Ketika aku membenamkan batang kemaluanku tadi, terasa begitu mudahnya menembus liang memek kakakku ini. Sebagai pertanda liang memek Wati tidak sempit lagi. Tapi setelah lebih dari setengah jam aku mengentotnya, terasa benar betapa enaknya liang memek kakakku ini. Kenyal – kenyal legit begitu.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXB0TudMv0e
Dan yang menyenangkan adalah pentil toketnya itu. Gede – gede. Membuatku senang menyedot – nyedotnya seperti bayi yang sedang menetek pada emaknya.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaVdoxRnpsx
Kakakku justru suka diperlakukan seperti itu. Dia malah mengsap – usap rambutku sambil berkata, “Iya… sedotin terus pentil toketku Wan… enak… iyaaaaa… iyaaaa… iyaaaa… sedotin terus… kuat – kuat juga gak apa – apa.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMjwLJIHe5s
Yang paling menyenangkan, kakakku sangat kreatif dengan posisi – posisi sex. Terkadang ia main di atas, di saat lain dia menungging dan kuentot liang memeknya dari belakang. Terkadang juga ia miring dan aku diminta ngentot dari belakangnya.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsoQWkX8DrC
Kakakku juga memujiku. Ia berkata bahwa disetubuhi olehku laksana disetubuhi oleh beberapa orang lelaki. Karena posisi demi posisi sudah dilakukan, tapi aku belum ejakulasi juga. Padahal menurut pengakuannya, dia sudah tiga kali orgasme. Sementara aku masih bertahan terus.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCEoSOBfJ6f
Padahal keringat kami sudah bercucuran. Sampai akhirnya aku membisikinya dengan terengah – engah, “Aku udah mau ngecrot. Lepasin di mana?”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyGGcNuu58c
“Di dalam saja. Aman kok, aku udah disuntik kabe… cukup buat lima bulan lagi. Emangnya kamu udah mau ngecrot?”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOmY6ovgCcT
“Iiii… iyaaaaa…” sahutku sambil mempercepat entotanku.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ21u2R3tB66
“Ayo lepasin aja di dalam memekku… aku juga kayaknya mau lepas lagi niiiih…”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUb6RfHZP3f
Lalu kami seperti sepoasang manusia yang sedang kerasukan. Saling cengkram… saling cium dan akhirnya meriam pusakaku melepaskan pelurunya bertubi – tubi… blam… blaaaaaaam… dhuaaaaar… dhuaaaar… crooootttt… craaaaaaaat…!
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNS4phmsmQX
Esok paginya, aku agak buru – buru meninggalkan rumah. Karena sebelum ke kantor, aku mau membeli mobil dulu, seperti yang dianjurkan oleh Bu Laila. Sengaja aku mencari mobil di showroom mobil second tapi masih bagus – bagus. Padahal Bu Laila menyuruhku membeli mobil di dealer yangf menyediakan mobil – mobil 100% baru.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8jegMI9gpa
Kebetulan di showroom yang cukup terkenal itu ada mobil yang masih sangat baru, dalam kondisi di atas 95%. Harganya tentu sudah jatuh. Jauh dengan harga 100% baru.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD9gy0ODbkC
SUV berwarna hitam itu tidak tergolong mobil mahal, tapi juga bukan mobil murahan. Dengan harga yang sangat miring, mobil itu sudah bisa langsung dibawa pulang. Tidak seperti mobil brand new, yang harus pakai nomor sementara dulu lah, STNK dan BPKBnya pun harus menunggu sekian hari lah. Sementara mobil yang sudah kupilih itu bisa langsung dipakai ke mana saja, dengan surat – surat yang sudah lengkap.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCDbdNY6yHH
Setelah test driver sebentar, aku langsung menyatakan setuju kepada mobil SUV hitam metalik itu. Setelah melaksanakan transaksi di showroom, aku langsung membawa mobil itu ke kantor, untuk memulai bekerja sebagai aspri Bu Laila yang selalu ingin dipanggil Cinta itu (kalau sedang berduaan saja).
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjAjuvCIQKJ
Ketika aku memberesi barang – barangku di ruang kerja lamaku, di lantai tiga, teman – teman pada heran. “Mau ke mana Wan?” tanya salah seorang di antara mereka.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAUUHMcrImn
“Dipindahin ke lantai lima,” sahutku.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyouH2sH629
“Haaa?! Lantai lima kan kantor para dirut dan para manager?!”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ18tCBMWHx
“Iya.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZCn9zhWSFQ
“Terus dijadiin apa kamu di sana nanti?”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU9C4k6JKPX
“Belum tau,” sahutku pura – pura belum tahu apa jabatan baruku nanti, “Pokoknya aku ikut perintah aja. Suruh pindah, ya pindah. Oke gaes… doakan aku bisa melaksanakan tugas baruku di lantai lima.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsxxUcD2qql
Lalu aku naik lift menuju lantai lima. Langsung mengetuk pintu ruang kerja Bu Laila.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV15ofN9wux
Bu Laila tampak semringah sekali melihat kedatanganku. Dia mengecup pipi kanan dan pipi kiriku dengan hangatnya.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡczfqQjlkuI
“Maaf aku terlambat, karena tadi beli mobil dulu,” kataku.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZMbds13nuY
“Ohya?! Sudah beli mobil?” Bu Laila tampak senang sekali.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEkaWZbLN5z
“Sudah. Tapi tadi beli di showroom mobil – mobil second. Kebetulan ada mobil yang baru dipakai tiga bulan. Keadaannya masih sembilanpuluhlima persen baru. Harganya lumayan murah. Sudah langsung bisa dipakai ke luar kota pula.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrQ424JKwqC
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm6Io4XxxO0
“Mobil apa? “tanyanya.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZE7hu7EOy0
Kusebutkan merek mobil itu*(maaf takkan kusebutkan mereknya, takut disangka ada sponsor gelap)*.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmc2qc7n8Dj
“Hihihihiii… pintar juga kamu pilih mobil Honey.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFImAhvSbaC
“Nggak mau lihat mobilnya?”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCKnlaqy0od
“Jangan. Nanti karyawan malah curiga. Masa mobil aja dilihat langsung olehku. Kalau ada yang nanya nanti, bilang aja mobil itu dibeli dengan uangmu sendiri Honey. Jangan sampai ada yang tau kalau aku yang ngasih duitnya. Nanti mereka pada ngiri sama kamu,” kata Bu Laila yang disusul dengan kecupan hangatnya di bibirku.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5Aj59yBfxf
Kemudian Bu Laila menunjukkan ruang kerjaku yang letaknya berdampingan dengan ruang kerjanya. Bahkan boleh dibilang ruang kerjaku ini satu ruangan dengan ruang kerja Bu Laila, karena hanya dibatasi oleh partisi yang terbuat dari kaca buram (blur).
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡET8hAXo8i6
“Apakah ini bukannya ruang kerja sekretaris?” tanyaku sambil meletakkan barang – barangku di atas meja kerjaku.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0fnOX2OEa6
“Hush… tadinya ruang kerja ini tempat kerjaku. Sedangkan ruang kerjaku yang kutempati sekarang, tadinya ruang kerja ayahku. Sekarang ruang kerja ayahku diserahkan padaku. Tapi secara resminya dua bulan lagi perusahaan ini jadi milikku. Siap – siap aja untuk kuangkat sebagai dirut nanti.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡInR1OayANQ
“Wow… mudah – mudahan aku mampu melaksanakan tugas yang berat itu. Terus Cinta sendiri jadi apa nanti?”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4zk4chQUML
“Aku jadi komisaris utama lah. Mmm… mulai sekarang harus rajin baca buku tentang managemen, marketing dan leadership ya. Setelah kuanggap pasti mampu, aku akan segera mengangkatmu sebagai direktur utama. Keren kan?”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ93nKweIMiY
“Sangat – sangat keren. Tapi Cinta harus tetap membimbingku, sjupaya aku tidak salah dalam mengeluarkan kebijaksanaan.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡClqQFV0zox
“Gampang itu sih. Sebenarnya yang benar – benar bekerja itu para manager dan stafnya masking – masing. Direktur utama hanya perlu menetapkan garis – garis besar beleid perusahaan saja.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDjx3aIIP3l
“Beleid itu kebijakan ya.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ3LINaFiQ2
“Iya, kata itu diambil dari bahasa Belanda yang sudah biasa digunakan di perusahaan ini.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6VV3LTvnJ3
“Iya… berarti mulai sekarang harus banyak baca buku.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqt2Vwi7egP
“Ada lagi yang lebih penting,” kata Bu Leila sambil mendekatkan mulutnya ke telingaku. Lalu berbisik, “Kamu harus bisa menghamiliku Honey.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy4OhEQvq7p
“Iya, “aku mengangguk sambil tersenyum, “Mudah – mudahan aku bisa mewujudkan keinginan itu, Cinta.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHkyqG1VXvX
“Tapi sekarang aku baru saja dapet…” ucapnya tersipu.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRIWhhmZ5iB
“Dapet apa?” tanyaku penasaran.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7X2RtGTsdu
“Dapet datang bulan,” sahutnya.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYAWEQxAd80
“Ogitu… hihihiii… kirain dapet apa.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4yPQdXIM4A
“Sabar ya Honey. Nanti setelah bersih, aku akan memasuki masa subur. Pada masa itulah kita harus melakukannya secara intensif, supaya aku bisa hamil.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfuylS7o3jM
“Iya Amore… apa pun akan kulakukan untuk mewujudkan keinginan itu.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4TidgnfKQV
Bu Laila mencium bibirku disusul dengan ucapan mesra, “Aku suka dipanggil Amore oleh kekasih tercintaku.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnWaWoh0C1n
