
2 hari setelah itu, di pagi hari rumah Tasya didatangi oleh 4 orang polisi. Keempat Polisi tersebut datang untuk menangkap Rio, karena ia diduga sebagai pelaku pembun*uhan terhadap Bimo.
Polisi: "Selamat Pagi.Rio nya ada." Tanya salah satu polisi.
Tasya: "Ada apa ya Pak? Tanya Tasya kembali.
Polisi: "Rio diduga sebagai pelaku pembun*Han terhadap bosnya, Bimo. Bimo ditemukan meninggal dunia didalam mobilnya yang terparkir di parkiran Kantor." Jelas polisi tersebut.
Tasya: "Mungkinkah Mas Rio sudah mengetahui semuanya." Gumamnya dalam hati.
Tasya sangat Syok mendengar kabar tersebut, ia tidak menyangka jika suaminya sanggup melakukan hal seperti itu. Ia hanya bisa menangis melihat Suaminya dibawa oleh Polisi.
Kejadian tersebut, Membuat Tasya berkali-kali mendatangi kantor Polisi untuk menjenguk suaminya. Ia juga berusaha mencari tahu alasan Suaminya melakukan sanggup melakukan hal seperti, Namun Rio selalu mengelak dan tidak memberi tahu Nya.
Di suatu siang, Tasya mendatangi kantor Polisi dengan menggunakan kaos berwarna hijau, rok pendek berwarna putih serta kacamata hitam untuk menutupi matanya. Ia mendatangi kantor Polisi untuk menemui suaminya.
Setelah menemui suaminya, Tasya secara tidak sengaja bertemu dengan Pak Lukman Di kantor Polisi. Pak Lukman tersenyum ke arahnya dan mendekatinya.
Pak Lukman: " Saya bisa membantu kasus suamimu." Pak Lukman membisikan sesuatu ditelinga Tasya dan Lalu menarik tangannya. Tasya hanya bisa mengikuti kemana Pak Lukman menariknya.
Keduanya akhirnya sampai di sebuah ruangan kecil berukuran 2x2 dibagian paling belakang kantor Polisi tersebut. Pak Lukman langsung menarik Tasya ke dalam ruangan tersebut.
Di dalam ruangan, Tasya mencium aroma tidak sedap yang sangat menyengat. Ia juga melihat banyak kondom berserakan di sekitar tempat sampah di pojok ruangan, Serta sebuah ranjang kecil berukuran 1,2x2 dengan kasur yang tampak lusuh.
Pak Lukman: "Kamu tahu kan apa yang saya mau?" Tanya Pak Lukman pada Tasya yang tampak jijik berada di ruangan tersebut.
Tasya hanya mengangguk menjawab pertanyaan Pak Lukman, dia tahu apa yang diinginkan pak Lukman dan tidak bisa menolaknya.
Pak Lukman langsung duduk dipinggir ranjang dan menarik Tasya agar duduk dipangkuan nya. Ia kemudian melepas kacamata hitam yang dikenakan Tasya dan kemudian melemparnya ke kasur.
BACA KELANJUTANNYA DISINI 👇
https://victie.com/m/books/95
ns18.224.137.108da2