Bab 1 Memenangkan Turnamen J-stars
486Please respect copyright.PENANAexJVzBN78a
Uchiha Madara, Sousuke Aizen dan juga Medaka, terpilih menjadi orang yang bertarung dalam sebuah team yang ada di turnamen Anime J-Stars Victory, dalam Turnamen itu dijanjikan siapapun yang memenangkannya akan dikabulkan satu keinginannya, hal itu membuat Madara yang belum bisa menggapai cita citanya berjuang untuk memenangkan Turnamen itu, dan berhadapan dengan orang orang kuat, bahkan yang lebih kuat darinya, dalam hal ini, Madara tidak akan bisa menang jika seorang diri, karena dalam Turnamen itu, para peserta diharuskan membuat grup yang minimal jumblahnya 2 orang dan maksimal 3 orang.
Madara pun berjalan mencari orang yang tepat, ia mencoba menarik perhatian seluruh peserta agar ada yang mau bergabung dengannya, ia tidak peduli meskipun mereka lemah, karena menurutnya kekuatannya pun sudah cukup untuk melawan seluruh peserta, akhirnya, dari sekian banyak orang hanya ada 2 orang yang mau bergabung dengannya, yaitu Sousuke Aizen dengan alasan kalau Madara cukup menarik perhatiannya, Medaka dengan alasan, tidak ada lagi tempat lain.
Madara pun bersyukur, karena dengan adanya mereka Madara bisa mengikuti Turnamen, Madara pun mengadakan acara perkenalan nama dan kekuatan agar mereka bisa berkolaborasi dan membuat formasi yang baik, Aizen pun setuju, ia memberitahukan semua kemampuannya, mulai dari Zanpakutounya sampai, semua Kidou yang bisa ia gunakan, Madara tersenyum, ia pun memperkenalkan namanya lalu senjata dan kehebatan senjata yang ia miliki yaitu Gubai atau kipas dengan bentuk seperti gitar besar memiliki rantai yang terhubung dengan sabit, hingga semua Jutsunya, lalu Medaka, juga demikian.
Akhirnya mereka pun ikut Turnamen, dan memenangkan banyak Turnamen, semua itu berkat strategi yang diberika Medaka, dan juga senjata milik Aizen yang bernama Kyoukasuigetsu yaitu pedang roh dengan kemampuan genjutsu sempurna, dan juga Mata Madara yang juga memberikan epek Genjutsu yang tidak kalah hebat dengan pedang milik Aizen, memang, ada kalanya mereka kesulitan menghadapi musuh yang kuat, seperti Oga Tatsumi dari Belzebub, Team One Pice, lalu Ichigo dari Bleach dan banyak lagi.
Hingga akhirnya di final Team Madara bertemu dengan Team Goku dari Dragon Ball, Vageta dari Dragon Ball, lalu Freiza dari Dragon Ball, lalu mereka pun bagi tugas, Madara menghadapi Goku, Aizen menghadapi Vageta, dan yang terakhir Medaka menghadapi Freiza, jujur dalam pertarungan kali ini, adalah petarungan tersulit bagi mereka bertiga karena yang mereka hadapi adalah tokoh tokoh anime legendaris yang kekuatannya mampu menghancurkan sebuah planet, dan ahli pertarungan, namun karena Madara sudah memperhitungkan kalau lawan mereka akan sangat berbahaya, maka Madara terus menggunakan kekuatan Rinnegannya untuk menarik setiap jiwa tokoh yang dilawannya untuk meningkatkan kekuatan chakranya, Madara sebenarnya jauh lebih berbakat dari Sasuke dalam menggunakan Rinnegan, karena ia lah pemilik kekegenkai Rinnegan setelah Rikudou Sennin, bahkan ia menguasai 99% kekuatan Rinnegan, dalam turnamen ini ia terus melatih Rinnegannya.
Jadi Goku ataupun Vageta, tidak akan bisa menggunakan serangan berupa Energy karena Madara mampu menyerapnya, namun harapan menang mereka tetap saja tipis, karena kecepatan Goku, Vageta dan juga Freiza sungguh diatas mereka, bahkan untuk Madara yang saat ini telah mengonsumsi banyak jiwa untuk meningkatkan kekuatannya, tidak sebanding dengan kecepatan Goku dalam mode Super Saiya God.