Hari itu aku lumayan sibuk untuk beradaptasi dengan suasana baru ini. Sebagai aspri Bu Laila ini. Bukan sekadar jadi karyawan biasa di bagian administrasi itu.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡanxKeiP99J
Namun pada jam makan siang, Bu Laila membolehkanku pulang duluan. Untuk mengurus renovasi rumahku itu.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmWaIvnh5Om
Maka siang itu aku langsung menjumpai Mas Bowo, ahli bangunan yang biasa dipakai oleh boss lamaku (pemilik beberapa taksi yang dahulu jadi tempatku bekerja itu). Setelah ngomong sedikit tentang rencanaku untuk membuat garasi dan tiga kamar baru yang lengkap dengan kamar mandinya masing – masing itu, Mas Bowo pun kuajak ke rumahku.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfaPgmKThXr
Rumahku menghadap ke utara. Bukan rumah besar, tapi tanah di sekitarnya lumayan luas. Karena itu aku berencana untuk membangun dua kamar baru di sebelah timur dan satu garasi berikut sebyuah kamar di belakang garasi itu di sebelah barat rumahku. Dengan demikian, aku bisa membangun semuanya tanpa mengganggu Ibu dan kakakku.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5dEtm6spcE
Setelah berunding dengan Mas Bowo, tercepai kesepakatan bahwa pembangunan itu bisa selesai dalam tempo dua bulan. Dengan catatan bahwa bagian atapnya akan dicor, supaya nanti bisa dikembangkan ke atas pada suatu saat kelak. Begitu juga dengan harga borongannya sudah kusepakati.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPCknwmOSxn
Jadi nanti Mas Bowo akan jadi pemborong kecil, yang akan menyediakan segala bahan dan buruhnya, sementara aku akan membayarnya sebagai pemborong full, tanpa harus memberi makan pada anak buah Mas Bowo. Karena di rumah hanya ada Ibu dan Wati yang sama – sama tunanetra. Yang tak mungkin bisa menyediakan makanan untuk buruh bangunan nanti.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKnghqsxZc7
Setelah Mas Bowo berlalu, aku mengajak Ibu dan kakakku duduk di ruang tamu. Memang rumah ini belum punya ruang keluarga. Terpaksa aku mengajak mereka ngobrol di ruang tamu saja. Nanti, kalau ketiga kamar dan garasi itu sudah selesai, mungkin rumah lama ini akan dirobohkan, kemudian dibangun yang baru, yang sesuai dengan kriteria rumah layak huni.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuz7OI0Aqmh
Aku duduk di kursi panjang, diapit oleh Ibu di sebelah kananku dan Wati di sebelah kiriku.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkUggPZoN3G
Kemudian kuceritakan semuanya. Bahwa aku sudah punya mobil. Bahwa rumah akan segera direnovasi, tapi takkan mengganggu ibnu dan kakakku karena pembangunan itu takkan mengganggu rumah lama. Kuceritakan juga bahwa yang akan dibangun adalah tiga kamar baru yang memiliki kamar mandi masing – masing. Kamar mandi yang dibuat sedemikian rupa agar lebih nyaman dipakai mandi oleh ibu dan kakakku.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTqE4flUff7
Aku pun menceritakan rencanaku, bahwa setelah ketiga kamar dan garasi itu selesai, rumah lama ini akan dirobohkan dan dibangun ruang keluarga, ruang makan, kitchen yang up to date dan sebagainya. Juga kujelaskan bahwa semuanya itu akan kubiayai dari uangku sendiri, takkan meminjam uang serupiah pun pada bank.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmVQrToSveo
Ibu dan Wati tampak gembira sekali mendengar penuturanku. Mereka menciumi pipiku dari sebelah kanan dan kiriku saking gembiranya.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMQ0sE1QCDF
Selanjutnya aku berkata, “Nanti kita bersetubuh rame – rame ya Bu. Aku akan menyetubuhi Ibu dan Wati di atas ranjang Ibu.“
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVjWhhZar55
“Haaa?!” Ibu kaget. Wati pun terperanjat.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhy0spyiQGR
“Gak ada yang perlu dirahasiakan lagi ya. Wati sudah tidak perawan lagi sejak berada di Kalimantan. Ibu juga sudah sering kusetubuhi. Jadi… mendingan kita bikin acara happy – happy nanti malam ya Bu, ya Wat…” kataku sambil menyelinapkan tangan kananku ke balik celana dalam Ibu dan menyelinapkan tangan kiriku ke balik celana dalam Wati.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx3PHh0QFVV
“Ibu tak usah mempersoalkan masalah Wati. Aku sudah memutuskan, darip[ada Wati ngeluyur ke tempat jauh lagi untuk mencari kontol, biarlah kontolku saja yang akan memuasinya. Dan Wati juga tak usah mendakwa Ibu, karena Ibu masih muda dan masih membutuhkan sentuhan lelaki. Maka sebelum Ibu punya suami lagi, biarlah aku saja yang akan memuasinya.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHPeG2wU1xs
“Iya Wan… aku setuju… setuju sekali…” kata Wati sambil merenggangkan kedua kakinya, karena tanganku sudah menggerayangi kemaluannya.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMCTOrU9wqY
“Ibu juga sama dengan Wati… semuanya terserah Wawan saja. Silakan atur aja bagaimana baiknya… aaaaaah…” ucap Ibu yang disusul dengan desahan, karena jari tengah kananku sudah menyelinap ke dalam liang memeknya.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc7ydwS6TDA
“Ngomong – ngomong sudah pada makan siang nih?”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡErh0gilTLQ
“Sudah Wan. Tadi beli makanan dari warung nasi itu,” sahut Ibu.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCarirhecro
“Kalau begitu, aku mau mandi dulu ya. Biar badannya seger. Setelah mandi kita langsung bikin acara bertiga nanti.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPCuw8QlpaA
“Aku juga mau ikut mandi sama kamu Wan,” kata Wati.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaakTK4IHpQ
“Ibu juga mau mandi, biar badannya segar dan wangi,” kata Ibu.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrB4xlzfeKX
“Ayo deh… kita mandi rame – rame kalau gitu,” ucapku sambil berdiri, sambil memegang tangan Ibu dan tangan Wati. Lalu kutuntun mereka ke dalam kamar mandi.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNmUCWwyWVz
Di dalam kamar mandi aku membayangkan kehidupan manusia di zaman purbakala. Mungkin seperti ini pula yang terjadi. Bahwa ibu dan kakakku sedang menelanjangi dirinya di dalam kamar mandi, tanpa keraguan sedikit pun kelihatannya.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1Ez7buJPFF
Menyenangkan sekali rasanya, mandi bersama dua orang wanita yang sudah pada telanjang ini. Meski mereka adalah ibu dan kakak kandungku …
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM0sahPDG8o
Memang di rumah ini akulah satu – satunya orang yang bisa melihat secara normal. Karena itu baik Ibu mau pun Wati mungkin merasa bahwa mereka harus menurut pada setiap kehendakku. Tapi aku pun tak mau sewenang – wenang, karena Ibu adalah wanita yang melahirkanku ke dunia ini, sementara Wati adalah kakak kandungku.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0fWWcelNr6
Aku bahkan ingin berjuang untuk membahagiakan mereka. Mungkin pada satu saat kalau aku akan membawa mereka ke dokter spesialis mata. Karena aku pernah membaca bahwa tidak semua kebutaan tidak bisa disembuhkan. Siapa tahu ibu dan kakakku bisa disembuhkan kebutaannya.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdjiJvPfjpl
Setelah selesai mandi dan mengeringkan badan dengan handuk masing – masing, kutuntun Ibu dan Wati ke dalam kamarku. Bukan ke dalam kamar Ibu. Karena di dalam kamarku bednya lebih besar daripada bed Ibu.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡysYJh3rkng
Di atas bed itulah Ibu dan Wati menelentang berdampingan.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDVXG1Gctl7
Aku memilih Ibu dulu. Kujilati memeknya sampai benar – benar basah, kemudian kubenamkan penisku ke dalam liang memeknya yang sudah basah kuyup ini.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJfN6NutssC
Bleeeessssss… batang kemaluanku membenam ke dalam liang memek Ibu. Membuat Ibu ternganga dan menahan nafasnya.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsxRwGMziF2
Lalu aku mulai mengantotnya sambil meraba – raba pangkal paha Wati, sampai menyentuh memeknya.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCWpTrLBclR
Asyik sekali rasanya, bisa mengentot Ibu sambil mainin memek Wati yang lama kelamaan jadi basah juga, karena jariku dicolok – colokkan ke dalam liang memeknya. Tanganku yang satu lagi kupakai untuk meremas – remas toket Ibu.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt5KB7jRra8
Lalu Ibu pun mulai merintih – rintih, Waaaan… oooohhh… Waaan… kontolmu enak sekali Waaan… entot teruuuuuusssss… entot terus Waaaan… jangan mandeg – mandeg Waaan… entoooottttt… iyaaaaa… entooootttt… entooooottttt…”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBUqgOZvpa9
Tampaknya Wati sangat terangsang mendengar rintihan – rintihan Ibu seperti itu. Maka meski pun jariku sedang disodok – sodokkan ke liang memeknya, Wati pun mengelus – elus kelentitnya sendiri. Dengan mulut ternganga – nganga.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRRTHNXCfeI
Maka setelah lebih dari seperempat jam aku mengentot Ibu, aku berbisik ke telinga ibuku, “Aku mau ngentot Wati dulu ya Bu. Kasian dia udah kepengen diewe.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsI65Rbjau1
“Iya,” sahut Ibu yang mungkin sudah orgasme, karena liang memeknya sudah becek sekali.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡedJhfSx4ab
Aku pun pindah ke atas perut Wati yang sudah menunggu entotanku. Tampaknya dia girang setelah aku menyelinapkan moncong penisku di mulut memeknya.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMXVGcAyMEV
Dengan Wati memang tidak perlu berlama – lama foreplay. Langsung saja kubenamkan batang kemaluanku ke dalam liang memeknya yang sudah basah ini (karena waktu menyetubuhi Ibu memek Wati kugerayangi terus).
