826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhgDD6IDYW7
Langkahku terus berjalan mengikuti dua orang yang berada tepat didepanku. Sembari memandangi setiap jengkal pelabuhan ini. Suasana yang sangat sangat ramai membuat langkahku semakin sulit. Dua orang di depanku terus berjalan tanpa lelah. Sedangkan diriku yang mungil tak berdaya ini, sungguhh… sungguhh… ingin, segera bersantai dengan segelas es kelapa muda. Hmm, segarnyaaa…826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6gaxiFlkmA
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsFWXapgC1F
"Via, ayo cepet!". Suara wanita cantik didepanku menyadarkan aku.
"Kita ini, di Jawa, pa?"
"Iyalah, sayang. Masak di Afrika?" Jawab seorang lelaki separuh baya yang tampan di depanku. Namun sama sekali tidak memperlambat langkah kakinya.
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiBrnIe1ZBm
Aku, Via, Lovya Aretha Yudianthoro. Aku adalah putri tunggal dari Galang Putra Yudianthoro dan Jihan Tsania. Kami bermaksud untuk kembali ke pulau Jawa, pulau asal mama dan papa. Karena papa mulai pekan ini mengurus perusahaannya yang terdapat di Jawa, sedangkan perusahaan yang ada di Sumatera telah beliau serahkan kepada adik kesayangannya. Sedangkan pulauku sendiri adalah Sumatera. Itulah alasannya aku tak mengenal satu centipun tanah ini.
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIQ3iki7nqY
Melihat keduanya yang semakin mempercepat langkah kakinya, aku berusaha mengejar mereka. Sulit memang, dengan sebuah koper cokelat yang berisi banyak barang-barangku ditambah lagi heels yang cukup tinggi ini. Ya, aku memerlukannya karena tinggi badanku tak semampai gadis lain seumuranku. Walau umurku kini yang menginjak 17 tahun, tak jarang yang mengatakan bahwa aku masih cocok menjadi siswa SMP. Ghhrrr..... Namun tetap berfikir positif ajalah, dengan postur tubuh seperti inilah yang membuatku terlihat menggemaskan seperti kartun jepang yang biasanya menari dengan lagu "chiring chiring, chiriring...!." Aku tau hanyalah sebatas postur tubuh, sedangkam wajahku... made in Indonesia.
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD1zkeLgoc3
"Awww!!!"
Jeritanku memekik saat seorang lelaki menabrakku. Entah karena keteledoranku ataukah kenormalan matanya yang tak dapat melihat gadis sekecil diriku.
"Owhh.. maaf, mbak. Saya tidak sengaja."
Aku hanya menatapnya dingin. Dia langsung mengambil kopernya yang jatuh. Astaga! koperku juga terjatuh.
"Mbak baik-baik saja kan?", tanyanya dengan wajah terburu-buru. Aku mengangguk dengan wajah kesal.
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQX3SYSXe8W
"Lain kali kalo jalan jangan lupa periksa dulu tu mata!"
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJZVMsNIm7u
Ya Tuhan, bahkan dengan perkataanku yang cukup kasar tadi masih membuatnya tersenyum?? "Maaf ya mbak, sekali lagi. Saya permisi dulu." Dengan jejak senyuman yang masih terlihat dia membalikkan badan dan berlari meninggalkanku.
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdWBHaCnPnw
Kemudian aku mengambil koperku yang masih tergeletak dijalan. Aneh, koper ini terasa lebih ringan dari sebelumnya. Cokelat? Yaa, ini memang koperku. Tidak lagi jika koperku tercemplung ke selokan. Heheheh-gapenting banget- Ya Tuhan... dimana aku ini? Dua orang yang menjadi arahku telah menghilang ditelan massa.
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAVkXJwe1Pb
Jangan, Via... please, jangan nangis disini!! Emmphh..... Oh tidak bisaa! Tetesan air mataku mengalir bagaikan bocah 5 tahun yang tersesat di pulau asing. Dasar cengeng! Biarlah! Memang aku cengeng!! Dan aku tak peduli!! Yang ku inginkan hanyalah cepat bertemu mama dan papa! Aku duduk di pojok bangku panjang sambil terisak. "Hiks... hikss...", tangisanku membuat diriku seakan sebuah pertunjukan topeng monyet di depan khalayak. Masa bodo!!
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOjrk00Gb4A
Betapa terjingkatnya aku ketika merasakan seseorang menarik dan memelukku erat. Aaaa!!!! Aku tak mau diculik! Aku kurus, pendek, kecil, hidup lagi gak mungkin laku kalo dijual!
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK42966gCkf
“Via, sayaang..”
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyv1GI6EJen
"Mama!!! Huaaa!! Via takut...", aku mencengkeram pundaknya dan menangis tersedu-sedu. Masa bodo, masa onta banyak yang bilang aku bocah playgroup.
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOdHFxKlmO6
"Via, sayang... maafin mama dan papa ya, udah ninggalin kamu.", mama mengelus puncak kepalaku yang masih bergetar menahan isakan.
