Cinta Buta

Dengan sekuat mungkin aku berusaha untuk tidak membuka asal – usulku kepada Bu Laila. Setiap kali berkomunikasi lewat ponsel, aku selalu bersikap untuk tetap seromantis mungkin.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1uMyMf3ORz

Di balik itu semua, diam – diam aku menyisihkan dana dalam batas yang diijinkan oleh Bu Laila. Dana itu kusimpan dalam rekening baru atas nama pribadiku.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTknx2RPO3y

Hal ini kulakukan agar seandainya terjadi sesuatu yang tidak diinginkan (setelah Bu Laila tahu asal – usulku, aku jangan sampai jatuh miskin).

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIzDazfOXrW

Batinku memang resah gelisah menyimpan rahasia yang belum dibuka ini. Berbulan – bulan aku menyekap rahasia ini, dengan perasaan kuatir dan resah.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn1Pab5Gqr2

Dalam keadaan galau inilah datang tamu, seorang gadis cantik bernama Anneke, yang ingin menanam saham di dalam perusahaan punya Bu Laila ini.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1KTYSBZilX

Gadis bernama Anneke itu berterus terang bahwa ayahnya meninggal setahun yang lalu, sementara hartanya diwariskan pada Anneke semua. Dengan catatan bahwa Anneke bertanggungjawab untuk membiayai segala kebutuhan ibunya seumur hidupnya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ71VkvsX5JS

Aku merasa punya jalan untuk berjaga – jaga seandainya hubunganku dengan Bu Laila mengalami sesuatu yang tidak diinginkan.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhqb3HqBI1C

Maka dalam kunjungan Anneke yang ketiga kalinya ke kantorku, aku sudah punya keputusan yang masih tersimpan di dalam hati. Untuk membujat sebuah PT baru, di mana aku menjadi dirutnya, sementara Anneke akan kuposisikan sebagai komisaris utamanya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfKYNr6l51N

Jadi investasi Anneke jangan bercampur baur dengan saham Bu Laila yang 70% itu (saham kehormatanku 30%).

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKFwzWmvqoa

Gadis cantik yang gerak – geriknya selalu membuatku kagum itu pun langsung menyetujuinya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ02HcP95yNJ

“Deal Bang. Yang terpenting aku ingin agar Bang Wawan mengatur dana itu, karena aku sendiri sama sekali tak punya pengalaman dalam berbisnis,” kata Anneke dengan senyum manis di bibir tipis mungilnya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0vC63jHkIC

Senang hatiku mendengar persetujuannya itu.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLiXqqjqOiv

Aku memang punya konsep bagus (menurutku) yang tidak pernah dilaksanakan dalam perusahaan milik Bu Laila ini. Sehingga PT baru itu nantinya takkan menjadi kompetitor perusahaan punya Bu Laila ini.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQkYKyk0I7Q

Lalu aku melakukan gerakan kilat. Merombak gudang peninggalan almarhum ayah Anneke, menjadi sebuah kantor. Kemudian kami merekrut puluhan tenaga untuk menjadi karyawan PT yang diriku menjadi dirutnya itu.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfOyE6xiVsU

Arah usaha PT baru itu, ada deh. Pokoknya legal dan halal.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5OctSwMklO

Dalam tempo 3 bulan saja aku berhasil mengaktifkan PT baru itu sampai pada “kecepatan normal”. Bahkan bisa dibilang di atas rata – rata.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIxy8H1nnIV

Tapi tentu saja aku takkan meninggalkan PT punya Bu Laila itu.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIkgkjfYQGP

Bahkan pada suatu hari aku mendapatkan panggilan di ponselku. Panggilan dari Bu Laila…!

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbUKKwaaVdQ

Lalu :

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW1uECobckq

“Sayaaang… udah lupa ya?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6HrluB3uU7

“Masalah apa Beib? Ulang tahunmu dua bulan lagi kan?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQRfcvDX3Sb

“Bukan masalah ulang tahun. Kandunganku ini… sekarang sudah genap tujuh bulan. Lupa ya? Kan aku bilang kalau kehamilanku sudah tujuh bulan, pangeranku boleh menggaul;iku lagi. Bahkan harus sering… supaya bayinya kuat nanti.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPuIVCgNqg9

“Oh… iyaaaa… iyaaa… berarti aku sudah boleh buka puasa dong. Terus di mana kita mau ketemuan?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFhsSixLYA2

Kemudian Bu Laila menyebutkan nama sebuah hotel bintang lima. Dengan nomor kamarnya sekalian, karena ia sudah membooking kamar itu.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfICD2r1LEE

“Oke… aku segera meluncur ke hotel itu Beib,” ucapku di dekat mic ponselku.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLzrZEnJcnc

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOITNezdECS

“Aku pasti duluan tiba, karena sekarang sudah on the way menuju hotel itu. Langsaung aja ke kamar yang nomornya kusebutkan tadi ya,” sahut Bu Laila di speaker hapeku.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfS1H1vEaBd

“Oke… oke… !”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0uoE1i16lc

Beberapa saat kemudian aku sudah berada di dalam sedan hitamku, menuju hotel yang sudah disebutkan oleh Bu Laila tadi. Lalu masuk ke dalam lift dan kupijat angka 5, karena kamar yang sudah dibooking itu berada di lantai lima.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW9sMeWjAlR

Pintu kamar itu sudah terbuka sedikit, sehingga aku bisa langsung masuk ke dalamnya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ44EMfechqh

Dan… aku tercengang menyaksikan Bu Laila yang mengenakan gaun hamil putih bersih itu.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKIC4tbs0K2

“Beib… dirimu sangat berubah… jadi tampak jauh lebih muda dan… cantik sekali… !” seruku sambil memeluk lehernya, lalu menciumi sepasang pipinya, bibirnyha dan lehernya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPyD1u7TJ2z

“Memang banyak yang bilang aku jadi kayak cewek duapuluhtahunan,” ucapnya sambil menjilati telingaku.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzt0CijJty0

“Memang betul. Dan yang paling jelas… jadi sangat sangat dan sangat cantik sekaliii… oooh… dirimu memang bidadari yang dikirimkan dari langit, untuk menaburkan segala jenis kebahagiaan ke dalam jiwaku.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlKw0cobiru

“Hmmm… aku jadi merasa tersanjung Honey… eee… eeee… eeeeh… anak kita bergerak – gerak nih… mungkin senang karena ayahnya datang… coba pegang perutku…”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTM82A7RWkn

Aku pun berlutut di depan Bu Laila sambil menyelinapkan tanganku ke balik baju hamilnya. Lalu memegang permukaan perutnya yang sudah buncit. Dan… aku merasakannya… merasakan seperti ada yhang menggeliat di balik perutr buncit itu…!

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSpALVr4XXq

“Kata orang, kalau ibu yang hamil jadi semakin cantik, biasanya bayi di dalam perutnya itu perempuan.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb3Do8pNlMv

“Memang iya, kata dokter bayinya cewek Honey.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKt8FB07UfE

“Wow…! Semoga anakku secantik ibunya… !”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF2xa7lr4iE

“Malah aku ingin lebih cantik dariku Honey…”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr8ai6g6JCn

“Amiiin…”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpWJK2JS6JV

Bu Laila tersenyum. Lalu melepaskan gaun hamil putihnya, sehingga tinggal bra yang masih melekat di badannya. Karena sejak tadi pun aku tahu bahwa ia tak mengenakan celana dalam di balik baju hamil itu.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi2cNWgJNEW

Kemudian ia duduk di sofa sambil melepaskan beha putihnya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWQBokFuvSF

“Sambil berlutut di karpet ya ngentotnya,” ucap Bu Laila sambil meletakkan behanya ke atas meja kecil di samping sofa putih itu.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ63Muw48b7K

“Oke. Biar bayinya jangan tergencet ya,” sahutku sambil mlepaskan dasi dan jasku. Kemudian juga kemeja dan celana panjangku. Semuanya itu kugantungkan di kapstok. Begitu juga celana dalamku.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwKi0AIWPcI

Kemudian aku duduk bersila di atas karpet, di antara kedua paha Bu Laila yang sudah direntangkan di atas sofa itu.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQhlHBCZS2A

Lalu kungangakan labia mayora Bu Laila, sehingga bagian dalamnya yang berwarna pink itu pun terbuka dan langsung kujilati dengan lahapnya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV2iD1kWnGK

Sambil berlutut kubenamkan batang kemaluanku ke dalam liang memek Bu Laila yang sudah sangat basah oleh air liurku itu.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpPb5e1LLXn

Disambut dengan desahan nafas wanita yang sudah sangat berjasa bagi kehidupanku itu, “Aaaaahhhhh… udah berbulan – bulan penismu gak ngentot memekku ya… rasanya udah kangen sekali… aaaaaaah…”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbNN3ut0xxT

Lalu sambil berpegangan ke ujung sandaran sofa, aku pun mulai mengayun kontolku. Perlahan – lahan dulu.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQJGqPxubIy

“Bagaimana rasanya memek bumil?” tanya Bu Laila.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9VBTdn2wP5

“Lebih enak Beib… lebih lengkap rasanya…” sahutku sambil mempercepat entotanku.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbvq50SjQyB

Makin lama makin lancar kontolku mengentot liang memek Bu Laila yang memang lebih sedap daripada sebelum hamil. Tapi aku tidak berani terlalu cepat mengentotnya, mengingat bayi yang ada di dalam perutnya, jangan sampai tergoncang berlebihan.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGq0nAQUQQW

Walau pun begitu tampak sekali Bu Laila sangat enjoy dengan entotanku ini. Maklum selama berbulan – bulan aku tak pernah “menengok” memeknya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwwDCS3LKDG

Cukup lama aku menyetubuhi Bu Laila sambil berlutut di karpet ini. Sehingga keringatku pun mulai berjatuhan ke karpet dan ke selangkangan sang Bidadari. Namun aku malah semakin asyik mengentotnya sambil mengelus – elus kelentitnya yang tampak menonjol dan mengkilap itu.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyBE1TW7Sdc

Desahan dan rintihan Bu Laila pun mulai berlontaran dari mulutnya. “Sayang… ooooh… oooohhhhh… ini nikmat sekali Yaaaang… ooooohhhh… aku memang sudah lama kangen sekali padamu Yaaaang… oooooohhhhhh… Sayaaaaaang… oooooohhhhh… kayaknya aku takkan bisa hidup tanpamu Sayaaaang…

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvZWKWae7eo

Setelah cukup lama aku menggenjot liang memek bumil cantik itu, akhirnya ia mengejang tegang. Disusul dengan kedutan – kedutan erotis di liang kemaluannya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0PxroC5Vq4

“Aaaaaaaaahhhhh… luar biasa nikmatnya Sayaaang… aaaaaaaah…” desah Bu Laila sambil meremas – remas bahuku.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXNnzPiiUgJ

“Tapi Wawan belum ejakulasi ya? Lanjutin dalam posisi doggy aja yok. Tapi di sana aja biar leluasa,” ucap Bu Laila lagi sambil menunjuk ke arah bed.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3Ae9WCdy8w

“Oke, “aku mengangguk sambil mencabut kontolku dari liang memek Bu Laila. Lalu mengangkat tubuhnya dengan hati – hati. Dan membopongnya… lalu meletakkannya di atas bed dengan hati – hati.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfNgaVygmnh

“Terima kasih Sayang,” ucap Bu Laila, “Bersamamu aku merasa seperti di kahyangan.“

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEorUSDHCkz

Kemudian Bu Laila merangkak dan menunggingkan bokongnya, sehingga memek tembemnya tampak full di mataku, meski pun dia sedang menungging.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJCqJgaAiVL

Lagi – lagi aku harus berlutut sambil membenamkan kontol ngacengku ke dalam liang memek Bu Laila. Tak sulit memasukkan batang kemaluanku kali ini. Karena liang memek Bu Laila masih becek.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8Qey1WtFbw

Meski dalam posisi doggy, aku tak berani menampar – nampar pantat Bu Laila. Takut berakibat buruk pada anakku yang berada di dalam perutnya. Aku hanya berani meremas – remas sepasang buah pantatnya yang lumayan gede. Tak lebih dari itu.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ71ZccFPJXw

Namun diperlakukan seperti itu pun Bu Laila tampak enjoy. Enjoy seklali.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvyiviurR1h

Desahan dan rintihan histerisnya berkumandang lagi di dalam kamar hotel bintang lima ini. “Aaaaah… Saayaaang… aaaaaaah… aaaaaah Sayaaaang… aaaaaaaah… aku smeakin cinta padamu Sayaaaaaang…”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7TL1QeuxVK

Memang posisi doggy ini cukup aman bagi bayi di dalam perut Bu Laila. Karena ia menungging, sementara perutnya tidak menyentuh kasur.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe1KRBYFZt2

Tapi tak lama kemudian ia mengerang, “Yaaaang… aku mau orga lagiiii…”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiEFRRVaHP7

Mendengar erangannya itu aku pun mempercepat entotanku. Dengan tujuan agar ejakulasi secepat mungkin. Karena aku merasa kasihan kepada Bu Laila kalau terlalu lama menyetubuhinya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡllU4YRPCra

Maka ketika Bu Laila mengejang tegang sambil menahan nafasnya, kontolku pun mengejut – ngejut sambil memancarkan lendir kenikmatanku.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHmbxdHly1P

Crooootttt… croottt… croooottttt… crooooooootttttt… croooooooottttt… crottttt… crooootttt…!

