Irony - Waktu terus berlalu dengan kejam | Penana

登入

註冊

請使用Chrome或Firefox享受更好的用戶體驗！

留言

顯示更多

0

0

上一章

下一章

樣式

展開

選項

coins

打賞

催更

分享

檢舉

#4

Waktu terus berlalu dengan kejam

griffin cuirass

Apr 24, 2025

40

1 分鐘

x

kadang gua cuma pengen berhenti sebentar.

berhenti mikir, berhenti pura pura kuat,

berhenti ngikutin ritme dunia yang makin lama makin cepat.

44Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2D9REuSNKZ

gua cuma pengen duduk diam,

menarik napas dalam dalam,

dan bilang ke dunia

“tunggu… gua capek.”

44Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS90HZDMjLG

tapi dunia nggak denger.

nggak pernah denger.

44Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7AOFE0Mr3X

waktu tetap jalan,

jam tetap berdetak,

matahari tetap naik dan turun

seolah nggak peduli sama siapa yang tersesat di tengahnya.

44Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQA5ur36JaV

dan gua?

gua masih di sini.

terjebak di antara rasa ingin menyerah

dan kewajiban buat tetap lanjut.

44Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8gIKcsQ2XT

teriakan pelan yang nggak pernah sampai keluar.

gua ingin istirahat,

tapi rasa bersalah datang lebih cepat dari napas yang sempat gua hembuskan.

44Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEQtn0uYBZe

gua lelah bukan cuma karena tubuh gua,

tapi karena pikiran gua nggak pernah berhenti berisik.

karena hati gua nggak pernah benar-benar tenang.

44Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIcMoASjjLP

di dunia yang terus memaksa gua bergerak,

gua merasa makin jauh dari diri gua sendiri.

dan di saat semua orang bilang “waktu akan menyembuhkan”,

gua malah merasa waktu hanya menambah luka luka kecil yang nggak sempat gua rawat.

44Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡblL6GgPFpp

gua tahu gua nggak bisa berhenti selamanya.

tapi gua juga tahu…

gua perlu waktu buat bernapas.

meskipun cuma sebentar.

meskipun cuma dalam tulisan ini.

44Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOXFwTTE7Xp

ns18.216.51.7da2

0

coins

0 喜歡提出編輯建議

率先喜歡這期作品！

Irony

書籤!

催更 0

目錄

#1 Konflik internal dan perasaan yang bertentangan

#2 Hidup itu apa?

#3 Dapatkah itu kusebut kebahagiaan?

#4 Waktu terus berlalu dengan kejam

#5 Cukup tertawa dan selesai?

#6 Arah hidup terlalu kabur untuk dilihat

#7 Harapan dan realita