Farel Bintang POV825Please respect copyright.PENANAGkHi3Hy91y
825Please respect copyright.PENANAT4MrB9jEPb
Pernahkah kalian punya masa lalu yang ingin kalian lupakan? Atau kalian sering terlena dengan masa lalu tatkala teringat ketika kalian menatap hujan. Jika kalian bertanya padaku, aku akan menjawab bahwa aku akan melupakan masa laluku. Masa laluku tidak seperti orang pada umumnya. Banyak lika-liku dan tampak abu-abu. Terlalu banyak kesalahan yang telah kuperbuat.
825Please respect copyright.PENANAzmRrJBOqHx
Aku dulu pernah punya kekuasaan. Semua orang tunduk dan menghormatiku. Tetapi kenapa hal seperti itu yang ingin kulupakan? Bukannya enak apabila kita bisa mendapatkan semuanya. Selalu ada Rahasia di balik cerita. Tidak kubiarkan seseorangpun yang dapat mengentahuinya. Biarlah ia terpendam oleh kenangan baruku yang lebih baik.
825Please respect copyright.PENANA3lmXvdTR7B
Kembali ingatan itu terputar olehku. Seseorang mengejarku dengan ganasnya. Bisa kuhitung berapa orang yang berusaha mengejarku. Teman-temanku juga mengikutiku di belakang, mengikuti di mana tempat terbaik untuk lari dari mereka.
825Please respect copyright.PENANAQ4nO9CEKeT
"Woi, jangan lari kau!" teriak mereka di belakang.
825Please respect copyright.PENANAFLXjzZuiX8
"Cepat, jangan sampai kita dapat." Kata temanku sambil melihat ke belakang. Tampak jelas olehku wajah pemberani tak kenal takut itu dipenuhi oleh peluh berlari.
825Please respect copyright.PENANAemvCTSUwzb
"Ayo!" kataku memberikan semangat pada kedua teman yang mengikuti di belakangku.
825Please respect copyright.PENANAaxau46oBMQ
Akhirnya tempat yang kami tuju telah terlihat. Gedung tak jadi itu akan jadi tempat akhir dari pelarian kami ini.
825Please respect copyright.PENANAoBrOdj3vPv
Kedua temanku berteriak, "Woi, kami sampai." Aku tersenyum saat teman-temanku yang lain membalas senyumku di sana. Belasan murid itu siap tuk memberikan perlindung kepada kami yang sedang dikejar.
825Please respect copyright.PENANAGwH982Sq8q
Aku menunduk penat. Bajuku basah oleh peluh yang keluar. Nafasku sungguh tidak beraturan lagi, seakan ingin pingsan dan terbaring di tanah berumput ini.
825Please respect copyright.PENANAzxvpSCFLi4
"Ga apa-apa, kau udah sampai di sini. Sekarang biar kami yang mengatasinya." Salah satu temanku menepuk pundakku.
825Please respect copyright.PENANAsoJ2cw6DaZ
Aku mengangguk mengerti lalu berputar balik menatap kelima orang yang mengejar kami tadi. Tampak wajah takut mereka menatap kami yang berjumlah belasan orang.
825Please respect copyright.PENANA7ZrRJluhb5
"Awas kau, ya, kita belum selesai!" teriak salah satu dari mereka.
825Please respect copyright.PENANAhYIP48KS3V
Aku tidak memerdulikannya. Mereka tidak tahu siapa aku. Perlahan tapi pasti, mereka meninggalkan kami.
825Please respect copyright.PENANAJvjVYhwknm
Sebuah handphone yang kupegang menjadi alasan kami dikejar oleh mereka. Di ujung mataku, tegak seorang anak berkacamata menyandang tas ranselnya. Baju SMP yang ia pakai tampak rapi seperti anak-anak baik pada umumnya. Badannya cukup tinggi, namun nyalinya tidak menyamai dengan postur tubuhnya.
825Please respect copyright.PENANA27TFoVhkTE
"Hei, ini punya kau. Kami hampir mati hanya karena mengambil ini dari tangan mereka. Sebaiknya jaga biar nggak dicuri mereka lagi." Aku menyerahkan handphone yang ada di tanganku.
825Please respect copyright.PENANAJM0szOl6vq
"Baiklah,terima kasih," ucapnya. Nadanya sedikit bergetar. Wajahnya seperti takut kepadaku.
825Please respect copyright.PENANAIeqnGdm47A
"Hahahaha, iya sama-sama. Kau juga teman sekolah kita. Wajib dibantu. Yaudah, pulang sana. Kalian juga," kataku pada belasan temanku yang lainnya.
825Please respect copyright.PENANATqlE0xn3f9
"Baik Boss!" jawab mereka. Aku hanya tertawa mendengar panggilan mereka padaku. Sebenarnya aku tidak terlalu suka dipanggil seperti itu. Bagiku kami semua sama, tak ada yang menjadi pemimpin di sini.
825Please respect copyright.PENANAtuVPTnA4O0
Mereka semua meninggalkanku. Aku tetap di situ memandang langit mendung yang bergerak perlahan. Angin terasa begitu kuat menerpa wajahku. Titik demi titik gerimis mulai membasahi tanah. Aku menunggu momen ini.
825Please respect copyright.PENANA0TL3LPDjjf
"Anu, Siapa nama kau?" tanya anak yang tadi kutolong. Aku menoleh padanya. Wajahnya cukup tampan, namun pembawaannya terlihat sedikit culun.
825Please respect copyright.PENANAdAzagImrsM
"Apakah itu penting bagi kau?" kataku sambil menadah tangan berusaha menampung hujan gerimis yang turun.