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeXp62sgqkQ
"Iya, sayang.. maafin papa ya. Papa lupa kalau punya gadis kecil yang langkahnya cuma sejengkal", ujar papa yang baru saja mengambil koperku.
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzGZf9GEHjk
"Iya, pa.. Hm Apa?!!!". Papa terbahak melihat wajahku yang mungkin kini bagaikan pantat orangutan. "Aku mau balik ke Sumatera!", rengekku kesal.
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcVVwtAhWiH
"Ehh.. jangan ngambek seperti itu. Maafkan kami yaa. Lagipula, papa jamin belum sehari disini, kamu akan betah!", papa mengacak rambutku yang terikat rapi. “Mulai sekarang, kita bakal hidup di Jawa, kan? Pasti lama-kelamaan, kamu bakal betah. Apalagi, di Jawa banyak cowok ganteng. Ya walau gak ada yang bisa ngalahin gantengnya papamu ini. Hahaha!” papa terbahak dan sangat berbangga dengan dirinya sendiri. Cihh, papa gak pernah inget umur.
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVBYbrja712
"Hehehe, itung-itung usaha move on dari Heru, sayang?"
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8eb0gjwTrt
"Ihh! Kok Heru sih!" seketika teringat dengan lelaki itu. lelaki yang sangat terobsesi denganku. Wajah bulat nan dekil itu muncul di pikiranku. Ewh! Bukan, bukan karena wajahnya sebab aku membencinya. Tapi karena keobsesiannya yang di luar batas normal. Untung akhirnya aku tak akan lagi bertemu dengannya. Masih ingat, saat aku akan baru berangkat ke Jawa, dia memanggilku berkali-kali dan menangis seperti bayi. Merengek supaya aku mengurungkan niat untuk pindah rumah. Bahkan dia… ahh.. aku sungguh benci mengatakannya. Dia… haruskah aku jelaskan?? Hmm.. oke oke. Dia, dia merengek kepada orangtuanya untuk segera menikah denganku. Hah!! Wat de fun banget, kan?!
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6ppwZja7bG
Cukup. Kita balik ke masa kini. Yang tadi sudah menjadi butiran sejarah hidupku.
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfHmAX4oiyl
Setelah beberapa menit perjalanan dengan taksi, kami berhenti disebuah rumah mewah yang asri.
Inikah rumah baruku?
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHCvv1bDcth
"Yes, sweety." Seakan papa tau apa yang sedang ada di fikiranku. Aku melangkah perlahan dan pasti, memandangi keindahan setiap sudut rumah ini dengan taman yang dipenuhi tanaman hijau. Benar kata papa, mungkin papa sengaja memilih rumah ini agar aku benar-benar betah di rumah ini.
“Papa bisa baca pikiran Via, ya? Hebat!”
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoctOl1nzW2
“Eh! Kebiasaan! Itu tadi kamu nanya kenceng banget. Sampe-sampe Heru denger tuh di Sumatera.”
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuHLsFZwUgk
_-
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcmmrVgJ6EC
----
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeZ4DavaSkO
Fiuhhh...
Aku merebahkan badanku diatas ranjang yang sangat nyaman.
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnPFgbwDusz
'Tink tink...'
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJVFouI23vQ
Ponselku berbunyi di sela keheningan. Aneh, siapa yang tahu nomor baruku ini? Sudah, mungkin orang nyasar. Jangan hiraukan… saatnya untuk beristirahat. Hmmm….
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZIUWCJ6SEh
.
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfzfE00p9wm
.
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6wna374b21
.
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP46R2z1vkj
'Tink tink...'
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFYu5DzUliv
Hmm..
.
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhbqZgbEyRV
.
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuLby6kdVUx
'Tink tink!!!!!'
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0cEJB8GruL
HWAAHH!! Iya iya! Gua angkat!
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7pmvckRZk5
"Hallo! siapa?!" dengan susah payah aku harus berbicara. Padahal bentar lagi, bakal mimpi.
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeXVf5KpQF0
"Saya Raihan. Saya dapat nomor ini dari bungkus perdana yang ada di koper mbak. Sepertinya koper kita tertukar.."
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwYBx70emKc
"Hehh?” Seketika wajahnya terbesit dan aku segera menuju koper cokelat yang ku bawa tadi. Dan… benar, aku melihat kolor kuning mencolok yang belum pernah aku lihat seumur hidupku di dalam kper ini. Gak modis! “Ewh”
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡItZl0MBVp9
"Benar kan mbak? Tadi saya juga sempat terkejut melihat isinya." Aku bisa mendengar tawa kecilnya itu. Asem, mungkinkah dia sudah melihat kolor spongebob yang sengaja aku taruh di bagian atas? Oke, aku akui lebih gak modis dari kolor kuningnya.
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt5sWtJPWBN
"Jangan bongkar-bongkar isinya! Kapan bisa ditukar?!!"
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsouCO1hnkP
"Secepatnya. Apa perlu saya ke rumah mbak?" Sepertinya itu penawaran yang menguntungkan.. Tapi apa dia gak keberatan?
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtrY2Lvfxxr
"Khemm... saya tidak akan merasa keberatan. Alamat mbak?"