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqBLt1Rnidv
”Aaaaaaah… masuuuuk… “Wati spontan mendekap pinggangku ketika batang kemaluanku sudah terbenam separohnya.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnmqsv4Jqe6
Wajahku yang sudah berada tepat di atas wajah Wati, diam – diam memperhatikan wajah kakakku itu dengan seksama. Secara objektif kunilai, wajah kakakku ini cantik. Matanya pun sepintas lalu seperti mata normal. Hmmm… seandainya kakakku ini bisa melihat seperti aku, mungkin lain lagi ceritanya.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYE5d5IbLOl
Maka ketika aku mulai mengayun batang kemaluanku, diam – diam aku melamun. Ingin agar Wati bisa melihat seperti cewek normal. Pasti dia bahagia sekali. Sebagai adiknya, aku pun akan turut merasa bahagia. Dan bukankah di zaman sekarang teknologiknya sudah sangat maju, sehingga banyak orang buta jadi bisa melihat secara normal?
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYEiIPwQOB6
Mudah – mudahan saja rejekiku makin lama makin banyak. Supaya aku bisa menyembuhkan kebutaan ibu dan kakakku.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFnBsShmX5t
Pada saat batang kemaluanku mulai gencar mengentot liang memek Wati yang luar biasa legitnya ini, aku pun masih sempat meraba – raba memek Ibu yang masih celentang di samping Wati. Bukan hanya meraba – raba. Dua jari tanganku sudah masuk ke dalam liang memek Ibu yang masih basah ini. Sehingga aku mulai mendengar desahan dari dua arah.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqszIEtkZUD
Tangan kananku mengentot liang memek Ibu, batang kemaluanku mengentot liang memek Wati, tangan kiriku meremas – remas tgoket kanan Wati, sementara lidahku menjilati leher kakakku yang terasa hangat ini. Disertai dengan gigitan – gigitan kecil, yang membuat Wati ternganga dan mendesah – desah, “Aaaa…
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyPOPnKOgk4
Pada waktu sedang enak – enaknya mengentot kakakku, terawanganku pun tetap menggelayuti benak dan batinku. Seandainya ibu dan kakakku sama – sama bisa melihat, mungkin lebih seru lagi suasananya. Atau… mungkin juga ibu tak mau lagi dientot oleh anaknya sendiri dan Wati pun tak mau lagi dientot olehku.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkj4YBa29oJ
Tapi soal apa reaksi mereka setelah bisa melihat nanti, aku tak peduli. Yang jelas aku sayang kepada mereka. Karena itu aku tak peduli bagaimana reaksi mereka kelak, asalkan mereka bisa melihat seperti aku. Itu saja.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiHmEChjkIh
Dan kini Wati tidak bisa melihat tanganku yang sedang “ngerjain” memek Ibu, sampai Ibu menggeliat – geliat begitu. Wati hanya tahu bahwa entotanku makin lama makin gencar dan berkali – kali menyundul dasar liang memek kakakku.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtt4HRhtn0c
Keringat pun mulai membasahi leher dan ketiak Wati. Tapi aku malah semakin bergairah untuk menjilati dan menggigit – gigit leher dan ketiaknya. Yang membuat Watiu meremas – remas rambutku sambil merintih dan merintih terus, “Waaawaaannn… ooo… ooooh Waaaan… ini luar biasa enaknya Waaan… entot terussss…
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMz3xZRIMX5
Cukup lama aku menyetubuhi kakakku. Dan aku tahu bahwa ia sudah lebih dari dua kali orgasme. Tapi dia tidak mau mengatakannya. Padahal liang memek kakakku sudah sangat becek. Dan aku sendiri suidah berada di detik – detik krusial. Sudah dekat – dekat ejakulasi.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEFZy3l1XXc
Tapi dengan cepat aku melawan diriku sendiri. Cepat kucabut batang kemaluanku dari liang memek kakakku. Lalu menarik nafas panjang tiga kali. Dan kubenamkan batanbg kemaluanku ke dalam memek… Ibu…!
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjlwK9KVHu5
Ibu tampak senang dan memelukku erat – erat, sementara aku langsung mengayun penisku di dalam liang memek Ibu yang tidak sebecek tadi lagi.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCX5hfw5i21
Tapi perlawananku malah melemah. Aku tak bisa bertahan terlalu lama di atas perut Ibu. Akhirnya kubenamkan batang kemaluanku sedalam mungkin, sambil menembak – nembakkan lendir maniku di dalam liang memek Ibu.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm9kYQYBZWr
Croootttt… crot… crooootttttt… crooooottttttt… croooottttt… crottt… crooootttt…!
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzaxqwu0cN0
Aku pun menggelepar di atas perut Ibu. Dengan keringat membanjiri sekujur tubuhku…
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0OH8C17Q1T
Tiga bulan kemudian…
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbhkxA0PG4k
Rumahku sudah mulai berubah. Di samping kanan sudah ada kamar untuk Ibu dan untuk Wati. Jauh beda dengan kamar lama. Karena kamar baru ini sudah ada kamar mandinya masing – masing, yang dilengkapi p;eh shower dan water heater. Jadi baik Ibu mau pun Wati, tidak perlu memakai gayung plastik lagi. Tidak akan kedinginan lagi kalau mau mandi subuh atau malam.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡONu1o9PdEe
Kamar tidurnya pun sudah dilengkapi oleh AC dan furniture serba baru yang biasa dipakai oleh orang – orang kaya. Selain lemari – lemari pakaian, tiap kamar dilengkapi dengan satu set sofa model masa kini, pesawat televisi LED kecil (karena percuma juga dibelikan televisi layar lebar, toh mereka hanya bisa mendenarkan suaranya saja).
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRmwkIRdP4q
Di sebelah kiri rumah lama, sudah ada garasi yang berdampingan dengan kamarku. Jadi kalau mobilku sudah masuk ke dalam garasi, aku bisa langsung membuka pintu kamarku.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzSXbuY6ZvM
Sementara itu rumah lama pun sudah dirombak. Ruang tamu dan kamar – kamar lama dijadikan ruang tamu baru, ruang keluarga, kitchen dan kamar pembantu. Dinding luarnya tidak diganggu. Hanya sekat – sekat dan pintu – pintunya yang dirobah, sesuai dengan yang kuinginkan.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMtiSKFSmQp
Kebetulan aku sudah mendapatkan seorang pembantu yang ingin bekerja di rumahku. Sudah lama aku menginginkan ada pembantu, tapi dahulu aku hidup pas – pasan. Jangankan menggaji pembantu, untuk kebutuhan sehari – hari pun sering ngutang ke warunbg yang dekat dengan rumahku.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl9GHRnDKUA
Namun sekarang aku merasa sudah mampu menggaji pembantu. Tugasnya adalah masak, membersihkan rumah, cuci pakaian dan cuci piring. Selain daripada itu, Bi Euis (nama pembantu itu) kutugaskan untuk menjaga dan mengawasi Ibu serta Wati. Karena mereka tunanetra, jangan sampai mengalami hal – hal tidak diinginkan, seperti terjatuh, ngeluyur ke luar lalu sesat pulangnya dan sebagainya.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZHEcnxgZDL
Untuk itu aku berani menggaji Bi Euis dalam jumlah yang lebih besar daripada pembantu pada umumnya di daerahku.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ6ylnjZEwz
Dengan demikian, aku merasa nyaman karena telah bisa menempatkan Ibu dan kakakku di rumah yang nyaman ditinggali, ada yang melayani mereka pula kalau aku sedang tidak di rumah.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRfyWtDBGpH
Baru beberapa bulan setelah Bu Laila mengangkatku sebagai direktur utama, perusahaan mengalami kemajuan yang sangat pesat. Mujngkin karena tenaga dan pikiranku dipusatkan pada perkembangan perusahaan. Atau mungkin juga karena faktor keberuntungan berpihak padaku.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBeoBJ6R5I1
Namun aku berpegang kepada prinsip managemen modern. Bahwa mandeg itu berarti mundur.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0pqGgjXpiU
Jadi buatku perusahaan tidak boleh hari ini tetap sama seperti kemaren. Bagiku, hari ini harus lebih baik daripada kemarin. Dan hari esok harus lebih baik daripada hari ini.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOTYO5RhZxF
Pokoknya aku benar – benar all out di perusahaan yang sudah menjadi milik Bu Laila ini.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFSByPviolf
Namun meski pun aku sibuk dengan urusan perusahaan, aku tak lupa pada tekad semulaku. Yakni untuk membawa Ibu dan Wati ke dokter spesialis mata. Sekaligus ingin tahu berapa biayanya jika mata Ibu dan Wati bisa disembuhkan.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1wv5Xi3ueC
Hal itu kuungkapkan kepada Ibu pada suatu malam, ketika aku baru pulang kerja, selesai mandi malam dan mengenakan kimono yang terbuat dari bahan handuk putih bersih.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxwOEa5zJpI
Saat itu kulihat Wati sudah tidur, tapi Ibu masih duduk di sofa depan televisi. Aku terharu melihat ibuku yang senang sekali mendengarkan suara televisi, tanpa melihat gambarnya.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPWyiLUFjgb
Saat itu Ibu mengenakan kimono hitam, sehingga kontras sekali dengan kulitnya yang putih bersih.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD24ej0IB6B
