834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7EnvQ7z1sG
Langkahku terus berjalan mengikuti dua orang yang berada tepat didepanku. Sembari memandangi setiap jengkal pelabuhan ini. Suasana yang sangat sangat ramai membuat langkahku semakin sulit. Dua orang di depanku terus berjalan tanpa lelah. Sedangkan diriku yang mungil tak berdaya ini, sungguhh… sungguhh… ingin, segera bersantai dengan segelas es kelapa muda. Hmm, segarnyaaa…834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMskOLSHBMn
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYivXUqXS7A
"Via, ayo cepet!". Suara wanita cantik didepanku menyadarkan aku.
"Kita ini, di Jawa, pa?"
"Iyalah, sayang. Masak di Afrika?" Jawab seorang lelaki separuh baya yang tampan di depanku. Namun sama sekali tidak memperlambat langkah kakinya.
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnv05SdB6tl
Aku, Via, Lovya Aretha Yudianthoro. Aku adalah putri tunggal dari Galang Putra Yudianthoro dan Jihan Tsania. Kami bermaksud untuk kembali ke pulau Jawa, pulau asal mama dan papa. Karena papa mulai pekan ini mengurus perusahaannya yang terdapat di Jawa, sedangkan perusahaan yang ada di Sumatera telah beliau serahkan kepada adik kesayangannya. Sedangkan pulauku sendiri adalah Sumatera. Itulah alasannya aku tak mengenal satu centipun tanah ini.
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAM8higXhyD
Melihat keduanya yang semakin mempercepat langkah kakinya, aku berusaha mengejar mereka. Sulit memang, dengan sebuah koper cokelat yang berisi banyak barang-barangku ditambah lagi heels yang cukup tinggi ini. Ya, aku memerlukannya karena tinggi badanku tak semampai gadis lain seumuranku. Walau umurku kini yang menginjak 17 tahun, tak jarang yang mengatakan bahwa aku masih cocok menjadi siswa SMP. Ghhrrr..... Namun tetap berfikir positif ajalah, dengan postur tubuh seperti inilah yang membuatku terlihat menggemaskan seperti kartun jepang yang biasanya menari dengan lagu "chiring chiring, chiriring...!." Aku tau hanyalah sebatas postur tubuh, sedangkam wajahku... made in Indonesia.
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF9omudZgGs
"Awww!!!"
Jeritanku memekik saat seorang lelaki menabrakku. Entah karena keteledoranku ataukah kenormalan matanya yang tak dapat melihat gadis sekecil diriku.
"Owhh.. maaf, mbak. Saya tidak sengaja."
Aku hanya menatapnya dingin. Dia langsung mengambil kopernya yang jatuh. Astaga! koperku juga terjatuh.
"Mbak baik-baik saja kan?", tanyanya dengan wajah terburu-buru. Aku mengangguk dengan wajah kesal.
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMwsyBdnoug
"Lain kali kalo jalan jangan lupa periksa dulu tu mata!"
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdnkkQRQEBr
Ya Tuhan, bahkan dengan perkataanku yang cukup kasar tadi masih membuatnya tersenyum?? "Maaf ya mbak, sekali lagi. Saya permisi dulu." Dengan jejak senyuman yang masih terlihat dia membalikkan badan dan berlari meninggalkanku.
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQIydHvWjvg
Kemudian aku mengambil koperku yang masih tergeletak dijalan. Aneh, koper ini terasa lebih ringan dari sebelumnya. Cokelat? Yaa, ini memang koperku. Tidak lagi jika koperku tercemplung ke selokan. Heheheh-gapenting banget- Ya Tuhan... dimana aku ini? Dua orang yang menjadi arahku telah menghilang ditelan massa.
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsrF48Xs9vG
Jangan, Via... please, jangan nangis disini!! Emmphh..... Oh tidak bisaa! Tetesan air mataku mengalir bagaikan bocah 5 tahun yang tersesat di pulau asing. Dasar cengeng! Biarlah! Memang aku cengeng!! Dan aku tak peduli!! Yang ku inginkan hanyalah cepat bertemu mama dan papa! Aku duduk di pojok bangku panjang sambil terisak. "Hiks... hikss...", tangisanku membuat diriku seakan sebuah pertunjukan topeng monyet di depan khalayak. Masa bodo!!
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYRE2aBU0OX
Betapa terjingkatnya aku ketika merasakan seseorang menarik dan memelukku erat. Aaaa!!!! Aku tak mau diculik! Aku kurus, pendek, kecil, hidup lagi gak mungkin laku kalo dijual!
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEVcjYENc13
“Via, sayaang..”
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdlz0w3zqEz
"Mama!!! Huaaa!! Via takut...", aku mencengkeram pundaknya dan menangis tersedu-sedu. Masa bodo, masa onta banyak yang bilang aku bocah playgroup.
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuZkPHw8STn
"Via, sayang... maafin mama dan papa ya, udah ninggalin kamu.", mama mengelus puncak kepalaku yang masih bergetar menahan isakan.