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdqOAlir6Ow
Sepertinya dia mulai bisa membaca fikiranku. Aku harus mewaspadainya -clingak clinguk dengan mata mlotot-
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuHQgjOMIB2
"Nanti aku sms al…" eh belum selesai dengan perkataanku..
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbjd2nUGlQf
"Oke.. terima kasih."
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPC2g6qnp8m
'Tuut.. tuut..'- putus.
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpNpzOE0fWr
Ish! Gak sopan!!
Padahal aku.. ahh, sudahlah. Saat selesai makan malam, aku membantu mama mencuci piring di dapur. Papa juga ada di dapur. Sedang apa? Apalagi kalau masih mengobrak-abrik isi kulkas. Papa masih saja merasa lapar setelah makan besar tadi.
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQOedqLZAVk
"Pa, alamat rumah ini dimana?" Tanyaku yang tak berpengaruh menghentikan kunyahannya.
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAe2Gf4zPSN
"Jalan Soetomo no.16." Papa masih serius dengan biskuit di tangannya. Tak menunggu waktu lama, setelah semua piring tercuci, aku menuju kamar dan meraih ponselku yang tergeletak di ranjang. Segera aku mengetik pesan kepada laki-laki kaku itu.
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN6mRXtKM1r
Kepada: Hmm-826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4oeAPpM65R
"Alamat rumahku jalan soepomo no. 16. Kapan kemari?"
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuGQWpBl5AR
Tak berselamg lama..826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJpb4AjbM9G
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI2UYMwl2sn
Dari: Hmm-826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB6reJoQSjw
"Oke, 1 jam lagi saya sudah ada didepan gerbang rumah mbak."
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTtzKe6jxoO
GILAAA!!! 1 jam lagi? Apa kata papa, kalau tahu soal cogan, eh Raihan itu?
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5SIBzAOGmC
Kepada: Hmm-826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYAEGSwhYjU
"Serius? Malem ini? Besok napa?"
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3RLIhiLWFS
Hanya sekitar semenitan..
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZPhGEq6NWO
Dari:Hmm-826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡipbQxUwE3v
"Saya membutuhkan sesuatu dalam koper itu. Saya sudah di jalan."
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVbTKgi1GhI
Oke, dia serius. Aku kemudian menuju ruang keluarga di mana papa dan mama sudah asyik menonton tv dengan serius. Detakan jantungku tak bisa diajak kompromi. Dag dig dug derr... aku hanya bisa membisu merasakan detakan itu dengan menanti detik-detik kedatangannya. Maklum. Aku belum pernah sama sekali menerima tamu laki-laki. Kenapa aku jadi lebay gini??
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlMPWT96Do0
"Vi? Kamu kenapa sih? Tumben gak cerewet kalo nonton film." Tepukan mama yang mendarat di pundakku memecahkan lamunanku.
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ9Em0Rv7GO
"Emm.. gak ada apa-apa kok ma." Aku tersenyum dan mengalihkan pandangku kembali ke tv yang entah apa yang sedang ditayangkannya
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnb2mIRh5Me
----
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGhoXm1niyF
Oke, ini sudah lebih dari satu jam.
Lebih tepatnya 90 menit. Dimana dia? Harusnya aku sudah sadar dia tak akan datang malam ini. Jadi untuk apa aku menantinya?
"Pa, ma.. Via tidur dulu ya.." aku bangkit dari tempat dudukku.
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv0tEhRJImh
"Ya, Sweety, night. Oh ya, besok mau temenin papa beli mobil baru?"
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqFDzn8nGI8
"Mobil Via?!!" Sungguh mengharukan….
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXgTYsFQhx2
"Tentu saja.... tidak. Mobil untuk papalah. Kamu buat apa mobil? Naik motor aja belum sampek." Papa mengatakan kalimat terakhir dengan sedikit membungkam mulutnya. usaha bergumam yang cerdas!
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMn20Y2Gtzc
Aku hanya mendesah kesal dan menuju ke kamar. Setelah mengganti kaosku dengan piyama hello kitty kesayanganku, aku merebahkan tubuhku di atas ranjang baruku. Sebentar lagi aku akan teridur, hanya hitungan beberapa menit.
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgaFCiOxDne
….
…
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp7zvGDc4N7
Hmmhh..
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnUqzAIuBJ1
"VIAA!!!"
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡop1OKUApcQ
Omg apa lagi?! Teriakan dahsyat mama benar2 menghilangkan kenikmatan malamku!
"Apa sih, ma? Liat nih, mata Via udah hampir nutup!" Kesel banget dengan tindakan mama yang sekonyong-konyong memeluk tubuhku.
"Ada…… malaikat, Vi.. Mau ketemu kamu!" Mama menarik paksa tanganku yang sudah lemah itu. Apa yang dikatakan mama? Hahh...Malaikat? Lucu.
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz2hWtDU80L
Sebentar...
Malaikat?826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy6uG1JtpVY
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrGVswCKhaF
Tampan?
Jangan bilang kalau…
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg57YWmMFBA
826Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSzBiCvibKa
