuskan untuk menginap di rumah dukun tersebut mengingat kondisi Fitri yang masih labil. Keesokan harinya baru aku membawa Fitri pulang, tentu saja aku mengatur agar pada saat tiba di rumah tepat pada malam hari, agar orang tidak curiga.
641Please respect copyright.PENANAtRxyQcbYX6
Selama seminggu Fitri kuliburkan dari sekolah, keadaannya pun mulai membaik.
641Please respect copyright.PENANAzOT3sMcMZc
”Pa, mau bikin apa?” tanya Fitri pada suatu hari.
641Please respect copyright.PENANA7349KP1rSB
”Ini, papa mau buatin kamar buat kamu,” jawabku sambil memotong triplek dengan gergaji.
641Please respect copyright.PENANAwfrvmTjmSx
”Fitri bantu ya, Pa!” lanjutnya.
641Please respect copyright.PENANAFGQtFjublt
”Gak usah, nak, kamu kan lagi sakit. Udah, mending kamu istirahat aja,” jawabku.
641Please respect copyright.PENANAvtu0uCBxZl
Aku lihat Fitri tidak beranjak, ”Pa, Fitri kangen mama.” kata Fitri lirih.
641Please respect copyright.PENANAzRqVgir0TP
Aku menatapnya. ”Papa juga, nak.” jawabku.
641Please respect copyright.PENANAJHntCCsKir
”Kenapa papa tidak mau menikah lagi?” lanjut Fitri.
641Please respect copyright.PENANA8ivwJv1mii
Aku terdiam mendengar pertanyaannya, tak bisa kupungkiri kalau benih cintaku telah tertanam pada diri Fitri. Kuambil nafas dalam-dalam, ”Udah sore, Nak, mandi sana!” kataku sambil menyudahi pekerjaanku.
641Please respect copyright.PENANAs21F6xnEvX
Aku melihat Fitri menutup pintu kamar mandi, mungkin dia telah sadar akan apa yang dilakukan selama ini adalah salah. Aku merasa bangga pada Fitri yang memiliki sifat dewasa walau ada keinginan di hatiku untuk mengulangi kenangan bersamanya.
ns3.128.199.58da2