x
"Berapa umurmu?"
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAQzaH9C9m6
"20 tahun nyonya."
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkCiDQU57Pu
"Jadi? Apa kau tahu kita ini seumuran tahu bahkan kamu beda setahun dariku, jadi kamu tidak perlu memanggilku nyonya oke?"
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOTmW9nSkWv
"Tidak bisa ini sudah peraturan saya nyonya."
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgFIbBgD4hG
"Kamu ini." Dinda kesal saat abdi dalem itu menolak perintahnya.
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXRqeHm6rja
"Oh iya aku ingin bertanya tentang tuan Arjun, tuan Arjun Saputra itu orangnya seperti apa sih?"
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡobLIPaGvM7
"Dia orangnya tegas dan saya harap nyonya jangan melakukan masalah di dekatnya juga menyinggung dia atau nanti nyonya akan di hukum."
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSZtBQohsen
"Di hukum, termasuk diceraikan begitu?"
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡetcNZ9wIZV
"Hush nyonya jangan bicara begitu, tuan Arjun tidak akan menceraikan istrinya."
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡljzbmjkddo
"Kenapa begitu?"
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3i0VXN2jzG
"Karena setiap yang datang kesini, jika ingin keluar dari tempat ini harus dalam keadaan tidak bernyawa."
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDwdNlQV0s2
"benarkah?"
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYhTQeVfPzi
"Ya Tuhan mulutku ini." Daniar menutup mulutnya sendiri.
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyyq76vZgem
"Kamu!!" Dinda mencegah Daniar menampar mulutnya.
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3x9Jy4zamQ
"Maaf nyonya seharusnya saya tidak berbicara hal buruk pada nyonya. Silakan nyonya hukum saya."
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpfA1XSp947
"Aku tidak sejahat itu."
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdpwHvsctpT
"Ku mohon nyonya untuk tidak memasukan ke dalam hati tentang kata-kataku tadi."
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBrp25kbPQa
"Kamu tenang saja santai saja." Dinda menampar pundak Daniar.
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfJd3k6EIiv
Dinda sudah selesai dan seperti boneka Dinda hanya bisa pasrah saat Daniar mencoba melayaninya mulai dari memakaikan pakaiannya, memakaikan make-up, mengeringkan rambut dan yang lainnya.
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK0VoW9e6qU
"Sebentar lagi makan malam sudah siap nyonya akan bergabung dengan tuan Arjun dan para istri yang lain."
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRwOWI73eto
Mata Dinda seketika terbelalak, ia tidak bisa membayangkan akan duduk di meja yang sama dengan pria itu dan tentu saja dengan para madunya juga.
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmOyfWYL50Y
"Bagus make-upnya tipis dan tidak terlalu menor atau tebal."
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEz7QjRMCp4
Dinda memang suka berdandan sederhana, Dinda juga tidak tertarik untuk menarik perhatian pria tua itu.
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwwJEFfiW1V
Kemudian Dinda keluar dari paviliunnya menuju ke meja makan di pandu oleh Daniar. Dinda sampai saat ketiga madunya sudah sampai duluan. Wanita ketiga itu memandang Dinda dengan aneh sekarang.
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBPPFd6iuFu
“Kamu duduk di samping Nurma.” perintah Nike mengatur tempat duduk Dinda.
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBatTROsj5X
"Baiklah."
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTeXOGgJZ3w
Berbeda dengan Nike dan Nurul yang sangat sinis, Nurma terlihat lebih bersahabat dengan Dinda. Dia tersenyum saat Dinda duduk di bangku kosong di sebelahnya.
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvg7tTTDxnJ
"Kita duduk berdasarkan status. Istri pertama dan istri kedua duduk di samping tuan Arjun. Sementara istri ketiga dan keempat mengikuti saja." Nike nampaknya menekankan perbedaan status mereka.
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOtedzaEwcV
"Baiklah." kata Dinda patuh.
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD6M9207Kda
"Dinda, kamu sepertinya tidak suka menarik perhatiannya ya?" Nurma memulai percakapan.
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW01MfOaB01
“Iya mbak, Dinda belum terbiasa dengan riasan.”
