x
Aku terus merasa bersalah sejak hari itu, setiap aku ingin Sholat dan mengaji aku teringat perzinahanku dengan Gus Akira. Saat aku tidur, bayangan Gus Akira selalu muncul dalam setiap mimpiku—menghantuiku setiap saat.
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡilB6ir2NUe
"Mi... Kok ngak dimakan? Umi sakit ya?" tanya Jefri melihatku yang melamun.
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjby4c2bGhk
"Gak papa kok Jef, Umi sehat wal Afiat. Jefri gimana sekolahnya? Lancar?"
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4ikjDWbmdc
"Em sebenarnya Jefri lagi bertengkar ama teman Jefri, Mi."
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUrFFiyDp7G
"Hah!? Bertengkar!? Kenapa?"
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOX6jhb41Gs
"Dia ngehina Umi! Dia bilang Umi pelakor! Padahal kan enggak! Jadi Jefri pukul wajahnya ... Terus dia nangis, dan manggil Pak David."
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOIwMbka1EE
"Eh!? Umi gak tau semua itu!? Kenapa kamu gak beritahu Umi sebelumnya!?"
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAE1F1nY855
"Yah, habis Umi keliatannya kek lagi sakit. Jefri jadi gak tega."
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRhIPUXVAgT
"Gak boleh gitu Jefri, kamu udah minta maaf ama dia? Kalian udah baikan?"
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgp9VOlZUkA
"Belum Umi, kami masih musuhan. Dan Jefri gak mau baikan ama dia sebelum dia minta maaf ama Umi!" tegas Jefri.
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGUeufddMEp
Kuelus rambut Jefri yang hitam bergelombang itu sambil tersenyum, "Makasih ya Jefri udah belain Umi. Tapi berantem itu gak baik, ntar Umi temenin kamu deh minta maaf ama temenmu itu."
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDbWRDffATJ
"Kalo dia gak minta maaf duluan, Jefri gak mau minta maaf. Titik."
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxddXqdKCW4
Jefri merajuk, lalu bergegas pergi setelah menghabiskan makan malamnya meninggalkanku yang khawatir padanya.
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgywwaEhbi9
*****
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡePxY9qWYGX
Keesokan harinya, aku bertemu pak David untuk membahas tentang perkelahian Jefri. Pak Jefri pun menjelaskan, kalau sekarang teman Jefri itu sangat takut padanya hingga gak mau berangkat sekolah lagi.
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv1Q6Js5q1d
"Beneran, Bu Farah. Anton gak mau sekolah lagi, katanya takut ama Jefri," jelas Pak David.
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFdozQorZnh
"Astaghfirullah hal azim, begitu ya, Pak. Makasih udah ngasih tau, oh iya Pak, punya alamatnya si Anton gak? Saya mau minta maaf secara pribadi ama dia."
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmXHNo1MDId
"Ada Bu Farah, tapi sebaiknya Bu Farah jangan pergi ke sana sendirian. Bapaknya Jefri itu anggota ormas yang sering malakin pedagang di pasar. Takutnya terjadi sesuatu yang gak diinginkan kalau Bu Farah pergi sendiri, kalau mau bisa saya temenin Bu Farah."
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc7VPOeLxpF
Aku mengangguk setuju, lalu kami pun janjian untuk menemui Anton di rumahnya setelah sekolah selesai. Kuajak Jefri ikut bersamaku untuk minta maaf, dan kuikuti Pak David dari belakang menaiki PCX putihku.
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡee9iQO6c21
Rumah Anton terletak di belakang pasar, jalannya berbatu dan berlubang hingga membuatku harus berhati-hati mengendarai PCX-ku. Setelah sampai terlihat Anton tengah membantu Ibunya memotong kain mori untuk bahan pakaian batik.
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGqTS3jQDSS
Saat kami tiba, Anton langsung panik dan bersembunyi di belakang Ibunya yang lumayan cantik dengan rambut pendek sebahu dan sebuah tato di lehernya.
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpK82wBzjIL
"Eh, pak Guru. Ada perlu apa kemari?" tanya Ibu Anton.
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVBQvwbfShZ
"Ini, jadi sebenarnya...."
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNRtS2PePO4
Pak David pun menjelaskan alasan kami bertiga datang kemari, dan melihat ketulusan kami—Ibu Anton pun membujuk Anton untuk lebih dulu minta maaf padaku.
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSF7nMMmpNJ
"Ma-maad Tante... Ucapanku ku... Kurang ajar," kata Anton sembari menunduk tak berani menatap wajahnya.
