
Airin Rachmi Diany, mewakili sosok generasi baru yang muda, cerdas dan peduli. Dalam usia 33 tahun ia sudah menyelesaikan pendidikan Spesialis Notariat dan Pascasarjana S2 Bidang Hukum Bisnis di salah satu Universitas di Bandung. Aktivitas sosialnya membuat ibu dua anak ini senantiasa berada di tengah masyarakat. Sebagai notaris profesional, Ibu muda yang senantiasa berjilbab ini dikenal memiliki kepedulian terhadap nasib masyarakat lapisan bawah.
1837Please respect copyright.PENANA2LDS2yfdsp
toge montok jilbab (1)
1837Please respect copyright.PENANAMDQdUVRIF4
Tak terhitung kegiatan sosial yang telah digagasnya. Ia mensponsori pengobatan gratis, pemberantasan demam berdarah, bantuan untuk pesantren dan mejelis taklim, kegiatan olahraga pemuda, dan banyak lagi. Lahir di Banjar pada tanggal 28 Agustus 1976, Airin memiliki pandangan hidup yang visioner dan jauh ke depan. Baginya waktu adalah emas. Ia tak pernah menyia-nyiakan waktu tanpa mengerjakan sesuatu yang berguna bagi kehidupan. Maka sesibuk apapun ia bekerja, Airin tak pernah mengeluh sepanjang apa yang dia kerjakan dapat bermanfaat.
1837Please respect copyright.PENANAVET2NGmYa3
“Jangan pernah mencela apa yang telah dikerjakan orang lain dengan susah payah. Lebih baik berilah penghargaan, nasehat, saran atau memberi contoh yang lebih baik.” begitu bijak kata-katanya.
1837Please respect copyright.PENANAndVcdLqzZa
Namun siapa sangka,di balik bening tatap matanya tersimpan ’Imaji’ yang begitu liar. Ya.. itulah wanita, sedalam apapun kau menyelami jiwa seorang wanita, mahkluk nan anggun ini tetap akan menjadi sebuah misteri.
1837Please respect copyright.PENANA6tywPrG9Xx
***
1837Please respect copyright.PENANA56Z8nPIMgo
Malam itu begitu dingin selepas hujan mendera tak habis-habis di sudut selatan kota Tangerang. Malam ini adalah malam ke tiga tanpa suaminya, yang tengah berdinas di luar kota.
1837Please respect copyright.PENANAFBiyjFXdds
Berkali-kali ia berusaha memejamkan mata, berkali-kali pula bayangan penis besar sang suami menggelitik naluri kewanitaannya. Bayangan yang kemudian menjelma menjadi ’bisa’ yang merusak sistem kerja otak kirinya.
1837Please respect copyright.PENANA1JRqQHTX4j
Hilang..
1837Please respect copyright.PENANAf7rJOMKL8q
Lepas..
1837Please respect copyright.PENANAA6iI1slwID
Lupa..
1837Please respect copyright.PENANAyl5TVyROus
Out of control..
1837Please respect copyright.PENANAjyfYGvJyqI
Tanpa sadar sebelah tangan lentiknya telah menyusup ke balik daster hijaunya yang tipis. Mengusap-usap permukaan vaginanya sendiri, merasakan sendiri jembutnya yang bertumpuk-tumpuk dalam balutan celana dalam berwarna krem. Perlahan, seiring kuatnya imaji yang mencengkram benaknya, ia melebarkan kedua belah pahanya.
1837Please respect copyright.PENANA5s4ev0rWvc
Terus dan terus mengusap kemaluannya.
1837Please respect copyright.PENANAGlLuzlwFj8
Ujung jari telunjuknya mulai meyingkap sisi dalam CD-nya. Sementara satu tangannya lembut memilin puting susunya, sebelahnya lagi mulai mengusap perlahan labia minoranya dalam vaginanya, persis seperti apa yang di lakukan sang suami ketika hendak menyetubuhinya. Semakin kuat bayangan dalam imajinya, semakin ia menjejalkan telunjuknya ke dalam liang senggama.
1837Please respect copyright.PENANALtnRLGaQVn
Perempuan kelahiran Bandung 36 tahun silam ini benar-benar ingin memuaskan kesepiannya. Gerakan keluar-masuk telunjuknya semakin cepat seiring rasa nikmat yang hampir sampai ke ujung lubang kencingnya. Memeknya basah, memeknya merekah, tanpa peduli gelegar petir yang bersahutan di luar sana. Tak ada lagi sosok Ibu walikota yang santun, tak ada lagi bening tatap mata yang keibuan, tak ada lagi kata-kata bijak yang penuh ketegasan, yang ada hanya seorang perempuan dengan kedua belah paha mulus yang terbuka lebar beserta telunjuk yang tengah mengocok liang vaginanya sendiri. Mengingat-ingat ribuan kenikmatan yang pernah di rasakannya, kenikmatan kulit penis yang pernah menggesek-gesek dinding Miss V-nya bertubi-tubi, kenikmatan kepala penis yang pernah menusuk-nusuk mulut rahimnya berkali-kali, kenikmatan jilatan-jilatan hangat yang pernah lembut memilin puting buah dadanya.