'Padahal aku hanya ingin memperbaiki semua kesalahanku, sial kelihatannya tuhan masih saja mengutukku, bahkan untuk memperbaiki persahabatanku denga Hashirama dan menyelamatkan adikku saja, mendapatkan rintangan yang begitu sulit untuk diraih' batin Madara mengeluh soal musuhnya yang sudah over power, bahkan saat ia mengaktifkan Soul mode tetap saja tidak sanggup mengalahkan Goku yang ada dihadapannya yang sedang menggunakan kemampuan Ultra Insting, Madara benar benar kesal, karena Reflek Goku benar benar berada diatas rata rata, Madara pun mengaktifkan senjutsu Hashirama, lalu.
"Mokuton jukai koutan!" teriak Madara dan akhirnya pohon pohon besar tercipta untuk menjerat tubuh Goku, pohon pohon raksasa, bermunculan dengan sulur pertumbuhan dan juga akar berusaha menjangkau Goku, Goku yang melihat itu langsung mencoba menghindari hal itu, instingnya membantunya untuk bisa melarikan diri dari jeratan pohon milik Madara, hingga akhirnya, Goku berteleport dibelakang Madara, Madara yang sudah dalam mode senjutsu merasakan ada bahaya dari belakang, dengan cepat Madara melompat menjauh dari belakangnya dan menatap kearah belakang dan benar saja Goku terlihat mempersiapkan serangannya.
"Kame hame hame ha!"
Madara yang melihat tembakan laser Energy yang keluar dari kedua telapak tangan Goku yang diarahkan padanya , langsung mencoba menghindar, namun karena Goku muncul dibelakangnya menahan pergerakannya, Madara pun akhirnya menggunakan Rinnegannya untuk menyerap energy dari Kamehameha milik Goku, dan akhirnya energy itu berbenturan dengan tubuh Madara, namun Madara telah merencanakan itu, bahkan Goku yang masih memasung pergerakannya, juga masuk dalam perhitungannya, akhirnya energy yang ditembakan Goku hilang, bukan hanya itu, mode ultra insting Goku juga hilang diserap Madara secara bersamaan.
Goku yang kaget akan hal itu langsung dihantam oleh Madara dengan tinjunya, dan benar saja, ternyata, jika tidak menggunakan ultra insting Goku tidak akan bisa menandingi kecepatan dan reflek Madara dalam mode all soul. {dooom} tubuh Goku berbenturan dengan tanah, namun Goku tidak patah semangat ia langsung mengaktifkan Super Saiya God, namun sayang, sebelum Goku berhasil mencapai mode itu, Madara sudah berada dibelakangnya dan mencabut roh Goku dengan sangat cepat lalu mengonsumsinya untuk meningkatkan kekuatan chakranya, lalu setelah itu Madara membantu Aizen mengalahkan Vageta, dan begitu seterusnya, Madara selalu berhasil, ia mampu mencapai ambisinya dengan menarik roh Freiza dan Vageta ke dalam tubuhnya.
Akhirnya team yang dipimpin oleh Madara memenangkan turnamen, para dewa pun sangsi akan pemenangnya, yah dalam turnamen ini, ternyata pemenangnya adalah team yang isinya adalah dua penjahat, kampret yang sangat tidak bertanggung jawab atas semua kejahatan mereka. Namun apa boleh buat kesepakatan tetap kesepakatan.
"Katakanlah wahai pemenang apa yang kalian inginkan?" tanya para dewa pada sang pemenang turnamen. Aizen, Madara dan Medaka pun mulai berunding untuk memikirkan apa yang mereka inginkan.
"Berapa permintaan yang bisa kami minta?" tanya Madara.
"3 tapi 1 orang dalam team mu hanya berhak meminta satu keinginan dari kami"
"Kalau begitu Aizen aku ingin kau yang pertama kali mengucapkan keinginanmu" pinta Madara.
"Aku ingin bisa mendapatkan banyak pengalaman berharga disetiap petualanganku" jawab Aizen dengan santai.
"Kalau begitu berikutnya Medaka" ucap Madara ia kelihatannya ingin keinginannya dikabulkan disaat terakhir saja.
"Aku hanya ingin bisa mendapatkan kehidupan, yang lebih baik dari sebelumnya" jawab Medaka, dan sang dewa hanya mengangguk.
"Kalian berdua sebelum aku mengucapkan keinginanku, maukah kalian untuk ikut bersamaku kemanapun aku pergi?" tanya Madara.
"Hm baiklah, karena jika aku ikut denganmu kemungkinan pengalamanku akan bertambah itu tinggi" jawab Aizen.
"Aku terserah ketua saja" jawab Medaka.