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnxFfStgewG
"Gak pada, Ton. Jadikan ini pelajaran ya..." balasku sambil tersenyum ramah.
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmHmr4riC8W
Anton mendongak, dan wajahnya langsung memerah tersipu melihatku. Aku mengernyit sebentar, saat kulihat Anton mulai celingak-celinguk merasa nyaman saat ada di sampingku.
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4LdHykVHhH
"Kenapa Ton, kok kayak orang bingung?"
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxdI8pATlaN
"Gak papa, Tante. Gak papa, kok," jawab Anton sembari menunduk, dan sedikit melirik ke arah dua payudara besarku yang tertutup oleh hijab coklat.
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4xiKThyjC7
Aku tersenyum simpul, yah namanya juga laki-laki wajarlah dia punya ketertarikan pada asetku yang besar dan sangat kubanggakan ini.
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGd82NyHpIh
"Nah, Jefri. Ayo sekarang minta maaf ... Antonnya kan udah minta maaf," kataku pada Jefri yang memalingkan pandangannya dari Anton.
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQLreOrLyTs
"Iya, Mi."
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9RY3mZcg0k
Jefri menjulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Anton secara terpaksa, Anton menyambut tangan Jefri, dan mulai meminta maaf padanya.
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgmJuS5uGwa
"Maafin aku Jefri, Ibumu itu cantik banget, mana mungkin dia pelakor," kata Anton polos.
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ27zjAInbaM
Jujur saja mendengar kata itu keluar dari seorang bocah, aku rada kesal. Untung Jefri menerima permintaan maaf Anton, dan mereka pun kini telah berbaikan.
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz95rBSxsoy
Saat kupikir semua sudah selesai, sebuah tangan kasar tiba-tiba meremas pantatku dari belakang. Aku reflek beranjak dan menampar pemilik tangan itu dengan sigap, dan mulai memasang wajah garang.
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIEidCrP0aw
"APAAN SIH!? KOK PEGANG-PEGANG!" seruku marah.
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi3K0wnw9Fe
"Bapak!"
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5tGcXwvyUQ
Anton tiba-tiba memanggil pria kurang ajar itu dengan sebutan Bapak, kulihat perawakan pria itu yang acak-acakan dengan tato di tangan kanan dan kirinya. Matanya sayu, dan bau alkohol tercium dari mulutnya yang bergigi maju.
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSNjPs0bBNn
"Ahh! Maaf! Maafin Suami saya Bu Farah! Maaf," kata Ibu Anton yang dengan sigap menyeret suaminya menjauh.
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUz9QSUOpTt
"Siapa tu, Nduk! Bening bener! Temenmu?" kata Ayah Anton sambil cegukan dengan wajah memerah karena mabuk.
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsvRIxaKzWV
"Bukan siapa-siapa, Anton bawa Bapak kamu masuk!"
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ94f3LBDG9K
Dengan sigap, Anton pun membawa Bapaknya masuk ke rumahnya, sambil merasa tak enak padaku, dan Jefri. Setelah masuk, Anton langsung menutup pintu seakan tak ingin Bapaknya keluar lagi.
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVRJ1IcrcKy
"Maafin Suami saya ya Bu Farah, dia emang gitu. Kalo mabuk sering kurang ajar," kata Ibu Anton dengan raut sedih.
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4g6PqjxQEd
Aku benar-benar kesal pada laki-laki itu, namun untuk menghormati Ibunya Anton aku menahan emosiku, dan meminta pamit padanya, sambil menitip salam pada Anton.
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdB9Cvp2YHI
Setelah kami bertiga pun pulang ke rumah masing-masing, sebelum berpisah Pak David meminta maaf padaku karena hal tak terduga itu sebelum kami berpisah. Setelah pulang, aku langsung mandi dan bersiap berangkat untuk mengajar di TPQ dengan perasaan dongkol pada Bapaknya Anton.
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9exWDFAIlu
"Pria kurang ajar itu! Berani banget dia ngeremas pantatku!" umpatku sambil berkendara menuju TPQ tempat aku mengajar.
3886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVARDhj6ioK
Tanpa aku tahu, tindakanku hari itu akan membuatku menyesal sepanjang hidupku. Bapaknya Anton, Bagas itu ternyata lebih berbahaya dari yang aku duga, tanpa aku sadari ... Dia diam-diam menguntitku sejak saat itu, dan mulai mengumpulkan informasi tentangku untuk memulai rencana jahatnya.