Sejak ditempatkan di kamar barunya, Ibu jadi kelihatan lebih cantik. Wajahnya pun seperti memancarkan sinar saking cantiknya. Mungkin karena Ibu jadi lebih rajin mandi dengan air hangat. Sehingga sekujur tubuhnya jadi bersih sekali. Wajahnya pun tampak lebih cemerlang, meski tanpa polesan make up. Semuanya natural.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLzPPtrOqLa
Seandainya Ibu bisa melihat, mungkin akan lebih cantik lagi. Karena bisa memoles wajahnya di depan cermin rias.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhVAqM92BKn
Meski pun tidak bisa melihat, Ibu menyadari kehadiranku di dalam kamarnya. “Baru pulang Wan?” tanyanya.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeW61pVegyR
“Iya Bu. Di kantor sibuk sekali,” sahutku disusul dengan kecupan di pipinya. Lalu duduk di sampingnya.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3m1TAdn0mB
Begitu aku duduk di sampingnya, Ibu langsung meraba – raba kimonoku. Lalu menyelinap ke baliknya dan langsung memegang batang kemaluanku, karena aku tidak mengenakan celana dalam.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL4635AFbGU
“Ibu udah kangen sama kontolmu Wan. Udah empat hari kamu gak ngentrot ibu kan?”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOYE37VXAHE
“Ibu mau dientot? Ayo di tempat tidur aja, biar leluasa,” ucapku sambil memegang pergelangan tangan Ibu dan menuntunnya ke tempat tidur.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGXwNGnXV8o
Di atas tempat tidur aku dan ibuku sama – sama melepaskan kimono. Lalu sama – sama telanjang bulat.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQPec7buXXP
Lalu Ibu celkentang sambil merenggangkan kedua paha poutih mulusnya. Aku pun tengkurap di antara sepasang paha Ibu, sambil menepuk – nepuk memeknya yang sudah 4 hari tidak “ditengok” olehku.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIHRhcMMErS
“Memek Ibu memang cantik sekali bentuknya. Seperti belum pernah melahirkan.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyilnggtoIB
“Padahal ibu sudah tiga kali melahirkan Wan.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ98YTaP9SzK
“Tiga kali? Bukankah Ibu hanya punya dua orang anak, Wati dan aku?”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ877v3aKHqx
“Sebenarnya setahun setelah melahirkan kamu, ibu melahirkan anak lagi. Tapi dia diadopsi oleh orang kaya bernama Hasyim. Ibu kasihkan saja, karena ibu ini buta, tidak bisa mengurus anak banyak – banyak.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbqxWLMpLBq
“Jadi aku ini punya adik?!”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAP6wMVFn2O
“Iya Wan. Adikmu perempuan. Matanya normal seperti kamu.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgAXS393JwT
“Siapa namanya?”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡADtmTyHtNh
“Belum dikasih nama. Gak tau Pak Hasyim ngasih nama apa sama adikmu itu.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQUQaCTeirM
“Sekarang Pak Hasyim itu tinggal di mana?”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4wVI3xS3xU
“Nggak tau. Ibu hanya dengar adikmu itu dibawa ke luar Jawa. Entah ke Sumatra atau Kalimantan atau Sulawesi… entahlah. Bahkan mungkin juga dibawa ke luar negeri, karena kabarnya Pak Hasyim itu punya perusahaan di luar negeri segala.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ5SHRiKuRT
“Ya biarlah, kalau dia diadopsi oleh orang tajir, kehidupannya pun tentu bergelimang harta. Tak usah kita pikirkan benar,” kataku sambil mendekatkan mulutku ke memek Ibu. Lalu mulai menjilatinya.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWuMhdjGAJY
Ibu pun tidak bicara lagi. Karena mungkin mulai menikmati enaknya jilatanku ini.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoGB94ffUeY
Terlebih lagi setelah aku mencelucupi kelentitnya, Ibu mulai menggeliat – geliat dan mendesah – desah.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt1njJkAX0M
Sampai pada suatu saat, “Aaaaa… aaaaah… Waaaaan… aaaaaaah… aaaaa… aaaaaahh… Wawaaaaan… aaaa… aaaaaaaahhhh… Waaaaan… aaaaaa… aaaaah… sudah Waaaan… masukin aja kontolmu Waaaan…”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3V3ItsNhgi
Aku memang sudah tau benar bahwa Ibu tak mau terlalu lama dijilatin memeknya. Karena takut liang memeknya jadi becek sebelum dientot katanya.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi6c8jPDLzM
Tak lama kemudian batang kemaluanku sudah dibenamkan ke dalam liang memek Ibu.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn7FWDKLdu7
“Ooooh… kontolmu memang luar biasa Wan. Nanti kalau sudah punya istri, pasti bakal ketagihan sama enaknya kontolmu ini…” ucap Ibu sambil mendekap pinggangku.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgw1IXwnruh
Sebagai jawaban, kuayun penisku, bermaju mundur di dalam liang memek ibuku. Padahal di dalam hati, aku berkata, “Kalau Ibu bisa melihat dan punya suami lagi, pasti suami Ibu bakal ketagihan pada legitnya memek Ibu ini.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbCftmLMDHG
Lalu kugencarkan entotanku dengan gairah menggebu – gebu. Ibu pun merintih – rintih histeris sambil meremas – remas rambutku, “Aaaaah… Waaaan… kontolmu memang enak sekali Waaan… entooot teruuussss… jangan berenti – berenti… iyaaaa… iyaaaa… iyaaaa… aaaaaaah… entoooootttt …
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcZhKYnJwdB
Aku pun menyahut dalam bisikan terengah di dekat telinga Ibu, “Memek Ibu juga enak sekali… uuuugh… ughhhh… legit sekali Buuuu… uuuugggghhhh… ughhhhh…”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzD6q6zTsXc
Sementara itu entotanku semakin kugencarkan dalam kecepatan standar, sambil menjilati leher Ibu diiringi dengan gigitan – gigitan kecil.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvfZ8jj2Ump
Hal ini berlangsung lama. Lebih dari duapuluh menit aku “berpush-up” di atas perut ibuku, sementara mulutku tetap asyik menjilati dan menggigit – gigit leher Ibu. Tanganku pun ikut asyik meremas – remas toketnya yang tidak sekencang toket Wati namun masih enak untuk diremnas dan diemut pentilnya.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIZvu6Dued6
Ibu pun merintih – rintih terus sambil meremas – remas bahuku. Terkadang juga rintihannya disertai dengan meremas – remas rambutku.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSBX23AuE3K
“Waaaan… oooo… ooooh… Waaaaaan… oooo… ooooh… entot terus Waaaan… oooo… oooooohhhhh… kontolmu enak sekali Waaaan… entooooottt teruuuussss… Waaan… entooooooootttttttt… entooooooootttttt… oooo… ooooooh Waaaaan…”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUij217IZAT
Namun sesaat kemudian Ibu mulai berkelojotan sambil memekik – mekik perlahan, “Waaan… ayoooo cepetin entotannya… ibu udah mau lepas Waaaan… Waaaaan… entttooooooottttttttt… entoooot teruuuuusssss… entooootttt… !”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnFHaKXUYmz
Sampai akhirnya ibuku terkejang – kejang sambil memejamkan matanya, sambil mencengkram sepasang bahuku erat – erat.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj7RrP7jd8W
Kutancapkan batang kemaluanku di dalam liang memek Ibu yang sedang mengejut – ngejut erotis. Sambil menunggu gairahnya pulih kembali.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqE9GZYFYaK
Tak lama kemudian mata ibuku terbuka kembali, dengan sorot sayu. Lalu terdengar suaranya, “Cabut kontolmu Wan… ibu udah kepayahan nih…”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnR4dKdjWkJ
“Tapi aku belkum ngecrot Bu,” sahutku bernada complain.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmHa9kDKkYM
“Lepasin di memek Wati aja gih. Ibu sudah kekenyangan Wan…” ucap Ibu sambil mendorong dadaku, agar tidak menghimpit toketnya lagi.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuBSCqMI9jx
Meski agak jengkel, kucabut juga penisku dari dalam liang memek Ibu. Lalu mengambil kimonoku dan melangkah ke luar. Dan membuka pintu kamar Wati.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcjVXIabbRA
Aku tersenyum sendiri merlihat kakakku tidurnya celentang dengan kedua kaki mengangkang begitu. Sehingga memeknya yang tidak bercelana dalam itu pun tampak ternganga. Seperti trenggiling yang sedang menunggu semut masuk ke dalam mulutnya.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1UBt91dv3D
Kuletakkan kimonoku di samping kanan Wati. Kemudian kusingkapkan daster katun putihnya perlahan – lahan. Dan kudekatkan mulutku ke memeknya.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWVS3Gzy2md
Aku tahu bahwa Wati kalau sudah tidur susah sekali dibangunkannya. Karena itu aku yakin kalau sekadar dijilatin memeknya takkan membuat dia bangun, kecuali kalau kelentitnya kusedot – sedot. Tapi kali ini aku bukan ingin menjilati memeknya. Aku hanya ingin mengalirkan air liurku ke dalam celah memeknya.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi7BrBdhb9k
Aku berhasil melakukannya, mengalirkan air liurku ke dalam celah memek Wati tanpa menyentuh memeknya. Karena memeknya memang agak menengadah ke atas.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXexn1RmTQ2
Setelah cukup basah, dengan hati – hati kuselipkan moncong penisku ke dalam mulut memek kakakku. Kemudian kudorong sekuat tenaga. Blessssss… masuk lebih dari separohnya…!