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4VolrXmOyj

Bu Laila pun rebah miring, sehingga kontolku terlepas dari jepitan liang memeknya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRiUaxyS0zY

Aku pun rebah miring di belakang Bu Laila, sambil mendekap pinggangnya yang basah oleh keringat.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbo8bOgwfR5

“Spermamu banyak sekali Honey… sampai meluap gini nih dari memekku,” kata Bu Laila sambil mengusap – usap memeknya yang berlepotan spermaku.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkld2J1L6k9

“Kan selama ini puasa,” sahutku, “jadi sekalinya buka puasa, dimuntahin deh semua.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡywIW4FNlrJ

Bu Laila tersenyum. Lalu turun dari bed dan melangkah ke kamar mandi. Mungkin mau bersih – bersih.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtMy1vVmrI4

Sementara aku cukup dengan menyeka alat vitalku dengan kertas tissue basah yang tersedia di meja kecil dekat bed.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHhxYCtDyLK

Tak lama kamudia Bu Lidia pun muncul dari kamarf mandi dan meraih gaun hamil putih itu dari kapstok, lalu mengenakannya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqc1uOLapTW

Lalu menghampiriku yang sedang duduk bersila di atas bed, dengan hanya mengenakan celana dalam.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCrCDk4OwMR

“Ada sesuatu yang ingin kusampaikan,” ucapku, “Tadinya aku tetap akan merahasiakan hal ini. Tapi rasanya rahasia ini seolah mau meledak di dadaku.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZVunTuePNj

“Rahasia apa Sayang?” Bu Laila membelai rambutku. Lalu mengecup pipiku.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1TNQzIhdzV

“Ternyata aku harus manggil Tante padamu Beib.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0fAustKyJ2

“Lho kenapa? Karena aku sudah tua menurutmu?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpf7vVoWd86

“Bukan. Masalahnya dirimu ini adik ayah kandungku. Seibu tapi berlainan bapak.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdKJwpv3ciX

“Haaa? Memangnya siapa nama ayahmu?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0FtiUr9oqQ

“Nama ayahku Zaelani bin Mahmud. Sedangkan ayah beib bernama Yahya bin Syahroni kan?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQrOSATTcz9

“Haaa?! Jadi Wawanku tersayang ini anak Kang Zaelani?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeWbbML4e3G

“Iya. Semoga Beib tidak marah padaku, karena aku pun baru – baru ini aja mengetahuinya. Bahwa ibu kandung Beib adalah nenekku. Berarti aku harus memanggil Tante padamu Beib.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnJcVvrPein

“Kalau di depan umum sih boleh aja manggil tante padaku. Tapi kalau sedang berduaan begini… aku ini sudah sepenuhnya menjadi milikmu Sayangku… !”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUciPmsAA8s

“Jadi Cinta tidak marah padaku setelah tau bahwa aku ini anak almarhum Zaelani?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm1zXevaLGz

“Kok marah?! Aku malah jadi bertambah sayang padamu.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyHK4zUI7s2

“Soalnya kata ibuku, Laila itu sudah lebih dari duapuluh tahun tak mau menginjak rumah peninggalan ayahmu ini. Mungkin Laila itu benci karena ayahmu menikahi perempuan buta.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡykdKw4ofD5

“Astagaaa… bukan begitu masalahnya. Pada waktu masih ada, ayahmu mau minjam duit padaku. Tapi aku tau duit itu untuk kawin lagi. Karena itu aku gak mau ngasih pinjaman serupiah pun. Karena itu ayahmu marah sekali. Bahkan menyumpahiku… melarangku menginjak rumahnya lagi. Meski sedih, kuturuti aja larangan itu.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJzMimujOhg

“Benar begitu permasalahannya?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9wyAcjVOU1

“Iya. Disumpah apa juga aku mau. Aku tak pernah membenci siapa pun di dunia ini.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9nGeuZ1JiJ

“Tapi ibuku mengira Cinta membencinya, karena kebutaannya itu.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn7l0by2aqK

“Ya Tuhaaan… aku tidak sejahat itu Sayang. Nanti kalau sudah melahirkan aku akan mengunjungi rumahmu. Akan menjelaskan semuanya kepada ibumu. Mmm… ibumu bernama Hayati kan?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0bdN9eE1CQ

“Betul.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡflOzSEYWwQ

“Kalau sekarang gak sedang hamil begini sih aku akan menjumpai ibumu hari ini juga. Tapi karena sedang buncit begini, aku takut banyak pertanyaan nanti. Ohya… ibumu sudah diupayakan berobat ke dokter mata?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdwKbxu9EIY

“Sudah. Bahkan sempat dirawat di rumah sakit bersama kakakku yang juga tunanetra. Tapi hanya kakakku yang bisa dinormalkan matanya. Ibu sih tidak bisa diapa – apain lagi, kata dokter.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcmg4EmAabR

“Kasihan ya. Padahal ibumu itu cantik Honey. Kulitnya juga putih cemerlang.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtvAa4TDXzo

“Jadi setelah tau asal – usulku, hubungan kita bisa berlanjuut terus?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUNgXI6GqM4

“Ya iyalah. Lagian kalau kita orang Tapanuli misalnya, marga kita sudah berbeda Honey. Jadi kalau aku bermarga Yahya, dirimu bermarga Mahmud.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIdixx7yt02

Kulingkarkan lenganku di leher Tante Laila sambil berbisik, “Aku tak rela kehilangan dirimu Cinta.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP3oZhwzMil

“Apalagi aku,” sahutnya, “dirimu segalanya bagiku. Kalau kehilanganmu, sama aja dengan kehilangan nyawaku.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtNgL7m4pet

Rasanya aku bisa bernafas lega lagi. Karena pengakuan tentang asal – usulku tidak mengubah pendirian Bu Laila sebenarnya tanteku sendiri itu. Dan yang paling melegakan, Bu Laila tak pernah membenci Ibu. Ia tidak mau datang ke rumah peninggalan Ayah hanya karena pernah dimarahi oleh Ayah dan dilarang menginjak rumah kami lagi.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmn2eDFUPbn

Maka dengan penjelasan Bu alias Tante Laila itu, dadaku terasa plong. Berarti tidak ada masalah dalam hubungan rahasiaku dengannya. Bahkan menurut pengakuannya, dia malah tambah sayang padaku setelah tahu bahwa aku ini anak abangnya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN5yi0ZiC2k

Ia bahkan berjanji untuk menjumpai Ibu kalau sudah melahirkan kelak. Kalau dalam keadaan hamil tua begitu, takut banyak pertanyaan yang ia tidak bisa menjawabnya secara jelas. Maklum bayi dalam kandungannya itu bukan berasal dari benih suaminya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQAIlB1VlTY

Akhirnya aku pun berterus terang, bahwa aku menjalankan dana investasi dari gadis yang lebih muda dariku itu. Karena kalau dimasukkan sebagai saham di perusahaan Bu Laila, takut jadi kusut di belakang hari.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAgKQtZUk8d

Lagi – lagi aku mendengar jawaban yang melegakan. Bu Laila menganggap semuanya itu sebagai kemajuan bagi diriku. Yang penting perusahaan punyanya jangan sampai ditinggalkan.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM1rJ7aBn83

Katakanlah masalah dengan Tante Laila itu sudah selesai dengan kesimpulan yang positif.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnYceEnjmxd

Namun yang membuat batinku limbung adalah Anneke itu.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdS35wycgRw

Aku selalu bersikap sopan padanya. Karena biar bagaimana pun dia itu bossku. Dana yang ditanam di perusahaannya pun malah lebih besar daripada dana Tante Laila…!

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm7bdt0dFXD

Tapi sikap dan perilakunya sering memancing – mancing. Bahkan aku menarik kesimpulan bahwa Anneke itu ingin “ditembak” olehku. Tapi aku berusaha untuk tetap bersikap dengan fokus ke arah bisnis. Bukan karena dia tidak cantik. Dia memang cantik sekali, tapi aku takut salah fokus dan salah sasaran.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2sFX3TTiK3

Karena itu, seandainya dia naksir pun padaku, biarlah dia yang nembak duluan. Baru kemudian aku akan menanggapinya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc9CfbBR76R

Sampai pada suatu hari, dia menghubungi ponselku. Dia meminta agar aku datang ke rumahnya, karena ada masalah penting yang harus disampaikan padaku, katanya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡurzCUJtGi5

“Siap Non,” jawabku lewat handphone.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ82n1OjxbVO

Lalu setelah jam kerjaku selesai, aku pun mandi dulu di kantor. Kemudian mengganti pakaian resmiku dengan pakaian casual. Hanya mengenakan celana jeans dan baju kaus hitam.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8DKPnQueld

Aku memang belum pernah menginjak rumah Non Anneke (demikian selalu kuucapkan jika sedang berhadapan dengannya). Jadi sore ini akan menjadi kunjungan pertamaku ke rumahnya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXr2Tp7n6BS

Beberapa saat kemudian aku sudah menggerakkan sedan hitamku, menuju alamat rumah Non Anneke.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ47Sw5z4qzX

Tadinya kupikir bakal mendatangi sebuah rumah megah dan mewah, karena meski usia Non Anneke baru 20an, dia itu tajir melintir. Bahkan aku yakin kalau dia mau, beli pesawat jet pribadi pun mampu.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz67jAeOJhz

Tapi ternyata dugaanku meleset. Rumah Non Anneke ada di dalam kompleks perumahan biasa – biasa saja. Rumahnya pun bukan rumah besar. Mungkin rumah type 70an.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUHEbCDCHJi

Seorang wanita tua yang menurut taksiranku seorang pembokat, menghampiriku ketika aku sudah memasuki pekarangan rumah berpotongan minimalis dan tampak tertata dengan rapi itu.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHm3LZp81pT

“Non Anneke ada Bu?” tanyaku.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡANnGY2Jzub

“Oh… ada. Tunggu sebentar ya,” sahut wanita itu yang lalu bergegas masuk ke dalam rumah.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoZMLoJK13i

Tak lama kemudian Non Anneke muncul di ambang pintu depan sambil berkata, “Ayo masuk Bang.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHPlbaRNjOP

Aku mengangguk sambil melangkah masuk ke ruang tamu. Ternyata meski dilihat dari luar rumah ini kelihatan sederhana, tapi setelah berada di ruang tamu, kulihat segala barang yang tampak di mataku barang impor semua. Termasuk hiasan dindingnya, semua berasal dari luar negeri.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2AOMdnsrjN

“Begini kan keadaan rumahku. Bukan rumah besar dan megah.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUr35l9tDGW

“Mmm… mungkin Non Anneke menerapkan pola hidup sederhana.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡASlpMyTNgb

“Iya. Mobilku aja harganya lebih murah daripada mobil Bang Wawan. Aku ingat terus pesan almarhum Papie sih. Bahwa kita jangan senang pamer harta, pamer barang – barang mahal dan sebagainya. Karena pajak sedang mengintai kita. Kalau kita terlalu lugu, kita takkan kebagian apa – apa. Makanya aku selalu berusaha untuk hidup sederhana.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHRZlgbwQ3A

“Tapi… Non kan masih punya ibu?!”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4wKFhTF0qp

“Masih. Mamie tinggal di Jakarta dijagain oleh dua orang suster. Karena Mamie harus menjalani therapi dua kali seminggu.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj3XS7y9Lsj

“Oh… ibunya sakit apa?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCjC4jqTLON

“Mamie lumpuh sejak Papie masih ada. Karena itu surat wasiat yang ditulis oleh Papie berbunyi begitu. Bahwa semua harta Papie diwariskan padaku. Tapi aku berkewajiban untuk mengurus Mamie seumur hidup. Tentu aja aku akan mengurus Mamie. Meski Papie tidak meninggalkan harta pun aku wajib mengurus ibuku sendiri.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxlBSAMZLOl

“Non Anneke punya saudara?” tanyaku.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqnTx5VEMbI

“Nggak, “dia menggeleng, “aku ini anak tunggal Bang. Makanya Papie mewariskan seluruh hartanya padaku. Sedangkan aku masih anak ingusan dalam soal bisnis sih. “Ohya, Bang Wawan mau minum apa?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXURu89ajtl

“Gak usah ngerepotin Non. Tapi kalau ada sih minta kopi pahit aja.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVbtfbH2l7K

“Gak pakai gula sama sekali?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiyJe8UWP6w