"Baiklah, kalau begitu, ijinkan kami berada di dunia baru, agar aku bisa menjalankan ambisiku" jawab Madara.
"Apa ambisimu?" tanya sang dewa pada Madara.
"Aku ingin bisa menciptakan perdamaian sama seperti Naruto, aku ingin agar aku dan mereka di sanjung sebagai pahlawan, aku ingin bisa mendapatkan apa yang tidak atau belum bisa aku dapatkan di duniaku sebelumnya" jawab Madara dengan tegas.
"Kalau boleh tau apa itu Madara-san?" tanya penasaran Medaka.
"Istri" jawab Madara dengan nada serius dan muka datar, Aizen dan Medaka langsung tercengang dengan Madara, karena setau mereka Madara tidak memiliki nafsu pada lawan jenis atau pun sesama jenis, hal itu terbukti saat melawan Team One pice, yang salah satu tokohnya bernama Boa Han apalah itu, yang body lumaian bohai dan punya jurus mero mero mero, yang mampu membuat orang jatuh cinta padanya, namun jurus itu malah tidak mempan pada Madara, bahkan berkat Madara ia bisa selamat dari serangan gadis ular yang bisa membuatnya menjadi patung batu.
"Istri apa aku tidak salah dengar?" tanya Medaka dan diberi anggukan oleh Aizen.
"Emangnya kenapa, ada masalah dengan itu hah?" tanya Madara dengan anggotanya, sedangkan sang dewa yang mengadakan turnamen tersebut hanya geleng geleng kepala melihat interaksi antara Madara dengan anggotanya.
"Yah soalnya kamu enggak pernah sekalipun kami lihat memandang perempuan dengan nafsu jadi agak aneh jika kau bisa mendapatkan istri" jawab Medaka.
"Lagian, seorang mesin pembunuh sepertimu kenapa tertarik dengan hal hal yang disebut pernikahan?" tanya Aizen menimpal jawaban Medaka.
"Untuk apa aku memandang musuh dengan tatapan nafsu, hal itu tidak berguna, soal kenapa aku tertarik dengan pernikahan dan ingin punya istri, karena sahabatku, alias Rivalku sudah memilikinya, semua orang memandangku dengan penuh rasa takut, bagaimana aku bisa mendapatkan hal yang didapatkan olehnya, satu satunya yang terus membuatku merasa iri dengannya hanyalah, dia laku dan aku masih Jomblo" jawab Madara pada pertanyaan Aizen.
Dan ternyata jawaban Madara berhasil membuat Aizen menahan tawa sedangkan Medaka hanya menatapnya dengan tatapan aneh, oh iya Team mereka juga merupakan team yang cukup aneh, karena didalamnya beranggotakan dua penjahat dan satu hero dari dunia mereka, namun yang aneh adalah bukan hal itu namun kenapa mereka bisa akur itulah pertanyaan sebenarnya, dan untuk ukuran seorang penjahat permintaan Madara benar benar aneh, karena yah yang benar aja coba, seorang penjahat kelas dewa seperti Madara hanya meminta kehidupan baru dan juga istri, jangan lupakan kalau ia ingin menjadi pahlawan. Bukan hanya Medaka yang sukses dibuat tercengang oleh Madara, soalnya apa keinginan Madara itu pantas dikategorikan sebagai Ambisi atau tidak.
"Hoy Madara apa maksud dari keinginanmu itu, dan lagi pula itu benar benar tidak pantas disebut ambisi" sahut sang dewa.
"Tidak ada maksud dari semua itu, aku hanya ingin merasakan apa yang tidak pernah aku rasakan dikehidupanku sebelumnya, aku ingin tau bagaimana rasanya disanjung sebagai pahlawan dan bagaimana rasanya bisa mendapatkan seorang istri, lalu di akhir cerita, aku ingin membuktikan pada Hashirama kalau aku bukan jomblo lagi saat kembali kedunia akhirat" jawab Madara.
"Oke aku mengerti" ucap sang dewa lalu akhirnya mereka berdua menghilang dari turnamen, dan muncul disebuah tempat, yang tidak mereka ketahui, yaitu sebuah lembah yang sangat luas dan gersang.
Di dunia baru.
"Aizen, apa kau mengenal tempat ini?" tanya Madara pada Aizen, Aizen menggeleng jujur ia merasa agak asing dengan energy yang ada di dunia yang mereka pijak.
Madara lalu menatap Medaka, Kuroukami Medaka cukup paham arti pandangan Madara padanya dan menggeleng.
"Jadi artinya sekarang kita berada di dunia baru, baiklah kalau begitu, petualangan baru kita telah dimulai, Ayo Aizen!, Medaka!" ucap Madara menyerukan dua nama yang menjadi teman satu Teamnya.
"A!" reaksi Medaka dengan semangat sedangkan Aizen hanya senyum senyum saja.
Mereka bertiga pun berjalan mengarungi lembah tersebut dengan santai, yah bisa dibilang mereka ingin menikmati kehidupan yang jauh lebih tenang, namun perjalanan mereka dihalangi oleh monster monster berupa kadal yang bisa berdiri(Lizardman) bahasa fantasynya.
"Apa apaan kadal itu, apa ia hewan kochiyosei?" tanya Madara entah pada siapa.
"Maaf kalau saya koreksi, menurut saya, mereka lebih ke Hollow jenis baru" sahut Aizen, sedangkan Medaka hanya bisa berkedut mendengar pendapat dua anggotanya tentang mahluk yang tiba tiba muncul menghalangi mereka.
"Kalian berdua, bukan saatnya untuk mengetahui siapa mereka, yang pasti apa tujuan mereka menghalangi kita?!" bentak Medaka dari belakang, Madara dan Aizen menatap ke arah Medaka yang terlihat kesal, dengan pendapat tidak berguna mereka.
"Urusai Ona! Orei Tachi punya pendapat sendiri tau!" ucap Aizen dan Madara secara bersamaan dan hal itu membuat Medaka kaget.
"Yang pasti mereka bukanlah mahluk seperti yang kalian katakan" umpat Medaka mengeras sambil menatap Madara dan Aizen.
"Mah Mahluk apapun mereka jika tujuannya untuk menyerang kita, kita harus melawan ucap Madara yang udah mulai santai melihat sekumpulan Kadal yang tengah memperhatikan sikap mereka, para kadal itu pun saling bertatapan dan akhirnya saling berbisik, lalu salah satu dari mereka maju ke arah mereka lalu mulai bicara.
"Siapa kalian, dan apa yang kalian lakukan di wilayah kami?" tanya salah satu dari mereka.
"Aku Uchiha Madara, dia Sousuke Aizen, dan dia Kuroukami Medaka, kami adalah pemenang turnamen J-stars Victory, kami memilih berpetualang bertiga bersama, kemanapun kami mau, kami tidak pernah menghalangi siapapun untuk berbuat sesuatu selama tidak menyerang kami, kami juga tidak tau kalau ini wilayah kalian, kami tersesat, dan kami ingin menuju wilayah manusia, bisa kalian mengantar kami?" jawab Madara dengan sedikit nada sombong namun arti dari kalimat terakhirnya adalah kalimat orang bijak, namun jika di ucapkan dengan nada orang sombong apa enggak aneh kedengarannya, lagi lagi Aizen swedrop melihat sifat lain Madara, benar benar pengalaman baru yang tak terduga.
KurouKami Medaka sejak dulu memiliki banyak teman dan kehidupan bahagia tanpa satu kekurangan apapun, namun sayang ia ditakuti oleh semua jenis binatang, tapi sekarang ia bisa lega melihat Lizardman itu tidak takut padanya, sebuah kemajuan besar dan ia cukup bersyukur bisa satu kelompok dengan Madara yah meskipun kelompok mereka seperti sebuah lawakan dimana seorang heroe mau bergabung dengan kelompok yang di isi oleh dua penjahat, para kadal itu pun kembali saling menatap dan mengangguk.
"Baiklah kami akan mengantar kalian ketempat kalian seharusnya berada, oh iya selamat datang dilembah naga, tempat kekuasaan monster Reftile" jawab salah satu pemimpin Lizardman.
"Ah Arigato" ucap Madara, lalu akhirnya Madara dan anggotanya mengikuti mereka menuju sebuah tempat, dan akhirnya mereka sampai dihamparan rumput.
"Karena kami tidak ingin membuat perang dengan datang ke wilayah manusia, kami hanya bisa mengantar kalian sampai sini, seterusnya kalian harus berjalan sendiri, kalian hanya perlu berjalan lurus, maka kalian akan menemukan sebuah wilayah kerajaan manusia" ucap sang kadal.
"Terimakasih kadal-kun" ucap Medaka sambil tersenyum.
"A'ah cepat sana pergi" ucap mereka. Madara pun tersenyum lalu akhirnya ia Aizen dan juga Medaka pun pergi bersama.
Bersambung.
ns18.224.33.235da2