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVoytu7QUQs
Pada saat yang sama, Wati memekik tapi cepat kututup mulutnya dengan telapak tanganku sambil berkata, “Ini aku Wat…”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhKBRr2yqTQ
“Wawan?! Aaaah… kamu bikin aku kaget aja. Kirain ada orang jahat. Ternyata kamu… adikku tersayang,” sahut Wati sambil meraih leherku ke dalam pelukannya. Lalu tampak enjoy… menikmati entotanku yang mulai diayunkan.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6anylFTa76
Saat itu daster masih melekat di tubuh Wati. Hanya bawahnya saja disingkapkan sampai ke perut. Wati pun menyadari hal ini. Lalu dengan susah payah daster itu dilepaskan lewat kepoalanya. Kemudian berkata, “Kalau gak telanjang, terasa kurang sempurna.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSVNNM7NyF5
Lalu Wati mulai menggoyang pinggulnya. Membuatku semakin bersemangat menyetubuhinya.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtR0q7UvyP3
Tapi pada suatu saat Wati menghentikan goyangannya. “Bosen posisi begini terus. Posisi doggy aja yok.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQqogBgbJJa
“Boleh,” sahutku sambil menarik penisku sampai terlepas dari memek kakakku.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCT3n30IB35
Kemudian Wati merangkak dan menungging di atas bed. Aku pun berlutut di dekat pantatnya. Dan kujebloskan batang kemaluanku ke dalam liang memeknya kembali. Dalam posisi doggy kami lanjutkan persetubuhan ini. Aku berlutut mengentot kakakku yang sedang menungging sambil memeluk bantalnya.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxuUZf8obvw
Wati juga kunilai seperti Ibu. Seandainya dika bisa melihat secara normal, aku yakin banyak cowok yang bakal naksir dia. Karena kakakku itu bukan hanya cantik, tapi juga punya kulit yang putih mulus, punya bentuk tubuh yang seksi habis.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡasErQv7uaW
Ya, Wati punya tubuh tinggi langsing, dengan pinggang yang ramping, tapi baik toket mau pun bokongnya gede banget. Sehingga bentuk tubuhnya mirip biola.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5cowDiILYY
Wajahnya pun cantik. Bahkan sepasang matanya tampak seperti mata normal. Tidak seperti mata tunanetra pada umumnya. Maka kalau dilihat sepintas lalu, orang takkan mengira bahwa Wati itu seorang gadis tunanetra.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2iHgXvd5h1
Dan kini tubuh seksi abis itu sedang kusetubuhi dalam posisi doggy seperti yang diinginkannya.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2u9DfoHmZo
Sambil mengentot liang memeknya, aku mulai menepuk – nepuk pantat kakakku yang gede semok ini.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTpBfWWrVep
Tampaknya kakakku senang dengan tepukan itu. “Iya Wan… tabokin bokongku lebih keras lagi. Enak tuh.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDZYX6bexZU
Kuikuti keinginan Wati itu dengan menabok – nabok pantat gedenya.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡozCPylOaNa
“Iyaaaa… iyaaaa… begitu Wan… kemplangin terus pantatku sekuatmu…”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpJMk1zh6f1
Berbeda dengan Ibu yang senang dientot dalam irama “nyiur melambai”, kakakku ini seneng dientot dengan gaya banteng ngamuk. Bayangin aja kalau banteng ngamuk, apa pun yang ada di depannya pasti diseruduk.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGN7KSghOe7
Aku pun melakukannya dengan gaya banteng ngamuk itu. Tapi bukan mau menghancurkan, melainkan ingin agar entotanku “terasa” oleh kakakku.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrRTjCtBhf6
Dengan batang kemaluan diayun scepat bdan sekeras mungkin, kutampar – tampar pantat kakakku sekuatnya seperti yang diinginkannya. Maka suara unik pun terdengar dari dua arah. Suara penisku yang sedang maju mundur di dalam liang memek Wati, dan suara tamparan – tamparanku di pantatnya. Crrek srtttt…
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH11vnL0EEx
Bunyi tamparan – tamparanku di pantat Wati baru berhenti kalau aku sudah mrapatkan dadaku ke punggung kakakku, sambil meremas – remas toket gedenya sepuasku. Wati memang tidak protes kalau aku meremas toket gedenya kuat – kuat. Bahkan kelihatannya dia lebih suka kalau tokletnya diremas kuat – kuat. Berbeda dengan ibuku yang ingin agar payudaranya diremas pelan – pelan, secara lembut.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhxY8tJ4mQK
Kalau diibaratkan musik, mungkin Ibu lebih suka musik yang slow dan mendayu – dayu. Sementara Wati lebih suka musik metal atau deephouse…!
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF7z1nYIcb2
Dalam masalah sex, aku memang tidak mau egois. Aku selalu ingin mengikuti keinginan pasangan seksualku. Karena kalau pasanganku merasa puas, aku pun ikut puas.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZugVxMxqot
Setiap kali kusetubuhi, Wati tak pernah berdiam diri seperti patung. Pantatnya selalu saja bergoyang – goyang diiringi rintihan – rintihan histerisnya.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAJOxyFUDf2
“Aaaaaah… Waaaan… enak sekali Waaaan… entot terussss… enak Waaaan… aaaaa… aaaaah… aaaaa… aaaaahhhhh… ahhhhhh… Waaaaan… Waaaan… aaaaahhhh… aaaaaa… aaaahhhh… entooooottttttt… entooooooootttttttt… aaaaaaa… aaaaaaaahhhh… aaaaaa… enaaaaaak …
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7PtANJoMEs
Tapi pada suatu saat goyangan pantat Wati terasa ngawur. Dan akhirnya dia ambruk diiringi pekikan lirihnya, “Aaaaa… aaaaaaaaahhhhh…”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFGWRj0KbKw
Karena Wati ambruk, dengan sendirinya penisku pun terlepas dari liang memeknya. Namun aku langsung menyadarinya, bahwa dia sudah orgasme.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQgl4Vbj8xv
Ya… Wati lalu menelentang dengan sepasang tangan direntangkan seperti lambang palang merah. Kedua kakinya pun direnggangkan.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn37zJVRkWS
Wati seolah mempersilakanku melanjutkan entotanku, tapi dalam posisi missionary saja. Maka tanpa buang – buang waktu aku pun merangkak ke atas perutnya sambil memegangi kontolku yang masih ngaceng berat ini.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIz4FmHl3Nb
Dan dengan sekali dorong, penisku langsung masuk seluruhnya ke dalam liang memek Wati yang sudah becek ini… blesssskkkkkkk …
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡITydd0pL6M
Wati masih tampak tepar. Tapi aku langsung mengayun batang kemaluanku. Bermaju mundur lagi di dalam liang memek yang sudah becek ini. Sambil meremas – remas toket gedenya, aku pun mulai menjilati leher kakakku, disertai dengan gigitan – gigitan kecil yang tidak menyakitkan.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVw1CGCQifC
Wati pun tampak mulai bergairah kembali. Dengan menggeol – geolkan pinggulnya. Bergoyang menyerupai angka 8. Sehingga meski liang memeknya sudah becek, tapi masih mampu membesot – besot dan meremas – remas kontol ngacengku.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoYCa2jSNgK
“Waaan… ooooh… kontolmu memang gede dan panjang sekali… ini luar biasa enaknya Wan… ooooh… ooooo… ooooooohhhhhhh… entot yang kencang aja Wan… biar lebih tyerasa kepala kontolmu menyodok – nyodok dasar liang memekku. Iyaaaa… iyaaaa… entot terus Waaaan… enak sekaliiii…
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1AywSZScEw
Cukup lama batang kemaluanku “memompa” liang memek kakakku. Sehingga keringat mulai membanjiri tubuhku, bercampur aduk dengan keringat kakakku.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7oE4fHtNck
“Memekmu juga enak sekali Wat… tadi becek sebentar, tapi sekarang udah legit lagi… geol terus pinggulmu… enak sekali…” ucapku tersendat – sendat karena sedang mewnggencarkan entotanku sambil meremas – remas toket gede dan menjilati lehernya yang sudah keringatan.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFwu4j3fUMG
Wati tidak menyahut. Tapi pantatnya semakin gila – gilaan bergoyang memutar – mutar dan meliuk – liuk.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxHQTd9npTk
Sampai pada suatu saat terdfengar suaranya terengah – engah, “Aaaa… aku udah… mau… mau lepas lagi… barengin yuuuk… aaaaaa… aaaaaaaah…”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnP4cikPGtu
Kebetulan aku pun sudah tiba di detik – detik krusial. Tanda – tanda mau ejakulasi sudah kurasakan. Maka entotanku semakin kupercepat.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUuBeOmVhn0
Maju mundur dan maju mundur dengan cepatnya. Sementara Wati pun mulai berkelojotan sambil meremas – remas rambutku.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6B4E5OJVSR
Kami berhasil mencapai puncak kenikmatan secara berbarengan. Bahwa ketika Wati terkejang – kejang dengan liang memek berkedut – kedut kencang, moncong kontolku pun sedang mengejut – ngejut sambil menembak – nembakkan lendir kenikmatanku.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH2tiOT65f8
Croooootttttt… crotttt… crooootttttt… crooottt… crottt… crooooootttttttt… crooootttt…!
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIvwvmCPUAn
Lalu kami terkulai lemas. Dalam kepuasan sedalam lautan.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpyX2RIE7o4
Sepuluh hari kemudian, Ibu dan Wati dirawat di rumah sakit mata, atas rujukan dokter spesialis mata yang sudah memeriksanya secara teliti di tempat prakteknya. Nanti di rumah sakit itu Ibu dan Wati akan diteliti secara intensif, kemudian dicarikan solusinya agar bisa melihat secara normal.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSvvTpXt4uW
Setelah mengantarkan Ibu dan Wati ke rumah sakit, aku pun pulang dengan badan terasa pegal – pegal. Karena dari pagi sibuk di kantor, dari siang sampai sore mengurus Ibu dan Wati.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDqvWBPf9FK
Setibanya di rumah, aku langsung mandi. Dengan harapan pegal – pegalku hilang dengan sendirinya. Tapi ternyata pegal – pegalku belum hilang juga. Maka akhirnya kupanggil Bi Euis.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPjjt6n6vBZ
“Ada apa Den?” tanya Bi Euis di ambang pintu kamarku.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI8NVexTfev
“Bisa mijit Bi? Badanku pegel – pegel sekali,” sahutku.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnwCavTtgiq
“Bisa sih sedikit – sedikit. Tapi sebentar ya Den. Mau nyisir dulu, baru selesai mandi.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ2CqXzTECm
“Iya, jangan lama – lama ya.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsPr4iII5dm
“Iya Den.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡflJ7TsHDMX
Setelah Bi Euis berlalu, kulepaskan baju dan celana piyamaku. Lalu dalam keadaan cuma tinggal bercelana dalam, aku menelungkup di atas bedku.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡisnS0yWVN4
Tak lama kemudian terdengar suara Bi Euis, “Mau pakai balsem atau minyak apa Den?”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvBumJbqZ1S
Sambil tetap menelungkup kusahut, “Gak usah pakai minyak apa – apa Bi. Pakai tangan Bibi aja.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoXfqfVDBwY
Lalu terasa bed bergoyang. Bi Euis sudah naik ke atas bedku. Lalu mulai memegangi telapak kakiku. Dan mulai memijatnya.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1ZFYsZUXJh
“Yang lama mijitnya ya Bi. Nanti kukasih bonus.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVhqF907UpT
“Iya Den.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7t0sFg8JF1
Lalu terasa kedua tangan Bi Euis mulai memijat dan mengurut – urut betisku, sambil bertanya, “Ibu dan Neng Wati jadi dirawat di rumah sakit Den?”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2rdADwpNxh
“Iya. Cuma usaha aja Bi. Mudah – mudahan mereka bisa melihat sepertti kita.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEbpezwaE84
“Den… Ibu itu ibu kandung Den Wawan?”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPTEct8YDuh
“Iya. Emang kenapa?”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkaFycPBrym
“Heheheh… gak kenapa – kenapa Den. Anu… mmm… anu… Den Wawan tidak tunanetra seperti Ibu dan Neng Wati ya.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA6hDNkw81o
Aku heran. Pertanyaan itu berdasarkan apa?