“Iya Non.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH7Uotn1owE

Lalu Non Anneke menoleh ke dalam sambil berseru, “Biii… bikinin kopi pahit… jangan pakai gula yaaa… !”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡofOPke3NXc

“Iya Non,” sahut pembokat dari dalam.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1Lw5NeEJQU

Kemudian Non Anneke menatapku lagi dengan senyum yang lain dari biasanya. “Bang… tau kenapa kuundang ke sini?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaNhHD3wIY4

“Maaf… belum tau Non.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmVctdopdPv

“Aku ingin bicara masalah pribadi kita berdua. Antara Anneke dengan Wawan. Bukan antara komisaris utama dengan direktur utama.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcrdSYMKrFu

“Siap Non,” sahutku dengan benak penuh tanda tanya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ55eFJIbxu2

“Aku ingin Abang bicara sejujur mungkin. Perasaan Abang padaku gimana?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxgujtrfkwN

“Non Anneke seorang boss muda belia yang selalu bersikap apa adanya. Membuatku kerasan punya boss seperti Non ini.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp7OODqPQXl

“Maksudku, bagaimana perasaan Abang padaku secara pribadi. Tidak ada hubungannya dengan masalah bisnis kita.“

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCLfCMWBz2e

Aku jadi linglung. Tak tahu apa yang harus kukatakan. Karena kalau salah ucap, bisa fatal akibatnya nanti.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB5GA0Gjn0q

Pembokat pun datang menghidangkan secangkir kopi panas dan sepiring croissant besar.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡepFRvAs4Nb

Setelah pembokat itu masuk lagi ke dalam, Non Anneke pindah duduknya ke sofa yang sedang kududuki. Duduk merapat padaku di samping kiriku.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOGhq3Mh9Fy

“Harusnya cewek gak boleh nembak duluan. Tapi aku sudah tak kuat memendamnya terus di dalam hati. Mmmm… sejak pertama kali jumpa dengan Abang… aku… aku jatuh hati sama Abang,” ucapnya sambil memegang tangan kiriku dan meremasnya perlahan.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf66apsf0SK

Aku menoleh ke arah Non Anneke. Menatap matanya yang indah, hidungnya yang mancung dan bibirnya yang tipis merekah. Lalu kupegang tangan yang sedang meremas tangan kiriku ini, dengan kedua tanganku.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGnunXE38qf

“Non… sebenarnya aku juga punya perasaan yang sama. Tapi aku tidak berani mengatakannya duluan. Karena biar bagaimana pun Non ini bossku.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFABUE0Qase

“Jadi Abang juga suka padaku?” tanyanya setengah berbisik.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL3v6yh258u

“Iya Non…”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOOmOQz0B8E

“Oooh Bang… aku bahagia sekali mendengarnya. Mulai saat ini jangan anggap aku boss Abang lagi. Aku ini… si Anneke ini… jatuh cinta kepada Abang… dan kalau Abang percaya, inilah cinta pertamaku Bang…”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡySzBghSezu

Aku menatapnya terus… menatap bibirnya juga yang bergerak perlahan… mendekat ke arah bibirku. Maka spontan kutanggapi tanpa berbasa – basi lagi. Memagut bibirnya sambil melingkarkan lenganku di lehernya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡduRF6s1FuR

Ketika aku melumat bibir sensualnya, ia menyambutku dengan lumatan juga.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBGaSMIUexF

Lalu… lama kami saling lumat di atas sofa ini.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUDy9hYyaje

Sampai akhirnya terlepas. Disusul dengan ucapan Non Anneke perlahan.. “Terima kasih Bang. Aku bahagia sekali, karena ternyata aku tidak bertepuk sebelah tangan. Tapi… Abang belum punya pacar?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkavoq0CwN7

“Sudah,” sahutku, “Pacarku cantik sekali. Dan sekarang dia duduk di sebelah kiriku.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7cWBem8J3Z

“Hihihihiii… ternyata Bang Wawan suka bercanda juga ya. ‘

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUV4Z3A47bM

“Terus… keinginan Non selanjutnya bagaimana?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUlfikMLMd3

“Kita jadian Bang. Aku tidak menuntut apa – apa dari Abang. Aku hanya ingin disayang dan dicintai oleh Abang.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfHZx5B9YTJ

Aku cuma mengangguk perlahan.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe2RDRlCEtl

Aku punya banyak perempuan yang bisa kuperlakukan seperti kepada istriku sendiri. Tapi semuanya lebih tua dariku. Sedangkan Anneke ini lebih muda 3 tahun dariku. Mungkin dialah yang paling tepat untuk kujadikan calon istriku. Sementara yang lain – lain tetap akan kujadikan kekasih gelapku.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc0TNl0Zb75

“Bang… aku sudah berjanji bahwa aku akan menyerahkan semuanya kepada lelaki yang kucintai. Karena itu aku mohon, malam ini nginap di sini aja ya Bang. Si Bibi sebentar lagi juga pulang. Jadi hanya akan ada kita berdua di rumah ini.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqO5IKjRVZD

“Jadi kalau malam Non sendirian aja di rumah ini?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPnj0Pv3H30

“Iya Bang.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ4C5tPHF4o

“Waaah… Non ini bukan golongan menengah ke bawah. Apa gak takut tidur sendirian terus? Bagaimana kalau ketahuan sama orang jahat?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2z3jX06UL5

“Perumahan ini sangat aman Bang. Tiap malam para petugas keamanan selalu patroli ke setiap pelosok perumahan ini. Lagian aku punya pistol legal dan ada izinnya kok Bang. Tapi mudah – mudahan pistol itu takkan pernah kugunakan. Asalkan aman terus seperti sekarang ini.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6H3KSq154c

“Nanti sebaiknya dipikirkan juga untuk menggaji security yang bisa menjaga rumah ini siang malam.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfLxqoS85ah

“Kan sudah kubilang Bang. Aku tak mau kelihatan sebagai orang kaya di sini. Kalau menggaji security atau bodyguard segala, bisa jadi sorotan orang – orang nanti.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvwOWLULWq1

“Nanti aku akan carikan rumah di kompleks yang ngepas dengan level Non ya.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvDHediIPPk

“Silakan aja. Tapi jangan yang terlalu megah. Yang seperti air tenang tapi menghanyutkan. Ohya… tadi Abang belum jawab… malam ini nginep di sini aja ya.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8jjnhFCu3J

“Tidur seranjang sama Non?” tanyaku yang niatnya cuma bercanda saja.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxJ7YkZOZN4

Tapi Anneke memegang tanganku sambil berbisik, “Iya. Aku ingin tau semuanya. Sudah waktunya juga kan? Usiaku sudah duapuluh tahun sekarang.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7cQInfHvoR

“Maksudnya sampai hubungan sex segala?” tanyaku ingin kepastian darinya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡllJqdFXNUP

“Iya Abang Sayang. Aku sudah berjanji di dalam hati, bahwa keperawananku akan kuberikan kepada orang yang benar – benar kucintai.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxtii66Tgaz

“Wah… ini benar – benar surprise buatku Non.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfUNAxOgYiD

“Tapi ingat ya Bang… aku ingin Abang jadi suamiku kelak.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh7AVBGHLCP

“Bisa. Tapi jangan buru – buru ya Non.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzW1FB0yZFy

“Iyalah. Aku juga gak ingin buru – buru. Nikah sih setahun dua tahun lagi juga gak apa – apa. Tapi aku sudah gak sabar… ingin merasakan hubungan seperti suami istri malam ini juga.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2iprz9kx8l

“Non benar – benar masih perawan?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaz936N3OyW

“Cailaaaa… masa Abang gak percaya padaku? Nanti kan ABang bisa buktikan sendiri. Kalau aku tidak perawan lagi, ludahi deh mukaku nanti.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBgB1DYQdpZ

Tak lama kemudian si bibi pembokat itu muncul sambil membawa rantang entah berisi apa. “Bibi mau pulang ya Non.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo70fuwxy3D

“Iya Bi. Udah bawa nasi dan lauk pauknya?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1okAKbIMOc

“Sudah Non… ini…” sahut si Bibi sambil membuka tutup rantangnya dan memperlihatkan isinya kepada Anneke.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH7Iku1tqX1

“Iya, iya. Besok datengnya agak pagian ya Bi. Mau nyuruh ke pasar dulu.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq4zOqzjDm1

“Baik Non.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡidJAryFgZx

Kemudian pembokat itu berlalu.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMjMcWTRrfj

Anneke pun bangkit dari sofa. Melangkah ke pintu depan untuk menguncinya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe4p4FLsr6s

“Nah sekarang aman sudah. Kita mau melakukan apa pun bisa,” ucap Anneke sambil menghampiriku. Dan memegang pergelangan tanganku, “Di kamarku aja yok. Biar lebih nyaman.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqJ7v5eMPwK

Aku mengikutinya saja. Sambil ingin tahu apa yang akan dilakukannya nanti.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPJS8FnXN1E

Ternyata… setibanya di dalam kamar, Anneke melepaskan kancing – kancing gaun rumahnya yang berwarna biru muda itu. Ternyata di balik gaun yang kancingnya berderet di depan itu, ia tidak mengenakan beha mau pun celana dalam. Sehingga aku langsung bisa menyaksikan keindahan sepasang toketnya yang lumayan gede dan keindahan memeknya yang bersih dari jembut…

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYghdw82oIX

Tentu saja nafsu birahiku langsung bangkit dan bergejolak.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSMdgMHTrjS

Terus terang saja, aku merasa seolah sedang bermimpi menghadapi kenyataan ini. Memang Anneke cantik, mulus dan sangat membangkitkan nafsu birahiku. Tapi tadinya aku tak pernah membayangkan hubunganku dengannya harus berubah. Bukan sekadar seorang dirut dengan bossnya. Karena biar bagaimana pun juga seorang direktur utama itu masih tergolong pegawai juga.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXknFYIe9DC

Dan kini Sang Boss yang cantik rupawan itu berkata dengan suaranya yang semakin membuatku serasa bermimpi :

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKaMp70GQxh

“Sejak berjumpa dengan Bang Wawan, aku mengkhayalkannya. Lalu memikirkannya selama beberapa bulan. Akhirnya aku memutuskan, bahwa Bang Wawan harus jadi milikku. Dan aku harus menjadi milik Bang Wawan.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdcGjIMGYIj

Lalu tubuh putih mulus dan sesegar kuncup bunga yang baru mau mekar itu pun berada dalam pelukanku. Harum parfum mahal pun semakin tersiar ke penciumanku. Lalu… dalam keadaan yang sudah sama – sama telanjang, kubopong tubuh mulus dan hangat itu ke atas bed mahalnya. Di situlah aku mulai beraksi sebagai seorang lelaki sejati.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs2PnWEwkn3

Tampaknya Non Anneke memang belum pernah disentuh oleh cowok. Itu bisa kubuktikan dengan senantiasa agak tersentak ketika aku menyentuh titik – titik pekanya. Dan ketika aku menghimpitnya sambil melumat bibir sensualnya, tubuhnya langsung menghangat. Terlebih ketika aku mencium bibir sensual itu sambil memainkan pentil toketnya, ia bereaksi dengan mendekap pinggangku erat – erat.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw6dcBsiehO

Pada saat berikutnya aku berbisik ke dekat telinganya, “Aku harus menjilati memek Non dulu, supaya pada waktunya penetrasi nanti seperti ada pelumasnya.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0o3mmgYBUo

Anneke menatapku dengan sorot pasrah. Lalu berkata perlahan, “Lakukanlah apa yang harus Abang lakukan…”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhxB6rKVnLA

Setelah mendengar ucapannya itu aku langsung melorot turun. Sehingga wajahku berhadapan dengan kemaluan Anneke yang begini bersih dan rapatnya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAxfWX9etgf

Sebagai langkah pertama, kudorong paha putih mulusnya agar merenggang selebar mungkin. Kemudian kuciumi memek yang masih rapat itu. Lalu kungangakan selebar mungkin, sehingga bagian dalamnya yang berwarna pink itu kelihatan jelas. Kelentitnya pun tampak imut – imut di bagian atasnya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG8kRbGYYNf

Ujung lidahku pun mulai beraksi. Menyapu – nyapu bagian yang agak basah dan berwarna pink itu.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiWp00GAJkv

Anneke mulai menggeliat – geliat dengan nafas yang tertahan – tahan. Bahkan lalu terdengar desahan dan rengekan manjanya, “Aaaa… aaaaa… aaaaaah… Baaaaang… ini geli – geli enak Baaang… rasanya sampai menggetarkan sekujur tubuhku… seperti mengalir dari ujung kaki sampai kepalaku… ooooohhhh…

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5xCfXuz3CC

Ternyata begini ya rasanya… ooooohhhh… Baaaang… aku makin cinta sama Abaaaaang… aku cinta Bang Wawaaaan… cintaaaa… ooooooohhhhh… baru sekali ini aku merasakan semuanya ini Baaaang… dudududuuuuhhh… makin lama makin enak Baaaang… iyaa Baaang… jilatin terus Baaang… enak sekali…

