x
Airin Rachmi Diany, mewakili sosok generasi baru yang muda, cerdas dan peduli. Dalam usia 33 tahun ia sudah menyelesaikan pendidikan Spesialis Notariat dan Pascasarjana S2 Bidang Hukum Bisnis di salah satu Universitas di Bandung. Aktivitas sosialnya membuat ibu dua anak ini senantiasa berada di tengah masyarakat. Sebagai notaris profesional, Ibu muda yang senantiasa berjilbab ini dikenal memiliki kepedulian terhadap nasib masyarakat lapisan bawah.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAqCxo2r2lS
toge montok jilbab (1)
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSzMfyID0qp
Tak terhitung kegiatan sosial yang telah digagasnya. Ia mensponsori pengobatan gratis, pemberantasan demam berdarah, bantuan untuk pesantren dan mejelis taklim, kegiatan olahraga pemuda, dan banyak lagi. Lahir di Banjar pada tanggal 28 Agustus 1976, Airin memiliki pandangan hidup yang visioner dan jauh ke depan. Baginya waktu adalah emas. Ia tak pernah menyia-nyiakan waktu tanpa mengerjakan sesuatu yang berguna bagi kehidupan. Maka sesibuk apapun ia bekerja, Airin tak pernah mengeluh sepanjang apa yang dia kerjakan dapat bermanfaat.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTg73ybaYns
“Jangan pernah mencela apa yang telah dikerjakan orang lain dengan susah payah. Lebih baik berilah penghargaan, nasehat, saran atau memberi contoh yang lebih baik.” begitu bijak kata-katanya.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8KyYS5nnC4
Namun siapa sangka,di balik bening tatap matanya tersimpan ’Imaji’ yang begitu liar. Ya.. itulah wanita, sedalam apapun kau menyelami jiwa seorang wanita, mahkluk nan anggun ini tetap akan menjadi sebuah misteri.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5McjRK5viZ
***
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHouEpUWSL8
Malam itu begitu dingin selepas hujan mendera tak habis-habis di sudut selatan kota Tangerang. Malam ini adalah malam ke tiga tanpa suaminya, yang tengah berdinas di luar kota.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ26RDPSBRdH
Berkali-kali ia berusaha memejamkan mata, berkali-kali pula bayangan penis besar sang suami menggelitik naluri kewanitaannya. Bayangan yang kemudian menjelma menjadi ’bisa’ yang merusak sistem kerja otak kirinya.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0mKoUVl3wH
Hilang..
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZEL0eHhrvi
Lepas..
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFDBrnqwhLB
Lupa..
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH1zQU4SW79
Out of control..
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqCWQEsxruE
Tanpa sadar sebelah tangan lentiknya telah menyusup ke balik daster hijaunya yang tipis. Mengusap-usap permukaan vaginanya sendiri, merasakan sendiri jembutnya yang bertumpuk-tumpuk dalam balutan celana dalam berwarna krem. Perlahan, seiring kuatnya imaji yang mencengkram benaknya, ia melebarkan kedua belah pahanya.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNHdEcR3qch
Terus dan terus mengusap kemaluannya.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaN55gHiPeO
Ujung jari telunjuknya mulai meyingkap sisi dalam CD-nya. Sementara satu tangannya lembut memilin puting susunya, sebelahnya lagi mulai mengusap perlahan labia minoranya dalam vaginanya, persis seperti apa yang di lakukan sang suami ketika hendak menyetubuhinya. Semakin kuat bayangan dalam imajinya, semakin ia menjejalkan telunjuknya ke dalam liang senggama.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlGDkcWW9cF
Perempuan kelahiran Bandung 36 tahun silam ini benar-benar ingin memuaskan kesepiannya. Gerakan keluar-masuk telunjuknya semakin cepat seiring rasa nikmat yang hampir sampai ke ujung lubang kencingnya. Memeknya basah, memeknya merekah, tanpa peduli gelegar petir yang bersahutan di luar sana. Tak ada lagi sosok Ibu walikota yang santun, tak ada lagi bening tatap mata yang keibuan, tak ada lagi kata-kata bijak yang penuh ketegasan, yang ada hanya seorang perempuan dengan kedua belah paha mulus yang terbuka lebar beserta telunjuk yang tengah mengocok liang vaginanya sendiri. Mengingat-ingat ribuan kenikmatan yang pernah di rasakannya, kenikmatan kulit penis yang pernah menggesek-gesek dinding Miss V-nya bertubi-tubi, kenikmatan kepala penis yang pernah menusuk-nusuk mulut rahimnya berkali-kali, kenikmatan jilatan-jilatan hangat yang pernah lembut memilin puting buah dadanya.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvssbSNj1w0
Wajahnya makin merona, memerah. Expresinya begitu menggambarkan kenikmatan yang sudah tiba di depan gerbang. Semakin cepat ia mengocoknya, semakin tak kuat ia menahan rasa geli ini. Hingga akhirnya… “Aaagghhhhh…!! Ssshhhh…!! Ooouuucchhhh…!!”
