mary anne
437Please respect copyright.PENANAcDaV77dYHE
prolog
437Please respect copyright.PENANAOlIrFMir29
polisi telah mengepung rumah mewah itu. para tetangga berkerumun di depan rumah itu. begitu pula dengan para awak media yang ikut berdesakan ingin meliput peristiwa yg terjadi di dalam rumah itu. peristiwa pembunuhan yang terjadi memang cukup mengerikan. mereka semua tak menyangka hal itu akan terjadi di kompleks perumahan elit yang biasanya selalu tenang itu. para polisi segera mengatur segalanya. dengan sigap mereka menghalangi warga dan media yang hendak mendekat untuk melihat peristiwa di rumah itu. para polisi bergegas masuk ke rumah itu. kejadian di dalam rumah benar2 mengerikan. tuan dan nyonya rumah terlihat berbaring berdampingan di lantai dengan kondisi berlumuran darah. darah merekapun mengalir di lantai, dan bahkan terlihat menciprat di perabotan dan tembok rumah. beberapa perabotan rumah pecah berantakan. yang paling mengerikan adalah anak laki2 yang berusia kira 10 tahunan duduk menatap kosong jenazah orang tuanya dengan pisau di tangan kanannya. polisi segera mengamankan anak itu.
" mary anne...dia yang melakukannya." bisik anak itu saat polisi menggiringnya ke mobil mereka.
437Please respect copyright.PENANAoWuAWEyu3M
bab 1
437Please respect copyright.PENANAql5PtaiES6
20 th kemudian
437Please respect copyright.PENANAXt3CXGUJZt
para polisi mendapat laporan pembunuhan dan bergegas ke tkp. det robertson dan det. vargas ikut bersama mereka. mereka berdua adalah kepala investigasi utk kasus ini. det robertson adalah seorang pria berusia 50 tahunan dengan wajah sangar dan bertubuh besar dan agak gemuk. sedangkan det. vargas adalah seorang wanita berusia 30 tahunan. wajahnya yang lumayan cantik membuat dia sering diremehkan oleh orang2 di sekitarnya, termasuk rekannya di kepolisian. tapi ternyata dia memiliki kecerdasan dan insting yang luar biasa. selama ini dia juga mengungkap banyak kasus pembunuhan. hal ini membuat para rekannya berbalik mengaguminya termasuk det. robertson yang adalah seniornya di kepolisian. peristiwa pembunuhan yang terjadi benar2 mengerikan. sang suami lehernya terikat dengan dasi di pintu ruang tamu rumah itu. terlihat banyak bekas tusukan pisau yang membuat darah mengalir dengan deras bahkan hingga ke teras dan halaman rumah. sang istri tengkurap dengan pisau daging besar menancap di kepalanya, darahnya membasahi karpet di bawahnya, mengubah warnanya menjadi merah darah. det. vargas betul2 mual melihat dua mayat di depannya itu. dia terbiasa melihat banyak peristiwa pembunuhan. tapi hal mengerikan seperti ini benar2 membuat dirinya merasa ngeri.
" di mana dua anak itu?" tanyanya pada seorang polisi yang sedang bertugas. iya, dua anak dari korban pembunuhan itu selamat. mereka mengunci diri mereka di dalam kamar tidur dan bersembunyi di bawah tempat tidur. anak2 itu masih berusia 9 dan 7 tahun.
" mereka di mobil polisi di ujung jalan. mereka masih shock." jawab petugas itu.
det. vargas mengangguk dan berterima kasih pada polisi itu. dilihatnya bagian forensik sudah datang. rekannya bisa melihat pemeriksaan tkp. dia akan menemui anak2 itu.
det. vargas menuju ke mobil anak2 itu berada. setelah mengangguk pada petugas polisi yang menjaga dua anak itu, dia bergegas masuk ke dalam mobil. dua anak itu, seorang gadis kecil dan adiknya, seorang bocah lelaki, sedang duduk di dalam mobil itu, masing2 dari mereka memegang segelas susu yang terlihat masih utuh. mata mereka sembab dan merah. det. vargas menatap iba pada dua anak itu.