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIJcg1bHLSR
"Iya, sayang.. maafin papa ya. Papa lupa kalau punya gadis kecil yang langkahnya cuma sejengkal", ujar papa yang baru saja mengambil koperku.
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP6UcdDNJEH
"Iya, pa.. Hm Apa?!!!". Papa terbahak melihat wajahku yang mungkin kini bagaikan pantat orangutan. "Aku mau balik ke Sumatera!", rengekku kesal.
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3lgONoaKMp
"Ehh.. jangan ngambek seperti itu. Maafkan kami yaa. Lagipula, papa jamin belum sehari disini, kamu akan betah!", papa mengacak rambutku yang terikat rapi. “Mulai sekarang, kita bakal hidup di Jawa, kan? Pasti lama-kelamaan, kamu bakal betah. Apalagi, di Jawa banyak cowok ganteng. Ya walau gak ada yang bisa ngalahin gantengnya papamu ini. Hahaha!” papa terbahak dan sangat berbangga dengan dirinya sendiri. Cihh, papa gak pernah inget umur.
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnjAvQDNfaw
"Hehehe, itung-itung usaha move on dari Heru, sayang?"
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIrJLUNHc9B
"Ihh! Kok Heru sih!" seketika teringat dengan lelaki itu. lelaki yang sangat terobsesi denganku. Wajah bulat nan dekil itu muncul di pikiranku. Ewh! Bukan, bukan karena wajahnya sebab aku membencinya. Tapi karena keobsesiannya yang di luar batas normal. Untung akhirnya aku tak akan lagi bertemu dengannya. Masih ingat, saat aku akan baru berangkat ke Jawa, dia memanggilku berkali-kali dan menangis seperti bayi. Merengek supaya aku mengurungkan niat untuk pindah rumah. Bahkan dia… ahh.. aku sungguh benci mengatakannya. Dia… haruskah aku jelaskan?? Hmm.. oke oke. Dia, dia merengek kepada orangtuanya untuk segera menikah denganku. Hah!! Wat de fun banget, kan?!
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtqJb8zKyeo
Cukup. Kita balik ke masa kini. Yang tadi sudah menjadi butiran sejarah hidupku.
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZAs58cvyM6
Setelah beberapa menit perjalanan dengan taksi, kami berhenti disebuah rumah mewah yang asri.
Inikah rumah baruku?
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRN00fMhnGR
"Yes, sweety." Seakan papa tau apa yang sedang ada di fikiranku. Aku melangkah perlahan dan pasti, memandangi keindahan setiap sudut rumah ini dengan taman yang dipenuhi tanaman hijau. Benar kata papa, mungkin papa sengaja memilih rumah ini agar aku benar-benar betah di rumah ini.
“Papa bisa baca pikiran Via, ya? Hebat!”
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDbCjKBY3Gz
“Eh! Kebiasaan! Itu tadi kamu nanya kenceng banget. Sampe-sampe Heru denger tuh di Sumatera.”
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRqk9WlAJX2
_-
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB1xC5sap9n
----
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMvvYBpwAjG
Fiuhhh...
Aku merebahkan badanku diatas ranjang yang sangat nyaman.
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6oqhHucxgD
'Tink tink...'
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCT6cyFFqKK
Ponselku berbunyi di sela keheningan. Aneh, siapa yang tahu nomor baruku ini? Sudah, mungkin orang nyasar. Jangan hiraukan… saatnya untuk beristirahat. Hmmm….
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO1TqhjejMq
.
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy4DOO4KXvE
.
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBMJHtxveVE
.
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkUYhXSMgC6
'Tink tink...'
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmNIX3dnF9v
Hmm..
.
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC8j2h39zVc
.
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbbvIhTdFXy
'Tink tink!!!!!'
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRnPJ2azGOZ
HWAAHH!! Iya iya! Gua angkat!
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ452B4FR8Wo
"Hallo! siapa?!" dengan susah payah aku harus berbicara. Padahal bentar lagi, bakal mimpi.
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfkq9CRLPWL
"Saya Raihan. Saya dapat nomor ini dari bungkus perdana yang ada di koper mbak. Sepertinya koper kita tertukar.."
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeB9KjrLXV2
"Hehh?” Seketika wajahnya terbesit dan aku segera menuju koper cokelat yang ku bawa tadi. Dan… benar, aku melihat kolor kuning mencolok yang belum pernah aku lihat seumur hidupku di dalam kper ini. Gak modis! “Ewh”
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIbysbWvJFW
"Benar kan mbak? Tadi saya juga sempat terkejut melihat isinya." Aku bisa mendengar tawa kecilnya itu. Asem, mungkinkah dia sudah melihat kolor spongebob yang sengaja aku taruh di bagian atas? Oke, aku akui lebih gak modis dari kolor kuningnya.
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlldU5hce8n
"Jangan bongkar-bongkar isinya! Kapan bisa ditukar?!!"
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUbaQNEVU29
"Secepatnya. Apa perlu saya ke rumah mbak?" Sepertinya itu penawaran yang menguntungkan.. Tapi apa dia gak keberatan?
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnFSA53plnn
"Khemm... saya tidak akan merasa keberatan. Alamat mbak?"
