
“Setan kecilku..” tuan Arjun berhamburan ke arah Dinda panik mendapati Dinda yang terikat oleh tali juga mulut di lakban seseorang.
247Please respect copyright.PENANAZnQG6bK3fi
“Em..” Dinda meminta bantuan tuan Arjun.
247Please respect copyright.PENANAp2clplJoc7
"Siapa yang melakukan ini padamu sayang?" tanya tuan Arjun.
247Please respect copyright.PENANAHbK3SUxch4
"Kok kamu malah diam saja tidak menjawabnya sih." kata tuan Arjun.
247Please respect copyright.PENANAxFOj1Dve7X
"Dasar si om bodoh, emangnya dia tidak melihat aku yang di ikat apa juga mulutku yang di lakban. Makannya aku tidak bisa menjawab pertanyaannya." Dinda~
247Please respect copyright.PENANALwgoSKqBWr
Dinda memberikan kode agar tuan Arjun membukakan ikatannya dan lakban dari mulut itu.
247Please respect copyright.PENANAR2vntqfAFx
"Oh iya lupa, maaf sayang.."
247Please respect copyright.PENANAVkgskXqgVy
"Aduh.. Pelan om sakit tau." keluh Dinda.
247Please respect copyright.PENANAOglOfYvFWK
"Hehe.. Ya udah ayo masuk ke paviliun sayang."
247Please respect copyright.PENANA2B4K0evBPm
"Ya.."
247Please respect copyright.PENANA6eGPkI7s1G
Keesokan harinya Darwin masih terus memata-matai Dinda di paviliunnya sampai waktu malam akhirnya tiba. Dimana Darwin datang kembali bukan sekedar mengancam bahkan dia akan benar-benar membunuh Dinda.
247Please respect copyright.PENANAzpHpQfoapZ
Karena dia mengira bahwa Dinda sudah membocorkan rahasianya pada tuan Arjun.
247Please respect copyright.PENANAqBKRRZ5FTM
Jeddeeeerrrr.. Sebuah petir menyambar membuat Dinda terkejut bukan yang utama. Hingga pada akhirnya lampu kembali padam.
247Please respect copyright.PENANA0KIJC4M0dN
"Mati lampu." kata Daniar saat tiba-tiba lampunya padam.
247Please respect copyright.PENANAoZAlFh0lPM
"Daniar, cepat carikan lilin di laci. Kemarin si om simpan sekotak lilin dan senter di laci itu." Dinda menunjuk ke arah laci.
247Please respect copyright.PENANAZLoCxdeFrY
"Baiklah Dinda, kau tetaplah di sini saja ya."
247Please respect copyright.PENANAW17b5asHHw
Daniar dengan meraba berjalan ke arah yang di tunjuk Dinda.
247Please respect copyright.PENANAcN1XKTko1y
Braaaakkkk.. Seseorang menendang pintu kamar Dinda dengan kencang.
247Please respect copyright.PENANANKt21YVO3D
Terlihat seseorang datang dengan menggunakan baju serba hitam dengan penutup wajah.
247Please respect copyright.PENANAYslTfweP0o
Daniar sangat terkejut dan dengan cepat berlari ke arah Dinda yang berbaring. Dia merasakan ada hal aneh dari orang itu.
247Please respect copyright.PENANA5Fsc4Tvaqb
Ketika Daniar memeriksa, bahkan pengawal yang di tugaskan tuan Arjun berhasil dilumpuhkan hingga pingsan.
247Please respect copyright.PENANATOQFOL0HiS
“Si-siapa kau?” tanya Dinda terbata-bata.
247Please respect copyright.PENANAI0CzyzAk4D
“Malaikat pencabut nyawamu.” jawabnya dengan mengangkat pisau yang berlumuran darah.
247Please respect copyright.PENANARv5WszBPkZ
"Pergilah kau!!" Daniar berteriak.
247Please respect copyright.PENANA8hp09qWzl2
"Kau jangan ikut campur jika masih ingin hidupmu lama. Ini hanya sebentar nyonya, aku akan melakukannya dengan sangat cepat."
247Please respect copyright.PENANA3ptAmJm6n0
"Darwin!!" Dinda tau jika itu adalah seseorang yang mengancamnya kemarin malam.
247Please respect copyright.PENANAhimOYGR5I5
"Pintar!!"
247Please respect copyright.PENANAV5VMKbWoPu
"Tapi aku belum mengatakan apapun, tapi kau masih menginginkan nyawaku?"
247Please respect copyright.PENANAVGo4eMExpO
"Aku hanya berpartisipasi saja sebelum terlambat nyonya."
247Please respect copyright.PENANA604gIzNsr3
"Pengawal tidak tau diri. Jika tuan Arjun tau kau akan mati." Daniar menyalak menantang Darwin.