" halo, aku emma. aku seorang detektif. siapa nama kalian?" tanyanya sambil menatap dua anak itu bergantian.
" aku shelly dan ini adikku, robby." ujar gadis kecil itu dengan suara serak.
" mary anne..." cetus robby tiba2. " dia yg melakukannya. dia yang membunuh ayah dan ibu." det vargas mengalihkan pandangannya pada robby.
" mary anne?"
dua anak itu bercerita padanya kalau malam itu mereka memanggil mary anne dan memintanya menangkap mary anne.
" emma, apa yg sedang kaupikirkan?" tegur det. robertson pada rekannya itu.
" anak2 itu berkata padaku tentang mary anne yang membunuh orang tua mereka. " ujarnya sambil mondar mandir di kantor mereka. mereka sudah kembali dari tkp dan mereka harus menunggu hasil dari tim forensik. det, robertson tertawa kecil melihat rekannya itu.
" mary anne itu tidak ada. itu hanya cerita urban legend yang dibuat untuk menakuti anak2." ujarnya sambil menatap rekannya.
" jadi kau juga tahu tentang mary anne?"
det. robertson mengangguk.
" aku lupa kau seorang pendatang, jadi mungkin kau tidak tahu tentang mary anne. mary anne akan datang kalau kau memanggilnya dengan ritual khusus. saat dia datang kau harus bersikap baik padanya atau dia akan berbuat jahat padamu. itulah yang dikatakan ibuku padaku. tapi sudahlah emma itu hanya cerita. anak2 itu mungkin masih shock atau mereka terlalu percaya cerita ttg mary anne."
detektif wanita itu mengangguk dan menghela nafas panjang.
" kau benar, kita harus menangkap pembunuh sebenarnya. mary anne hanyalah sosok yang tidak nyata." tegasnya.
437Please respect copyright.PENANAhH6NVqfw8F
bab 2
437Please respect copyright.PENANA3rLfLs1v6y
emma membanting file2 di mejanya dengan kesal. dia lalu berdiri. tangannya mengepal di atas meja. sudah beberapa hari berlalu sejak peristiwa pembunuhan itu, tapi semua seolah menemui jalan buntu. tak ada satupun petunjuk yang bisa dia temukan. shelly dan robby sering meneleponnya, meminta dia segera menangkap mary anne, karena takut mary anne akan kembali untuk menangkap mereka berdua. robertson membawa beberapa file dan menyerahkannya pada emma.
" ini file kasus2 lama. kasus2 pada file itu mirip dengan kasus yang sedang kita tangani sekarang. dan sampai sekarang pembunuhnya belum tertangkap. "
emma segera membuka file2 itu. semua yang tercantum di dalamnya sangat mengerikan. peristiwa pembunuhan dengan banyak tusukan pisau dan seluruh keluarga di file2 itu sudah tewas.
" tak ada yang selamat dari pembunuhan2 ini." cetus emma.
" sebenarnya ada, 20 tahun lalu seorg anak laki2 juga mengatakan hal yg sama dengan shelly dan robby. mary anne yang membunuh ayah dan ibunya." ujar det. robertson.
" lalu di mana anak itu sekarang?"
" ruang isolasi rumah sakit jiwa. anak itu adalah tersangka pembunuhan ayah dan ibunya sendiri."
emma menatap foto2 pembunuhan di file2 kasus itu.
" kita harus menemui anak itu. dia mungkin punya jawaban untuk semua kasus2 pembunuhan yang belum tuntas ini." ujarnya sambil membereskan dan mengemasi file2 itu.
" dia itu sangat berbahaya." ujar petugas rsj saat kedua det. itu datang menemuinya.
" kami harus bertemu dengannya. itu terkait kasus pembunuhan yang kami tangani." sergah emma. petugas itu terdiam sejenak.