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeR8l22LWbg
Aaah… jangan – jangan suara rintihan Ibu waktu kusetubuhi terdengar oleh Bi Euis. Mangkanya Bi Euis seperti kurang percaya kalau Ibu itu ibu kandungku.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVlHrkBTooa
Jangan – jangan Bi Euis curiga pada apa yang sering terjadi di rumah ini…!
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtN5vl085fM
Aku harus mencegahnya. Siapa tahu dia sudah menyadari apa saja yang terjadi di antara aku dengan Ibu dan Wati. Lalu bisa saja dia menyebar gossip ke tetangga nanti.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwuXIOy82ed
Untuk membungkam mulut Bi Euis aku punya caraku sendiri.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH3RxcIiNhF
Tadinya aku tak pernah punya perhatian berlebih kepada Bi Euis. Tapi setelah mencium gelagat mencurigakan, aku merasa harus melawannya dengan caraku sendiri.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0Wn1324OuG
Kalau mau main libas sembarangan, di kantor juga banyak cewek yang kelihatan memancxing – mancing padaku. Tapi aku tak pernah menggoda seorang karyawati pun di kantor. Terlebih kalau mengingat Bu Laila yang begitu dalam mencintaiku. Kalau ketahuan macem – macem di kantor, bisa dipecat aku nanti.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9p18qLNYU2
Tapi Bi Euis ini, harus mendapatkan perlakuan khusus dariku. Agar seandainya dia tahu rahasiaku dengan Ibu dan kakakku, dia akan tutup mulut.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7YzprVxGZ6
Lalu aku menelentang sambil berkata, “Bagian depannya juga Bi.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7s60y9be8A
“Iya…” sahutnya sambil mengurut – urut tulang keringku sambil menunduk, memandang ke arah yang sedang dipijitnya. Pada saat itulah kjuperhatikan bentuk Bi Euis yang lumayan cantik. Bahkan kulitnya lebih putih daripada kulit ibu dan kakakku.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJVCbsVkB39
“Umur Bibi sekarang berapa tahun?” tanyaku.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5Sel2aZiXC
“Duapuluhenam Den.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEwvtyGsygu
“Wah… cuma beda dua tahun denganku. Terus… sejak kapan hidup menjanda?”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5rQCVRHcvH
“Sudah setahun Den.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3l90QeM4CV
“Punya anak berapa orang?”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMk1FxomYB5
“Belum punya anak seorang pun. Justru mantan suami menceraikan saya juga karena sudah lima tahun berumah tangga, tidak punya anak seorang pun.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp0bukgi2qj
“Memangnya Bibi menikah pada usia berapa?”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡktwq4KiL1C
“Duapuluh tahun Den.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ15bGjT97JO
“Umur duapuluh kawin, umur duapuluhlima jadi janda ya.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmGF4wpjm2g
“Hehehee… iya Den. Sudah takdirnya harus begini,” ucapnya dengan suara lirih.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgI7CxL243E
Pada saat itulah diam – diam kusembulkan batang kemaluanku yang sudah ngaceng ini dari celah celana dalamku. “Gak kangen sama yang begini?” tanyaku sambil menarik tangannya sampai menempel di batang kemaluanku.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWCm1mQE6KQ
“Waaauuu Deeen…! “serunya dengan mata terbeliak dan tangan gemetaran, “Iiii… ininya ha… harus dipijit juga? Iiiih… gede dan panjang sekali… hihihiiii…”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5mhHJsUsGO
“Iya… pijitnya pake memek aja Bi. Supaya nikmat,” kataku sambil menarik kedua tangannya, sehingga dadanya terhempas ke atas dadaku.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLGHKPPw85U
Dengan sigap aku pun mendekap pinggangnya erat – erat. Kurapatkan pipiku ke pipinya sambil berbisik, “Sebenarnya kalau didandani, Bi Euis ini cantik lho…”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGUvmR5JgcX
“Siapa yang mau dandani saya…” sahutnya nyaris tak terdengar.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqpXNXAoyvH
“Nanti aku yang dandani. Asalkan bisa nyimpen rahasia aja,” ucapku sambil meremas – remas bokong gedenya. Ya… salah satu daya tarik Bi Euis adalah bokongnya itu. Gede dan menggiurkan.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPVZyGKpNrg
“Te… terus saya harus gimana Den?” tanyanya yang masih nemplok di atas dadaku.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWDPzoj33Ve
“Mumpung Bi Euis belum kawin lagi, kita main aja yok. Biar aku jadi sayang sama Bibi.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmBjPVcknr0
“Ma… main apa Den?”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP0m8tBJqIr
Aku menyahutnya dengan bisikan, “Bersetubuh…”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUQCWOlCygg
“Mmm… siapa sih yang gak mau digauli sama cowok seganteng Den Wawan. Tapi saya takut… takut hamil Den.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJydlWNaAT7
“Soal itu sih jangan takut. Aku punya pil anti hamil.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsPYRATHIDr
“Kalau gitu… terserah Aden aja deh…”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbV2rtLKZeU
“Wanita kalau sudah bilang terserah, berarti mau kan?” cetusku sambil bangkit. Bi Euis pun duduk dengan sikap canggung dan malu – malu.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjCoQRMOQDR
Dalam keadaan cuma bercelana dalam ini, aku mendekap pinggang Bi Euis dari belakang. Saat itu Bi Euis mengenakan daster batik yang sudah agak lusuh. Tapi aku tak peduli dengan daster lusuhnya. Yang penting tubuh di balik daster lusuh itu.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXakNnp2yEt
Dan tanganku mulai menyelinap ke dalam dasternya. Mulai mengusap – usap perutnya yang masih terasa kencang dan ramping.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn4XRl8QoN8
“Sebenarnya sudah lama aku menunggu kesempatan ini,” bisikku sambil menyelinapkan tangan ke balik celana dalamnya. Tentu saja ini suatu kebohonganku. Karena tadinya aku tak punya perhatian sedikit p;un kepada Bi Euis.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrvCuWta6Cs
“Mumpung Ibu dan Neng Wati gak ada ya Den. Kalau mereka sudah pulang, gak bisa bebas lagi mungkin,” ucapnya tanpa menepiskan tanganku yang sudah berkeliaran di dalam celana dalamnya. Dan membuatku tahu bahwa memek Bi Euis tidak ada jembutnya, dicukur habis. Ternyata seorang pembokat juga sudah mengikuti zaman, dengan mencukur habis jembutnya.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiKMwSQKfOX
“Siapa bilang? Coba aja kalau mereka sudah pulang nanti, aku akan tetap bebas ngajak Bibi tidur di kamarku ini.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7RUzqRjopf
“Iya sih. Den Wawan kan yang berkuasa di sini. Aduuuduuuh… Deeen… kalau memek saya sudah dimainin gini, saya suka gak bisa nahan nafsu.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ6GiqpB7do
“Lepasin dong dasternya. Aku seneng memek Bibi dicukur habis gini. Pasti enak jilatinnya.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO2CziGbZp2
“Iiih… merinding saya dengernya juga…” sahut Bi Euis sambil melepaskan daster batik lusuhnya.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfUmVfhJpeY
Dalam keadaan tinggal mengenakan beha dan celana dalam yang serba hitam, aku dibuat terlongong menyaksikan betapa iundahnya tubuh Bi Euis itu. Sehingga aku lupa bahwa aku hanya ingin menutup mulutnya agar tidak menyebar gosip dengan caraku sendirti. Dengan mengentotnya dan membuatnya ketagihan…!
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXys1Me6V3F
Tapi setelah melihat betapa cemerlangnya kulit putih mulus yang dimilikinya itu, aku lupa pada tujuan awalku. Aku ingin menelanjangi dan menyetubuhinya, hanya untuk menyalurkan nafsu syahwatku semata.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKqceMaHMAh
Maka dengan sedikit gugup kubuka kancing beha hitam yang terletak di punggungnya itu. Lalu dia sendirti yang melepaskan behanya itu.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoy5ugsuxss
Sehingga sepasang payudara yang berukuran sedang terbuka jelas di depabn mataku. Dan setelah kupegang, terasa masih kencang dan padat. “Masih kencang gini toketnya Bi, “komentarku.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoWmHCSwKEi
“Saya kan belum pernah menyusui Den,” sahutnya sambvil melepaskan celana dalam hitamnya. Sehingga bentuk memek gundulnya tampak jelas di mataku. Memek yang sangat tembem. Sehingga bagian dalamnya disembunyikan oleh ketembeman “sepasang pipinya”.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYlns1noaoa
Maka kutepuk – tepuk memek tembem itu sambil berkata, “Ini yang sangat kusukai. Tembem dan dicukur bersih jembutnya. Pasti enak menjilatinya.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ6wX8uRxHe
Wanita yang hanya 2 tahun lebih tua dariku itu mendadak manja. Ia merapatkan pipinya ke pipiku, sementara tangannya menyelinap ke balik celana dalamku. Memegang batang kemaluanku sambil berkata perlahan, “Saya juga ingin ngemut titit Den Wawan…”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNSvPNAjA3O
“Titit itu sebutan buat anak kecil. Kalau buat orang dewasa sih sebut aja kontol… !”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW1OQhzpgOb
“Hihihiii… takut dianggap kasar,” sahut Bi Euis sambil mendekatkan wajahnya ke celana dalamku. Lalu kuturunkan celana dalamku, sehingga jadi telanjang bulat seperti Bi Euis juga.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeTPZ0XSyi3
Wanita yang usianya lebih tua dua tahun dariku itu tampak senang bisa memegang batang kemaluanku. Lalu menciumi dan menjilatinya. Bahkan lalu memasukkan batang kemaluanku ke dalam mulutnya.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtyQlrciNUx
Lalu ia menggelutkan lidah dan bibirnya ke penisku. Samnbil mengalirkan air liurnya ke badan kontolku, untuk melicinkan tangannya yang lalu mengurut – urut badan kontolku yang tidak terkulum olehnya.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeKk9CeSMDM
Sebenarnya aku kurang suka dioral oleh pasangan seksualku. Karena kalau kelamaan dioral, bisa – bisa cepat ngecrot pada waktu ngentot beneran nanti.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAMpLO5doxi
Namun kali ini ada keasyikan tersendiri bagiku. Bahwa ketika sedang menyelomoti kontolku, memek Bi Euis ada di dekat tanganku. Sehingga aku bisa mencolek – colek mulut memeknya. Bahkan kuselusupkan jari tengahku ke dalam lubang memeknya yang terasa hangat dan licin.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvGFkshT6zU
Hmmm… dioral oleh Bi Euis sambil menggerak – gerakkan jari tengahku di dalam liang memeknya, membuat nafsuku semakin bergejolak. Mungkin Bi Euis pun seperti aku. Mulai horny berat. Karena dalam tempo singkat saja liang memeknya jadi basah.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwFwo7eTMbS
Bahkan pada suatu saat Bi Euis melepaskan selomotannya, lalu berkata, “Saya sudah horny sekali Den. Langsung masukin aja ya. Gak usah dijilatin dulu. Memek saya udah basah sekali nih.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5tlwhRsB6f
Aku mengangguk sambil merangkak ke atas perutnya. Lalu meletakkan moncong kontolku di ambang mulut memek tembem Bi Euis.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdgF6wEgHkP
Bi Euis pun membantuku. Memegang leher kontolku, lalu mendesakkan moncongnya ke mulut memeknya. Setelah terasa ngepas, ia memberi isyarat dengan kedipan matanya.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ3Ezd5KggF
Aku pun spontan mendorong batang kemaluanku sekuat tenaga. Dan… blessss… kontolku melesak ke dalam liang memek Bi Euis.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaUWTJ55k7x
Gila… baru didorong saja sudah terasa enaknya liang memek janda muda ini.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYr1WgGMRX4
“Ooooooohhhhh… masuk Deeen… gak nyangka punya Den Wawan segede dan sepanjang ini…” ucap Bi Euis sambil merengkuh leherku ke dalam pelukan hangatnya. Lalu merapatkan pipinya ke pipiku, “gak nyangka saya akan merasakan semua ini Den…”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8f0kSxPpIu
Aku pun mulai mengentotnya perlahan – lahan, sambil menjauhkan pipiku dari pipinya. Karena aku ingin melihat ekspresi wajahnya pada waktu sedang kuentot.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5aNGr2qZ7I
Dan… aku seolah disadarkan pada suatu kenyataan. Bahwa wajah yang sedang kulihat dari jarak dekat ini cantik sekaligus manis.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6k5VBMKVK5
“Bibi terlalu cantik buat seorang pembantu,” kataku sambil mencolek bibir sensualnya, tanpa menghentikan entotan pelanku.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLCn2zI8Fc2
“Den Wawan juga tampan sekali. Bahkan sampai mirip cewek saking tampannya,” sahut Bi Euis sambil mendekap punggungku.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuEk0WMBV9L
Aku tersenyum, karena sejak masih kuliah banyak temanku yang berkata seperti itu.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1N2VURmxPv
Kemudian kuayun penisku dengan gerakan agak cepat sampai batas normalnya lelaki yang sedang mengentot pasangan seksualnya.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjTU2mU7VTs
Bi Euis pun mulai merintih – rintih erotis, namun suaranya perlahan sekali, “Den… ooo… oooooh… Deeen… iiii… iini enak sekali Deeeen… ayo Den… entot terus… ini luar biasa enaknya… oooooh… gak nyhangka saya akan mendapatkan kenikmatan yang luar biasa ini…”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfrdh3oRXUs
Aku pun semakin bergairah untuk mengayun batang kemaluanku di dalam liang memek Bi Euis yang luar biasa nikmatnya ini…
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhSnGlly1OE
Tarian birahiku di atas perut Bi Euis benar – benar bermutu, menurutku. Karena gesekan demi gesekan membuatku serasa dialiri arus listrik dari ujung kaki sampai ubun – ubun di kepalaku.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR0ZBh5yTy2
Apakah aku merasa hina? Seorang dirut menyetubuhi pembantunya sendiri?
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8rgsZrD9xb
Tidak. Pembantu juga manusia. Sama saja seperti aku. Bahkan kuanggap Bi Euis laksana mutiara di dalam lumpur.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkvOC8c8Xf7
Bi Euis punya kulit putih mulus. Punya wajah cantik sekaligus manis. Punya bentuk tubuh yang sangat menggiurkan, terutama bokong gedenya itu. Punya sepasang payudara yang masih padat kencang.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3kRQrn7TEs
Hanya nasibnya saja yang kurang beruntung. Sehingga harus bekerja di rumahku sebagai seorang pembantu.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8NQ7dcOwzf
Dan aku bertekad untuk menyenangkannya kelak. Aku ingin mendandaninya, ingin mencukupi kebutuhan hidupnya, ingin juga menempatkannya di rumah yang layak huni.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvPGOdIfPoQ
Aku bahkan bisa membayangkan seandainya Bi Euis sudah didandani, membawanya ke tengah kelompok kaum elite pun takkan memalukan. Karena hanya dengan dandanan sederhana saja sudah kelihatan cemerlangnya wajah Bi Euis, yang usianya kira – kira sebaya dengan Wati itu. Apalagi kalau sudah benar – benar didandani dan dipoles make up.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnkTOQ7YGCi
Dan liang memeknya yang tengah kuentot ini bermacam – macam nikmat yang kurasakan, yang sulit menjelaskannya. Yang pasti aku merasakan sesuatu yang lain dari biasanya. Aku menilai Bi Euis ini punya rasa yang lain dari perempuan – perempuan yang pernah kusetubuhi. Dan ini membuatku jadi sangat bergairah menyetubuhinya.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8ILlnSuixD
Untuk itu aku pun ingin menciptakan kesan, bahwa aku pun lelaki yang lain dari yang lain. Karena itu ketika batang kemaluanku sedang gencar – gencarnya mengentot, mulut dan tanganku pun mulai beraksi. Aku mulai memagut bibirnya yang tipis mungil, lalu melumatnya habis – habisan. Bukan sekadar menciumnya.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqJL4TGfDZu
Terasa tubuh Bi Euis bergetar – getar. Mungkin saking menikmatinya. Mungkin juga karena baru sekali ini dia merasakan bibirnya dilumat pada saat liang memeknya sedang “dipompa” oleh kontol.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHrgqxDPCOH
Ketika mulutku pindah sasaran, untuk menjilati lehernya, disertai gigitan – gigitan kecil, tangan kiriku tetap asyik meremas toketnya yang berukuran ideal dan masih kencang itu, rintihan – rintihan histerisnya terdengar lagi.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR7p1tuYwHC
“Deeen… oooo… oooooh… be… belum pernah… sa… saya merasakan… di… disetubuhi yang seenak ini Deeen… ini akan menjadi kenangan tak terlupakan di seumur hidup saya Feeen… ini… ini luar biasa enaknya… aaaaah… aaaaaaah… aaaaah… Deeen… aaaaaah… hhhhhh …
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt1UvceYkJx
Mendengar pengakuan itu aku baru ngeh bahwa Bi Euis sudah dua kali orgasme. Pantasan keringat sudah membanjiri leher dan ketiaknya. Dan kini dia mau orgasme lagi untuk ketiga kalinya. Sementara tubuhku pun sudah bermandikan keringat.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJtjd3qiiQJ
Maka kupacu batang kemaluanku untuik mengentot liang memek Bi Euis habis – habisan. Dengan target ingin mencapai puncak kenikmatan secara berbarengan.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKBEJS5BzuE
Berhasil. Ketika sekujur tubuh Bi Euis terkejang – kejang, dengan perut sedikit terangkat, sementara liang memeknya terasa mengejut – ngejut erotis, batang kemaluyanku pun sedang kutancapkan sedalam mungkin, tanpa menggerakkannya lagi.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgz59yMmsyq
Lalu kontolku mengejut – ngejut di dalam liang heunceut Bi Euis, sambil menembak – nembakkan lendir pejuhku.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCvJMzh9YLv
Creeeettttt… cretttcretttttt… crooootttttt… cret… crooootttttttt… crettttt… crooootttt…!