1837Please respect copyright.PENANA5WFdgRQ1BZ
Wajahnya makin merona, memerah. Expresinya begitu menggambarkan kenikmatan yang sudah tiba di depan gerbang. Semakin cepat ia mengocoknya, semakin tak kuat ia menahan rasa geli ini. Hingga akhirnya… “Aaagghhhhh…!! Ssshhhh…!! Ooouuucchhhh…!!”
1837Please respect copyright.PENANAJEFIkiLdrK
Terlepas dari semua atribut kebesarannya, Airin bukanlah siapa-siapa, selain seorang wanita yang tak berdaya menghadapi birahi yang melecut keras nalurinya, memaksanya berpacu laksana seekor kuda. Inilah hasrat, hasrat dari dalam lubuk jiwa yang terdalam seorang wanita.
1837Please respect copyright.PENANAQW1UnbbDgn
***
1837Please respect copyright.PENANA1HSAFe1YoN
Namaku sugeng, umurku 19 tahun, anak sulung dari 3 bersaudara yg semuanya laki-laki. Aku cuma pemuda kampung yang tak mengenyam pendidikan sampai perguruan tinggi. Boro-boro perguruan tinggi, ijazahku aja cuma sampai MTs. Tapi buatku, ijazah ini cukup istimewa karena kebanyakan pemuda di kampungku cuma mengenyam pendidikan sampai SD doang, bahkan ada yang tidak sekolah sama sekali.
1837Please respect copyright.PENANA0RwcgGGnjF
Kampungku terletak di pesisir utara laut jawa. Dimana hampir seluruh kepala keluarga dan sebagian pemudanya bermata pencaharian sebagai nelayan, tak terkecuali aku. Hampir 4 tahun aku menjadi asisten ayahku di laut, hingga akhirnya ada seorang pria paroh baya yang memang sudah lama berlangganan ikan ayahku mengajakku untuk bekerja di rumahnya, di Tangerang Selatan.
1837Please respect copyright.PENANACKuzRm6byJ
Tanpa pikir panjang lagi, akupun menerima ajakan pria bertampang parlente yang mengaku bernama TB.Chaeri Wardhana itu. Selain bisa buat membantu perekonomian keluarga, pekerjaan itu mungkin bisa aku jadikan batu loncatan untuk mendapatkan pekerjaan yang lainnya yang lebih baik dan lebih berduit. Mungkin saja aku bisa membuat mimpi ibu jadi kenyataan, Ibuku ingin sekali mencium batu Hajar Aswad di Tanah suci. Semoga aja… Amiin!!
1837Please respect copyright.PENANAZ6EXR3Bi3X
toge montok jilbab (2)
1837Please respect copyright.PENANAs32luv8L7j
Kini, sudah lebih dari sebulan aku bekerja di rumah pak TB, lebih dari sebulan pula aku meninggalkan Pekalongan, juga eNur, lengkapnya Nurhayati, santriwati salah satu pesantren yang letaknya tak jauh dari rumahku. Dialah gadis pujaanku sedari dulu, namun selama ini aku tak punya nyali untuk mengutarakan perasaanku padanya. Malu, hehehe… aku memang pemalu bila berhadapan dengan perempuan, apalagi yang tampangnya ayu, seperti eNur. Kalo disuruh memilih antara berjalan di depan sekumpulan wanita dan berjalan melewati kuburan, aku lebih memilih berjalan melewati kuburan, hehehe… cemennya aku.
1837Please respect copyright.PENANAXkxxrEgM9G
Padahal wajahku nggak buruk-buruk amat, malah bagiku lumayan tampan, berimbang dengan bentuk tubuhku yang proporsional + sixpack yang kencang, meski kulitku cenderung agak gelap. Maklum, namanya juga orang pesisir, akrab sama terik matahari dan air asin.
1837Please respect copyright.PENANAYAf8TSECQa
Semua orang yang bekerja dan tinggal di rumah ini, kini menjadi bagian dari cerita keseharianku. Mereka semua ramah, asik dan tak menganak tirikanku karena aku seorang tukang kebun. Mereka membuatku seperti mendapatkan keluarga baru. Namun dari semua kelebihan-kelebihan yang aku dapatkan, ada satu hal yang kusayangkan, aku jadi jarang membaca Al-qur’an, bahkan shalatku saja sering bolos, terbuai oleh keadaan disini yang kontras dengan suasana di kampung. Disini, aku bisa merasakan pizza, makanan asli negara Valentino Rossi, juga spagheti, burger, Ka-eP-Si, dangking donat, pokoknya semua makanan yang tadinya cuma aku liat di tipi-tipi.
1837Please respect copyright.PENANA9fyk5dDyKh
“Ibu.. bapak.. adik-adikku.. dengan lauk apa kalian makan hari ini?” kadang kata-kata itu terbersit dalam pikiranku, saat aku melahap makanan mewah pemberian si boss. Sedih…
1837Please respect copyright.PENANAIx3InKl2z7
Malam itu hujan turun dengan derasnya, sempat mereda namun kembali lagi mengguyur dengan skala yang lebih rendah. Aku tidak bisa tidur, bukan karena kebanyakan ngopi ataupun pekerjaan hari ini yang tak terlalu melelahkan. Namun suara yang kudengar tadi sore mengusik pikiranku, suara di balik WC samping dapur.