" baiklah kalian boleh menemuinya. tapi kalian harus tetap waspada dan hati2."
kevin sedang menggambar, saat beberapa petugas membuka pintu ruangannya. mereka membawa dia keluar. setelah memasang rantai di kakinya pada meja dan borgol di tangannya mereka berlalu meninggalkannya sendirian. tak lama seorang wanita cantik dan seorang pria paruh baya memasuki ruangan itu.
" perkenalkan kami detektif dari kepolisian. aku det robertson dan ini partnerku, det vargas. kami sedang menyelidiki kasus pembunuhan yang mungkin berkaitan dengan kasusmu."
pria itu terkikik pelan, lalu tertawa terbahak2.
" ibuku..di mana ibuku? dia akan menjemputku kan? dia pergi lama sekali." ujarnya sambil terus tertawa, lalu tiba2 dia menangis. " ibuku berbohong. dia sudah meninggalkanku." ujarnya sambil terisak- isak.
det. robertson menatap emma dan menggelengkan kepalanya.
" mary anne!" ujar emma tiba2. kevin terdiam dan menatap emma tajam. " kau tahu dia kan?" lanjut emma lagi. kevin menatap emma lama.
" tidak." jawabnya singkat.
emma membuka file2 kasus yang dibawanya.
" lihat foto2 ini. ini semua kasus pembunuhan yg blm tuntas. semua anggota keluarganya tewas terbunuh dengan mengerikan seperti ayah dan ibumu. dan ini," ujarnya sambil menunjukkan foto pembunuhan org tua shelly dan robby. " ini adl kasus terbaru yg saat ini sedang kami tangani. tapi kali ini, sama sepertimu dua anak selamat dari pembunuhan ini. mereka juga mengatakan tentang mary anne."
kevin menatap foto2 itu.
" di mana anak2 itu? mary anne akan datang dan membunuh mereka juga."
" mereka aman bersama kami. polisi siaga 24 jam untuk melindungi mereka."
kevin menggeleng.
" kalian tidak akan bisa mengalahkan mary anne. senjata kalian tidak berarti apa2 baginya. satu2 nya cara untuk melindungi anak2 itu, kalian harus mengeluarkan aku dari sini."
" kami tidak bisa melakukannya. ayo, emma, kita pergi dari sini." ujar robertson sambil bergegas berdiri.
emma ikut berdiri mengikuti partnernya.
" lindungi anak2 itu sebisa kalian. nyawa mereka dalam bahaya." tukas kevin pelan.
437Please respect copyright.PENANA2CvOBUCcsy
bab 3
437Please respect copyright.PENANAnjvKmzfb1W
" dia itu pasti sudah gila. apa dia pikir dia bisa membodohi kita untuk keluar dari sana?" sergah robertson emosi.
emma hanya diam dan mengangguk.
tak lama ponselnya berbunyi.
" apa? dua polisi yang bertugas menjaga shelly dan robby tewas?" teriaknya terkejut.
" baiklah kami segera ke sana." ujarnya sambil mengangguk pada partnernya. mereka bergegas masuk ke mobil mereka dan pergi dari situ.
saat tiba di tkp, mereka melihat shelly dan robby sedang berpelukan sambil menangis. polisi berusaha menenangkan mereka.
" salah seorang dari petugas yg tewas menelepon kami, katanya mereka mendengar suara2 aneh, tapi saat kami tiba di sini mereka berdua sudah tewas." emma mengangguk.
dia lalu melihat dan memeriksa banyak bekas peluru di tembok.
" pistol kedua polisi itu kosong. itu artinya mereka menembaki tersangka. tapi anehnya tak ada peluru yang mengenai tersangka. tak ada jejak dari tersangka. bahkan dia sama sekali tidak terluka. tidak ada darah tersangka di sini." ujar petugas polisi yang ada di sampingnya.
emma terdiam. dia menatap bekas2 peluru itu. dia lalu bergegas keluar menemui shelly dan robby.
" mary anne...dia datang dan membunuh polisi itu." ujar shelly di sela tangisnya, sedangkan robby hanya terus menangis di pelukan kakaknya. robertson menyusul emma ke tempat shelly dan robby.