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy4CF70NLOm

Aku tidak menanggapinya. Karena mulutku sedang “sibuk” menjilati bagian yang berwarna pink itu. Lalu lidahku menjilati kelentitnya dengan lahap sekali.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2eFcetVrKK

Kali ini Anneke buka cuma menggeliat tapi juga terkejang – kejang, dengan jari kakinya yang menukik – nukik. Seperti menahan sesuatu yang luar biasa. Tentu saja luar biasa nikmatnya. Karena clitoris alias kelentit ini bagian paling peka pada kemaluan wanita.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUyaPySFh50

Sementara itu aku terus – terusan mengalirkan air liurku ke arah bagian yang berwarna pink itu.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq9YVsTzNUJ

Cukup lama aku melakukan semua ini.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQb3oE4WssT

Sampai terasa bagian dalam memek Anneke ini sudah cukup basah dan siap untuk diterobos kontolku.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmKbJ9SQFKl

Lalu kujauhkan mulutku dari memek Anneke. Dan kucolek – colekkan moncong kontolku di mulut vagina Anneka yang sudah basah kuyup oleh air liurku. Setelah terasa ngepas, aku pun mendorong kontolku sekuat tenaga. Tapi… stttt… malah meleset ke bawah. Kuletakkan lagi moncong senjata kejantananku pada titik yang masih rapat itu.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsAeYKwAvoL

Pada titik itulah moncong kontolku diletakkan. Kemudian aku mengumpulkan tenagaku untuk mendorong kontolku lebih kuat dari tadi.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡExFGRKMwnW

Iyaaaa… sedikit demi sedikit kontolku mulai melesak masuk.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoz9zQPx2i3

“Kalau sakit tahan dikit Non,” ucapku sambil mengumpulkan tenaga lagi untuk mendorong batang kemaluanku agar masuk lebih dalam lagi.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhc5xNMWZZK

Hebatnya Anneke itu, masih bisa tersenyum manis. Tidak kelihatan sedikit pun kalau dia merasa sakit. Padahal kontolku sudah hampir separohnya masuk ke dalam liang memeknya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5GOXRkOKKO

Tapi aku tetap ingin membuat Anneke senyaman mungkin. Maka kutarik kontolku perlahan dan kudorong lagi agak kuat. Tarik lagi perlahan, dorong lagi lebih kuat. Memang sempit sekali liang memek bossku ini. Sehingga aku belum leluasa untuk benar – benar mengentotnya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTFUOGQwMQv

Sementara itu Anneke cuma terdiam pasrah. Terkadang mata beningnya terpejam, terkadang menatapku dengan sorot pasrah. Sesekali ia menggeliat dan memeluk leherku. Terkadang juga ia mengejang dengan mata terpejam.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGbBNc9vJZp

Namun lama kelamaan liang vagina Anneke beradaptasi dengan ukuran batang kemaluanku. Sehingga aku mulai lancar mengentotnya dalam kecepatan normal.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWOSsDJK44U

Saat itulah Anneke mulai mendesah dan merengek manja dan terdengar erotis di telingaku.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlaMcgd3HRI

“Aaaaaa… aaaaa… aaaaaah… Baaang… ini… enak sekali Baaang… oooooh… ini Abang sudah menyetubuhiku kan?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9EaWr6kds6

“Iya Non… hhh… tubuh kita sedang bersatu… hhh… makanya disebut bersetubuh,” sahutku terengah.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtFSglEah8n

Dalam keadaan seperti ini, aku masih menyempatkan diri mengangkat badanku, lalu memperhatikan kontolku yang sedang maju mundur di dalam memek Anneke. Ternyata memang ada garis – garis darah di badan kontolku. Darah perawan Anneke.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMfZawAZMWm

Memang sejak melihat bentuknya dari dekat sebelum menjilati memeknya tadi, aku sudah yakin bahwa Anneke masih perawan. Namun saksi konvensional adalah darah perawan itu.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaIMtaKR0On

Maka sambil mengentotnya, aku masih sempat membisiki telinga Anneke, “Non memang masih perawan… aku sangat menghormati hal itu.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfDMU6jnwT9

Anneke pun menyahut lirih, “Ya iyalah… tapi sekarang aku gak perawan lagi Bang.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLgthzx9qeY

“Menyesal karena keperawanan Non sudah kuambil?” tanyaku sambil menghentikan entotanku sejenak.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmI1FFjUSq0

“Nggak. Aku ikhlas. Kan aku sendiri yang menginginkannya. Yang penting Abang tetap sayang padaku di kemudian hari ya…”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy0s2qGe9sj

“Sampai kapan pun aku akan tetap menyayangimu Non,” ucapku sambil melanjutkan lagi ayunan kontolku.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1mtcZJEKAb

Anneke pun menciumi bibirku dengan lahapnya. Setelah ciumannya terhenti, giliran aku yang menjilati lehernya disertai dengan gigitan – gigitan kecil. Sementara tangan kiriku beraksi juga, untuk meremas – remas toket kanannya dengan lembut.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd6DF1cW3Vr

Ya segalanya kulakukan dengan lembut, karena Anneke ini bukan sekadar sudah jadian denganku, tapi juga bossku. Boss yang punya kapital jauh lebih gede daripada Tante Laila.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgrvBPKDcZN

Desahan dan rintihan histeris Anneke pun mberlontaran lagi dari mulutnya, “Aaaaah… aaaaaaaah… Bang… aku cinta kamu Baaaang… aaaaaah… ini… luar biasa enaknyaaa… sampai kayak melayang – layang gini… aaaaaaah… aaaaaaa… aaaaaahhhh… aaaaaaah…”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrJCsA4nyeJ

Tidak seperti biasanya, kali ini aku punya niat yang berbeda. Niat untuk menghamili Anneke. Karena itu aku tak usah terlalu berlama – lama menyetubuhinya. Bahkan aku ingin ejakulasiku berbarengan dengan orgasmenya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3GnA5b3YYf

Kenapa aku ingin menghamilinya?

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ003nyLf98U

Supaya dia minta secepatnya kunikahi. Lalu aku bakal hidup sejahtera kelak… setelah menjadi suaminya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1mROsghJWG

Karena itu diam – diam aku “mengintai” gejalanya. Gejala perempuan yang sudah mendekati orgasme.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9fq50CDOes

Keringatku pun sudah bercucuran. Berbaur dengan keringat Anneke.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMCVfRXHoyy

Beberapa saat kemudian, dia mulai berkelojotan. “Baaaaang… ooooohhh Baaaang… ini… ini… memekku seperti mau pipis… susah nahannya… aaaaah… “rintihnya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡawuHqSmaYH

“Bukan mau pipis… itu pertanda mau orgasme. Lepasin aja, gak usah ditahan – tahan Non…” sahutku sambil mempercepat entotanku.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8jO0Y0n9jM

Kontolku maju mundur dengan cepatnya di dalam liang memek yang sudah licin tapi tetap terasa sangat sempit ini… sampai pada suatu saat, ketika Anneke mengejang tegang, kutancapkan kontol ngacengku sedalam mungkin.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpHOikNdH7S

Sedetik kemudian aku merasakan sesuatu yang sangat nikmat ini. Bahwa liang memek Anneke berkedut – kedut kencang… disusul oleh kejutan – kejutan kontolku sendiri… kontol yang sedang memuntahkan lendir kenikmatanku.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0RhawPRpm7

Crottttt… crooooooootttttt… crooottttt… croooottttt… crotttt… crooootttttttt…!

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY1ru1vo0Li

Aku terkapar di atas perut Anneke. Dengan keringat yang semakin membanjir.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPiK8xHrOww

“Abang Sayang… terima kasih ya. Luar biasa nikmatnya,” bisiknya. Disusul dengan pagutannya di bibirku.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAFbt3eLImI

“Terima kasih juga karena Non sudah mempercayakan semua ini padaku,” sahutku yang diikuti dengan tarikan kontolku sampai terlepas dari liang memek sempitnya. Spontan aku memandang ke bawah bokong Anneke. Memandang saksi keperawanan bossku yang masih sangat muda itu.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC2M0TcLGlv

Darah perawan itu…!

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlU4zudS0e9

Anneke turun dari bed dan bergegas membuka salah satu lemarinya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtPVdiM58tP

Tadinya kupikir ia akan mengeluarkan kain seprai baru, untuk mengganti kain seprai yang sudah terciprati darah perawannya. Tapi ternyata bukan. Ia mengeluakan kotak obat – obatan. Lalu dikeluarkannya se-strip pil kontrasepsi…!

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLTXj5xmQS8

Diperlihatkannya pil – pil itu pdaku sambil berkata, “Aku harus menelan pil anti hamil ini biar jangan hamil dulu, ya Bang.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPCuFxomXxW

“Iya. Itu lebih baik,” sahutku sambil tersenyum. Padahal aku merasa kecewa atas kesiagaannya itu.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6LPOvguJBu

“Jadi kita bebas bersetubuh sesering apa pun, tanpa takut hamil,” ucapnya sambil mengajakku mandi sore.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ29Z2IyHYgS

Di dalam kamar mandi yang peralatannya serba mutakhir itu, Anneke berkata, “Kalau Abang merasa di rumah ini kurang nyaman, silakan aja cari rumah yang dianggap aman dan nyaman. Nanti kalau sudah ada yang cocok, tinggal call aku aja sekalian kirim nomor rekening penjual rumah itu. Aku akan transfer dananya saat itu juga.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxACdIxYWT6

Tapi Non kan harus hadir pada saat transaksi, untuk menandatangani akte jual beli …”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzXp6MJQrlP

“AJBnya atas nama Abang aja.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUhpZ6EwNuv

“Iya Beib…”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6c3YCn4WQR

“Abang… aku suka dipanggil beib… sekarang jangan formal – formalan lagi. Kita kan sudah jadian.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3cBfrlS27c

Alamku jadi indah. Segalanya terasa indah. Membuatku semakin bersemangat untuk menjalani kehidupan ini. Bersemangat untuk melaksanakan tugas – tugasku, bersemangat pula untuk memainkan peranku sebagai seorang lelaki jantan. Baik untuk Ibu, untuk Wati, untuk Tante Laila, untuk Ema Mimin, untuk Euis dan terutama untuk Anneke Tercinta.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7BdxK4SJiX

Hampir tiap hari aku “berjuang” untuk memuasi hasrat birahi Anneke. Karena dia sudah ketagihan untuk merasakan nikmatnya hubungan sex denganku.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtRBn5hSMq9

Rumah pilihanku pun sudah dibayar lunas atas namaku sendiri, meski dananya ditransfer oleh Anneke langsung ke pihak developer. Karena rumah itu terletak di kompleks perumahan paling elit di kotaku.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcp3JvS4w0v

Rumah itu pun sering dijadikan ajang pergumulan birahiku dengan Anneke.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhlHs4CoQgX

Demikian seringnya aku menggauli Anneke, seolah seorang suami menunaikan kewajibannya untuk memberi nafkah batin kepada istrinya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw7FSY5wOnP

Anneke memang semakin mesra sikapnya. Bahkan terkadang seperti tidak rela berjauhan denganku.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIfrfin9Ud3

Bahkan pada suatu hari Anneke mengajakku untuk menemui ibunya di Jakarta.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡknMALH3Uhk

“Mau ngapain Beib? Mau pinton aku sebagai calon suami?” tanyaku.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpopLlwE3A7

“Jangan dulu. Untuk sementara aku hanya akan memperkenalkan Abang sebagai direktur utama perusahaanku. Lantas kalau aku pulang sendirian ke Jakarta lagi, aku akan nanya sama Mamie. Apakah Mamie setuju kalau Abang dijadikan calon suamiku? Kalau Mamie setuju kan aku tinggal mendengarkan petunjuknya saja.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK5fq0uRwCW

“Kalau mamienya gak setuju gimana?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWYArDQe6GU

“Aku akan berusaha merayunya tiap hari lewat telepon.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcs90a8jrjJ

“Lalu kalau maminya tetap gak setuju?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ40OtaNGIck

Anneke memegang sepasang bahuku. Menatapku dengan senyum di bibir sensualnya. Lalu berkata, “Biar bumi terbelah dua, cintaku padamu takkan bisa padam Bang. Kalau Mamie tetap tidak setuju, kita kawin aja diam – diam. Oke? Jadi jangan gentar Bang. Lagian Mamie sangat sayang padaku. Aku yakin Mamie bakal setuju juga nanti.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡam3BcvbZBI

“Oke. Terus mau berangkat sekarang juga?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡduEi3LB00U

“Iya Abang Sayang. Sekarang kan malam Sabtu. Kita weekend di rumah Mamie aja yaaa…”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQtMORcY2E0

“Mau pakai mobil mana? Mobil Non apa mobilku?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIgP5glWroj