1837Please respect copyright.PENANAsPeOxYp6U8
Sore tadi secara sengaja aku menempelkan telingaku di pintu WC setelah istri pak TB tergesa-gesa masuk ke dalamnya. Sejurus kemudian aku mendengar suara pipis khas perempuan lalu suaranya mengedan disusul suara dari sesuatu yang nyemplung ke dalam closet. Opo iki rek..!?? Uedaan… Huaaduhhh!! Kalo kata orang Betawi, makin lama makin gila guwe di mari.
1837Please respect copyright.PENANAbPGBrujcvk
Dan itu benar-benar terjadi, makin lama aku di sini, makin mendominasi pula pikiran-pikiran jorok dalam akal sehatku. Sering aku mengkonsumsi tubuh istri pak TB sebagai obat pengantar tidur yang ternyata seorang walikota itu. Membayangkan kalau Bu Airin.. aduuuh..!! Makin jauh aku dari ajaran-ajaran pesantren.
1837Please respect copyright.PENANAMg7thghQbM
Ditambah lagi dari adegan-adegan syur dalam ponsel china milik satpam depan, yang makin membuatku liar berimajinasi. Memek!? Banyak yang bilang memek itu hangat. Kalau kita memasukan kontol kita ke dalamnya, ehmm.. rasanya hangat dan seperti diisep-isep. Apalagi kalau bisa nge-croot di dalamnya, MUANTABSSS!!! Jangankan memasukan kontol ke dalam memek, berpacaran aja aku belum pernah. Aagh..!! Malangnya nasib anak nelayan ini.. :meratap
1837Please respect copyright.PENANAybI3FvnmZB
Itu terlalu jauh buatku, tapi setidaknya aku pengen ngeliat memek wanita dewasa secara langsung. Memek yang dipenuhi bulu-bulu jembut yang lebat dan.. hihihihi..!! kemem oh kemem.. :nyanyi lagu munajat cinta
1837Please respect copyright.PENANAlugx2GIayL
***
1837Please respect copyright.PENANAgFDz4ZkweU
Jarum jam menunjukkan pukul 23.00 wib. Lagi-lagi gak bisa tidur, lagi-lagi hujan turun lagi dan lagi-lagi suara pipis Bu Airin terngiang di pikiranku. Menjelma menjadi ’racun’ yang merusak sistem kerja otak kiri. WA-DE-ZIG..!! haruskah aku melakukan coli yang ke tiga malam ini?
1837Please respect copyright.PENANAJf3NsNxXpA
Tiba-tiba setan mengingatkan kalau malam ini pak TB belum pulang dari dinasnya di luar kota, yang artinya bu Airin tengah sendirian di kamar. Wew..!! setan menghasutku untuk mengintip ke kamarnya, tapi aku membantahnya. Berkali-kali setan menghasutku, berkali-kali pula aku membantahnya. Sampai tak sadar kalau aku udah tepat berada di depan pintu kamar majikanku.
1837Please respect copyright.PENANAw8D6W7qigM
Buka.. jangan.. buka.. jangan.. buka.. jangan..
1837Please respect copyright.PENANAyDaVHiD6qO
Gimana kalo ketauan!? Aku pasti langsung dipecatnya. Syukur-syukur kalau tidak diperkarakan ke polisi. Atau.. aku akan kembali lagi ke kampung!! Terbayang dibenakku kalau aku bakal kembali menebar jala. Oh, tidak…
1837Please respect copyright.PENANABk9QjAfKlS
Tapi alih-alih mengurungkan niat, aku malah meraih handle pintu berwarna chrome di hadapanku, berharap bahwa pintu itu terkunci, agar aku bisa kembali lagi ke kamar.
1837Please respect copyright.PENANA8NkuCk8eCf
Dengan sejuta perasaan harap-harap cemas aku memutarnya, lalu mendorongnya.. dan pintu besar itu pun terbuka!!
1837Please respect copyright.PENANAIFQZCiYCwl
Takut tapi pengen, itulah yang kurasakan,begitu pintu besar itu terbuka.
Aku sedikit menolehkan kepalaku dan melirik ke dalam celah antara pintu dan kusennya.
1837Please respect copyright.PENANAKDeN5S5Up9
Gleek..!!
1837Please respect copyright.PENANABBTteByH5O
Hampir setiap hari aku melihat bu Airin berpakaian muslim atau baju dinasnya yang serba tertutup, namun kali ini aku melihatnya hanya..
1837Please respect copyright.PENANAK9UiZ6EIXF
toge montok jilbab (3)
1837Please respect copyright.PENANA2xaIGmEbEt
Ya.. ibu muda dengan segala pesona yang menggiurkan setiap mata lelaki itu tengah terlentang sendirian di atas ranjang besarnya dengan hanya mengenakan daster hijau yang tipis, setipis imanku malam itu, sementara sepasang toketnya benar-benar menantang di bawah sinaran lampu kamar yang putih benderang.
1837Please respect copyright.PENANAZvxhtoUmMt
Aku tak lagi memikirkan bakal ketahuan, tak lagi memikirkan resiko yang bakal kuterima. Dan kini setan seakan telah sejiwa denganku. Aku pun menyusup ke dalam kamar yang besar dan harum tersebut. Seperti maling, aku mengendap pelan-pelan, memperhatikan langkah di atas marmer yang dingin ini.
1837Please respect copyright.PENANAeAshLx5kVR
Akhirnya akupun sampai di tepi ranjang sang ‘Permaisuri’. Namun terlepas dari sosok tubuh yang menggirukan tersebut, mataku malah tertuju pada pakaian dalam yang tergolek di samping tubuh bu Airin. Sebuah celana dalam wanita berwarna krem.
1837Please respect copyright.PENANAJeporwEhu1
Ehm.. aku pun kepikiran kalau bu Airin tidur tanpa mengenakan celana dalamnya. Iya kah?
1837Please respect copyright.PENANAT8U8PhxwSX
Rasa takut ketahuan dan rasa penasaran pun berkecamuk dalam pikiranku yang sudah terlanjur cabul ini. Dan dengan kedua perasaan tersebut + jari yang gemetaran, perlahan aku mengangkat ujung bawah dasternya, lalu melirik ke dalamnya.
1837Please respect copyright.PENANAox3v59bkCc
Alamak! Benar saja, tampak gundukan bulu lebat yang bertumpuk-tumpuk di antara kedua belah paha mulusnya.
1837Please respect copyright.PENANAmJgTShyPFr
Gleek.. lagi!!
1837Please respect copyright.PENANA06D3jykLHb
Memek, tempik, turuk, heunceut, vagina, miss V atau apalah namanya, kini berada hanya beberapa senti saja dari congorku. Akupun berkhayal bisa menciuminya, menikmatinya dari segala arah, mengobel-ngobelnya dengan lidahku hingga merekah dan menyemburkan urine seperti di film-film bokep. Aghh.. seandainya.. seandainya..
1837Please respect copyright.PENANAMqLXF4aMMS
Puas memperhatikan tubuh tersensitive dari wanita itu, sambil sesekali memperhatikan wajah si empunya memek, aku meraih CD yang tergolek ’tak berdaya’ di samping tubuhnya, lalu memasukkannya ke dalam saku celana kolorku.
1837Please respect copyright.PENANAxTwEohlqPh
“Lumayan buat bahan coli..” gumamku sambil menjejalkan celana dalam si ibu ke dalam saku.
1837Please respect copyright.PENANAOTIAIWsePk
Sejurus kemudian aku membalikan tubuh dan segera beranjak pergi sebelum aksiku ini ketahuan. Tamatlah riwayatku seandainya ini ketahuan. Bukan hanya malu dan gaji yang bakal tak di bayar, tapi impianku untuk melihat ibu berangkat ke tanah suci pasti tak akan terwujud.
1837Please respect copyright.PENANAl1ZUZVo9bs
Handle pintu sudah kuraih, tinggal membuka lalu keluar dari kamar si Nyonya besar. Namun apa yang terjadi..
1837Please respect copyright.PENANAc6VlLBvWqr
“Sugeng..!!” tiba-tiba saja suara perempuan mengagetkanku dari arah belakang. Dan itu artinya..
1837Please respect copyright.PENANAjRBnWnNRbE
Darah, jantung dan nafasku seketika berhenti. Pandanganku buram, kerongkonganku pun mendadak kering, sementara suara itu menggema berulang-ulang dalam telingaku.
1837Please respect copyright.PENANALM7WXFVSIo
toge montok jilbab (6)
1837Please respect copyright.PENANAj0iyKsnC5T
Waduh.. gimana ini?
1837Please respect copyright.PENANA1EfbUEr8nw
Ingin rasanya aku berlari sekencang mungkin, kalau bisa sampai ke Pekalongan, sampai ke laut, sampai ke tengah laut, lalu menenggelamkan tubuhku sedalam-dalamnya.
1837Please respect copyright.PENANAzGUMwgWGvH
“Sugeng, ngapain kamu di kamar ibu?” tanya bu Airin dengan ketusnya, lalu kudengar langkahnya yang berjalan di atas lantai mendekatiku. Dan aku, aku terdiam membisu, tepatnya MEMBEKU menatap handle pintu yang tak jadi kutarik.
1837Please respect copyright.PENANAIJwNUxzP1P
“Ee.. Eeng.. A-anu.. anu, bu.. sa-saya.. cumaaa..” aku tergagap.
1837Please respect copyright.PENANAsH4nbe3iKe
“Kamu mau nyolong ya?” hardiknya.
1837Please respect copyright.PENANAgQJRdOQrkA
“E-enggak, bu!”
1837Please respect copyright.PENANAj0eAcV0Vgq
“Trus kamu ngapain di kamar ibu?”