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuGGbWiJP4t
Terlepas dari semua atribut kebesarannya, Airin bukanlah siapa-siapa, selain seorang wanita yang tak berdaya menghadapi birahi yang melecut keras nalurinya, memaksanya berpacu laksana seekor kuda. Inilah hasrat, hasrat dari dalam lubuk jiwa yang terdalam seorang wanita.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtsXbDoyATK
***
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE3QTsbnwY1
Namaku sugeng, umurku 19 tahun, anak sulung dari 3 bersaudara yg semuanya laki-laki. Aku cuma pemuda kampung yang tak mengenyam pendidikan sampai perguruan tinggi. Boro-boro perguruan tinggi, ijazahku aja cuma sampai MTs. Tapi buatku, ijazah ini cukup istimewa karena kebanyakan pemuda di kampungku cuma mengenyam pendidikan sampai SD doang, bahkan ada yang tidak sekolah sama sekali.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRi0BlZeUHa
Kampungku terletak di pesisir utara laut jawa. Dimana hampir seluruh kepala keluarga dan sebagian pemudanya bermata pencaharian sebagai nelayan, tak terkecuali aku. Hampir 4 tahun aku menjadi asisten ayahku di laut, hingga akhirnya ada seorang pria paroh baya yang memang sudah lama berlangganan ikan ayahku mengajakku untuk bekerja di rumahnya, di Tangerang Selatan.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpGYq1mFE7e
Tanpa pikir panjang lagi, akupun menerima ajakan pria bertampang parlente yang mengaku bernama TB.Chaeri Wardhana itu. Selain bisa buat membantu perekonomian keluarga, pekerjaan itu mungkin bisa aku jadikan batu loncatan untuk mendapatkan pekerjaan yang lainnya yang lebih baik dan lebih berduit. Mungkin saja aku bisa membuat mimpi ibu jadi kenyataan, Ibuku ingin sekali mencium batu Hajar Aswad di Tanah suci. Semoga aja… Amiin!!
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhn48QbNtTx
toge montok jilbab (2)
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1iooLOnYxE
Kini, sudah lebih dari sebulan aku bekerja di rumah pak TB, lebih dari sebulan pula aku meninggalkan Pekalongan, juga eNur, lengkapnya Nurhayati, santriwati salah satu pesantren yang letaknya tak jauh dari rumahku. Dialah gadis pujaanku sedari dulu, namun selama ini aku tak punya nyali untuk mengutarakan perasaanku padanya. Malu, hehehe… aku memang pemalu bila berhadapan dengan perempuan, apalagi yang tampangnya ayu, seperti eNur. Kalo disuruh memilih antara berjalan di depan sekumpulan wanita dan berjalan melewati kuburan, aku lebih memilih berjalan melewati kuburan, hehehe… cemennya aku.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvfSEygnWQE
Padahal wajahku nggak buruk-buruk amat, malah bagiku lumayan tampan, berimbang dengan bentuk tubuhku yang proporsional + sixpack yang kencang, meski kulitku cenderung agak gelap. Maklum, namanya juga orang pesisir, akrab sama terik matahari dan air asin.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0bvDxTunjY
Semua orang yang bekerja dan tinggal di rumah ini, kini menjadi bagian dari cerita keseharianku. Mereka semua ramah, asik dan tak menganak tirikanku karena aku seorang tukang kebun. Mereka membuatku seperti mendapatkan keluarga baru. Namun dari semua kelebihan-kelebihan yang aku dapatkan, ada satu hal yang kusayangkan, aku jadi jarang membaca Al-qur’an, bahkan shalatku saja sering bolos, terbuai oleh keadaan disini yang kontras dengan suasana di kampung. Disini, aku bisa merasakan pizza, makanan asli negara Valentino Rossi, juga spagheti, burger, Ka-eP-Si, dangking donat, pokoknya semua makanan yang tadinya cuma aku liat di tipi-tipi.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWoZ0VzjaTP
“Ibu.. bapak.. adik-adikku.. dengan lauk apa kalian makan hari ini?” kadang kata-kata itu terbersit dalam pikiranku, saat aku melahap makanan mewah pemberian si boss. Sedih…
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEhmDemERSj
Malam itu hujan turun dengan derasnya, sempat mereda namun kembali lagi mengguyur dengan skala yang lebih rendah. Aku tidak bisa tidur, bukan karena kebanyakan ngopi ataupun pekerjaan hari ini yang tak terlalu melelahkan. Namun suara yang kudengar tadi sore mengusik pikiranku, suara di balik WC samping dapur.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpEdWMSRFeI
Sore tadi secara sengaja aku menempelkan telingaku di pintu WC setelah istri pak TB tergesa-gesa masuk ke dalamnya. Sejurus kemudian aku mendengar suara pipis khas perempuan lalu suaranya mengedan disusul suara dari sesuatu yang nyemplung ke dalam closet. Opo iki rek..!?? Uedaan… Huaaduhhh!! Kalo kata orang Betawi, makin lama makin gila guwe di mari.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGZLs4ofq69
Dan itu benar-benar terjadi, makin lama aku di sini, makin mendominasi pula pikiran-pikiran jorok dalam akal sehatku. Sering aku mengkonsumsi tubuh istri pak TB sebagai obat pengantar tidur yang ternyata seorang walikota itu. Membayangkan kalau Bu Airin.. aduuuh..!! Makin jauh aku dari ajaran-ajaran pesantren.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3fdCucbABD
Ditambah lagi dari adegan-adegan syur dalam ponsel china milik satpam depan, yang makin membuatku liar berimajinasi. Memek!? Banyak yang bilang memek itu hangat. Kalau kita memasukan kontol kita ke dalamnya, ehmm.. rasanya hangat dan seperti diisep-isep. Apalagi kalau bisa nge-croot di dalamnya, MUANTABSSS!!! Jangankan memasukan kontol ke dalam memek, berpacaran aja aku belum pernah. Aagh..!! Malangnya nasib anak nelayan ini.. :meratap
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡthkQeYUSwp
Itu terlalu jauh buatku, tapi setidaknya aku pengen ngeliat memek wanita dewasa secara langsung. Memek yang dipenuhi bulu-bulu jembut yang lebat dan.. hihihihi..!! kemem oh kemem.. :nyanyi lagu munajat cinta
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkO2BJt8EMZ
***
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxcVEjVXEip
Jarum jam menunjukkan pukul 23.00 wib. Lagi-lagi gak bisa tidur, lagi-lagi hujan turun lagi dan lagi-lagi suara pipis Bu Airin terngiang di pikiranku. Menjelma menjadi ’racun’ yang merusak sistem kerja otak kiri. WA-DE-ZIG..!! haruskah aku melakukan coli yang ke tiga malam ini?
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB4dZsiNr4s
Tiba-tiba setan mengingatkan kalau malam ini pak TB belum pulang dari dinasnya di luar kota, yang artinya bu Airin tengah sendirian di kamar. Wew..!! setan menghasutku untuk mengintip ke kamarnya, tapi aku membantahnya. Berkali-kali setan menghasutku, berkali-kali pula aku membantahnya. Sampai tak sadar kalau aku udah tepat berada di depan pintu kamar majikanku.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwC0aBkgnON
Buka.. jangan.. buka.. jangan.. buka.. jangan..
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0LJwIWiZjT
Gimana kalo ketauan!? Aku pasti langsung dipecatnya. Syukur-syukur kalau tidak diperkarakan ke polisi. Atau.. aku akan kembali lagi ke kampung!! Terbayang dibenakku kalau aku bakal kembali menebar jala. Oh, tidak…
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuTj9XySMAp
Tapi alih-alih mengurungkan niat, aku malah meraih handle pintu berwarna chrome di hadapanku, berharap bahwa pintu itu terkunci, agar aku bisa kembali lagi ke kamar.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFwRGlaKogL
Dengan sejuta perasaan harap-harap cemas aku memutarnya, lalu mendorongnya.. dan pintu besar itu pun terbuka!!
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVMBfqm5FWq
Takut tapi pengen, itulah yang kurasakan,begitu pintu besar itu terbuka.
Aku sedikit menolehkan kepalaku dan melirik ke dalam celah antara pintu dan kusennya.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtQ4E56bnwL
Gleek..!!