“Mobil Abang aja. Mobilku kan cuma mobil Jepang Bang. Harganya juga kurang dari separoh mobil Abang. Pasti mobil Abang lebih nyaman didudukinnya.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbhahE4zFdc

“Kalau Non mau, beli pesawat jet pribadi juga bisa. Tapi Non kan gak mau pamer harta. Aku juga punya mobil itu bukan dapet beli. Ada yang ngasih Non.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXQfsnw1rS2

“Siapa yang ngasih?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiUzzN3O6xH

“Owner perusahaan lama Non.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZZfqveRgV1

“Kok bisa ngasih hadiah semahal itu?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1wlHuAf2eU

“Kebetulan waktu itu perusahaan mendapatkan profit yang cukup besar. Dan itu hasil kerjaku. Makanya aku dikasih reward mobil itu.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjZbUVhNieB

“Aku malah belum ngasih hadiah apa – apa sama Abang.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFk6Ta9F24J

“Sudah. Masa lupa Beib?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0H6BXsiIEv

“Apa?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg1eVHG26Rl

“Sesuatu yang jauh lebih mahal daripada mobilku itu.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGW7Zxfi1s1

“Hihihiii… memekku maksud Abang?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzyBTzS0iKP

“Iya. Itu tak ternilai harganya Non. Dan aku bangga bisa memiliki dirimu Beib.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiRo805pTfV

“Aku juga bangga punya Abang, emwuaaaaah…” ucapnya diakhiri dengan kecupan mesra di pipiku.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOpRgl3C4Dn

“Ohya… rumah mau dikunci aja?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK3oNMTjBqz

“Nggak. Si Bibi sudah disuruh tidur di sini sampai kita pulang dari Jakarta nanti.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVNZ2lka1Ga

“Owh… ya udah.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2y8HiFazbC

“Udah titip juga sama security perumahan.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlArRLqIWfU

Beberapa saat kemudian Anneke sudah duduk di dalam mobilku yang kukemudikan sendiri.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVV9vBeo4Lm

“Di rumah Mamie sih gak bisa ML Bang. Soalnya aku pasti bobo sama Mamie.”

“Nggak apa. Puasa dua tiga hari aja sih gakpapa.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡja3sRfz2K7

Lalu sedan hitamku meluncur terus di jalan aspal.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy7q7KpfP2o

Kebetulan jalan sedang sepi, karena aku sengaja memilih jalan tikus untuk mencapai pintu tol.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLnFUJeIldY

“Kuperkirakan kita tiba di Jakarta tengah malam. Gak apa – apa?”

“Gak apa – apa. Mamie sih suka tidur setelah lewat jam duabelas malam. Sebelum ngantuk benar sih nancep aja di depan tivi.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtVuTlcnA3M

“Beliau pakai kursi roda?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB5WE8WyQvH

“Iya. Tapi kursi rodanya sudah pakai remote control. Jadi gak terlalu merepotkan kedua suster yang merawatnya. Cuma waktu mau naik atau turun dari kursi roda, harus dibantu oleh suster.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm6762c5OpS

“Usianya sudah tua?”

“Belum tua – tua banget Bang. Mamie melahirkan aku waktu usianya baru delapanbelas.”

“Jadi sekarang baru tigapuluhdelapan tahun usianya?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFLWGspSHck

“Ya, kira – kira segitulah. Abang kan sudah tau umurku. Jadi umur Mamie tinggal nambahin delapanbelas aja kan?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡez1awj9QrU

“Ayahmu meninggal karena apa Beib?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQIz1E3zCqJ

“Serangan jantung Bang. Papie meninggal ketika usianya sudah limapuluh lebih Bang. Perbedaan usia Papie dengan Mamie jauh sih. Maklum Papie sudah kaya raya sejak masih bujangan. Maka dengan mudah aja almarhum bisa mendapatkan Mamie yang saat itu baru berumur tujuhbelas.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvRMEtbBPlw

Aku cuma tersenyum.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoKTSA41yBr

Sedan hitamku meluncur terus di jalan tol yang kebetulan tidak padat menuju Jakarta sih. Tapi yang dari Jakarta menuju Padaleunyi kelihatan padat sekali. Maklum malam weekend.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhjDHyVpoZT

Dua jam kemudian mobilku sudah memasuki pekarangan rumah besar dan antik, tapi tetap tidak menunjukkan rumah orang kaya raya. Mungkin karena almarhum ayah Anneke telah melaksanakan pola hidup sederhana. Padahal menurut penuturan Anneke sendiri, sewaktu ayahnya masih hidup, perusahaannya bukan hanya ada di Indonesia.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjZi1Y0nBHT

Seorang petugas security menghampiri mobilku. Pada saat yang sama Anneke turun dari depan kiri mobilku. Orang security itu kaget, “Ooooh… Selamat malam Non Boss. Kirain siapa.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2iGptSh1ky

Anneke hanya mengangguk sambil tersenyum. Lalu mengajakku masuk ke dalam rumah bergaya Italia tempo doeloe itu.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJZQNP5y6bJ

Seorang wanita setengah baya tampak duduk di kursi roda yang menghadap ke arah pesawat televisi. Dua orang suster duduk di sofa yang berdampingan dengan kursi roda itu.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdULjqkpeM6

“Mamie… !” seru Anneke dengan gaya manja menghampiri wanita yang mamienya itu. Lalu ia memnbungkuk dan cipika – cipiki dengan mamienya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxGLp82I699

“Kok tengah malam gini datangnya?” tanya wanita itu.

“Kan sekalian mau weekend di sini, “Anneke berdiri di belakang kursi roda itu sambil memegang sepasang bahu mamienya.

“Sama siapa itu?” tanya sang Mamie.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5r4L4YmGvJ

“Bang Darmawan. Direktur utama di perusahaan kita Mam,” sahut Anneke, “Kenalin dulu mamieku Bang.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLeWM3IlLng

Aku mengangguk dan berlutut di depan kursi roda itu, untuk mencium tangan wanita setengah baya itu.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTxEd2qqOJ5

“Waduuuh… dirutnya kok masih sangat muda dan ganteng gini Anne. Apa dia bukannya pacar kamu?” tanya wanita itu sambil tengadah, menatap putrinya yang sedang berdiri di belakang kursi rodanya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjarp8VWRXR

“Hush sembarangan Mamie ni,” sahut Anneke, “Bang Darmawan ini sebelum direkrut ke perusahaan kita pun sudah jadi dirut di perusahaan lain. Perusahaan punya tantenya. Jadi sekarang jabatannya rangkap dua. Jadi dirut di perusahaan tantenya sekaligus jadi dirut di perusahaan kita.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv73qjnixs0

Aku pun berdiri dan duduk di sofa yang berhadapan dengan kursi roda mamienya Anneke itu.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXsjpUR613a

“Mam… aku mau ke toilet dulu ya…” ucap Anneke sambil menoleh padaku, “Mau ke toilet dulu ya Bang.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ57v03o4ptN

Aku dan mamienya Anneke mengangguk. Lalu wanita setengah baya itu menoleh ke arah dua suster yang duduk di sofa samping kursi roda itu. “Kalian kalau udah ngantuk pada tidur aja gih. Biar aku diurus sama anakku aja.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAJr2HlZxFi

Kedua suster itu langsung berdiri, kemudian mengangguk sopan padaku dan melangkah ke belakang.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPx3ETvjLpK

“Eh, siapa namanya tadi? Darmawan ya?” tanya wanita setengah baya itu sambil memandangku.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvvCdrIGOnN

“Mmm… panggil Wawan aja Tante.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRxVECkz5Qf

“Sini sebentar,” ucapnya sambil menggapai – gapaikan tangannya, “Ada yang mau tante omongin.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN6FUv0W2j9

Aku pun segera mendekati mamienya Anneke itu. Dia pun berkata setengah berbisik, “Lima harian lagi ke sini ya. Jangan sama Anneke. Ada yang mau tante sampaikan.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp9O6xb024L

“Siap Tante.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzarnYspaXI

Lalu ia mengeluarkan handphone dari saku baju piyama putihnya, “Masukkin nomor handphone Wawan ke hape tante. Biar nanti bisa ngomong leluasa lewat hape.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7MjyipWOHe

Aku menurut saja. Kupijat nomorku dari handphone punya mamienya Anneke. Hapeku yang disilent pun bergetar. Jadi aku bisa memasukkan nomor mamienya Anneke juga. Kemudian kusaving nama dan nomor hapeku di handphone mamienya Anneke.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAdIhxd1BAC

Setelah memasukkan kembali hape ke dalam saku baju piyamanya, wanita itu menyimpan telunjuk di bibirnya sambil berkata setengah berbisik, “Jangan bilang apa – apa sama Anneke ya.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjzdUyKTwNk

“Siap Tante.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ68wID8rPjq

Tak lama kemudian Anneke muncul lagi di ruang keluarga itu. Dan langsung menghampiriku, “Tasnya bawa ke sini Bang. Aku mau nunjukin kamar Abang nanti di mana.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTuolu3BDCe

“Iya,” sahutku, “sebentar mau diambil dari mobil dulu. Sekalian sama tas Non juga ambil?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxEWbpyixzg

“Oh iya Bang. Maaf ya…”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHNZa2Egkg4

Setelah mengambil tas pakaianku dan tas pakaian Anneke, aku tidak langsung tidur. Aku ikut mendengarkan obrolan Anneke dan ibunya. Belakangan aku mendengar nama mamienya Anneke itu Martini (seperti merk minuman beralkohol ya?).

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwIdQuPzlvs

“Bagaimana hasil therapi yang Mamie ikuti selama ini? Ada perkembangannya?” tanya Anneke pada suatu saat.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO9nRx6ha6K

“Ada Sayang,” sahut Tante Martini, “Kaki mamie jadi bisa digerakkan. Lutut pun kalau dipegang jadi ada rasanya. Tidak mati rasa seperti dahulu lagi. Bahkan berdiri pun mamie sudah bisa. Tapi masih lemes lututnya. Mamie tak mau memaksakannya. Kata therapis dari Amerika itu, mamie harus sabar. Katanya sih lama – kelamaan juga mamie bakal bisa jalan lagi.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyQ0H6WHOWc

”Iya, Mamie harus sabar. Penyembuhannya harus step by step,” ucap Anneke. Kemudian ia menoleh padaku, “Eh Bang… kalau mau istirahat, silakan aja istirahat duluan.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk0dVIm8wUE

Aku mengangguk lalu bangkit dan agak membungkuk ke arah Tante Martini, “Mohon izin mau istirahat dulu Tante.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3ord9M5Upb

Lalu aku masuk ke dalam kamar yang sudah diberikan oleh Anneke. Dan tidur nyanyak tanpa mimpi.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbrGPkfPMrN

Tiada hal penting selama dua malam menginap di rumah mamienya Anneke itu.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb3mEkZfvmQ

Minggu sore pun kami pulang ke kota kami.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR3y1goKr9x

Dalam perjalanan pulang dari Jakarta itu Anneke berkata, “Kayaknya Mamie bakal setuju kalau kita jadi pasangan suami – istri kelak.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXpDZKm6G4a

”Emangnya udah terus terang sama beliau bahwa kita sudah saling jatuh cinta?” tanyaku.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3cs6oH45Yg

“Belum. Mamie sih jangan dibawa buru – buru Honey. Segalanya harus santai dan matang. Nanti aja kalau kita udah matang dan siap untuk menikah, barulah aku akan mengatakannya.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGDfTTag47W

“Iya terserah bidadariku aja. Aku pun tidak ingin terburu – buru.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH271TgGZN5

“Nah cowok seperti Abang ini yang kucita – citakan sejak dahulu. Cowok yang tak pernah memaksakan kehendak… emwuaaaaahhh… !” ucap Anneke yang diakhiri dengan kecupan mesranya di pipi kiriku.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqa49MweeWr

Anneke tidak tahu bahwa handphoneku yang sedang disilent ini bergetar vibratornya. Cuma satu kali bergetar. Dan ketika kami membelok ke rest area, untuk istirahat dan mengisi perut, aku langsung ke toilet dulu untuk membuka isi WA yang ditandai dengan satu kali getaran itu tadi.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3YtNgtHpSy

Di toilet kubuka WA itu yang ternyata dari Tante Laila. Isinya :-Sayangku… anak kita sudah lahir. Cantik sekali. Suamiku juga tampak senang, meski dia tau bahwa anak itu bukan anaknya. Untuk menyenangkan hatinya kuminta agar dia memberi nama. Maka anak itu pun diberinya nama Winiarti. Gak apa – apa kan?-

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPgw7bLroMu

Aku merasa senang campur haru. Lalu membalasnya :-Aku bahagia sekali Sayang. Soal nama, itu sudah cukup bagus. Lalu kapan aku harus menengok anak kita itu?-

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYvFaeo9si9

Tante Laila :-Santai dulu ya Sayang. Jangan terburu – buru. Percayakanlah aku akan merawat anakmu dengan penuh kasih sayang. Aku juga sangat bahagia dan merasa sudah menjadi wanita yang lengkap. Nanti kalau anak kita sudah bisa dibawa ke luar, aku akan ngajak ketemuan lagi di hotel yang sering kita pakai itu. –

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡayeAtYl4lT

Setelah memasukkan kembali hape ke saku celana jeansku, aku pun keluar dari toilet. menghampiri Anneke yang sudah duduk di resto dalam kompleks rest area jalan tol itu.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDK52OjCykQ

Seusai mengisi perut, kami lanjutkan lagi perjalanan pulang itu.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPxHwQ3xuGV

Setelah tiba di kota kami, kuantarkan dulu Anneke ke rumahnya, kemudian aku pun pulang.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEzQznc4na3

Di rumah, di dalam kamarku, terawanganku melayang – layang tak menentu. Teringat pada Tante Laila yang sudah melahirkan anakku, teringat pula permintaan Tante Martini yang memintaku untuk datang lagi ke rumahnya. Waktu itu hari Jumat malam, Tante Martini meminta agar empat hari lagi aku datang ke rumahnya tanpa Anneke.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFomM9ZG8H8

Masalahnya, apa tujuan Tante Martini yang memintaku datang lagi ke rumahnya tanta anaknya? Apakah ada rahasia tentang Anneke yang akan disampaikannya padaku, sehingga Anneke sendiri tidak boleh tahu?