825Please respect copyright.PENANAdnC4Hgpd5R
"Tidak, aku hanya bertanya. Aku sangat berterima kasih. Sedang apa kau?" tanya anak itu lagi.
825Please respect copyright.PENANA6HNBoZUkHB
Aku menarik nafas lalu menghembuskannya kembali. Aku senang ketika di tanya apa yang sedang aku lakukan.
825Please respect copyright.PENANAlIhfulmNYd
"Menunggu rinai hujan," jawabku. Mataku semakin berbinar menatap awan yang semakin gelap ingin menumpahkan tangisannya.
825Please respect copyright.PENANAF5DLIkHVaA
"Namaku Azka. Aku hanya ingin berteman dengan kau. Aku pulang dulu," pamitnya lalu pergi. Aku menatap pundaknya yang lebar.
825Please respect copyright.PENANAapK8tvFPsA
"Hai anak baru, namaku Farel. Kalau ada yang masih berani mengganggu kau, bilang saja padaku karena kau sekarang temanku," kataku sambil tersenyum.
825Please respect copyright.PENANA3rhBSErnkM
"Oh iya, badan kau cukup tinggi. Aku sarankan kau untuk aktif di basket SMP kita," kataku lagi. Ia tampak membalas senyumku. Ia berlari menghindari hujan, sementara aku di situ menatap ke atas memeluk hujan. Baru kali itu seseorang memintaku menjadi temannya.
825Please respect copyright.PENANA8AU8wskirU
825Please respect copyright.PENANAP2CYFzFeVq
825Please respect copyright.PENANA7FC0UXcrOL
825Please respect copyright.PENANAgM3Dqm3sR0
825Please respect copyright.PENANASa0ZoGGy43
825Please respect copyright.PENANAzyteD05pAG
825Please respect copyright.PENANATh0QFUIEZ1
825Please respect copyright.PENANAYb8JBegY5H
825Please respect copyright.PENANA47Bzp7LnTa
825Please respect copyright.PENANA156q3hvQhu
825Please respect copyright.PENANA2yQTtCwM1U
825Please respect copyright.PENANA4pI00URdOh
825Please respect copyright.PENANA70IkRTJUqn
825Please respect copyright.PENANAWM3yJrZrRc
825Please respect copyright.PENANAPPcHPwC0UP
825Please respect copyright.PENANAbSAZlv4ORJ
825Please respect copyright.PENANA27Shqi1khO
825Please respect copyright.PENANAM4NeWfLRiz
825Please respect copyright.PENANAehvv3LOPao
825Please respect copyright.PENANAKOiK1pt1m0
825Please respect copyright.PENANAHC99snf0bx
825Please respect copyright.PENANAxIkPE69YG2
825Please respect copyright.PENANAXUsP5ptTns
825Please respect copyright.PENANAcQsYjlV9sY
825Please respect copyright.PENANAbW0pdNrxyF
825Please respect copyright.PENANA3an5OsVaP2
825Please respect copyright.PENANAL0ngALfE6z
Aku kembali lagi ke masa sekarang yang lebih datar bagiku. Terdengar olehku riuh suara murid laki-laki tanpa henti. Sayup-sayup mataku menatap ke depan. Wali kelasku sudah datang, namun berani-beraninya mereka ribut seperti ini, kecuali laki-laki yang hanya berjarak satu bangku kosong di sebelah kananku. Ia hanya memasang tampang cool.
825Please respect copyright.PENANASBhXqrol1m
Aku segera membenarkan pandanganku. Di samping Wali Kelasku berdiri seorang wanita. Aku menatap mata bulatnya yang menggemaskan. Bulu matanya lentik lengkap dengan alis tebalnya. Kedua sudut bibirnya melebar membentuk senyum. Pancara manis dari wanita di depan itu tidak bisa kuelakkan. Ia menatapku dan tersenyum dengan ringannya. Aku mengenal wanita itu. Itu wanita bergitar tadi pagi.
825Please respect copyright.PENANA9ji14Ae0HT
"Hai semua, namaku Alvia," katanya memperkenalkan diri. Tatapannya masih tertuju kepadaku.
825Please respect copyright.PENANAQVSd6PWkrx
"Alvia, nanti kamu bisa berkenalan dengan mereka semua. Sekarang silahkan duduk," kata Wali Kelas.
825Please respect copyright.PENANAfTnk9IN5tu
Langkahnya yang lambat menuju ke meja. Ia tersenyum padaku sekali lagi, namun itu membuatku salah tingkah.
825Please respect copyright.PENANA0sTuTbu8ax
"Kau, kan?" tanyaku.
825Please respect copyright.PENANARxj7BhXjmV
"Iya, benar." Ia seketika menjulurkan tangannya padaku. "Namaku Alvia. Namamu siapa?"
825Please respect copyright.PENANA8vVVvwIaug
Tak ada ekspresi berarti dariku. Aku tak menggapai tangannya. kubiarkan sampai ia menarik tangannya sendiri.
825Please respect copyright.PENANA7RfXeJxhnk
"Oh, kamu belum mau memberitahukan namamu, ya? Semoga kita berteman." Ia mengulum senyum.
825Please respect copyright.PENANAmUZ0AA9qP1
Dibalik senyumnya, kulihat tatapan datar dari orang di sampingnya. Itu lelaki yang sama ketika tatapan itu terlihat saat ia sedang bermain basket tadi pagi. Tatapan yang mengandung kebencian. Seakan ingin menghantamku dengan keras.
825Please respect copyright.PENANAnVBbBuUx9L
Ia benar-benar membenciku.
825Please respect copyright.PENANAbpDNvgSbFq
***
825Please respect copyright.PENANAO5nXMDgQA8
ns3.135.214.100da2