" kurasa kita harus mengeluarkan kevin dari rumah sakit jiwa itu. mungkin dia memang tahu cara menghadapi pembunuh ini."
robertson mengajak emma pergi dari situ.
" apa kau sudah gila? kau percaya ucapan pria sakit jiwa itu?" ujarnya.
emma menggeleng.
" tidak, tapi shelly dan robby berada dalam bahaya sekarang. kita setidaknya harus berusaha melindungi anak2 itu."
" kita bisa menggunakan polisi untuk melindungi mereka. kita bahkan bisa menambah jumlah polisi untuk melindungi shelly dan robby."
" rob, dengar aku. dua polisi sudah tewas. apa kita harus mempertaruhkan nyawa polisi lain lagi? kita tidak bisa kehilangan mereka lagi. kita juga tidak bisa membiarkan shelly dan robby dalam bahaya."
robertson menggelengkan kepalanya.
" tetap saja ini berbahaya. mungkin kita tidak akan menangkap pembunuhnya, tapi menambah seorang pembunuh berkeliaran di masyarakat."
" aku tahu, karena itu kevin harus tetap dalam pengawasan kita. kalau dia melakukan sesuatu yang berbahaya, kita bisa langsung menangani dia." ujar emma.
437Please respect copyright.PENANAYVzeRtGX27
bab 4
437Please respect copyright.PENANAWj7py1djVF
kevin menatap keluar dari jendela mobil yang membawanya. sudah lama dia tidak melihat pemandangan di dunia luar. hari ini dia dibebaskan sementara utk membantu dua detektif yang saat ini sedang duduk di depan. dia menatap tangannya yang terikat tali dan borgol, juga rantai di kakinya. dia dianggap pembunuh berbahaya yang sakit jiwa. dia bahkan menghabiskan dua puluh tahun hidupnya di dalam ruang isolasi rumah sakit jiwa. tapi itu semua lebih baik karena dengan begitu dia bisa melindungi dirinya sendiri dari mary anne. mary anne tidak pernah menyisakan satupun anggota keluarga korbannya untuk hidup. kevin merasa beruntung mary anne tidak menemukan dirinya yang sudah bersembunyi selama dua puluh tahun. dan sekarang dia sudah keluar dari persembunyiannya. mary anne pasti akan mengincarnya kembali. setidaknya sampai nyawanya melayang di tangan mary anne, anak2 itu akan aman. dia akan menukar nyawanya untuk melindungi anak2 itu. toh, dia tidak lagi punya teman ataupun keluarga. semua pergi meninggalkannya karena takut padanya. kalau dia mati di tangan mary anne, dia akan bisa bertemu ayah dan ibunya yang sangat dia rindukan selama 20 tahun ini.
mereka tiba di kantor polisi. emma dan robertson mengeluarkan kevin dari mobil dan membawanya ke kantor mereka.
" itu terlihat tidak nyaman. aku akan membukanya. tapi kalau kau berani bertingkah macam2 atau mencoba lari dari sini, aku akan membunuhmu dengan tanganku sendiri." ujar robertson sambil menunjuk borgol dan rantai yang dipakai kevin.
kevin mengangguk. robertson lalu membuka semua borgol, tali dan rantai yang mengikat kevin.
kevin meluruskan kakinya dan meregangkan tangannya yang terasa kebas dan sakit karena ikatan itu.
" baiklah, sekarang beritahu kami cara melindungi shelly dan robby." ujar emma.
" mereka sudah aman untuk saat ini. mary anne tidak pernah membiarkan korbannya ada yang tersisa. jadi saat ini dia akan kembali mengincarku. jadi utk sementara ini, selama mary anne belum mendapatkan aku, anak2 itu akan aman." jawab kevin.
" maksudmu?"
kevin mengangguk.
" saat ini menjadikan diriku umpan untuk mary anne. aku yakin dia pasti akan datang padaku."
robertson mendengus keras.