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQW0XjItxaA

Entahlah.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLFuJ94k36J

Yang jelas, di hari Selasa sore, sepulangnya dari kantor aku langsung berangkat ke Jakarta. Tanpa ngomong apa pun kepada Anneke.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmcm2EQ198g

Aku tidak tahu apa yang akan dibicarakan oleh mamienya Anneke itu nanti. Tapi kelihatannya penting sekali, sehingga aku harus mengabulkan permintaannya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXNpiQyz1Xx

Ketika sedan hitamku sudah memasuki Jakarta, handphoneku berdering. Ternyata dari Tante Martini…!

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAgYCvPSxgE

Lalu :

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbN8VpNm9nh

Aku: “Hallo Tante…”

Tante Martini: “Kapan mau ke rumah tante? Besok?”

Aku: “Sekarang Tante. Ini sudah masuk Jakarta. Mungkin setengah jam lagi juga tiba di rumah Tante.”

Tante Martini: “Owh… syukurlah. Tante tunggu ya.”

Aku: “Siap Tante.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgkZ9N2X3ts

Dan memang setengah jam kemucian aku sudah tiba di pekarangan rumah Tante Martini. Seorang petugas security bergegas membuka pintu garasi, lalu menghampiriku, “Selamat malam Boss. Tadi Bu Martini minta agar mobil Boss langsung dimasukkan ke garasi,” ucapnya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt1U7qnXTxV

“Owh… iya iyaaa…” sahutku sambil memasukkan mobilku ke dalam garasi.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2Rp2qEamxb

Ketika aku masuk ke dalam rumah, salah seorang suster yang tempo hari sudah kukenal, menyambutku, “Silakan masuk aja ke kamar Ibu. Beliau sudah menunggu Boss.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd2YDa75ShJ

Ini pertama kalinya aku masuk ke dalam kamar mamienya Anneke. Begitu masuk ke dalamnya, aku mengagumi kamar ini. Selain luas dan ada taman mininya segala, segala peralatan di dalam kamar ini serba mahal sekali. Mungkin harga perabotannya bisa lebih mahal daripada harga rumahnya…!

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmU9F1wS8fI

Tante Martini tampak sedang berada di pinggir kolam ikan koi. Dan tersenyum ceria setelah melihat kedatanganku.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSHpxmo24rH

“Wawan orang yang tepat janji ya. Tante suka itu,” ucapnya setelah aku berjongkok di depan kursi rodanya dan mencium tangannya yang terasa halus serta hangat.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBtqBLvGrjY

“Tante kelihatan seger sekali sekarang,” ucapku.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqwjHJnMDeo

“Kan baru selesai mandi sore Wan,” sahut Tante Martini sambil menggerakkan kursi rodanya menuju sofa – sofa putih yang berderet di sepanjang dinding dari taman menuju ruang peraduannya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgGjgai2L9K

“Wan bisa minta tolong… kuncikan dulu pintunya. Soalnya tante mau membahas sesuatu yang sangat rahasia. Jangan sampai suster – suster itu ikut nguping,” kata Tante Martini sambil menunjuk ke arah pintu keluar yang sudah tertutup tapi belum dikunci.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8syMhib8Pk

Kuikuti permintaan Tante Martini itu, mengunci pintu yang ditunjuk itu, kemudian duduk di sofa yang berdampingan dengan kursi roda mamienya Anneke.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5wDX7VIfgs

Lalu Tante Martini berkata perlahan, “Sebenarnya kedua kakiku ini sudah hampor normal. Mungkin tiga bulan lagi juga tente bisa berjalan lagi.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbXJNHkqXU7

“Tapi berdiri sudah bisa Tante?”

“Sudah. Tapi belum bisa lama – lama. Karena lutut tante masih lemas.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0QSRkxvoqQ

Aku menyimak dan memperhatikan bentuk Tante Martini yang saat itu mengenakan kimono putih. Dia seorang wanita yang berkulit lebih gelap daripada Anneke. Katakanlah dia seorang wanita yang hitam manis, meski kulitnya tidak hitam juga.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDKbS5pMMhw

Dan aku semakin penasaran, apa sebenarnya yang mau disampaikan padaku sehingga memintaku datang tanpa Anneke?

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGsXHjCLfDr

Akhirnya Tante Martini berkata, “Sebenarnya tante ini sudah sembilanpuluh persen sembuh. Mungkin tiga bulan lagi juga tante udah bisa berjalan lagi secara normal. Sekarang tinggal menormalkan jaringan syaraf di seputar lutut aja.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlUr0j1RhwJ

“Iya Tante. Lalu nanti Tante bisa menjalani kehidupan secara sehat seperti wanita – wanita normal, “tanggapku.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcXBVhYmhDa

“Iya Wan. Tapi ada sesuatu yang menuntut terus dari dalam batin tante. Makanya tante mau minta tolong sama Wawan…”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlXbGtqi7kU

“Minta tolong apa Tante? Sampaikan aja. Jangan ragu – ragu. Kalau aku bisa menolongnya, pasti kutolong Tante.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMwls40qIJz

Tante Martini termenung sejenak. Lalu bertanya, “Wawan punya teman di Jakarta?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5Rp34VKvVP

“Banyak Tante. Teman kuliahku kebanyakan kerjanya di Jakarta.”

“Carikan seorang aja buat tante. Tapi yang seganteng Wawan.”

“Haaa?! Buat apa Tante?”

“Untuk memuasi hasrat batinku Wan. Sejak dua tahun yang lalu tante tidak merasakannya sama sekali.”

“Ja.. jadi Tante membutuhkan teman bobo gitu?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJpfXVDqIlI

“Iya Wan. Tante mau bicara terbuka aja. Tante ingin mendapatkan cowok yang bisa memuasi hasrat seks tante yang selama ini dipendam terus. Pokoknya cari cowok yang bisa memegang rahasia. Yang bisa secara rutin menggauli tante. Tapi jangan bawa cowok yang jelek. Tante maunya seinilai sama kegantengan Wawan.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrmmHUOvOeN

Sebenarnya aku sangat terkejut mendengar “permintaan tolong” mamienya Anneke itu. Tapi dengan cepat aku memutar otak. Dan akhirnya berkata, “Cari cowok sih gampang Tante. Tapi yang sulit, apakah dia bisa memegang rahasia nggak? Ini masalahnya.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDad9gFj1o4

“Terus saran Wawan bagaimana?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiIjUQQyV40

“Satu – satunya orang yang bisa memegang rahasia adalah diriku Tante. Dan aku sanggup untuk memuasi Tante kapan pun diinginkan. Bahkan sekarang pun aku siap untuk melakukannya.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQasHxcrsmQ

“Kamu mau Wan? Serius kamu mau sama perempuan yang sudah berumur seperti tante ini? Memangnya tante ini masih menarik bagimu?” tanya Tante Martini sambil menatapku dengan sorot ragu, seperti kurang percaya pada kesediaanku.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2mB9rFY9Cf

Sebagai jawaban, kupegang tangan Tante Martini yang hangat itu. Sambil berkata, “Tante cantik sekaligus manis. Sementara aku… penggila wanita setengah baya sejak lama. Jadi… aku siap memuasi Tante sekaligus berjanji untuk tetap merahasiakannya kepada siapa pun, termasuk kepada Non Anneke.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpPfbR3mkks

Tante Martini meremas tanganku dengan lembut. Menatapku dengan senyum manis di bibir sensualnya, ya… betapa sensualnya bibir wanita setengah baya itu. “Tante setuju usulmu,” ucapnya setengah berbisik, “Tapi awas jangan sampai Anneke tau ya.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGSR8pGVbmN

“Tentu aja Tante. Aku juga pasti kena marah abis – abisan kalau Non Anne sampai tau,” sahutku sambil berdiri di depan kursi rodanya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK9RvfmFBMM

Lalu, tanpa ragu kuulurkan kedua tanganku untuk memeluk dan mengangkat tubuh Tante Martini dari atas kursi rodanya. Lalu membopongnya ke arah bed yang agak jauh dari kursi roda itu.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0wyIgHo2Qo

Pada saat aku membopongnya itu, Tante Martini melingkarkan lengannya di leherku. Sementara aku merasakan sensasi yang luar biasa indahnya. Karena aku merasakan kehangatan lengannya di leherku. Menyaksikan manisnya wajah wanita setengah baya itu.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrkzT8vT4aM

Lalu kuletakkan tubuh berkimono sutera putih itu di atas bed.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ31SJxi7zJi

Kulihat ada tongkat panjang di atas bed. “Ini tongkat apa Tante?” tanyaku sambil memegang tongkat yang mengingatkanku kepada ikbuku.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTxhu32PGJa

“Itu hanya untuk latihan turun dari bed ke kursi roda,” sahutnya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpJuPTD5NjI

“Kan ada tongkat yang pakai pegangan sekalian untuk latihan jalan kaki Tan.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp8AWhMt9L0

“Ada. Tante juga punya. Tapi tongkat begituan ribet. Kurang praktis. Sekarang tanpa tongkat pun sudah bisa berdiri, meski belum bisa lama – lama. Dengan tongkat itu lebih praktis,” sahut Tante Martini sambil duduk bersila di samping kiriku.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzUO69dw280

Aku pun tidak canggung – canggung lagi untuk mendekap pinggangnya, sambil menciumi pipi kanannya yang terasa hangat. Harum p[arfum mahal [pun mulai tersiar ke penciumanku.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3cA9W0GZdd

Tante Martini tidak tinggal diam. Ia melingkarkan lengannya di leherku. Lalu memagut bibirku, yang kusambut dengan lumatan lembut. Ia balas dengan lumatan hangat pula.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9AXSrwmEji

Hawa nafsu birahi pun mulai bergejolak di dalam batinku. Terlebih setelah Tante Martini membisiki telingaku, “Lepasin dulu dong semua pakaianmu. Aku ingin melihat bentuk tubuhmu tanpa pakaian.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQCyGpnAvfK

Aku mengangguk sambil melepaskan pakaian casualku. Hanya celana dalam yang kubiarkan tetap melekat di tubuhku.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9KyJdVMHwY

Lalu aku menelentang di samping Tante Marini yang sudah celentang juga.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJibVPppThp

“Badannya atletis begini. Bagus. Sering olahraga ya?” ucap Tante Martini sambil mengusap – usap dada dan perutku.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaZVExQCyqO

“Iya,” sahutku sambil balas mengusap – usap pahanya yang tersembul dari belahan kimononya. Terasa licin sekali paha mulus ini. Namun tentu saja aku tak sekadar mengelus pahanya. Tangan nakalku naik terus sampai ke pangkal pahanya. Dan… aku langsung menyentuh memek plontos dan agak tembem… berarti sejak tadi ia tidak mengenakan celana dalam…

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxgLtnnRGWJ

Tante Martini pun menyelinapkan tangannya ke balik celana dalamku. Dan langsung memegang batang kemaluanku yang memang sudah tegang sekali ini…

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl3SWhdb62S

“Wooow… penisnya gagah begini Wan…! “serunya tertahan, “Luar biasa panjang gedenya… !”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW6vN5j62cL

Sementara aku sudah tak sabar lagi. Ingin menyaksikan seperti apa tubuh Tante Martini kalau sudah telanjang. Maka dengan nafsu yang semakin menggoda, kulepaskan ikatan tali komononya. Lalu kulepaskan kimono sutera putih itu.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFkvAcFlsC1

Lalu tampaklah sekujur tubuh tinggi langsingnya Tante Martini itu… tubuh yang begitu mulus, tampak jauh lebih muda daripada usianya. Dengan sepasang toket berukuran sedang, yang tidak sekencang toket Anneke, tapi masih “on fire”. Tidak lembek.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIvd5KOlEi6

Dan memeknya itu… tercukur bersih… menimbulkan hasratku untuk menjilatinya…!