1837Please respect copyright.PENANA0XvjUjl8Qa
“Ngintip,” itulah jawabanku dalam hati. Namun tak mungkin aku katakan padanya yang kini sudah berada tepat di belakangku.
1837Please respect copyright.PENANA947Dko3Yqa
“Apa itu di sakumu, Sugeng?” lanjut bu Airin yang curiga menatap saku kiriku yang terlihat melendung.
1837Please respect copyright.PENANABgPwriCgLr
“B-bukan apa-apa, bu!”
1837Please respect copyright.PENANAsZe242uoGU
“Coba ibu lihat..”
1837Please respect copyright.PENANAVd8aSuuvKK
“J-jangan, bu.”
1837Please respect copyright.PENANALilXW2cIGn
“Sini liat..”
1837Please respect copyright.PENANAz7AHknjWOV
Bu Airin terus mendesakku untuk mengeluarkan isi di dalam kantong, bahkan kini ia mengancam akan menelpon pak Djono, security depan dengan kumis yang melintang mirip pak Raden.
1837Please respect copyright.PENANAge1g8I1Fw5
“Kalo kamu gak mau ngeluarin, ibu bakal telpon pak Djono, biar dia yang ngeluarin.” ancamnya.
1837Please respect copyright.PENANAqe3fLmqbba
“J-jangan, bu..” kataku sambil cepat-cepat merogoh saku dan mengeluarkan isinya yang membuat sakuku terlihat melendung itu, lalu memperlihatkannya pada ibu muda tersebut.
1837Please respect copyright.PENANAWmvfkxNUnQ
Bu Airin memicingkan mata menatap isi dari dalam kantong celana kolorku, yang ternyata adalah celana dalam kremnya yang ia tanggalkan sebelum tidur atau mungkin sebelum bermasturbasi tadi.
1837Please respect copyright.PENANAQbMW20JCzd
Sejenak kami terdiam, tenggelam dalam pikiran masing-masing. Berdiri berhadapan namun tak saling berpandangan, aku tertunduk sambil mereka-reka apa yang bakal terjadi selanjutnya.
1837Please respect copyright.PENANA9OPmPzmsXP
Sementara gelegar-gelegar petir terdengar sahut menyahut di luar sana, juga suara tiupan angin yang bengis menghantam dedaunan. Harap tinggallah harap, kini bayangan jala dan perahu kayu benar-benar tampak nyata di depanku, juga bau amis ikan-ikan laut mulai terendus. Aku harus kembali lagi berlayar, kembali lagi ke laut, menjala ikan dengan sejuta penyesalan.
1837Please respect copyright.PENANAo2svq5WdqD
toge montok jilbab (9)
1837Please respect copyright.PENANANbJt0TmtTp
Aku bukan pelawak, tidak juga sedang bercanda. Namun semua keluguan ini membuatku menertawai diriku sendiri.
1837Please respect copyright.PENANABEDR7Imqr5
Menyusup kamar majikanku..
1837Please respect copyright.PENANALWFDZ1tXp5
mengintip istri pak TB yang tengah tertidur sendirian, lalu..
1837Please respect copyright.PENANAryMBjihZiq
Mencuri celana dalamnya..
1837Please respect copyright.PENANAWfNtaHISTG
Tak pernah terpikir sebelumnya. Sekali lagi setan, setanlah penyebab semua malapetaka ini.
1837Please respect copyright.PENANAsy6e4p3JuB
“Jangan nakal ya, Geng!”
1837Please respect copyright.PENANAs7giMZyX7s
Sejenak aku terhenyak, teringat kata-kata ibu di kampung sebelum aku berangkat kemari. Juga ucapan Dimas, adik kecilku. “Mas Sugeng mau ke kota ya!? Nanti kalo pulang beliin aku hape ya!!?”
1837Please respect copyright.PENANA6LfOGc0la4
Semua buyar, semua hilang. Harapanku untuk menepati janji hanyalah sebuah tulisan di atas pasir pantai yang sirna tersapu deburan ombak. Ibu.. Ayah.. Aris.. juga Dimas.. maafkan aku!
1837Please respect copyright.PENANAnqOrfh36cg
Malam ini begitu dingin selepas hujan mendera tak habis-habis di sudut selatan kota. Malam ini adalah malam ke tiga bu Airin tanpa suaminya, yang tengah berdinas di luar kota.
1837Please respect copyright.PENANAxtGirImCbW
Tak lama kemudian, suara merdunya memecah ’kebuntuan’ ini. Tampak sebuah senyum kecil mengambang di bibirnya yang cantik, ketika aku mulai berani menatap wajahnya. Lalu dengan kedua yang ia tempelkan di kedua bahuku ia berkata, “Ibu gak seceroboh yang kamu kira.. ” ujarnya sedikit berbisik. “Ibu ngeliat kamu masuk ke kamar ibu.. abis itu kamu angkat daster ibu. Ada 5 menitan kamu mengintipnya, lalu memasukkan celana ibu ke dalam sakumu. Iya kan!?” tanyanya menggoda sambil menatap wajahku lekat-lekat.