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBtkQJlsQGI
Hampir setiap hari aku melihat bu Airin berpakaian muslim atau baju dinasnya yang serba tertutup, namun kali ini aku melihatnya hanya..
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3GWyGsI88T
toge montok jilbab (3)
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCMV8M0ydXq
Ya.. ibu muda dengan segala pesona yang menggiurkan setiap mata lelaki itu tengah terlentang sendirian di atas ranjang besarnya dengan hanya mengenakan daster hijau yang tipis, setipis imanku malam itu, sementara sepasang toketnya benar-benar menantang di bawah sinaran lampu kamar yang putih benderang.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡio3R3oS0ID
Aku tak lagi memikirkan bakal ketahuan, tak lagi memikirkan resiko yang bakal kuterima. Dan kini setan seakan telah sejiwa denganku. Aku pun menyusup ke dalam kamar yang besar dan harum tersebut. Seperti maling, aku mengendap pelan-pelan, memperhatikan langkah di atas marmer yang dingin ini.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ18xmu2rXnG
Akhirnya akupun sampai di tepi ranjang sang ‘Permaisuri’. Namun terlepas dari sosok tubuh yang menggirukan tersebut, mataku malah tertuju pada pakaian dalam yang tergolek di samping tubuh bu Airin. Sebuah celana dalam wanita berwarna krem.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHgRFBS1MRJ
Ehm.. aku pun kepikiran kalau bu Airin tidur tanpa mengenakan celana dalamnya. Iya kah?
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa2aVJa09gO
Rasa takut ketahuan dan rasa penasaran pun berkecamuk dalam pikiranku yang sudah terlanjur cabul ini. Dan dengan kedua perasaan tersebut + jari yang gemetaran, perlahan aku mengangkat ujung bawah dasternya, lalu melirik ke dalamnya.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ32mNqvH802
Alamak! Benar saja, tampak gundukan bulu lebat yang bertumpuk-tumpuk di antara kedua belah paha mulusnya.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpEoBHS64bK
Gleek.. lagi!!
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMRhNXVwo29
Memek, tempik, turuk, heunceut, vagina, miss V atau apalah namanya, kini berada hanya beberapa senti saja dari congorku. Akupun berkhayal bisa menciuminya, menikmatinya dari segala arah, mengobel-ngobelnya dengan lidahku hingga merekah dan menyemburkan urine seperti di film-film bokep. Aghh.. seandainya.. seandainya..
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgAfvyu0B7s
Puas memperhatikan tubuh tersensitive dari wanita itu, sambil sesekali memperhatikan wajah si empunya memek, aku meraih CD yang tergolek ’tak berdaya’ di samping tubuhnya, lalu memasukkannya ke dalam saku celana kolorku.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuICP3OwstJ
“Lumayan buat bahan coli..” gumamku sambil menjejalkan celana dalam si ibu ke dalam saku.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAAwJw6MXF9
Sejurus kemudian aku membalikan tubuh dan segera beranjak pergi sebelum aksiku ini ketahuan. Tamatlah riwayatku seandainya ini ketahuan. Bukan hanya malu dan gaji yang bakal tak di bayar, tapi impianku untuk melihat ibu berangkat ke tanah suci pasti tak akan terwujud.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRpgvsPDnmH
Handle pintu sudah kuraih, tinggal membuka lalu keluar dari kamar si Nyonya besar. Namun apa yang terjadi..
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLQrhBI0KC2
“Sugeng..!!” tiba-tiba saja suara perempuan mengagetkanku dari arah belakang. Dan itu artinya..
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡULJpoFDbu9
Darah, jantung dan nafasku seketika berhenti. Pandanganku buram, kerongkonganku pun mendadak kering, sementara suara itu menggema berulang-ulang dalam telingaku.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoPxDLuOum4
toge montok jilbab (6)
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSvbcrCLXnn
Waduh.. gimana ini?
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWDnJGlHMsF
Ingin rasanya aku berlari sekencang mungkin, kalau bisa sampai ke Pekalongan, sampai ke laut, sampai ke tengah laut, lalu menenggelamkan tubuhku sedalam-dalamnya.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdCVVS2ePiZ
“Sugeng, ngapain kamu di kamar ibu?” tanya bu Airin dengan ketusnya, lalu kudengar langkahnya yang berjalan di atas lantai mendekatiku. Dan aku, aku terdiam membisu, tepatnya MEMBEKU menatap handle pintu yang tak jadi kutarik.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ14lHZmC9zV
“Ee.. Eeng.. A-anu.. anu, bu.. sa-saya.. cumaaa..” aku tergagap.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt09BioZpnP
“Kamu mau nyolong ya?” hardiknya.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ61JMJ8sV1g
“E-enggak, bu!”