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIkOPh6Ws3V
"Apa kamu tidak ingin mendapat kasih sayang dari tuan Arjun? Kami bahkan merias diri semenarik mungkin untuk menarik perhatian tuan Arjun. Tapi kamu?" Nurul menyela.
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrF2qqQSxdm
"Baguslah kamu masih sadar diri. Setidaknya aku hanya bersaing dengan dua orang saja." kata Nike angkuh.
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV28rF20rGm
Percakapan mereka berhenti saat salah satu pengawal datang. Istri ketiga tuan Arjun segera berdiri untuk menyambut kedatangan suami mereka. Sementara Dinda hanya mengikuti saja, karena ia belum sepenuhnya mengerti.
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZCm5Bwrfnj
Klotak..Klotak..Klotak..
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKzTVMyBwdP
Terdengar suara sepatu melangkah masuk ke ruang makan, seorang pria gagah dan tampan datang dengan angkuh.
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw4y8kcxYJB
Dinda seolah tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Bukan pria tua seperti yang dia kira. Dia terlihat seperti seseorang yang sempurna.
Dinda menelan ludahnya sendiri. Belum pernah dia melihat pria yang semenarik itu.
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4ZVGjljbcB
"Selamat malam tuan." kata ketiga istri dengan kompak. Dinda hanya menunduk saat tuan Arjun melirik kearahnya karena tidak menyambutnya.
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGh7scHdYXP
"Duduklah." kata Arjun.
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ67y2fBAH3V
Keempat keluarganya dengan patuh mengambil tempat duduk masing-masing. Makan malam telah selesai tuan Arjun segera pergi setelah selesai menyantap hidangannya, semua istri akhirnya kembali ke paviliun mereka masing-masing. Tak terkecuali Dinda.
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgLXAUfpFwb
Keesokan harinya Dinda bangun pagi-pagi sekali dan kemudian berjalan-jalan di sekitar kediaman lalu Dinda bertemu dengan Nurma. Nurma yang melihat Dinda menggandeng tangannya untuk ikut ke paviliun menemaninya minum teh.
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9ybtjTq7R7
Setelah meminum teh bersama dengan Nurma, Dinda kembali ke paviliunnya, namun pandangan matanya berhenti pada sebuah pohon rambutan di halaman belakang gedung utama.
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBihfGxNZG8
“Itu rambutan?” tunjuk Dinda.
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrkdBAw1fEX
"Benar nyonya tapi itu.. Ah nyonya tunggu." Daniar panik saat Dinda berlari ke arah pohon rambutan itu.
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWrgOOhRBYo
"Nyonya tunggu." nafas Daniar terengah-engah mengejar Dinda.
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlADHaE37Xd
“Nyonya mau rambutan itu?”
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0fUa4DE58u
"Boleh?"
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1WR0p7sETS
"Tentu saja, saya akan mencari orang untuk memetik buah rambutan itu untuk nyonya. Nyonya tunggu sebentar." Daniar berlari berlari untuk meminta bantuan.
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAv56tL8s45
Dinda melihat buah rambutan itu dengan gembira, mungkin air liurnya sudah menetes deras kali ini dia sudah tidak sabar lagi ingin kepuasan rambutan yang rasanya manis itu.
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjOddsFRrWh
"Ah kelamaan." Dinda tidak mendengarkan Daniar, Dinda kemudian mengumpulkan pohon rambutan itu. Dalam sekejap Dinda sudah berada di atas. Memetik beberapa buah rambutan dan perlahan menjatuhkannya ke tanah.
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfmWBSEMIZH
"Sedang apa kamu?"
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm3U9ed7XEy
"Tentu saja memetik rambutan, kamu kira aku sedang membaca buku di atas pohon ini apa?" Dinda menjawab tanpa melihat siapa yang bertanya padanya.
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIku7RmopTl
"Apa perlu aku carikan tangga?"
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2DXVt6ek7y
"Boleh juga idemu. Nanti aku akan memberi beberapa rambutan untuk mu."
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGCfrf7LrdR
“Hemm aku tidak butuh rambutan mu itu.”
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ10B7090DEc
"Baiklah.." Dinda terkejut saat melihat tuan Arjun yang berada di bawah sana.