" kau pikir kami akan percaya semua cerita bohongmu itu? kau akan mempertaruhkan dirimu melindungi anak2 yang tidak kau kenal. wow, entah apa yang kaupikirkan. tapi kami bukan orang bodoh yang bisa tertipu dengan sikap sok baikmu itu." ujarnya sinis.
kevin hanya diam dan mengangguk.
emma mengajak robertson keluar dari kantor itu.
" tenangkanlah dirimu. saat ini kita butuh bantuannya untuk menangkap pembunuh. kita setidaknya harus menahan diri dan bersikap baik padanya." ujar emma.
kevin mendengar semua itu dari balik pintu.
" mereka tidak percaya padaku, tapi tidak masalah bagiku. mary anne, aku akan menghadapimu dan aku akan mengalahkanmu, menghentikan semua kejahatanmu," desisnya pelan.
437Please respect copyright.PENANA6JFhCN4HY7
bab 5
437Please respect copyright.PENANACIJJgaVa1f
kevin menjajar benda2 yang dibawanya dari rumah sakit jiwa di ruangan detektif tersebut.
" apa yang sedang kaulakukan?" tanya emma yang sedang mengawasinya dari samping dengan sikap waspada.
" benda2 ini yang selama ini melindungiku dari mary anne, sehingga dia tidak bisa datang padaku. sekarang karena aku ingin dia datang padaku, aku harus menyingkirkan benda2 ini. tapi bukan untuk dibuang, bantu aku untuk melebur benda2 ini secepatnya. benda2 ini harus diubah menjadi senjata untuk melawan mary anne."
" dengar, mengenai masalah mary anne, aku belum bisa percaya padamu sepenuhnya. tapi baiklah aku akan membantumu membuat senjata dari benda2 ini." jawab emma. kevin hanya diam dan mengangguk.
malamnya, kevin tertidur di ruangan detektif. perlahan terdengar suara pintu terbuka. hembusan angin dingin memasuki ruangan yang sempit itu. tak lama muncul sosok wanita bergaun putih dengan wajah rusak. kulitnya berwarna sangat pucat dan darah membasahi di bagian depan bajunya. sebuah pisau teracung di tangan kanannya. dia berdiri di samping kevin dan mengangkat pisau di tangannya tinggi2. tiba2 kevin membuka matanya.
" halo, mary anne. aku sudah menunggumu." ujarnya sambil menghindar, sehingga pisau itu mengenai kursi yang tadi ditiduri kevin. mary anne kembali menyerang kevin dengan secepat kilat. sabetan pisaunya mengenai tangan pria itu. kevin melemparkan bubuk dan air suci padanya. mary anne berteriak kesakitan.
" kau belum menang!!! aku pasti kembali utk mengambil nyawamu!!!" teriaknya penuh amarah. dia lalu menghilang dari situ. kevin menghela nafas lega. untuk sementara, dia berhasil membuat mary anne mundur, tapi mary anne pasti akan kembali utk membunuhnya.
kevin membebat luka di tangannya dengan perban, saat itulah robertson masuk. menarik kerah bajunya dan mendorongnya ke tembok.
" apa yang sudah kaulakukan? kau membunuh polisi2 yang menjagamu. pembunuh sepertimu seharusnya dihabisi saja." ujarnya sambil menodongkan pistol ke arah kevin.
" kau tidak bisa membunuhku, kalau kau membunuhku, semuanya akan berakhir. mary anne akan kembali memburu shelly dan robby." jawab kevin sambil mendorong pria itu.
" mary anne...mary anne...tidak ada mary anne. itu semua hanya delusimu. kegilaanmu yg tlh menciptakan mary anne utk membunuh orang tuamu dan polisi yang berjaga. kaulah yang membunuh mereka semua. kau adalah seorang pembunuh!!!" teriak robertson.
kevin hanya diam dan menunduk. robertson hendak maju dan menyerang lagi tapi emma menghalanginya.
" hentikan, rob. tenangkan dirimu." ujarnya.
" bukankah sudah kubilang padamu? dia itu seorang pembunuh dan kita malah membawanya keluar. lihat...lihat apa akibatnya. rekan kita tewas terbunuh." ujarnya sambil menunjuk kevin dengan marah.
" baiklah, aku mengerti. ini salahku. aku akan bertanggung jawab. aku akan mengembalikan dia ke rumah sakit jiwa dan keluar dari kepolisian." jawab emma.
dia lalu menoleh pada kevin.
" ayo ikut aku!" ujarnya sambil menarik pria itu dan mendorongnya keluar dari ruangan itu.
437Please respect copyright.PENANAJXM4ke3twA
bab 6
437Please respect copyright.PENANApj4xNdJIv9
emma menyuruh seorang petugas memasang tali, borgol dan rantai pada kevin. dengan cekatan petugas itu memasang semuanya dan memasukkan kevin ke dalam mobil patroli. emma lalu masuk di belakang kemudi mobil itu dan melajukan mobil itu.
" kenapa kau melakukannya? kau sudah menipu kami. rob benar, pembunuh sepertimu seharusnya tidak akan pernah menghirup udara bebas. aku akan pastikan itu. aku akan membuatmu berada di rumah sakit jiwa selamanya." ujarnya.
kevin hanya diam tidak mengatakan apapun.
" kenapa kau diam? jawab pertanyaanku. kenapa kau membunuh rekan2 ku? kau diam saja sejak tadi. kenapa? apa kau menyesal tidak melarikan diri dan dengan tetap di tkp kami akan percaya padamu? lalu kami akan lalai dan membiarkanmu mencari korban lagi untuk kau habisi. sayangnya kau salah. kau membunuh lagi, maka kaupun akan berakhir membusuk selamanya di rumah sakit jiwa."
" benda2 itu? kau sudah meleburnya?" tanya kevin.
emma tertawa sinis.
" apa sekarang saatnya kau mencemaskan benda2 itu? benda2 itu akan disita. kau tidak akan pernah melihatnya lagi."
" aku tidak sadar kalau saat mary anne mengincarku, orang2 di sekelilingku dalam bahaya. aku memang salah tidak memperhitungkan hal itu. ini salahku menyebabkan rekan2 mu mati. aku minta maaf untuk itu. tapi kumohon kembalikan benda2 itu padaku. aku akan memusnahkan mary anne dengan benda2 itu. tanpa benda2 itu, aku akan mati, begitu pula shelly dan robby. aku tidak peduli pada nyawaku, tapi setidaknya aku harus menyelamatkan shelly dan robby.
" aku tidak percaya lagi pada ceritamu tentang mary anne. aku juga tidak percaya kau mau mengorbankan nyawamu untuk anak2 itu yang tidak pernah kau temui. bagiku sekarang kau hanya seorang pembunuh." tegas emma.
kevin mengangguk.
" baiklah, aku mengerti. kalau terjadi sesuatu padaku tolong gunakan benda2 itu utk melindungi shelly dan robby dari mary anne." ujarnya pelan. emma melirik sekilas ke kaca spion untuk melihat kevin. kenapa mata dan suaranya terdengar tulus? dia terlihat benar2 ingin menolong anak2 itu. emma menggelengkan kepalanya. tidak, dia hanya menipuku. dia ingin menipuku lagi. kali ini aku tidak akan dibodohi lagi olehnya.
437Please respect copyright.PENANA6T842zclXW
bab 7
437Please respect copyright.PENANAA2In5zGmvK
kevin kembali dimasukkan ke ruang isolasi rsj. ditatapnya dinding2 putih yang mengurungnya selama 20 tahun ini. aku tidak akan lama di sini. mary anne akan segera datang untuk mengambil nyawaku. ayah, ibu, tunggu aku. aku akan segera datang menemui kalian.
malamnya, terjadi serangan misterius. para petugas dan pasien di rumah sakit itu gempar. ada sosok wanita bergaun putih menyerang mereka. kekuatan dan senjata yang dipakai para petugas rsj seolah tak ada apa2 nya di depan wanita itu. sementara itu para pasien hanya bisa bersembunyi dengan ketakutan di kamar mereka sendiri.
pintu ruangan isolasi tempat kevin ditahan terbuka lebar dengan sendirinya.