247Please respect copyright.PENANAZGCak3ksTJ
Plaaaakkkkk.. Darwin menampar Daniar hingga terjerembab menghantuk ke tembok.
247Please respect copyright.PENANAtsJtrnf31F
Daniar terkulai lemas akibat hantaman itu. segar tampak darah mengalir dari mulut.
247Please respect copyright.PENANAIlmDy8RAM9
"Daniar..!!" Dinda ingin melindungi abdi dalemnya itu.
247Please respect copyright.PENANAJzElLqZ2VQ
Sreeeetttt.. Darwin melukai lengan Dinda menggunakan pisaunya.
247Please respect copyright.PENANAggB57EYucJ
"Aaaaarghhhh.." Dinda yang sadar lengannya terluka segera menutup luka itu menggunakan telapak tangan.
247Please respect copyright.PENANAnn8cy4XOlL
Perih sekali yang Dinda rasakan. Darah mengalir di lantai ruangan.
247Please respect copyright.PENANADSLWyer7Zq
"Dinda!! Tolong!!" Daniar berteriak.
247Please respect copyright.PENANAx4NBiq7M6A
Darwin ingin menyakiti Daniar kembali, Dinda yang mengetahui hal itu segera mengambil vas bunga untuk melemparkannya pada pria jahat itu.
247Please respect copyright.PENANALDzKYVkrKa
Praaaang.. Vas bunga itu tepat mengenai punggung Darwin.
247Please respect copyright.PENANAcVtT5NOrmF
247Please respect copyright.PENANAIzfwggA4qb
"Dasar wanita sialan!!" Darwin mencengkram leher Dinda lalu melemparnya ke pintu balkon yang terbuat dari kaca sampai hancur.
247Please respect copyright.PENANAnIkKFqOMyO
Luka di tubuh Dinda bertambah banyak, bahkan di bagian wajahnya juga sedikit tergores di area kening.
247Please respect copyright.PENANACM3vL0APTE
Dinda gemetar, bagaimana pun ia ada di lantai dua. Di luar hujan dia sangat membencinya, tetapi di dalam pria dia membencinya.
247Please respect copyright.PENANAe5EfbFBEEY
"Bunuh saja aku dan kau lepaskan Daniar."
247Please respect copyright.PENANAN0631hJP1B
"Aku ini bukanlah pria terbaik itu nyonya, sehingga mudah di ajak berkompromi. Oh ya begini saja, bagaimana aku akan nyonya membunuh terlebih dahulu lalu kemudian aku akan membiarkan pelayan tercinta mu itu membunuh dirinya sendiri."
247Please respect copyright.PENANA31Al3EKXJl
"Gila!! Bedebah sialan!!"
247Please respect copyright.PENANAfJ7xAQVVlv
Darwin terus melangkah maju mendekati Dinda yang terus mundur.
247Please respect copyright.PENANA21KQFSCFja
Tidak ada lagi jalan lain di sana, Dinda menoleh ke bawah. Itu terlalu tinggi untuknya melompat. Tetapi nyawanya ada di ujung tanduk saat ini.
247Please respect copyright.PENANAgL2kJ1Qy7S
Air hujan sudah membasahi tubuh Dinda yang masih terus mengeluarkan darah.
247Please respect copyright.PENANAu5NWOPfmGI
Karena dia dalam keadaan terdesak saat ini terpaksa Dinda melompat dari balkon kamarnya.
247Please respect copyright.PENANAsp3Qh67EIU
Melihat Dinda yang nekat itu Daniar mendorong pergi untuk menolong Dinda.
247Please respect copyright.PENANAdwrs8iUlGY
Darwin ikut melompat dan mengejar Dinda yang sudah lari ke sembarang tempat.
247Please respect copyright.PENANAjXsA0nhIuZ
Dinda berlari sambil menahan rasa nyeri di kakinya. Pecahan kaca dan mungkin terkilir karena kenekatannya itu.
247Please respect copyright.PENANAZE2UmWKitC
Dinda menangis di bawah guyuran air hujan, seluruh inci tubuhnya terasa perih sekali.
247Please respect copyright.PENANAFy0aGagqYt
"Untuk panjang!!" sial memang, sekeras apapun dia berteriak karena hujan deras menjadi teriakan yang sia-sia.
247Please respect copyright.PENANAUkwsHFTGy2
Dinda melihat paviliun Nike masih menyala juga ada beberapa pengawal di sana.
247Please respect copyright.PENANAk3kEXHs6Qb
Namun belum sampai, Darwin berhasil menangkapnya dan membekap mulut. Menyeretnya ke area belakang kediaman milik tuan Arjun Saputra yang sepi.
247Please respect copyright.PENANAMDTt2eEsWH
-----
247Please respect copyright.PENANA8KBgjx4SW9
“Apakah paman tuan sudah setuju untuk mengembalikan uang hasil korupsinya di perusahaan tuan?” tanya Rendi.
247Please respect copyright.PENANANLQpS6jRYS
"Entahlah, mudah-mudahan saja nyalinya ciut karena gertakan ku kemarin."
247Please respect copyright.PENANA0t8Hja03yF
"Mengapa tuan tidak menjebloskannya ke penjara saja."
247Please respect copyright.PENANA82SFm2jO7A
"Aku memikirkan perasaan ibuku. Saat ini aku masih berbaik hati padanya. Tetapi jika kebaikanku ini kembali dia salah artikan, maka jangan salahkan aku jika dia membusuk di penjara."
247Please respect copyright.PENANAgBqocc6CXL
Gali.. Gali.. Gali..
247Please respect copyright.PENANAtijXyreENc
Terdengar seseorang menggedor pintu tempat tuan Arjun Saputra berada.
247Please respect copyright.PENANAtVidyvBf7K
Rendi dengan sigap membuka pintu itu, mereka terkejut saat melihat Daniar tersungkur di tengah remang-remang cahaya lilin.
247Please respect copyright.PENANAJvpYOkD1Oi
"Ada apa ini, kau bukannya abdi dalem nya nyonya Dinda ya?" tanya Rendi.
247Please respect copyright.PENANAA07LlCEzxh
"Tuan Arjun tolong nyonya saya tuan. Dia sedang dalam keadaan bahaya sekarang. Salah satu pengawal berkhianat mengincar nyawanya."
247Please respect copyright.PENANACahLijxk8J
Tuan Arjun Saputra yang mendengarnya langsung berdiri, “Dimana istri kecilku sekarang berada?”
247Please respect copyright.PENANAvO4k7WRJDm
"Saya tidak tau tuan, nyonya melompat dari balkon menyelamatkan dirinya. Akan tetapi orang itu masih saja terus mengejarnya. Cepat tuan Arjun, ku mohon temukan lah nyonya ku."
247Please respect copyright.PENANAD4bgdHm67Y
“Rendi, kau urus dia lalu kau susul aku.”
247Please respect copyright.PENANAOiGty7v0df
Tuan Arjun Saputra tidak peduli jika di luar sana sedang hujan deras. Ia berlari ke segala arah mencari keberadaan istri kecilnya yang berbahaya itu.
247Please respect copyright.PENANA1uKOx7B6K8
"Lepaskan aku, Bedebah sialan!!" umpat Dinda meronta melepaskan diri.
247Please respect copyright.PENANARcZdLqWaK8
Hujan deras masih mengguyur darah yang masih mengalir dan rasa kebencian yang terus terpancar.
247Please respect copyright.PENANAVteuTjMLRU
"Aku harus melenyapkanmu sebelum mulutmu itu menghancurkan semuanya."
247Please respect copyright.PENANA12TLsVfsW6
“Mulutku?”
247Please respect copyright.PENANACs2iC0rH4F
"Ya, rahasia akan aman bersama orang mati bukan."
247Please respect copyright.PENANAvFK6yePT8k
"Ya sudah kalau begitu bunuh aku sekarang. Ketika aku mati, aku akan menggali keluar lalu aku akan menuntut balasmu."
247Please respect copyright.PENANAP4pjrJrQ20
Darwin menyalak, kembali mengacungkan pisau yang telah melukainya. Entah kesalahan apa yang ia buat, ia hanya mendengar percakapannya dengan Nurma tanpa sengaja. Bukan dia yanh ingin tau, alamlah yang. Namun sepertinya itu dianggap kesalahan fatal oleh pria jahat itu.
247Please respect copyright.PENANAQVhlfcISdR
Darwin melempar Dinda lagi hingga Dinda terjerembab. Nafasnya tersengal, tangan meraba-raba tanah yang basah karena air hujan.
247Please respect copyright.PENANAGWa3LCV1nQ
Langkah demi langkah Darwin semakin membuat nyali Dinda menciut.
247Please respect copyright.PENANAchYA30kMA4
"Bersiaplah kau nyonya!!"
247Please respect copyright.PENANARQpgiczB2H
Dughh.. Bagai malaikat penolong. Tuan Arjun menendang Darwin hingga dia tersungkur. Pisau yang digenggam Darwin kini telah terlepas karena tendangan mengejutkan itu. Menancap tepat di atas kepala Dinda dan tidak mengenai Dinda.
247Please respect copyright.PENANAdWJP1ffaM9
Dinda sedikit bernapas lega, Dinda berbaring menerima guyuran air hujan saat ini.
247Please respect copyright.PENANABvlKV4qG0a
"Brengsek kau!!" dengan marah tuan Arjun Saputra memberikan bogem mentahnya di Darwin. Dia begitu kalap saat melihat wanitanya yang berlumuran darah.
ns18.223.3.50da2