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBK082YcxF9
"Tuan.." kata Dinda lirih.
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFEh8MxfD6Q
"Turunlah kamu tidak pantas melakukan ini."
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaKdmv1bVym
"Baik tuan."
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpOQTbQdZmr
Dengan gemetar Dinda menuruni pohon itu, dia tidak berani melihat ke bawah. Nyalinya hilang untuk menghadapi pria itu.
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWuheopwqLm
"Argh.. Aaaa.."
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI9pZAdghgT
Dinda terjun dari ketinggian, menimpa tubuh tuan Arjun yang dari tadi sudah berdiri di bawahnya.
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmLOezHXygt
Buuuggghhh.. Dinda mendarat di dada tuan Arjun. Dinda memejamkan kedua matanya karena takut. Tuan Arjun tidak berkomentar apapun dia hanya diam saat Dinda berada di atas tubuhnya.
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKwzviphS3V
Setelah Dinda bangun tuan Arjun sangat sibuk membersihkan tanah yang menempel di tubuhnya lalu tuan Arjun segera meninggalkan Dinda seorang diri di bawah pohon rambutan itu.
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkM814WdYgk
Dinda sendiri kemudian kembali ke paviliun nya, ternyata sudah ada Daniar di sana Daniar sudah mencarinya tapi tidak terpaku dan akhirnya Daniar memilih untuk ke paviliun milik Dinda juga menunggunya di sana.
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAxtJq0ApdK
"Syukur lah nyonya sudah kembali. Aku sangat khawatir jika terjadi sesuatu dengan nyonya."
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxYb9kZ4L8y
"Jadi kamu menungguku di sini?"
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfBCFug6e7L
"Iya nyonya."
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnw0wvpCshD
“Kemarilah?”
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdgaKSBIQhn
Daniar patuh dan mendekat ke arah Dinda.
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRdKxa75AIL
"Gadis pintar, gadis baik berhenti memanggil saya nyonya cukup kamu memanggil aku DIND dan A mengerti?"
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAZDg66Gcc5
"Tapi nyonya saya tidak bisa memanggil anda seperti yang anda inginkan."
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4aBpy8GDWH
"Baiklah baiklah sekarang kamu pilih memanggil ku Dinda atau.."
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQVH8fYnO6j
"Atau apa nyonya?"
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6tHpX8J1XF
"Aku akan meminta mbak Nike untuk memindahkanmu ke tempatnya bagaimana?"
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiXsnkVa0Et
"Tidak, ku mohon nyonya jangan memintaku ke tempat nyonya Nike."
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFGbl7dC4Dx
"Kamu takut? Maka ikuti lah saja perintahku."
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWbvn2t7bE3
"Baik nyo.."
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8Y8ObA1LS5
"Apa yang kamu katakan!!"
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiyhOAW1qIE
"Baiklah Dinda." kata Daniar ragu.
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkyfK249DUW
"Bagus, nah begitu dong kan enak di dengar nya."
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡubz3pQezZw
“Kamu mau kemana Dinda?”
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeEP18thMGi
"Aku mau keluar mau jalan-jalan."
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2PbmQM4jjO
"Tunggu biar aku antar."
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZBmxS2J4IM
Dinda kemudian keluar dari paviliunnya di temani oleh Daniar berkeliling komplek tempat tinggalnya yang lebih tepat dikatakan penjara itu.
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7yHsTF4DHO
Sampai Dinda menghentikan langkahnya saat Dinda melihat Nike menangis keluar dari paviliun tuan Arjun.
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjW8SMCpMiW
"Kenapa dia? Apa tuan Arjun Saputra menyakitinya?"
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlyWceJtrcv
Daniar menarik tangan Dinda untuk berlindung.
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlZ4cWSVcUi
"Hust, jangan sampai nyonya Nike melihat kita atau nanti kita bisa di hukum."
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE4qa3jkXbL
"Kenapa kita harus di hukum, aku hanya penasaran saja kenapa dia menangis seperti itu."
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡODvoiMsOt8
“Mungkin karena perlawanan dari tuan Arjun, Dinda.”
399Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKpKS88tAV6
"Apakah pria tua itu suka menyakiti hati istrinya?"
ns18.220.135.28da2