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCmEB0miYIJ
“Uuuughhhhhhh… ughhhhh… uuuuuuuggggghhhh… “nafasku berdengus – dengus, lalu terkapar di atas perut Bi Euis.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJoRTOVE4Ps
Namun aku masih bisa memperhatikan wajah Bi Euis yang seakan memancarkan aura kecantikannya, sebagai wanita muda yang baru mengalami orgasme.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0WeX4POK20
Ia pun menatapku dengan senyum manis di bibirnya. Lalu terdengar suaranya lirih, “Sekarang saya sudah menjadi milik Den Wawan.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGferdNZmUn
“Bagaimana perasaan Bibi setelah menjadi milikku?”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYPNAPtcJvL
“Bahagia sekali,” sahutnya, “tapi bercampur perasaan kuatir.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2P3xBkN2ZD
“Kuatir kenapa?”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqlOXFzDceu
“Takut kalau Aden sudah bosan lalu memecat saya dari sini.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzAwllvmT54
“Aku bukan manusia sekejam itu Bi,” sahutku sambil mencabut kontolku yang sudah lemas dari dalam liang memek Bi Euis, “Ohya… umur Bibi kan cuma beda dua tahun denganku. Panggilan Bibi kan cocoknya buat orang yang belasan tahun lebih tua dariku. Bagaimana kalau kupanggil Ceu Euis aja?”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡliHEukIyr7
“Panggil nama langsung, saya malah lebih suka.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAJAKhqnHav
“Ya udah, aku buang aja sebutan Bibinya. Karena usia Euis kan sebaya dengan usia Wati. Kepada Wati pun aku manggil nama langsung. Padahal dia kakakku. Tapi dia sendiri yang ingin dipanggil namanya saja, gak usah pakai Ceu atau Kak dan sebagainya,” ucapku sambil meraih pergelangan tangan Euis, “Kita mandi bareng yuk.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGbT7rTuOMP
“Malem – malem gini mau mandi Den?” tanyanya seperti ragu. Tapi dia turun juga dari bed dan mengikuti langkahku menuju kamar mandi, dalam keadaan sama – sama telanjang bulat.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1j7NzYufXL
“Kita kan mau mandi pakai air hangat, bukan air dingin. Jadi mandi malam juga gak apa – apa,” kataku setelah berada di dalam kamar mandi.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3fnmAuaVCx
Di dalam kamar mandi, lagi – lagi kuperhatikan sekujur tubuh Euis dari ujung kaki sampai ke ujung rambutnya. Penilaianku semakin teguh. Tiada cela yang ada di tubuh sempurna (menurut ukuran manusia biasa) itu. Bahkan nilai plusnya adalkah… penmuh dengan daya pesona.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwFuoAJNgu9
Memang tadinya aku tak pernah memperhatikan Euis sedikit pun. Bahkan tadi pun aku takkan memperhatikannya andai tiada alasan, yakni perasaan takutku kalau rahasia pribadiku dengan ibu dan kakakku bocor ke luar.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcOFf7Wirvj
Tapi aku tak mau memperlihatkan rasa kagumku secara berlebihan. Lalu aku memutar keran shower utama. Maka air hangat pun memancar dari atas kepala kami.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡprohQjcg5t
Lalu kuambil sabun shower. Kukucurkan sedikit ke telapak tanganku sambil berkata, “Kita gantian menyabuni ya. Sekarang aku mau menyabuni Euis dulu.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjoy9BCbIGp
“Aaah… masa saya disabuni sama Den Wawan?”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5o0rhbIaOU
“Nggak apa – apa. Aku hanya ingin memperlihatkan perasaan sayangku padamu Is.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXTaIEAgILL
Euis menatapku dengan bola mata bergoyang perlahan. Lalu dibiarkannya aku menyabuni punggungnya, bokong gede dan betis indah dan telapak kakinya.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡygEeXP45lf
Pada waktu aku menyabuni bagian depannya, Euis tampak tersipu – sipu terus. Mungkin karena tak mengira akan disabuni olehku dengan telaten. Terlebih ketika aku menyhabuni kemaluannya, ia semakin tersipu – sipu. Padahal aku melakukan semua ini dengan senang hati. Terutama waktu menyabuni memeknya yang sudah memberikan kenikmatan luar biasa bagiku.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk16JBNa9Kt
Tapi aku sekadar menyabuninya saja. Tidak memanfaatkan kesempatan untuk “macem – macem” di kamar mandi. Kalau masih bernafsu, toh kamarku masih leluasa untuk melakukannya.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrjHuAwd59I
Ketika tiba giliran Euis yang harus menyabuniku, terasa benar dia lebih telaten daripada aku. Setiap bagian yang tidak terjangkau oleh tanganku, disabuninya dengan cermat. Dan ketika sedang menyabuni batang kemaluan berikut kantung pelernya, Euis tampak tersenyum – senyum. Lalu menciumi moncong kontolku yang sudah berlepotan air sabun.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOvg7KsaBjs
Kusahut: “Iya, tapi nanti aja kalau sudah selesai mandinya. Kalau diselomoti di sini, nanti kontolku bakal nagih, bakal ngaceng dan pengen ngentot di sini juga. Kalau bisa di atas kasur empuk, ngapain ngewe sambil berdiri di dalam kamar mandi.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡleqRpsDiKl
Euis mengangguk – angguk sambil tersenyum.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ6PajdFz44
Lalu keran shower air hangat kuputar lagi. Untuk membilkas tubuh kami sampai bersih.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWmXkG58LSF
“Saya pasti bakal ketagihan,” ucap Euis pada waktu sedang menghanduki badannya sendiri yang sudah bersih dan harum sabun.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ81E9sjB6XH
“Aku juga pasti ketagihan,” sahutku.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg7oTnzwCDt
“Terus kalau Ibu dan Neng Wati sudah pulang bagaimana?”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQD0hf8vMjR
“Kita tetap bisa melakukannya di dalam kamarku.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡetJhVZgDQE
“Kalau ketahuan sama Ibu atau Neng Wati nanti gimana?”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW2LRGNAr62
“Alaaa… aku jamin mereka takkan berani memarahi kita. Aku kan tulang punggung di rumah ini,” sahutku disusul dengan kecupan hangatku di pipi Euis.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbHx57zhnZR
Tiba – tiba Euis mendekapku dari belakang sambil berkata, “Kalau Den Wawan takkan memutuskan hubungan ini, saya hamil pun gak apa – apa.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG7RV84Zg2V
“Jadi simpananku mau?”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8AysIb87dq
“Siap Den.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxasg1iACt4
“Tapi sekarang sih jangan hamil dulu. Nanti gak ada yang bantuin Ibu dan Wati di sini. Tapi bukankah Euis sudah bertahun – tahun punya suami gak hamil juga? Sebenarnya siapa yang mandul?”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡseWtPHh9WT
“Gak tau. Belum pernah diperiksa ke dokter. Tapi kayaknya sih mantan suami saya yang mandul. Setelah kawin lagi juga, istrinya belum hamil – hamil sampai sekarang. Jadi mungkin saja dia yang mandul.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUYHdK2iY0t
“Bekas suamimu itu kerja apa?”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRYJ27Fp52S
“Cuma buruh bangunan Den.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMqtw7AFA1G
“Kalau Euis sedang dapoat libur, pulang ke mana?”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHqJmXDAf0A
“Ke rumah ibu saya, satu – satunya orang tua yang masih saya miliki.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOzUJWWCFhh
“Ayahmu sudah meninggal?”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB6FfbZBTkO
“Iya. Meninggal karena kecelakaan lalu lintas.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0zcdN0wVqI
“Ogitu… jadi kalau sedang libur, Euis pulang ke rumah ibu?”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd8mMZdueQm
“Iya Den.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9JwtUA0QJe
“Rumah punya ibumu?”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsdET8MN3s1
“Bukan. Rumah kontrakan Den.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2q4obr4vhk
“Yang bayar uang kontrakan rumahnya siapa?”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMuqdeOhp4A
“Tadinya ibu saya sendiri. Karena dia suka usaha kecil – kecilan. Tapi setelah saya bekerja di sini, saya yang membayar uang kontrakannya.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp2RGmmFWFv
“Ibumu masih kuat usaha segala?”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7FZ25aTTlT
“Masih Den. Ibu saya kan belum tua – tua benar. Baru empatpuluhtiga tahun. Dia menikah di usia enambelas. Lalu di usia tujuhbelas melahirkan saya.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuJ1FiKblg5
“Berarti ibumu sebaya dengan ibuku ya?”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWOUwqlRjqs
“Iya… usia Ema kira – kira seumuran sama Ibu.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWBfLOm332G
“Kamu manggil Ema sama ibumu?”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoSKcIiDNhp
“Iya, sejak kecil saya manggil Ema sama ibu dan manggil Bapa sama ayah. Nggak mau ikut – ikutan manggil papa dan mama seperti anak – anak lain. Tau diri aja, orang miskin masa manggil mama atau mamie kepada ibu. Bisa diketawain orang nanti.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEHkxlWaJra
Obrolan itu kami lanjutkan di atas sofa kamar tidurku.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSmIPXdRC1U
“Euis kan punya jatah libur sehari dalam seminggu. Tapi hari liburnya selalu berubah – ubah. Siapa yang menentukan hari libur itu Is?” tanyaku ketika Euis sudah mengenakan daster batik lusuhnya lagi.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6whTAs8peV
“Yang menentukan hari libur itu Ibu Den. Jadi libur saya kadang Senin, kadang Selasa dan seterusnya. Saya malah belum pernah dikasih hari libur hari Sabtu dan Minggu. Mungkin karena Den Wawan ada di rumah. Jadi ada yang masakin buat Aden,” sahut Euis, “Tapi selama Ibu dan Neng Wati ada di rumah sakit, saya tidak boleh ngambil libur dulu.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0fHn8bLppJ
“Besok kan Sabtu. Berarti aku libur. Kita jalan – jalan ya.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRHgYZYtfmL
“Iya Den. Saya kan sudah menjadi milik Aden. Jadi, dibawa ke mana pun saya siap.”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpSFKS2zulZ
“Sekarang ewean lagi siap?”
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSQyn5samLV
“Hihihihiii… siap Den. Saya juga malah kepengen lagi. Soalnya waktu Aden nyabunin memek saya tadi, saya langsung kepengen…” Maka kami pun bertelanjang bulat kembali. Dan bersetubuh lagi sepuasnya.
7859Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiTswqOIrSR