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZryqlmHjTr
“Trus kamu ngapain di kamar ibu?”
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIH00niOKbx
“Ngintip,” itulah jawabanku dalam hati. Namun tak mungkin aku katakan padanya yang kini sudah berada tepat di belakangku.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZCfz5qxR4b
“Apa itu di sakumu, Sugeng?” lanjut bu Airin yang curiga menatap saku kiriku yang terlihat melendung.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7xDcRZQ4gF
“B-bukan apa-apa, bu!”
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmZAYItWGzH
“Coba ibu lihat..”
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbAk1FNQnIa
“J-jangan, bu.”
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwSwroUu09j
“Sini liat..”
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt73HKsK2Rc
Bu Airin terus mendesakku untuk mengeluarkan isi di dalam kantong, bahkan kini ia mengancam akan menelpon pak Djono, security depan dengan kumis yang melintang mirip pak Raden.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKUoJmFCnAo
“Kalo kamu gak mau ngeluarin, ibu bakal telpon pak Djono, biar dia yang ngeluarin.” ancamnya.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAnDBWaezDT
“J-jangan, bu..” kataku sambil cepat-cepat merogoh saku dan mengeluarkan isinya yang membuat sakuku terlihat melendung itu, lalu memperlihatkannya pada ibu muda tersebut.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf4xDNa3r3z
Bu Airin memicingkan mata menatap isi dari dalam kantong celana kolorku, yang ternyata adalah celana dalam kremnya yang ia tanggalkan sebelum tidur atau mungkin sebelum bermasturbasi tadi.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBR85GsNU8Q
Sejenak kami terdiam, tenggelam dalam pikiran masing-masing. Berdiri berhadapan namun tak saling berpandangan, aku tertunduk sambil mereka-reka apa yang bakal terjadi selanjutnya.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ324YVImzqj
Sementara gelegar-gelegar petir terdengar sahut menyahut di luar sana, juga suara tiupan angin yang bengis menghantam dedaunan. Harap tinggallah harap, kini bayangan jala dan perahu kayu benar-benar tampak nyata di depanku, juga bau amis ikan-ikan laut mulai terendus. Aku harus kembali lagi berlayar, kembali lagi ke laut, menjala ikan dengan sejuta penyesalan.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr0Y0syNzp6
toge montok jilbab (9)
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy0F9TO45fi
Aku bukan pelawak, tidak juga sedang bercanda. Namun semua keluguan ini membuatku menertawai diriku sendiri.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtZDonWAGuT
Menyusup kamar majikanku..
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr7so2qs0Gz
mengintip istri pak TB yang tengah tertidur sendirian, lalu..
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJNUWSLGCuf
Mencuri celana dalamnya..
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH3QoDdx1lC
Tak pernah terpikir sebelumnya. Sekali lagi setan, setanlah penyebab semua malapetaka ini.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZkZCqlhn8d
“Jangan nakal ya, Geng!”
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO6OLmFUPO6
Sejenak aku terhenyak, teringat kata-kata ibu di kampung sebelum aku berangkat kemari. Juga ucapan Dimas, adik kecilku. “Mas Sugeng mau ke kota ya!? Nanti kalo pulang beliin aku hape ya!!?”
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSaNzbo6Wpw
Semua buyar, semua hilang. Harapanku untuk menepati janji hanyalah sebuah tulisan di atas pasir pantai yang sirna tersapu deburan ombak. Ibu.. Ayah.. Aris.. juga Dimas.. maafkan aku!
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLE0d45FMmp
Malam ini begitu dingin selepas hujan mendera tak habis-habis di sudut selatan kota. Malam ini adalah malam ke tiga bu Airin tanpa suaminya, yang tengah berdinas di luar kota.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1O7PQJaY4X
Tak lama kemudian, suara merdunya memecah ’kebuntuan’ ini. Tampak sebuah senyum kecil mengambang di bibirnya yang cantik, ketika aku mulai berani menatap wajahnya. Lalu dengan kedua yang ia tempelkan di kedua bahuku ia berkata, “Ibu gak seceroboh yang kamu kira.. ” ujarnya sedikit berbisik. “Ibu ngeliat kamu masuk ke kamar ibu.. abis itu kamu angkat daster ibu. Ada 5 menitan kamu mengintipnya, lalu memasukkan celana ibu ke dalam sakumu. Iya kan!?” tanyanya menggoda sambil menatap wajahku lekat-lekat.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI88Q2A76ww
Tak ada yang bisa kulakukan selain menunduk menyembunyikan wajah ini dari tatapannya yang sebenarnya ’menggoda’ itu dan berpikir bahwa sebenarnya si ibu hanya berpura-pura tidur ketika aku menyusup ke dalam kamar pribadinya.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsn0FRpNYSs
“Sugeng.. sini liat ibu dong, masa diajak ngobrol kamunya malah nunduuk.”
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeRBKXCoGZN
“I-iya, bu.”
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4Rrz2HACS3
Sejenak mata kami beradu pandang. Sementara aku tak mengerti maksud di balik tatapannya yang menakjubkan itu, jemari lentik ibu beranak dua itu mulai turun, menjamah dada bidangku sembari berkata..
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡILkEHuPlnA
“Kamu tahu, Geng.. kamu itu manis, mirip mantan pacar ibu sewaktu SMA dulu. Dadanya bidang, persis dadamu ini. Rambutnya juga ikal, mirip rambutmu..” kata-kata itu terlontar begitu saja tanpa mempedulikan aku yang makin merinding oleh belaian halus jemarinya di dadaku.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXfbcVhAWzx
Dadaku sesak oleh kata-kata itu, mataku tersihir oleh pandangan ’Medusa’nya dan tititku.. tititku ngaceng, sengaceng-ngacengnya!!
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy8u8tGheWd
Telunjuknya terus merambah, terus turun, namun terhenti di atas karet celana kolorku.. dan si ibu berkata lagi, atau tepatnya meminta.. dan sekali lagi dengan tatapan sayunya yang menakjubkan itu.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5UCA4nucRh
“Kalo mantan ibu tititnya besar.. punya kamu besar nggak?”
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡapa5k1XAc6
“Ee.. e-enggak tau, bu..!!” jawabku sekenanya.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxlVrGjhUgF
toge montok jilbab (4)
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlhiZYgJdq7
“Masa enggak tau.. kalo ibu lihat, boleh nggak!?”
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFS8cXkqq0a
Tanpa menjawab, aku segera menarik karet kolorku dan memperlihatkan isinya pada si ibu yang tengah sange stadium akhir itu, ia pun segera menundukkan kepalanya, melongok penghuni di dalamnya untuk beberapa saat. Lalu menanyakan namanya.. Hah!? Namanya..!!?? Iya, bener, NAMANYA!!
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWMUw4fMY3o
“Siapa namanya, Geng!?” tanya si ibu tanpa mengalihkan pandangannya dari pelerku.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDMQkCfJEHc
“Enggak tau, bu..!” jawabku polos sambil menahan geli mendengar pertanyaannya.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV8jbHTQUpu
“Ibu yang namain ya!?”
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPYjhslmvOq
“I-iya, silakan, bu.. hehe!”
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNUGzx2c2yh
“Kok kamu ketawa?”
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcthorzJR0N
“Enggak pa-pa kok, bu.”
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYpArO5gler
“Gimana kalo namanya…” berpikir sejenak, ”DJENGGO!!” dia tersenyum lebar. Seperti kayak habis menangin undian berhadiah aja. ”Ya, kunamain ini Djenggo!” teriaknya.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuDamIv5FIo
“Wah, keren, bu. Lebih keren dari nama saya.” aku setuju.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHLtzORhwtF
Djenggo.. ya, itulah nama terkeren yang pernah kudengar, terlepas dari fungsinya yang hanya sebuah nama, aku menganggap itu sebagai penghargaan dari seorang ibu walikota atas kontolku yang katanya lebih ’max’ dari milik pak TB, seorang ibu walikota yang dengan segala kecantikan luar dalamnya ia mampu menaklukkan seluruh isi galaksi, namun tak berdaya menahan rasa ’kangen’ di malam ini.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA32ZRIasdB
Ternyata oh ternyata, si ibu cuma berpura-pura. Pura-pura tidur, pura-pura marah, namun tidak untuk yang satu ini..
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXRgB2TvlX6
Si ibu mengajakku duduk di sebelahnya, di tepi ranjang kebesarannya setelah sebelumnya menyuruhku meletakkan celana dalamnya di atas meja rias yang penuh peralatan kosmetik.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhsO76dvSHr
“Sugeng..” panggilnya berbisik, juga begitu dekat, hingga aku bisa mengendus nafasnya.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxo6kke26zX
“I-iya, bu.” balasku yang sudah tak memikirkan lagi jala dan perahu kayu.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi3OKbzfjRV
“Kamu bisa bantu ibu sebentar?” pintanya dengan sedikit memelas.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtImVVyaasK
“Bantu apa, bu?” jujur, aku tak mengerti maksudnya.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC0AMXNwjYw
“Eengg.. maksud ibu.. ibu boleh minta waktumu sebentar,” si ibu sedikit canggung menjelaskan maksudnya, namun sejurus kemudian ia meletakkan sebelah telapak tangannya di atas paha kananku.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDRW8Xtu8jY
“I-iya, bu. Silahkan!!” aku mulai mengerti apa yang ia inginkan.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeQzyvaIudu
Si ibu segera merangsek ke tengah ranjang, tepat pada posisi tidurnya barusan. “Kok bengong?!” tanyanya menatapku yang masih ’shock’ di pinggir ranjang. “Ibu harusnya udah tidur beberapa jam yang lalu.. ayo cepet!!” lanjutnya tak sabaran.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlnyze9ryYD
Berasa canggung untuk membuka celana pertama kali di hadapan perempuan, namun aku tak mau membuang waktu. Segera saja aku menyusul dengan kontol yang terhunus ini ke tengah ranjang. Sejenak aku memandangnya melepas ikat rambutnya lalu membenarkan posisi bantal yang mengganjal di kepalanya. Dan..
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDjWWd6u9QN
Tanpa perlu melepaskan daster, ia lantas mengangkang, memperlihatkan ’sangkar madu’nya yang memang sudah tak terbungkus sedari tadi, tepat di hadapanku. Aku pun segera mencari posisi untuk bisa menindihnya.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOFpTWS88wE
Hanya menindihnya..? Ya, hanya menindihnya saja! Aku tak bisa melesakkan batang kontolku ke dalam memeknya yang rimbun oleh ’rerumputan’.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiUclDNqshI
Aku benar-benar canggung! Karena selama ini aku mengenalnya sebagai majikanku, lebih dari itu, bu Airin atau lengkapnya Hj Airin Rachmi Diany SH MH adalah seorang ibu walikota, bukan sekedar ibu rumah tangga apalagi teman biasa. Kasta bu Airin jauh di atasku yang hanya seorang pesuruhnya, di samping ini adalah kali pertama aku menyetubuhi seorang wanita dan meski ia menyuruhnya, tetap.. aku tak bisa.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMApEAZLQ6U
“S-saya nggak tahu c-caranya, bu..” terangku menjelaskan ke-newbie-anku untuk urusan ini.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGsc68K48wr
toge montok jilbab (5)
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD6EOmwEHq4
Bu Airin cuma tersenyum mendengarnya, kemudian menyuruhku untuk sedikit mengangkat badanku dari tubuhnya. “Masa tinggal colok aja nggak bisa?!” ujarnya sembari meraih si Djenggo, lalu membimbing kepala botaknya ke arah bibir lubang kemaluannya yang masih terlihat sempit.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4PuMxkLc5s
“Ayo tekan..!!” suruhnya sambil terus menatap wajahku.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyKS8n66NvR
Sleep! Perlahan aku menekan vaginanya yang cukup mencengkram, begitu hangat dan bergerinjal isi di dalamnya.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfiBYg9e0GH
Ya.. ini lah aku dengan segala keberuntunganku malam ini. Dimana orang lain hanya bisa berkhayal tentangnya, malam ini, detik ini, aku malah merasakan hangat organ intim kewanitaanya, dengan kontolku pula.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0CDHaQPNL9
Namun belum sempat aku memompanya seperti yang sering kulihat di pilem-pilem, spermaku keburu keluar, membuncah tak terkira di dalam bagian tubuhnya yang bergerinjal ini.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkpmWKmFFl7
Croot.. Crooottt… Cerooocoooooooooooooot.. dan Crit..!!