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFrVf1gJ8cJ

Agar adil, aku pun melepaskan celana dalamku. Lalu merayap ke atas perut wanita setengah baya yang hangat dan harum itu.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQjzpLzDvNO

“Tante masih penuh pesona,” bisikku setelah menghimpitnya, “semuanya masih perfect. Aku siap untuk memuasi hasrat Tante secara rutin. Kebetulan aku ada acara ke Jakarta seminggu dua kali. Tiap Senin dan Kamis. Berarti minimal aku bisa datang ke sini dua kali seminggu.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ9BjgCZ9z0

“Iya Wan… terima kasih… sekarang lakukanlah apa yang Wawan anggap harus dilakukan. Hatiku sudah menjadi milikmu kini.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4XZdVyMfF9

Mendengar ucapan Tante Martini itu, spontan aku melorot turun. Karena sudah tak sabar lagi, ingin menjilati memeknya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3ipUkpNt5i

Tante Martini pun bersikap tanggap. Ketika wajahkuj sudah berhadapan dengan memeknya, sepasang pahanya pun merenggang loebar. Sehingga aku bisa memperhatikan memeknya yang bersih dari jembut itu.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzwYmihsgTg

Lalu kuciumi memek plontos itu, sementara kedua tanganku mengangakannya. Sehingga bagian dalamnya yang berwarna pink itu mulai tampak di mataku.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXWqb6zz3BJ

Ujung lidahku pun mulai menyapu – nyapu bagian dalam memeknya yang berwarna pink itu.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNbQYy5Fnn9

Tante Martini mulai menggeliat – geliat sambil meremas – remas bahuku. Terlebih setelah aku gencar menjilati kelentitnya, ia pun terkejang – kejang dibuatnya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNQMEt0avcW

Bahkan pada suatu saat Tante Martini merengek histeris, “Aaaaah… aaaaaa… sudah Wan… sudah…! Masukan aja penismu Sayang…”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlJ9IAvZd1h

Ini pertama kalinya mamienya Anneke memanggilku Sayang.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjkxKbo3gYj

Aku pun memang sudah sangat bernafsu, ingin segera memasukkan kontolku ke dalam memek Tante Martini.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡurBFY9Qo3L

Maka aku pun meletakkan moncopng kontolku tepat pada mulut memek Tante Martini yang sudah ternganga basah itu. Dan sekali kudorong kuat – kuat… blesssss… kontol ngacengku pun melesak ke dalam liang memek wanita setengah baya itu.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbRZZS5Po9Z

Tante Martini menyambutku dengan dekapan di pinggang, bersama desahannya, “Aaaaah… masuuuuk Waaan… punyamu gede banget… aaaaaaaah…”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUbMKfEkv6B

Aku pun mulai mengayun kontolku, bermaju mundur di dalam liang memek Tante Martini yang terasa masih sempit sekali, tapi sudah licin oleh air liurku yang mungkin bercampur dengan lendir libidonya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHaDHdgU4DV

Ya, aku mulai mengentotnya sambil menciumi dan menjilati lehernya, disertai dengan gigitan – gigitan kecil. Tante Martina pun berjuang untuk mengimbangiku dengan menggeol – geolkan pinggulnya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡValIgZpUHq

“Haaa… aku bisa menggoyang pinggulku… berarti lututku sudah sembuh Wan… “ucaqpnya terengah.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf8EVyzpPF1

Memang pada waktu menggoyang pinggulnya itu sangat mungkin ada hubungannya dengan kekuatan lutut. Karena kalau lututnya lemah, dia takkan bisa mengangkat bokongnya. Apalagi menggeolkannya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgAA389ZA1x

“Iya Tante… semoga Tante bugar kembali seperti sediakala yaaa…” sahutku sambil mulai mempercepat genjotan kontolku.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoiDdUqZ7Li

“Iyaaaa… ooooohhhhh… Waaaaaan… sudah hampir tiga tahun tante tidak merasakan sentuhan lelaki… sekarang… merasakannya kembali… ooooohhhh… Wawaaaaan… tante merasakannya lagi… nikmatnya gesekan penismu yang gagah ini… ooooohhh Wawaaaan… gak nyangka tante bisa merasakannya lagiiii…

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5CX6kPT4ew

Maka gairahku pun semakin berkobar, untuk mengentot wanita setengah baya ini sampai dia benar – benar puas.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5xdMKvpGoD

Aku tak cuma mengentot liang memeknya belaka. Aku sudah mempelajari beberapa buku pengetahuan tentang sex. Tentang cara untuk memuaskan wanita pada saat digauli. Bahwa ada titik – titik penting yang harus disentuh. Antara lain telinga dan sekitarnya, leher dan sekitarnya, pentil buah dada dan sekitarnya, bahkan ketiak pun dianjurkan untuk disentuh.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9jpe6AiIHS

Itulah sebabnya aku tak cuma menjilati leher jenjangnya yang mulai keringatan, tapi juga pentil toketnya kuemut dan kujilati, sementara toket yang satunya lagi kuremas dengan lembut.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡScdsQmqNrL

Tante Martini merintih dan merengek terus pada saat aku sudah gencar mengentotnya. Aku pun ingin membesarkan hatinya. Sehingga entotanku dilambatkan sejenak, lalu berbisik ke telinganya, “Memek Tante luar biasa enaknya…”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgHgPpGCkTp

Tante Martini tampak senang. Lalu menyahut, “Kontolmu juga luar biasa enaknya Wan. Pasti aku bakal ketagihan kelak.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw4p7ldwUDW

“Sama Tante. Aku juga bakal ketagihan sama Tante. Susah nyari wanita yang memeknya gurih danb legit seperti memek Tante ini,” ucapku yang lalu menggencarkan kembali entotanku.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8EqxWrBxD2

Sementara Tante Martini seperti berusaha untuk menggoyang pinggulnya kembali. Tapi mungkin fisiknya belum pulih benar. Sehingga akhirnya ia hanya menikmati entotanku sambil menciumi bibir dan pipiku.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcbNcPoyUvy

“Gak usah maksain goyang [pinggul Tante. Didiemin gini juga enak. Karena pada dasarnya memek Tante memang luar biasa enaknya,” ucapku setelah mengetahui usahanya untuk menggoyang pinggul kembali, tetapi gagal mengangkat pinggulnya. Dan tidak bisa menggeol – geolkannya lagi.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQE5HlL4MpN

Lalu aku menemukan titik paling sensitif pada wanita setengah baya itu. Ternyata ketiaknya yang paling peka itu.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbyp0LECSDQ

Ketika aku mengentotnya sambil menjilati dan menyedot – nyedot ketiaknya yang harum deodorant, awalnya ia tersentak. Kusangka dia kaget. Tapi ternyata ketiaknya itu paling geli kalau disentuh orang lain. Hal itu kuketahui belakangan.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxqteuGosUO

Maka ketika aku menjilati dan menggigit – gigit serta menyedot – nyedot ketiaknya, Tante Martini pun merengek – rengek erotis, “Aaaaaa… aaaaaah… geli Waaan… tapi enak sekali Waaaan… ooooohhhh… ini pertama kalinya aku merasakan ketek dijil;atin waktu sedang dientot begini… aaaaah…

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjyXwop3PNj

“Gampang Tante… kalau udah kangen sama aku… uggghhh… tinggal call aja… aku pasti datang ke sini…”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIrXn2iGkq2

Lalu aku semakin menggencarkan entotanku. Sementara Tante Martini mengaku sudah dua kali orgasme. Tapi kelihatannya dia tetap bergairah untuk menikmati entotanku, tak kelihatan lelah sedikit pun. Padahal kami sudah sama – sama bersimbah keringat.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhcZFP50mSk

Tapi pada suatu saat kudengar suaranya terengah, “Tante udah mau orga lagi Wan… ba… barengin yok… oooooohhhhh…”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCgGFodr69i

“Iiii… iyaaaaa…” sahutku tergagap pula.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdf2lBuEvAh

Tante Martini pun mulai klepek – klepek seperti waktu mau orgasme yang pertama dan kedua tadi. Maka dengan spontan aku pun memacu kontolku untuk menggenjot liang memeknya secepat mungkin.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPJJVtulQS3

Lalu tubuh indah itu pun mengejang tegang. Pada saat yang sama, kubenamkan batang kemaluanku sedalam mungkin, sehingga moncongnya terasa menabrak dasar liang memek mamienya Anneke.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1CY2XLZWfb

Dan terjadilah sesuatu yang indah itu. Kami saling cengkram dan saling remas. Sementara liang memek Tante Martini terasa berkedut – kedut, disusul oleh gerakan yang seolah sedang berusaha mendorong batang kemaluanku, tapi sang Kontol justru sedang mengejut – ngejut sambil memancarkan lendir kenikmatan yang banyak sekali rasanya…

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5rOfJn7kaP

Aku pun menggelepar dan terkapar di atas perut Tante Martini.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqJ6DNaozQm

Namun aku masih mendapatkan ciuman hangatnya wanita setengah baya itu, disusul dengan bisikannya, “Terimakasih Sayaaang… yang barusan kita lakukan adalah sesuatu yang terindah di sepanjang hidup tante…”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkYG0c7DJaV

“Iya Tante. Semoga bisa jadi pendorong semangat Tante untuk cepat sembuh.”

“Tapi tante jadi kepengen mandi. Soalnya badan tante penuh keringat begini.”

“Ayo kubopong ke kamar mandi,” sahutku sambil mencabut kontolku dari liang memek tembem dan plontos itu.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuY5oJW5vHw

Memang banyak sekali air mani yang termuntahkan dari moncong kontolku barusan. Kulihat lendir kenikmatanku sampai meluap dari mulut memek Tante Martini. Dan Tante Martini menadahkan telapak tangan di bawah memeknya, untuk menampung spermaku. Lalu sperma itu dialirkan ke mulutnya, yang lalu ditelannya sedikit demi sedikit.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlHR4d1tXbl

“Bagaimana rasanya spermaku?” tanyaku setelah mcnium pipinya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTGPzCgEhmT

“Lezat… seolah bernafaskan semangat baru… yang membuat hidup tante berarti lagi. Terima kasih Wawan Sayang…”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgsqHClTD0T

Kemudian kuangkat tubuh wanita setengah baya itu dengan mendekap pinggangnya erat – erat. Tante Martini pun memeluk tengkukku erat – erat. Dan kubawa tubuh indah itu ke dalam kamar mandinya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡim5pp6NdyO

Tante Martini menunjuk ke arah bathtub mewah di kamar mandinya. Maka kuletakkan dia di dalam bathtub itu.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZMvtiiTq3e

Sesaat kemudian air hangat memancar ke bathtub itu dengan kencangnya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMFbnbI1Dtu

Aku pun memancarkan aiur hangat shower utama yang berada di atas kepalaku.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgPqqViXfxR

Maka ketika Tante Martini sedang menyabuni tubuh indahnya, aku pun menyabuni tubuhku sendiri di bawah pancaran air hangat shower.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUqMJktoGDb

“Banyak handuk bersih di lemari kaca itu. Silakan ambil untuk Wawan satu, untuk tante satu. Sekalian tolong ambilin kimono yang masih bersih di situ juga,” kata Tante Martini sambil menunjuk ke lemari kaca yang tidak jauh dari bathtub mewah itu.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgBvFEus3t0

Beberapa saat kemudian, kami sudah berada di atas sofa bedroom kembali. Tante Martini sudah mengenakan kimono baru, aku pun sudah mengenakan pakaianku kembali.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHZktTccScx

“Wawan punya kartu nama?” tanya Tante Martini.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3vlGLoFO3m

“Punya Tante,” sahutku sambil mengeluarkan dompet dari saku belakang celanaku. Lalu kuambil secarik kartu namaku dan kuserahkan kepada Tante Martini.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ8dCk5VkUF

Tante Martini pun mengamati kartu namaku yang lengkap dengan alamat kantor dan alamat rumah.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVnx7KIN8PZ

“Hai… rumahmu bukannya dekat dengan kampus dan apotek?” tanya Tante Martini.

“Betul. Kok Tante tau?”

“Tau. Di situ ada rumah yang ibu rumah tangganya tunanetra. Kamu tau?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlGqJGe8d3G

Aku terkejut dibuatnya. Tapi aku tak mau mengingkari kenyataan ini. Bahwa ibuku seorang wanita tunanetra. Lalu kataku, “Wanita tunanetra itu ibuku Tante.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnr4vaZizH7

“Haaa?! Berarti kamu abangnya Nova… uffff… kelepasan bicara, “Tante Martini menutup mulutnya dengan tangan kanannya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXYm3SiVMDU

“Nova? Siapa Nova Tante?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHfsRsIUbhd

“Mmm… jadi bingung nih. Barusan kelepasan bicara. Tapi biarlah tante mau bicara sejujurnya, asalkan Wawan berjanji untuk merahasiakannya kepada siapa pun ya.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAoWD4DprYa

“Iya Tante. Aku berjanji takkan bicara kepada siapa pun.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIOzSl2rgVK

Tante Martini termenung sejenak. Kemudian berkata, “Suamiku punya sahabat. Hasyim namanya. Pak Hasyim itu seorang pengusaha besar juga. Tapi Pak Hasyim sudah tiga gali ganti istri, tidak menghasilkan anak juga. Karena ternyata Pak Hasyimnya sendiri yang mandul. Kebetulan Pak Hasyim punya teman karib yang bernama Zaelani…

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3Iq3lT5vHi

“Betul Tante. Tapi ayahku sudah meninggal beberapa tahun yang lalu,” sahutku.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmTRT8O8cKp

“Soal itu sudah kudengar dari mulut istrinya Pak Hasyim. Nah… pada saat istri Pak Zaelani hamil yang keberapa ya… kalau gak salah yang ketiga… terjadi suatu perundingan pribadi dengan Pak Hasyim. Bahwa kehamilan istri Pak Zaelani itu akan dibiayai sepenuhnya oleh Pak Hasyim, asalkan kalau anaknya sudah lahir, diberikan kepada Pak Hasyim untuk diadopsi.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIZ1qHVNs6P

Sebenarnya banyak yang ingin kutanyakan kepada Tante Martini. Tapi aku tak berani memotong penuturan penting itu.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZpV7hd4Sbc

“Nah… akhirnya lahirlah bayi perempuan dari istri Pak Zaelani itu. Yang lalu dibawa diadopsi oleh Pak Hasyim.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9CLHZKOI1A

“Tante kok bisa tau semuanya sampai mendetail begitu?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6mYhFzpqVm

“Kan tante ikut dijadikan saksi waktu perjanjian itu ditandatangani. Jadi tante tau benar isi perjanjiannya. Antara lain, bayi itu akan dirawat seperti anak Pak Hasyim sendiri. Dan Pak Zaelani tak boleh mengganggu atau menuntut apa pun kalau bayi itu sudah besar kelak. Perjanjian itu ditandatangani di depan notaris.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4GWi51rXUX

“Lalu bayi cewek itu dikasih nama Nova?” tanyaku.

“Iya. Berarti Nova itu adik kandung Wawan kan?”

“Betul Tante. Selama ini kami sekeluarga mencari tahu keberadaan adikku yang sudah dikasih nama Nova itu. Tapi baru sekaranglah aku mendengar beritanya.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2tsWGxo1cF

“Menurut tante sih, walau pun Wawan sudah tau, sebaiknya jangan ganggu Nova dalam bentuk apa pun. Lagian Nova itu sangat dimanja oleh Pak Hasyim dan istrinya. Bahkan berlebihan memanjakannya. Sehingga Nova itu jadi kolokan sekali. Apa pun yang diinginkannya harus dikabulkan. Selain kolokan, Nova itu selalu jutek pada orang – orang di sekitarnya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyhR4SwIy5N

“Iya,” sahutku, “aku juga takkan mengganggunya Tante. Hanya berusaha ingin tau aja keberadaannya. Mendengar dia sehat aja hatiku udah senang.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBf4c29lt8S

“Iya, memang harus begitu. Masalahnya ayahmu sudah menandatangani perjanjian di depan notaris, dihadiri oleh saksi – saksi pula. Jadi secara hukum, Nova itu tidak bisa diganggu gugat lagi.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQzikM1UwXa

“Iya Tante. Aku akan mencatat kata – kata Tante ini di dalam hati.”

“Nah sekarang kita bicara masalah bisnis ya.”

“Siap Tante.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ27qDyrVjC5

“Begini,” kata Tante Martini, “Sebenarnya tante punya beberapa perusahaan atas nama tente sendiri. Tapi Anneke tidak tahu. Lagian dia sudah mendapatkan warisan seluruh harta yang atas nama almarhum ayahnya. Tapi perusahaan – perusahaan atas nama tante tidak termasuk yang diberikan padanya. Salah satu perusahaan milik tante itu ada di kotamu Wan.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsX4st4Gfhs

“Iya Tante.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSUZOdjqJ7s

“Nah… perusahaan di kotamu itu akan tante hibahkan padamu. Mau diapakan pun terserah Wawan.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMyynTtISsv

“Perusahaannya dalam bentuk apa Tante?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7YizPBaj3u

“Pabrik segala kebutuhan anak – anak. Perkembangannya bagus. Tapi mungkin kalau sudah diurus oleh Wawan bakal lebih sehat lagi.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmjgkPS6Gmo

“Jadi pabrik itu mau Tante percayakan padaku untuk mengurusnya?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK9MoH0vJrm

“Memilikinya. Bukan sekadar mengurusnya. Tadi tante kan bilang, akan menghibahkan pabrik itu pada Wawan.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4pOxJ5H6cf

“Oooh… Tante… apakah Tante tidak berlebihan dengan menghibahkan pabrik itu padaku?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzs5O1p9EdN

“Tidak Wan. Dalam tiga hari belakangan ini tante sudah mempertimbangkannya sematang mungkin. Perusahaan tante kan banyak. Penghibahan pabrik itu takkan membuat tante jatuh miskin. Jadi… semoga kehidupan Wawan bertambah sukses setelah memiliki pabrik itu ya,” ucap Tante Martini sambil memgang tanganku erat dan hangat.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7ueljDtNIN

“Aku jadi speechless Tante. Aku… aku cuma bisa bilang terimakasih,” ucapku yang kuakhiri dengan kecupan hangat di pipi Tante Martini.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQOZjg95WU1

“Tapi Wawan punya kewajiban untuk menengok tante sesering mungkin ke sini ya.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyyZiqLExLS

“Siap Tante.”

“Ohya… mengenai hibah pabrik itu, gak usah ngomong apa – apa pada Anneke. Karena dia tidak tau kalau tante punya pabrik di kotamu.”

“Iya Tante.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ74LndVke2X

“Kalau kaki tante sudah normal, mungkin tante mau beli rumah di kotamu Wan. Supaya kita tidak terlalu berjauhan. Energi Wawan pun tidak terlalu dikuras untuk nyetir sendiri ke Jakarta. Kenapa Wawan tidak pakai sopir pribadi sih?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxLUAWjUSoy

“Belum saatnya pakai sopir pribadi Tante. Aku kan masih muda. Lagian aku memang senang driving,” ucapku dengan tangan yang sudah kuselinapkan ke balik kimono Tante Martini.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNzoiG8LYFv

“Ogitu ya… “gumkam Tante Martini yang membiarkan tanganku menggerayangi memeknya yang baru mengalami orgasme tiga kali itu.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqzObHc9q03

“Tante masih bergairah?” tanyaku.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYLSO7yCFRv

“Emangnya Wawan udah horny lagi?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4FYfCDvD9Z

“Iya Tante. Ini udah ngaceng lagi… hihihihiiii…”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvBCGTsDqXb

“Ayolah. Tapi jangan terlalu lama ya. Usahakan lepas bareng lagi seperti tadi. Lalu kita tidur. Tante ingin tidur sambil melukin Wawan…”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCrkADLUtNU

“Siap Tante,” sahutku sambil bangkit dari sofa. Kemudian membopong Tante Martini ke arah bednya lagi.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSGPGYBdApZ

That’s our story. Bahwa kami bersetubuh lagi. Dan aku berusaha untuk menuruti keinginan Tante Martini, agar bersetubuhnya jangan terlalu lama. Mempercepat ejakulasi jauh lebih mudah dari memperlambatnya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQR34DLX4Ag

Maka aku pun berhasil ejakulasi tepat pada saat Tante Martini berada di puncak orgasmenya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ473SFdhL5e

Lalu kami tidur sambil saling berpelukan dan baru sadar keesokan paginya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEFXOiTm0ws

Aku meninggalkan Jakarta pagi itu dengan terawangan indah menggelayuti benakku. Aku masih ingat benar ucapan Tante Martini sebelum melepaskan kepergianku tadi: “Bu Vita, direktur pabrik itu akan tante panggil secepatnya. Untuk menyampaikan keputusan tante yang akan menghibahkan pabrik itu padamu Sayang.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfP8kV9knnf

Hibah pabrik itu bisa kuanggap sebagai pertanda, bahwa Tante Martini sangat membutuhkan diriku. Tapi aku tak mau besar kepala. Semuanya harus kuhadapi dengan kepala dingin.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIy6PbqT6oo

Tiga hari kemudian, aku mendapatkan pesan lewat WA dari Tante Martini, yang namanya kusamarkan sebagai “Pak Tono”. Sekadar berjaga – jaga, jangan sampai Anneke tahu kalau aku sudah punya “jalur khusus” dengan ibunya. Tante Martini pun sudah menyamarkan namaku di handphonenya sebagai “Wien”. Juga agar aman dari kecurigaan Anneke.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0ALhWz2kP4

Isi WA dari Tante Martini itu berbunyi :-Bu Vita sudah datang ke Jakarta kemaren. Dan sudah dikasih tahu masalah “penjualan” pabrik itu. Jadi, silakan datangi pabrik itu untuk mengenalkan diri sebagai owner baru. –

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡthogF6yKov

Aku hanya membalas singkat :-Siap Tante Sayangku-

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC9NBY88cBB

Lalu pada hari itu juga aku mengunjungi pabrik itu, sesuai dengan alamat yang sudah diberikan oleh Tante Martini.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKD1bs44BAV

Setibanya di pabrik itu, seorang satpam menghampiri sedan hitamku, “Mau ketemu siapa Boss?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlkpycmHpAp

“Mau ketemu dengan Bu Vita,” sahutku.

“Sudah ada janji sama beliau?” tanya satpam itu lagi, membuatku agak jengkel.

“Bilang aja ada owner baru pabrik ini bernama Darmawan… !”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIlrm7NLVeq

Satpam itu kelihatan kaget dan mengubah sikapnya, “Oh! Siap Big Boss… !”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp6kzyp3c5x

Kemudian satpam itu mengarahkanku ke tempat parkir yang bertuliskan VVIP. Mungkin pada saat Tante Martini masih normal, di situlah tempat mobilnya diparkir kalau beliau datang ke pabrik ini.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8DcMWsFQ4O

Setelah mobilku terparkir, kuikuti langkah satpam itu menuju ruang kerja dirut.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoK7slRMvWS

Di ruang kerja dirut, kulihat seorang wanita setengah baya sedang serius mengamati layar monitornya.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEHPxNbxnev

Satpam itu menghampirinya. “Maaf mengganggu Bu Boss. Ini Bapak Darmawan mau ketemu Bu Boss.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ12oZkBzBzE

Wanita tinggi montok itu tampak kaget. “Ooooh… selamat datang Big Boss,” ucapnya sambil berdiri dan menghampiriku. Lalu menjabat tanganku dengan sikap sopan sekali.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc04LaxJ0Qd

Kemudian aku dipersilakan duduk di ruang tamu dirut.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWhuuDsGA3R

Semua manager pun dipanggilnya, untuk dikenalkan padaku sebagai owner baru pabrik besar ini.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBFme5RjGcL

Acaranya cuma ramah tamah saja dengan dirut dan manager – managernya itu.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO04FjRy0iT

Kemudian aku meninggalkan pabrik besar itu setelah berjanji akan datang kembali beberapa hari berikutnya, untuk menjelaskan konsep baruku.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUJELKkyp5K

Lalu aku mengarahkan sedan hitamku menuju kantor perusahaan Tante Laila.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwSbe2vGJ9g

Baru saja aku tiba di kantor perusahaan Tante Laila, tiba – tiba handphoneku berdering. Ternyata dari ibuku. Cepat kuterima, takut ada sesuatu yang penting.

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfSfJtH6ITm

“Hallo Bu…”

“Kamu lagi di mana Wan?”

“Di kantor. Emangnya kenapa Bu?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyUWmAoaR26

“Ibu kan pernah cerita sama kamu, bahwa ibu punya adik kandung yang menikah dengan orang Belanda, lalu dibawa ke negaranya.”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkU1P92LgGx

“Oh iya. Tante Ros itu?”

“Iya. Nama lengkapnya sih Rosida. Sekarang dia ada di rumah.”

“Ohya?!”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTnacLZ0Iui

“Iya. Ibu sudah jelaskan bahwa kamu sekarang menjadi direktur utama di dua perusahaan. Karena itu dia ingin dicarikan rumah sekaligus ingin berbisnis denganmu. Bisa sekarang pulang dulu ke rumah?”

5421Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6hhM3w2Kj3

“Iya, bisa… bisa… sekarang juga aku mau pulang Bu.”

“Ditunggu ya Wan.”

“Iya Bu.”

ns3.14.83.146da2

Cinta Buta

REGISTER

LOGIN

Interface Language:

Story Language: