Farel Bintang POV852Please respect copyright.PENANAHjAuuf6gAf
852Please respect copyright.PENANAXhTcaV4XlL
Pernahkah kalian punya masa lalu yang ingin kalian lupakan? Atau kalian sering terlena dengan masa lalu tatkala teringat ketika kalian menatap hujan. Jika kalian bertanya padaku, aku akan menjawab bahwa aku akan melupakan masa laluku. Masa laluku tidak seperti orang pada umumnya. Banyak lika-liku dan tampak abu-abu. Terlalu banyak kesalahan yang telah kuperbuat.
852Please respect copyright.PENANANxdqV2nOTe
Aku dulu pernah punya kekuasaan. Semua orang tunduk dan menghormatiku. Tetapi kenapa hal seperti itu yang ingin kulupakan? Bukannya enak apabila kita bisa mendapatkan semuanya. Selalu ada Rahasia di balik cerita. Tidak kubiarkan seseorangpun yang dapat mengentahuinya. Biarlah ia terpendam oleh kenangan baruku yang lebih baik.
852Please respect copyright.PENANA0kEUXRI2XG
Kembali ingatan itu terputar olehku. Seseorang mengejarku dengan ganasnya. Bisa kuhitung berapa orang yang berusaha mengejarku. Teman-temanku juga mengikutiku di belakang, mengikuti di mana tempat terbaik untuk lari dari mereka.
852Please respect copyright.PENANAbKT3Ceu88s
"Woi, jangan lari kau!" teriak mereka di belakang.
852Please respect copyright.PENANAk4qfxb9Gdt
"Cepat, jangan sampai kita dapat." Kata temanku sambil melihat ke belakang. Tampak jelas olehku wajah pemberani tak kenal takut itu dipenuhi oleh peluh berlari.
852Please respect copyright.PENANAhgObhWj4v5
"Ayo!" kataku memberikan semangat pada kedua teman yang mengikuti di belakangku.
852Please respect copyright.PENANAbzB9TkAJif
Akhirnya tempat yang kami tuju telah terlihat. Gedung tak jadi itu akan jadi tempat akhir dari pelarian kami ini.
852Please respect copyright.PENANA2PoJaBdyNz
Kedua temanku berteriak, "Woi, kami sampai." Aku tersenyum saat teman-temanku yang lain membalas senyumku di sana. Belasan murid itu siap tuk memberikan perlindung kepada kami yang sedang dikejar.
852Please respect copyright.PENANA8GKaqGZlQO
Aku menunduk penat. Bajuku basah oleh peluh yang keluar. Nafasku sungguh tidak beraturan lagi, seakan ingin pingsan dan terbaring di tanah berumput ini.
852Please respect copyright.PENANAzFwvsk8kAy
"Ga apa-apa, kau udah sampai di sini. Sekarang biar kami yang mengatasinya." Salah satu temanku menepuk pundakku.
852Please respect copyright.PENANAWBbc1Wy3uu
Aku mengangguk mengerti lalu berputar balik menatap kelima orang yang mengejar kami tadi. Tampak wajah takut mereka menatap kami yang berjumlah belasan orang.
852Please respect copyright.PENANAhTxiYEORHA
"Awas kau, ya, kita belum selesai!" teriak salah satu dari mereka.
852Please respect copyright.PENANAek5TBRPEgL
Aku tidak memerdulikannya. Mereka tidak tahu siapa aku. Perlahan tapi pasti, mereka meninggalkan kami.
852Please respect copyright.PENANAM1U1WTM7CN
Sebuah handphone yang kupegang menjadi alasan kami dikejar oleh mereka. Di ujung mataku, tegak seorang anak berkacamata menyandang tas ranselnya. Baju SMP yang ia pakai tampak rapi seperti anak-anak baik pada umumnya. Badannya cukup tinggi, namun nyalinya tidak menyamai dengan postur tubuhnya.
852Please respect copyright.PENANAicvrN1aDhJ
"Hei, ini punya kau. Kami hampir mati hanya karena mengambil ini dari tangan mereka. Sebaiknya jaga biar nggak dicuri mereka lagi." Aku menyerahkan handphone yang ada di tanganku.
852Please respect copyright.PENANAWqtuQXmuRr
"Baiklah,terima kasih," ucapnya. Nadanya sedikit bergetar. Wajahnya seperti takut kepadaku.
852Please respect copyright.PENANAD8emByM2zH
"Hahahaha, iya sama-sama. Kau juga teman sekolah kita. Wajib dibantu. Yaudah, pulang sana. Kalian juga," kataku pada belasan temanku yang lainnya.
852Please respect copyright.PENANARrqliHlqwU
"Baik Boss!" jawab mereka. Aku hanya tertawa mendengar panggilan mereka padaku. Sebenarnya aku tidak terlalu suka dipanggil seperti itu. Bagiku kami semua sama, tak ada yang menjadi pemimpin di sini.
852Please respect copyright.PENANAgzZduePx6g
Mereka semua meninggalkanku. Aku tetap di situ memandang langit mendung yang bergerak perlahan. Angin terasa begitu kuat menerpa wajahku. Titik demi titik gerimis mulai membasahi tanah. Aku menunggu momen ini.
852Please respect copyright.PENANAUaQfPuefdw
"Anu, Siapa nama kau?" tanya anak yang tadi kutolong. Aku menoleh padanya. Wajahnya cukup tampan, namun pembawaannya terlihat sedikit culun.
852Please respect copyright.PENANAqa6hKUn6Fg
"Apakah itu penting bagi kau?" kataku sambil menadah tangan berusaha menampung hujan gerimis yang turun.
852Please respect copyright.PENANASX64HZdgL6
"Tidak, aku hanya bertanya. Aku sangat berterima kasih. Sedang apa kau?" tanya anak itu lagi.
852Please respect copyright.PENANAejHv0zvsbs
Aku menarik nafas lalu menghembuskannya kembali. Aku senang ketika di tanya apa yang sedang aku lakukan.
852Please respect copyright.PENANAtivCXU0Vyp
"Menunggu rinai hujan," jawabku. Mataku semakin berbinar menatap awan yang semakin gelap ingin menumpahkan tangisannya.
852Please respect copyright.PENANA7OQuJos7GT
"Namaku Azka. Aku hanya ingin berteman dengan kau. Aku pulang dulu," pamitnya lalu pergi. Aku menatap pundaknya yang lebar.
852Please respect copyright.PENANANlkI51sSwq
"Hai anak baru, namaku Farel. Kalau ada yang masih berani mengganggu kau, bilang saja padaku karena kau sekarang temanku," kataku sambil tersenyum.
852Please respect copyright.PENANA6Xee7dKrZw
"Oh iya, badan kau cukup tinggi. Aku sarankan kau untuk aktif di basket SMP kita," kataku lagi. Ia tampak membalas senyumku. Ia berlari menghindari hujan, sementara aku di situ menatap ke atas memeluk hujan. Baru kali itu seseorang memintaku menjadi temannya.
852Please respect copyright.PENANAggds7zVX06
852Please respect copyright.PENANAKqJAaQ2bGZ
852Please respect copyright.PENANAy1HuzO11bf
852Please respect copyright.PENANAtNIMROOSSb
852Please respect copyright.PENANABolAsl8JYA
852Please respect copyright.PENANAojV8uIyJ3p
852Please respect copyright.PENANAwcRJEOwdWV
852Please respect copyright.PENANAKIjyihkq1f
852Please respect copyright.PENANAHoj4CQeS8f
852Please respect copyright.PENANAPHwGGIn5Up
852Please respect copyright.PENANAypnWqpZtXy
852Please respect copyright.PENANASg4ucAg97z
852Please respect copyright.PENANA3BUHD925KV
852Please respect copyright.PENANAWAiWuYBsE9
852Please respect copyright.PENANATXDHGDCkOl
852Please respect copyright.PENANAevPJGzS3KC
852Please respect copyright.PENANA7wWNAvd5wS
852Please respect copyright.PENANAfJqrEcnJ7V
852Please respect copyright.PENANAj38aAy6ocW
852Please respect copyright.PENANA11Xrt9NO0Z
852Please respect copyright.PENANAzj7GDUbJW0
852Please respect copyright.PENANAZu2X943Xgt
852Please respect copyright.PENANA5V20qCn8Z9
852Please respect copyright.PENANAGIms5QGABe
852Please respect copyright.PENANAdeBUjOtCZA
852Please respect copyright.PENANArQ5MxXNkEO
852Please respect copyright.PENANAtF7vA23WPW
Aku kembali lagi ke masa sekarang yang lebih datar bagiku. Terdengar olehku riuh suara murid laki-laki tanpa henti. Sayup-sayup mataku menatap ke depan. Wali kelasku sudah datang, namun berani-beraninya mereka ribut seperti ini, kecuali laki-laki yang hanya berjarak satu bangku kosong di sebelah kananku. Ia hanya memasang tampang cool.
852Please respect copyright.PENANAdCf8c6QwoC
Aku segera membenarkan pandanganku. Di samping Wali Kelasku berdiri seorang wanita. Aku menatap mata bulatnya yang menggemaskan. Bulu matanya lentik lengkap dengan alis tebalnya. Kedua sudut bibirnya melebar membentuk senyum. Pancara manis dari wanita di depan itu tidak bisa kuelakkan. Ia menatapku dan tersenyum dengan ringannya. Aku mengenal wanita itu. Itu wanita bergitar tadi pagi.
852Please respect copyright.PENANAwmb2G3tGd7
"Hai semua, namaku Alvia," katanya memperkenalkan diri. Tatapannya masih tertuju kepadaku.
852Please respect copyright.PENANAGizwrZ7hLh
"Alvia, nanti kamu bisa berkenalan dengan mereka semua. Sekarang silahkan duduk," kata Wali Kelas.
852Please respect copyright.PENANA1nnvqIsA6a
Langkahnya yang lambat menuju ke meja. Ia tersenyum padaku sekali lagi, namun itu membuatku salah tingkah.
852Please respect copyright.PENANAJk5a59jJSW
"Kau, kan?" tanyaku.
852Please respect copyright.PENANAYAIPOo26if
"Iya, benar." Ia seketika menjulurkan tangannya padaku. "Namaku Alvia. Namamu siapa?"
852Please respect copyright.PENANAfVbwwSW6fJ
Tak ada ekspresi berarti dariku. Aku tak menggapai tangannya. kubiarkan sampai ia menarik tangannya sendiri.
852Please respect copyright.PENANAG5DJTWCKSG
"Oh, kamu belum mau memberitahukan namamu, ya? Semoga kita berteman." Ia mengulum senyum.
852Please respect copyright.PENANAj3IhAXQ3SY
Dibalik senyumnya, kulihat tatapan datar dari orang di sampingnya. Itu lelaki yang sama ketika tatapan itu terlihat saat ia sedang bermain basket tadi pagi. Tatapan yang mengandung kebencian. Seakan ingin menghantamku dengan keras.
852Please respect copyright.PENANAANJY6Pl4uq
Ia benar-benar membenciku.
852Please respect copyright.PENANA5J9GO6ZQtn
***
852Please respect copyright.PENANAuJr1uKwbD2
ns18.116.241.205da2