" mary anne, aku sudah menunggumu." mary anne muncul dengan pisau terhunus di tangannya. diapun maju dan menyerang pria itu. kevin hanya berdiri diam saat pisau itu menusuk perutnya. dia lalu memegang tangan mary anne dengan tangan kirinya dan menyiramkan bubuk suci yang selama ini ternyata dia genggam di tangan kanannya. mary anne berteriak kesakitan.
" hari ini kau akan mati bersamaku, mary anne!!!" teriak kevin sambil meraih air suci yang ternyata sudah dia siapkan di mejanya. dia lalu menyiramkan air suci. mary anne terus berteriak kesakitan. dia lalu meronta dan berhasil terlepas dari cekalan kevin yang memang sudah melemah. mary anne lalu menghilang. kevin lalu jatuh tak sadarkan diri.
437Please respect copyright.PENANA630oVAURCp
bab 8
437Please respect copyright.PENANAfUyEcARXpI
emma masih berada di kantornya dengan robertson saat telepon di ruangan itu berbunyi. emma mengangkat telepon itu dan terkejut mendengar kabar adanya serangan di rsj dan banyak orang terluka. setelah memberitahu partnernya, emma pun bergegas ke rumah sakit.
emma lalu menemui para petugas rsj yg mengalami luka2 karena peristiwa itu. semuanya bercerita tentang sosok wanita yang menyeramkan. mereka tak bisa melawan wanita itu. senjata mereka tak bisa berbuat apa2 untuk melawan wanita itu. seorang dokter lalu memanggil emma. ada pasien yang harus segera dioperasi karena luka tusuk yang parah di perutnya. emma terkejut saat melihat bahwa pasien yg dimaksud adalah kevin. dia segera menandatangani prosedur persetujuan operasi dan menelepon robertson.
" apa maksudmu?pria itu terluka parah. apa dia berusaha melukai dirinya sendiri dan orang lain lagi? bajingan itu tak juga berhenti membuat masalah. dia bahkan membuatmu nyaris kehilangan pekerjaan." ujar robertson.
" aku juga tidak ingin percaya. tapi sekarang ada banyak saksi yang melihat kemunculan wanita aneh. mungkin wanita itulah mary anne yang selama ini membunuh orang2. dengar aku harus berjaga di tempat ini. kau pergilah ke tempat shelly dan robby. kalau semua ucapan kevin benar, anak2 itu mungkin berada dalam bahaya. bawa juga benda2 yang ada di laci mejaku utk melindungi anak2." tukas emma.
" baiklah aku mengerti. aku akan segera pergi sekarang."
emma duduk di depan pintu ruang operasi. ini salahnya seharusnya dia bisa lebih percaya pada kevin. karena dia banyak orang terluka. bahkan mungkin rob, shelly, dan juga robby. sebuah keputusan salah yang membuat nyawa banyak orang dalam bahaya. pintu ruang operasi terbuka dan seorang dokter keluar dari situ.
" kondisinya masih kritis, tapi untunglah dia segera dibawa kemari, jadi nyawanya masih bisa tertolong. dia benar2 beruntung. terlambat sebentar saja mungkin kami tidak bisa menyelamatkannya." jelas dokter itu kepada emma. emma mengangguk dan berterima kasih pada dokter itu. dia lalu menemui kevin yang sudah dipindahkan ke ruang icu. dia masih hidup. apa itu artinya mary anne akan ke sini untuk membunuh kevin. itu tidak boleh terjadi. kali ini akulah yang akan menghadapinya tekad emma.
437Please respect copyright.PENANAYOhTIkXM3w
bab 9
437Please respect copyright.PENANAAgYk1HqSlD
malam itu, emma sedang berjaga di samping kevin yang masih belum sadarkan diri. meski begitu ia tak tenang. selain mencemaskan kevin yg masih belum sadarkan diri, dia juga khawatir mary anne akan datang untuk menyerang mereka. emma meletakkan barang2 suci yang sudah diubah menjadi senjata di meja. tadi dia sempat memasukkan barang2 itu yang selama ini disimpannya di laci meja kerjanya ke dalam tas. entah mengapa, firasatnya mengatakan dia harus membawa barang2 itu. emma menghela nafas panjang. kalau mary anne datang malam itu dia sudah bersiap menghadapinya.
emma masih terjaga saat tiba2 pintu kamar terbuka dengan sendirinya. sosok wanita berwajah mengerikan muncul di hadapan emma.
" mary anne..." desis emma. dia menodongkan pistolnya ke sosok menyeramkan itu.
mary anne tentu tak bergeming. dia tersenyum sinis penuh kemenangan.
" dasar bodoh, senjatamu tak berpengaruh apa2 padaku. aku akan membunuhmu dengan cepat.!!!" serunya sambil mengangkat pisau yang di bawanya tinggi2 bersiap menghabisi emma. tanpa ragu emma menembakkan pistol yang dibawanya. mary anne berteriak kesakitan. kepulan asap putih keluar dari dadanya yang tertembak.
" ini tidak mungkin, seharusnya senjatamu tidak bisa melukaiku!!!" teriaknya.
" senjataku ini dibuat untuk menghabisimu." jawab emma.
" kau pikir kau bisa melakukannya? kau tidak akan pernah bisa menghabisiku!!!" teriak mary anne. dia lalu menghilang dan tiba2 muncul di hadapan emma dan langsung mencekik leher wanita itu.
" aku akan membunuhmu sekarang." seru mary anne diiringi tawa mengerikan. tawa penuh kemenangan. dia terus mencekik leher emma dengan kuat. emma benar2 tidak bisa bernafas karena kuatnya cekikan itu.
tiba2 mary anne berteriak kesakitan dan cekikannya melonggar. emma terlepas dari tangannya. dia lalu duduk dan terbatuk batuk.
mary anne berbalik dan bertatapan dengan kevin yang berdiri sambil membawa sebuah belati yang tadi dia gunakan untuk menusuk punggung mary anne.
" kau...!!!" geram mary anne. " beraninya kau menyerangku dari belakang!!!" teriaknya. dia lalu maju dan menyerang kevin. kevin segera menghindar. dia memanfaatkan kesempatan menusukkan lagi belati yang dibawanya ke perut mary anne. mary anne kembali berteriak kesakitan.
" aku akan membalas kalian!!!" teriaknya.
" itu tidak akan pernah terjadi!!!" teriak emma lalu menusuk mary anne dengan pisau yang selalu dibawa mary anne. gulungan kabut dan asap putih mengelilingi mary anne. tubuhnya mulai meleleh hancur.
" ini tidak mungkin. aku tidak akan pernah mati, apalagi di tangan kalian. aku pasti kembali. aku akan menghabisi kalian dan keturunan kalian!!!" teriaknya sebelum akhirnya lenyap tak bersisa.
kevin dan emma saling berpandangan dan menghela nafas lega. mereka berhasil melenyapkan mary anne.
437Please respect copyright.PENANAfgFlbhHTPz
epilog
437Please respect copyright.PENANAwqbmKgZYLf
kasus pembunuhan keluarga akhirnya ditutup. pelaku dinyatakan tewas dalam pengejaran polisi. kevin dikeluarkan dari rumah sakit jiwa. dia dinyatakan tak bersalah. nama baiknya juga telah dipulihkan. emma juga tak jadi dipecat, bahkan ia mendapat kenaikan jabatan. semuanya berakhir baik. untuk sementara ini....
437Please respect copyright.PENANABw4eGQsLhC
the end....
thanks for reading it. saran dan kritik nya ya please....
437Please respect copyright.PENANA9OoQs22VJp
ns18.188.119.49da2