1837Please respect copyright.PENANAfywFFCk4cP
Tak ada yang bisa kulakukan selain menunduk menyembunyikan wajah ini dari tatapannya yang sebenarnya ’menggoda’ itu dan berpikir bahwa sebenarnya si ibu hanya berpura-pura tidur ketika aku menyusup ke dalam kamar pribadinya.
1837Please respect copyright.PENANAi7TS2XlIkW
“Sugeng.. sini liat ibu dong, masa diajak ngobrol kamunya malah nunduuk.”
1837Please respect copyright.PENANA7q9fYRSoty
“I-iya, bu.”
1837Please respect copyright.PENANAbuRWIU3bpo
Sejenak mata kami beradu pandang. Sementara aku tak mengerti maksud di balik tatapannya yang menakjubkan itu, jemari lentik ibu beranak dua itu mulai turun, menjamah dada bidangku sembari berkata..
1837Please respect copyright.PENANAa5YJj4Idgn
“Kamu tahu, Geng.. kamu itu manis, mirip mantan pacar ibu sewaktu SMA dulu. Dadanya bidang, persis dadamu ini. Rambutnya juga ikal, mirip rambutmu..” kata-kata itu terlontar begitu saja tanpa mempedulikan aku yang makin merinding oleh belaian halus jemarinya di dadaku.
1837Please respect copyright.PENANAozZ1p16OOq
Dadaku sesak oleh kata-kata itu, mataku tersihir oleh pandangan ’Medusa’nya dan tititku.. tititku ngaceng, sengaceng-ngacengnya!!
1837Please respect copyright.PENANAsr1ZemlTg0
Telunjuknya terus merambah, terus turun, namun terhenti di atas karet celana kolorku.. dan si ibu berkata lagi, atau tepatnya meminta.. dan sekali lagi dengan tatapan sayunya yang menakjubkan itu.
1837Please respect copyright.PENANAVMt4WiG2kB
“Kalo mantan ibu tititnya besar.. punya kamu besar nggak?”
1837Please respect copyright.PENANAHPVjLdC5J8
“Ee.. e-enggak tau, bu..!!” jawabku sekenanya.
1837Please respect copyright.PENANAJxDVFerx6i
toge montok jilbab (4)
1837Please respect copyright.PENANAYQvPTsmeGE
“Masa enggak tau.. kalo ibu lihat, boleh nggak!?”
1837Please respect copyright.PENANASzkvZAGWzB
Tanpa menjawab, aku segera menarik karet kolorku dan memperlihatkan isinya pada si ibu yang tengah sange stadium akhir itu, ia pun segera menundukkan kepalanya, melongok penghuni di dalamnya untuk beberapa saat. Lalu menanyakan namanya.. Hah!? Namanya..!!?? Iya, bener, NAMANYA!!
1837Please respect copyright.PENANAHlVHRkDR5v
“Siapa namanya, Geng!?” tanya si ibu tanpa mengalihkan pandangannya dari pelerku.
1837Please respect copyright.PENANAPr40H1SjTb
“Enggak tau, bu..!” jawabku polos sambil menahan geli mendengar pertanyaannya.
1837Please respect copyright.PENANAx1c58nYx79
“Ibu yang namain ya!?”
1837Please respect copyright.PENANA0zQlgcL83J
“I-iya, silakan, bu.. hehe!”
1837Please respect copyright.PENANARxvVPLpr0W
“Kok kamu ketawa?”
1837Please respect copyright.PENANAjC0mpsifCG
“Enggak pa-pa kok, bu.”
1837Please respect copyright.PENANA0CZfXc91Gh
“Gimana kalo namanya…” berpikir sejenak, ”DJENGGO!!” dia tersenyum lebar. Seperti kayak habis menangin undian berhadiah aja. ”Ya, kunamain ini Djenggo!” teriaknya.
1837Please respect copyright.PENANAAnUbK2eqxn
“Wah, keren, bu. Lebih keren dari nama saya.” aku setuju.
1837Please respect copyright.PENANA8w46UKAz5E
Djenggo.. ya, itulah nama terkeren yang pernah kudengar, terlepas dari fungsinya yang hanya sebuah nama, aku menganggap itu sebagai penghargaan dari seorang ibu walikota atas kontolku yang katanya lebih ’max’ dari milik pak TB, seorang ibu walikota yang dengan segala kecantikan luar dalamnya ia mampu menaklukkan seluruh isi galaksi, namun tak berdaya menahan rasa ’kangen’ di malam ini.
1837Please respect copyright.PENANAuglhM8ccNi
Ternyata oh ternyata, si ibu cuma berpura-pura. Pura-pura tidur, pura-pura marah, namun tidak untuk yang satu ini..
1837Please respect copyright.PENANARCdkdgC9n7
Si ibu mengajakku duduk di sebelahnya, di tepi ranjang kebesarannya setelah sebelumnya menyuruhku meletakkan celana dalamnya di atas meja rias yang penuh peralatan kosmetik.
1837Please respect copyright.PENANAEwP9r9ucFr
“Sugeng..” panggilnya berbisik, juga begitu dekat, hingga aku bisa mengendus nafasnya.