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ23E2uuH8O
Banyak dan kental, disamping rasanya yang hangat dan lengket. Sepasang mata kami saling beradu pandang begitu lekat, selekat kulit kontolku dengan dinding vaginanya. Raut di wajahnya begitu menggambarkan kalau dia sedang menikmati semburan sperma dalam rongga memeknya.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwnKrg1Nh15
“Wah, udah crot duluan kamu..” ujarnya, tanpa ada nada marah.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYolXZXohpT
“I-iya, bu. S-saya gak kuat..” sahutku malu.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡngCyUgSWAT
Sejenak bu Airin membiarkanku ’meleleh’ di atas tubuhnya, sembari menikmati hangatnya kontol dan spermaku. Sementara aku.. aku tak percaya dengan semua ini. Tak percaya bahwa setan akan membawaku sampai sejauh ini.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfit0adaSyT
Beberapa menit berlalu dengan perasaan saling menikmati. Meski bu Airin belum mencapai orgasmenya, namun dia tetap merasakan apa yang sudah terlanjur terasa. Di dalam hatinya, dalam jiwanya, dalam memeknya dan semua syaraf-syaraf yang menyertainya.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUD7UNH7Dxt
Tak lama kemudian, ia menyuruhku lagi untuk sedikit mengangkat badanku dan mengeluarkan si Djenggo dari dalam memeknya, akupun mencabutnya kemudian bertopang pada kedua lenganku di kanan-kirinya.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpI7vMH9hQu
Tampak beberapa ’untaian’ sperma ketika aku melepas si Djenggo dari vagina ibu muda tersebut. Si ibu tak menghiraukan untaian itu, lalu dengan jemarinya yang halus, juga lentik, ia menggenggam batang kontolku dan menggesek-gesekkan kepalanya di ujung klitorisnya.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrBMzI7rX3m
toge montok jilbab (7)
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd8ZD8AJt2n
Perlahan-lahan ia mengusapnya, hingga ’mahkluk’ sebesar kacang kedelai itu menyembul keluar dari ’kerudung’nya. Dan semakin lama gesekan itu semakin cepat, secepat hasratnya yang menginginkan orgasme malam ini.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwruR4Alf3l
Tak kulihat lagi sosoknya sebagai seorang walikota, terlepas dari semua atribut kebesarannya. Airin bukanlah siapa-siapa sekarang, selain seorang wanita yang tak berdaya menghadapi birahi yang melecut keras nalurinya, memaksanya berpacu laksana seekor kuda. Inilah hasrat, hasrat terdalam dari lubuk jiwa seorang wanita.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrtmKf8tbmp
Wajahnya makin merona, memerah. Expresinya begitu menggambarkan kenikmatan yang sudah tiba di ujung lubang kencing. Semakin cepat ia mengocoknya, semakin ia tak kuat ia menahan rasa geli pada itilnya. Dan..
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDBIJFe5rV9
“AAARRRGGGHHHHHH…!!! Sshhhhh.. Oouuhhhh.. Oouuuggghhhhh.. Sugenggg…!!” bu Airin mendekapku erat-erat, seluruh tubuhnya mencengkram erat badanku. Rasa dahsyat pada itilnya membuat seluruh tubuhnya yang montok bagai meledak.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCQAAYJ9gy4
“Aduh, Sugeeeeeng… kamu kok nakal sih?!” candanya sambil terus mendekap tubuh yang beruntung ini.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx1vJlDQy4y
“Hehe.. kan ibu yang nyuruh.” balasku disertai tawa kecil sembari menciumi wangi dari rambutnya yang terurai.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVeox6ksTfv
”Eeghh,” si ibu menggeliatkan tubuhnya, lalu memintaku untuk mengecup bibirnya. “Cium dong, sayang!”
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡho8k8gRnZ4
Lagi-lagi canggung, lagi-lagi norak… karena belum pernah sekalipun mengecup bibir seorang wanita. Namun rasa canggung itu tak berlangsung lama, karena sejurus kemudian bibir itu menjelma menjadi ice cream strawberry dengan lumuran susu putih yang kental di atasnya.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3dZlZmSxJM
Kami saling bercumbu, saling mengulum, dan sesekali ia menjilati bibirku dengan mesranya, membuat si Djenggo kembali tegak berdiri. Beberapa menit berselang, kami menyudahi ’ritual’ ini dengan saling memandang.. dan saling ’mencari’.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDMl8NgdYnQ
toge montok jilbab (8)
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmTItIM9yRj
Sementara tanganku mulai berani meraba lekuk aduhai tubuhnya, menyusup ke balik daster hijaunya, lalu membuka pengait kutang yang menyembunyikan tonjolan buah dadanya, dan..
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBu1B1lYVuJ
“Bu.. kita ngewe lagi yuk!!” pintaku sembari memilin putingnya.
1835Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVyGQncewcw
”Ayuk,” dia mengangguk.
ns18.223.188.252da2