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVv2Zanyk3d
Sepertinya dia mulai bisa membaca fikiranku. Aku harus mewaspadainya -clingak clinguk dengan mata mlotot-
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIGLPG6uJrq
"Nanti aku sms al…" eh belum selesai dengan perkataanku..
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB986EPJohC
"Oke.. terima kasih."
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRK3wJmSocj
'Tuut.. tuut..'- putus.
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA4AORUgUmU
Ish! Gak sopan!!
Padahal aku.. ahh, sudahlah. Saat selesai makan malam, aku membantu mama mencuci piring di dapur. Papa juga ada di dapur. Sedang apa? Apalagi kalau masih mengobrak-abrik isi kulkas. Papa masih saja merasa lapar setelah makan besar tadi.
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPJlZvdsXbI
"Pa, alamat rumah ini dimana?" Tanyaku yang tak berpengaruh menghentikan kunyahannya.
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbyfyGPz2zD
"Jalan Soetomo no.16." Papa masih serius dengan biskuit di tangannya. Tak menunggu waktu lama, setelah semua piring tercuci, aku menuju kamar dan meraih ponselku yang tergeletak di ranjang. Segera aku mengetik pesan kepada laki-laki kaku itu.
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBNTuoPHkDL
Kepada: Hmm-834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz4XQlgV4pD
"Alamat rumahku jalan soepomo no. 16. Kapan kemari?"
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDWjFYqJavD
Tak berselamg lama..834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU9OJvTHhBm
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuBXVbK2vot
Dari: Hmm-834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOSjgBotvcH
"Oke, 1 jam lagi saya sudah ada didepan gerbang rumah mbak."
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMzAJPQOySX
GILAAA!!! 1 jam lagi? Apa kata papa, kalau tahu soal cogan, eh Raihan itu?
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHSewCCTyCx
Kepada: Hmm-834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIRdJdvYbta
"Serius? Malem ini? Besok napa?"
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpXHIlstFJR
Hanya sekitar semenitan..
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡobWN70pjIV
Dari:Hmm-834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4P848egYWG
"Saya membutuhkan sesuatu dalam koper itu. Saya sudah di jalan."
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwwiUcUMl1q
Oke, dia serius. Aku kemudian menuju ruang keluarga di mana papa dan mama sudah asyik menonton tv dengan serius. Detakan jantungku tak bisa diajak kompromi. Dag dig dug derr... aku hanya bisa membisu merasakan detakan itu dengan menanti detik-detik kedatangannya. Maklum. Aku belum pernah sama sekali menerima tamu laki-laki. Kenapa aku jadi lebay gini??
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcqrWIObnF5
"Vi? Kamu kenapa sih? Tumben gak cerewet kalo nonton film." Tepukan mama yang mendarat di pundakku memecahkan lamunanku.
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQrXI6x8Lib
"Emm.. gak ada apa-apa kok ma." Aku tersenyum dan mengalihkan pandangku kembali ke tv yang entah apa yang sedang ditayangkannya
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPmmxHxtVQK
----
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRXOFv1oRWG
Oke, ini sudah lebih dari satu jam.
Lebih tepatnya 90 menit. Dimana dia? Harusnya aku sudah sadar dia tak akan datang malam ini. Jadi untuk apa aku menantinya?
"Pa, ma.. Via tidur dulu ya.." aku bangkit dari tempat dudukku.
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9QCcPeQ1Rv
"Ya, Sweety, night. Oh ya, besok mau temenin papa beli mobil baru?"
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZkN7Otz9Yx
"Mobil Via?!!" Sungguh mengharukan….
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3RIpmnhsUO
"Tentu saja.... tidak. Mobil untuk papalah. Kamu buat apa mobil? Naik motor aja belum sampek." Papa mengatakan kalimat terakhir dengan sedikit membungkam mulutnya. usaha bergumam yang cerdas!
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvmwDvqYnyW
Aku hanya mendesah kesal dan menuju ke kamar. Setelah mengganti kaosku dengan piyama hello kitty kesayanganku, aku merebahkan tubuhku di atas ranjang baruku. Sebentar lagi aku akan teridur, hanya hitungan beberapa menit.
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0M5Y06DmpX
….
…
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4VZPozLfYc
Hmmhh..
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdm2LGu0hVv
"VIAA!!!"
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEBbE7bYHuy
Omg apa lagi?! Teriakan dahsyat mama benar2 menghilangkan kenikmatan malamku!
"Apa sih, ma? Liat nih, mata Via udah hampir nutup!" Kesel banget dengan tindakan mama yang sekonyong-konyong memeluk tubuhku.
"Ada…… malaikat, Vi.. Mau ketemu kamu!" Mama menarik paksa tanganku yang sudah lemah itu. Apa yang dikatakan mama? Hahh...Malaikat? Lucu.
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1gAaq0Sn8j
Sebentar...
Malaikat?834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzfVXwX6xly
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡufkDNuZ20K
Tampan?
Jangan bilang kalau…
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9t9cTSaexO
834Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTvUBkyr054