1837Please respect copyright.PENANAwY0AB1w39N
“I-iya, bu.” balasku yang sudah tak memikirkan lagi jala dan perahu kayu.
1837Please respect copyright.PENANABBrqaQcIP4
“Kamu bisa bantu ibu sebentar?” pintanya dengan sedikit memelas.
1837Please respect copyright.PENANAAK7zCqYVbg
“Bantu apa, bu?” jujur, aku tak mengerti maksudnya.
1837Please respect copyright.PENANAhgfQGrpL7j
“Eengg.. maksud ibu.. ibu boleh minta waktumu sebentar,” si ibu sedikit canggung menjelaskan maksudnya, namun sejurus kemudian ia meletakkan sebelah telapak tangannya di atas paha kananku.
1837Please respect copyright.PENANAimLnexsbFh
“I-iya, bu. Silahkan!!” aku mulai mengerti apa yang ia inginkan.
1837Please respect copyright.PENANA2uh98X8nSj
Si ibu segera merangsek ke tengah ranjang, tepat pada posisi tidurnya barusan. “Kok bengong?!” tanyanya menatapku yang masih ’shock’ di pinggir ranjang. “Ibu harusnya udah tidur beberapa jam yang lalu.. ayo cepet!!” lanjutnya tak sabaran.
1837Please respect copyright.PENANAv6ONI30fU6
Berasa canggung untuk membuka celana pertama kali di hadapan perempuan, namun aku tak mau membuang waktu. Segera saja aku menyusul dengan kontol yang terhunus ini ke tengah ranjang. Sejenak aku memandangnya melepas ikat rambutnya lalu membenarkan posisi bantal yang mengganjal di kepalanya. Dan..
1837Please respect copyright.PENANAgkS4z2f7j9
Tanpa perlu melepaskan daster, ia lantas mengangkang, memperlihatkan ’sangkar madu’nya yang memang sudah tak terbungkus sedari tadi, tepat di hadapanku. Aku pun segera mencari posisi untuk bisa menindihnya.
1837Please respect copyright.PENANAo0KfDcW0DH
Hanya menindihnya..? Ya, hanya menindihnya saja! Aku tak bisa melesakkan batang kontolku ke dalam memeknya yang rimbun oleh ’rerumputan’.
1837Please respect copyright.PENANAhlkOr9fRtX
Aku benar-benar canggung! Karena selama ini aku mengenalnya sebagai majikanku, lebih dari itu, bu Airin atau lengkapnya Hj Airin Rachmi Diany SH MH adalah seorang ibu walikota, bukan sekedar ibu rumah tangga apalagi teman biasa. Kasta bu Airin jauh di atasku yang hanya seorang pesuruhnya, di samping ini adalah kali pertama aku menyetubuhi seorang wanita dan meski ia menyuruhnya, tetap.. aku tak bisa.
1837Please respect copyright.PENANATjwZYlFL8K
“S-saya nggak tahu c-caranya, bu..” terangku menjelaskan ke-newbie-anku untuk urusan ini.
1837Please respect copyright.PENANA03XtrtLg57
toge montok jilbab (5)
1837Please respect copyright.PENANAUdu7ExsfEn
Bu Airin cuma tersenyum mendengarnya, kemudian menyuruhku untuk sedikit mengangkat badanku dari tubuhnya. “Masa tinggal colok aja nggak bisa?!” ujarnya sembari meraih si Djenggo, lalu membimbing kepala botaknya ke arah bibir lubang kemaluannya yang masih terlihat sempit.
1837Please respect copyright.PENANAvJi1zlBOYP
“Ayo tekan..!!” suruhnya sambil terus menatap wajahku.
1837Please respect copyright.PENANASq0b2ygKNn
Sleep! Perlahan aku menekan vaginanya yang cukup mencengkram, begitu hangat dan bergerinjal isi di dalamnya.
1837Please respect copyright.PENANAUSU4W41UAR
Ya.. ini lah aku dengan segala keberuntunganku malam ini. Dimana orang lain hanya bisa berkhayal tentangnya, malam ini, detik ini, aku malah merasakan hangat organ intim kewanitaanya, dengan kontolku pula.
1837Please respect copyright.PENANAqrnBPwnYQ9
Namun belum sempat aku memompanya seperti yang sering kulihat di pilem-pilem, spermaku keburu keluar, membuncah tak terkira di dalam bagian tubuhnya yang bergerinjal ini.
1837Please respect copyright.PENANAvmTxFqkvVA
Croot.. Crooottt… Cerooocoooooooooooooot.. dan Crit..!!
1837Please respect copyright.PENANAYrwPkkrJ8L
Banyak dan kental, disamping rasanya yang hangat dan lengket. Sepasang mata kami saling beradu pandang begitu lekat, selekat kulit kontolku dengan dinding vaginanya. Raut di wajahnya begitu menggambarkan kalau dia sedang menikmati semburan sperma dalam rongga memeknya.
1837Please respect copyright.PENANAfX6WPStE3H
“Wah, udah crot duluan kamu..” ujarnya, tanpa ada nada marah.
1837Please respect copyright.PENANApvcLoLnBH0
“I-iya, bu. S-saya gak kuat..” sahutku malu.
1837Please respect copyright.PENANApzXdZelpMC
Sejenak bu Airin membiarkanku ’meleleh’ di atas tubuhnya, sembari menikmati hangatnya kontol dan spermaku. Sementara aku.. aku tak percaya dengan semua ini. Tak percaya bahwa setan akan membawaku sampai sejauh ini.
1837Please respect copyright.PENANA5rAjFughtm
Beberapa menit berlalu dengan perasaan saling menikmati. Meski bu Airin belum mencapai orgasmenya, namun dia tetap merasakan apa yang sudah terlanjur terasa. Di dalam hatinya, dalam jiwanya, dalam memeknya dan semua syaraf-syaraf yang menyertainya.
1837Please respect copyright.PENANAmU4dnjHLBv
Tak lama kemudian, ia menyuruhku lagi untuk sedikit mengangkat badanku dan mengeluarkan si Djenggo dari dalam memeknya, akupun mencabutnya kemudian bertopang pada kedua lenganku di kanan-kirinya.
1837Please respect copyright.PENANADtL7wXZQHt
Tampak beberapa ’untaian’ sperma ketika aku melepas si Djenggo dari vagina ibu muda tersebut. Si ibu tak menghiraukan untaian itu, lalu dengan jemarinya yang halus, juga lentik, ia menggenggam batang kontolku dan menggesek-gesekkan kepalanya di ujung klitorisnya.
1837Please respect copyright.PENANAq5IvFqae7N
toge montok jilbab (7)
1837Please respect copyright.PENANAUcL8Y5g2N3
Perlahan-lahan ia mengusapnya, hingga ’mahkluk’ sebesar kacang kedelai itu menyembul keluar dari ’kerudung’nya. Dan semakin lama gesekan itu semakin cepat, secepat hasratnya yang menginginkan orgasme malam ini.
1837Please respect copyright.PENANAV4YG284sii
Tak kulihat lagi sosoknya sebagai seorang walikota, terlepas dari semua atribut kebesarannya. Airin bukanlah siapa-siapa sekarang, selain seorang wanita yang tak berdaya menghadapi birahi yang melecut keras nalurinya, memaksanya berpacu laksana seekor kuda. Inilah hasrat, hasrat terdalam dari lubuk jiwa seorang wanita.
1837Please respect copyright.PENANAREq7LGGsLZ
Wajahnya makin merona, memerah. Expresinya begitu menggambarkan kenikmatan yang sudah tiba di ujung lubang kencing. Semakin cepat ia mengocoknya, semakin ia tak kuat ia menahan rasa geli pada itilnya. Dan..
1837Please respect copyright.PENANA9hsiPRg1bL
“AAARRRGGGHHHHHH…!!! Sshhhhh.. Oouuhhhh.. Oouuuggghhhhh.. Sugenggg…!!” bu Airin mendekapku erat-erat, seluruh tubuhnya mencengkram erat badanku. Rasa dahsyat pada itilnya membuat seluruh tubuhnya yang montok bagai meledak.
1837Please respect copyright.PENANAos2R5izSpZ
“Aduh, Sugeeeeeng… kamu kok nakal sih?!” candanya sambil terus mendekap tubuh yang beruntung ini.
1837Please respect copyright.PENANASxXtIjeCzF
“Hehe.. kan ibu yang nyuruh.” balasku disertai tawa kecil sembari menciumi wangi dari rambutnya yang terurai.
1837Please respect copyright.PENANAwmJgvt0WYJ
”Eeghh,” si ibu menggeliatkan tubuhnya, lalu memintaku untuk mengecup bibirnya. “Cium dong, sayang!”
1837Please respect copyright.PENANALM8jQ8lc5w
Lagi-lagi canggung, lagi-lagi norak… karena belum pernah sekalipun mengecup bibir seorang wanita. Namun rasa canggung itu tak berlangsung lama, karena sejurus kemudian bibir itu menjelma menjadi ice cream strawberry dengan lumuran susu putih yang kental di atasnya.
1837Please respect copyright.PENANA8fWH5voV7E
Kami saling bercumbu, saling mengulum, dan sesekali ia menjilati bibirku dengan mesranya, membuat si Djenggo kembali tegak berdiri. Beberapa menit berselang, kami menyudahi ’ritual’ ini dengan saling memandang.. dan saling ’mencari’.
1837Please respect copyright.PENANAhSXLkHG3Sf
toge montok jilbab (8)
1837Please respect copyright.PENANAhfE5sujOod
Sementara tanganku mulai berani meraba lekuk aduhai tubuhnya, menyusup ke balik daster hijaunya, lalu membuka pengait kutang yang menyembunyikan tonjolan buah dadanya, dan..
1837Please respect copyright.PENANAfZwADMrpwF
“Bu.. kita ngewe lagi yuk!!” pintaku sembari memilin putingnya.
1837Please respect copyright.PENANA9Su7gGhXPs
”Ayuk,” dia mengangguk.
ns52.14.238.102da2