Di pagi buta, seorang gadis telah terbangun. Sibuk melipat selimut kumalnya. Senyuman tipis tersemat di bibir mungilnya tatkala melihat adik kecilnya masih setia meringkuk dibalik selimutnya.960Please respect copyright.PENANAZxnkz7UVWL
960Please respect copyright.PENANA0lv7pTLgSG
"Dika, bangun." Ditepuknya pelan tubuh adiknya. Namun hanya erangan saja yang terdengar. Adiknya tampaknya masih terbuai ke alam mimpi.960Please respect copyright.PENANAlcaMd8FmO7
960Please respect copyright.PENANAC2vQhXOaze
"Dika bangun. Sholat subuh." Tak menyerah, gadis bermata cokelat itu menepuk bahu adiknya. Namun kali ini tepukannya lebih keras.960Please respect copyright.PENANAFaWyX2DIKd
960Please respect copyright.PENANAmqRsxnIP2Q
"Iya, Kak... Iya..." Setengah sadar adiknya berucap demikian.960Please respect copyright.PENANAX9uCtKR9EI
960Please respect copyright.PENANAaWAphYjWDZ
Merasa adiknya belum mau terbangun dari tidurnya, gadis itu memutuskan untuk melakukan cara jitunya. Dibisikinya pelan adiknya itu, namun caranya itu ternyata ampuh. Adiknya sontak terbangun.960Please respect copyright.PENANAQoOWvaHOzC
960Please respect copyright.PENANAb81uLGsYgz
Mata anak lelaki itu masih setengah terpejam, namun gadis itu hendak beranjak pergi untuk menyucikan diri.960Please respect copyright.PENANAowtTxjoUzh
960Please respect copyright.PENANABUNpv7ALNV
"Buruan kamu wudhu, Ka."960Please respect copyright.PENANABoLMEDOqok
960Please respect copyright.PENANAtsH6JEdgdO
Begitulah kalimat gadis itu sebelum melengos pergi. Melewati daun pintu dari kayu lapuk. Hendak ke sumur belakang rumah.960Please respect copyright.PENANAIfGv4CnQkJ
960Please respect copyright.PENANAQqQmoxAQBY
Adiknya disana bersungut-sungut. Sedikit sebal kakaknya telah memecahkan mimpinya. Padahal ia baru saja menang pertarungan kelereng raksasa. Hadiah sudah di depan mata, pupus karena kakaknya.960Please respect copyright.PENANAA5WJs2PrsV
960Please respect copyright.PENANAapYddo3kT9
Kakaknya itu selalu tahu cara membangunkannya. Apa lagi bisikannya tadi?960Please respect copyright.PENANAtMQ2qqGra3
960Please respect copyright.PENANAvHHjs6pvri
'Nenek Parende suka anak-anak yang malas bangun, Dika.'960Please respect copyright.PENANAbYbovLmXsK
960Please respect copyright.PENANATb0QZjjpFX
Bergidik ia mengingat kalimat kakaknya itu. Tak mau berlama-lama sendirian di kamar mereka, anak lelaki itu segera menuju tempat kakaknya berada.960Please respect copyright.PENANAUNDz61vk56
960Please respect copyright.PENANAipOpNQFcUV
960Please respect copyright.PENANAOLbBoW2tlX
🍑🍑🍑960Please respect copyright.PENANALh1JdpEm0N
960Please respect copyright.PENANAjO8f1Un6Gc
960Please respect copyright.PENANAB7yrV0AZn9
Gadis berjilbab putih lusuh itu meraih tas kantong kreseknya. Memeriksa apa ada sesuatu yang lupa dibawanya. Ia memang sudah menyiapkan peralatan sekolahnya sejak semalam. Namun tak ada salahnya melihatnya lagi.960Please respect copyright.PENANAFxQMcWrV8V
960Please respect copyright.PENANA3b3lGOBc24
"Matematika. Ada."960Please respect copyright.PENANAE9brIm8fmB
960Please respect copyright.PENANARXPGjBqCmZ
"IPA. Ada."960Please respect copyright.PENANAz4rKjyU2MO
960Please respect copyright.PENANAMiB95NxFj7
"Bahasa Indonesia. Ada."960Please respect copyright.PENANAdJQLGFWrce
960Please respect copyright.PENANA76xYADOx8c
"Oke, aku bawa semuanya." Gadis itu tersenyum cerah. Kemudian ia menoleh kepada adik lelakinya yang sedari tadi sibuk menunduk. Entah apalagi yang terjadi padanya.960Please respect copyright.PENANAuRvvkQ2KZd
960Please respect copyright.PENANAqxTpVTetL2
"Kamu kenapa, Ka?" Tanyanya penasaran. Namun tak ada suara dari adiknya itu.960Please respect copyright.PENANAaiAkw2zUz9
960Please respect copyright.PENANACgkRz2BxJ0
"Dika? Buruan, kita harus ke sekolah." Ujar gadis itu sedikit tak sabaran.960Please respect copyright.PENANAWFeRVKur5w
960Please respect copyright.PENANAZkyRL6RNw4
Walaupun hari masih gelap, namun ia harus bergegas menuju sekolahnya. Pasalnya sekolah tempatnya mengenyam pendidikan sejauh 5 km. Tentu jika berjalan kaki memerlukan waktu yang cukup lama.960Please respect copyright.PENANANCu1NYWRfk
960Please respect copyright.PENANAvnV4SU9X3a
"Dika nggak mau sekolah, Kak." Balas adiknya kesal.960Please respect copyright.PENANAox8VPlQwPy
960Please respect copyright.PENANADv9nSZQoi7
Sukses gadis itu tersentak. Tak pernah sekalipun ia pernah mendengar adiknya mengatakan itu. Namun kenapa tiba-tiba seperti ini?960Please respect copyright.PENANAhgWgPTuR43
960Please respect copyright.PENANAas92z85KF1
"Dika... Kamu kenapa?" Tanyanya melembut. Ia ikut berjongkok, sembari menatap lekat wajah anak lelaki itu.960Please respect copyright.PENANAikMEe3LfF5
960Please respect copyright.PENANAF3PVsr0WSz
Dika terdiam. Enggan menatap wajah kakaknya.960Please respect copyright.PENANArhN3QaIgdv
960Please respect copyright.PENANA5XFS6zTOx2
"Ayo cerita ke Kakak." Pinta gadis itu lembut. Diusapnya kedua bahu adiknya.960Please respect copyright.PENANA0toZNBHHM6
960Please respect copyright.PENANA2R5L6oj049
Tangisan anak lelaki itu akhirnya pecah. Tangan mungilnya teracung menunjuk kedua sandal jepit lusuhnya.960Please respect copyright.PENANAcUGZ9hO1xc
960Please respect copyright.PENANA3BXHunEFDZ
"Di sekolah teman-teman mengejek Dika, Kak. Bilang Dika make sandal jepit, bukannya sepatu. Dika malu Kak..."960Please respect copyright.PENANARwrSMFxfP9
960Please respect copyright.PENANAyExoyX23pB
Mendengar ucapan adiknya, gadis berjilbab putih itu menahan getir. Dengan segala keterbatasan mereka, hal itu bisa menjadi cemohan. Namun, adiknya tidak boleh menyerah hanya karena itu.960Please respect copyright.PENANASMcG1O3SHD
960Please respect copyright.PENANApc0pUqQR2N
"Dengarin Kakak, Ka." Dipegangnya kedua bahu adiknya. Tatapan matanya lembut namun tegas. "Kamu jangan nyerah hanya karena itu. Ingat Bapak, Ka. Bapak selalu berusaha untuk kita."960Please respect copyright.PENANAj7uCXValaB
960Please respect copyright.PENANAjgWnnq3OHq
Perlahan tangisan adiknya mereda. Tatkala terbayang-bayang sosok kepala keluarga mereka. Yang bahkan sebelum kakaknya terbangun, sudah pergi mencari peruntungan dari alam. Bapak adalah satu-satunya yang mereka miliki. Dan tidak akan pernah menyerah demi tercapainya masa depan mereka yang lebih baik.960Please respect copyright.PENANA23Yzag5X69
960Please respect copyright.PENANAEjWxGRyiX4
"Udah jangan nangis. Lain kali kalo kamu dengar itu, senyum aja. Anggap angin lalu. Oke, Ka?" Tanya gadis itu dengan senyuman merekah indah.960Please respect copyright.PENANAFeh1m7XqZc
960Please respect copyright.PENANAtSs9niIhpE
Dan anggukan pelan adik kecilnya menjadi balasannya. Kedua kakak beradik itu akhirnya berjalan menuju sekolah. Dengan kantong kresek sebagai pengganti tas, dan sandal jepit kusam. Namun tak mengapa, dengan serba apa adanya, mereka tetap berhak menuntut ilmu.960Please respect copyright.PENANAALD6qRBGMr
960Please respect copyright.PENANAZUVmzohFEH
Embun menggelayut di dedaunan. Kabut membentang di persawahan. Mentari perlahan naik ke atas cakrawala. Kampung masih sunyi senyap. Hanya suara tapak kaki dua kakak beradik yang terdengar membelah sunyi.960Please respect copyright.PENANAni5G6z0hjQ
960Please respect copyright.PENANAnqL6KmUJbr
Perjalanan menuju sekolah memang cukup panjang. Sekolah Dasar adiknya sekitar 3 km dari rumah. Sementara sekolahnya lebih jauh lagi.960Please respect copyright.PENANAsEeiy1b5te
960Please respect copyright.PENANAa5d6ds0F9E
Usai mengantarkan adiknya, gadis berjilbab putih itu segera menuju ke sekolahnya. Sekolahnya terletak di perbatasan kampung. SMP biasa dengan murid yang jumlahnya tiga ratusan. Walaupun begitu, gadis itu tetap bersyukur masih bisa bersekolah.960Please respect copyright.PENANA9FLypVakOs
960Please respect copyright.PENANAy9j77AgQdm
Langit semakin terang. Jalanan mulai ramai. Tak ayal, matanya menangkap satu-dua teman berseragam batik yang sama melintas dengan sepedanya. Gadis itu tersenyum. Ia kenal mereka. Salah satunya teman sekelasnya yang rumahnya lumayan dekat ke sekolah, berkisar 2 km. Dengan sepeda, tentu ia lebih cepat lagi.960Please respect copyright.PENANAGdMo3pFZ8w
960Please respect copyright.PENANABNzEdDIWsa
'Tak apa, Kia. Bersyukur.' Peringatnya pada diri sendiri.960Please respect copyright.PENANALX4vvY0Joo
960Please respect copyright.PENANAE8h5p7S2dG
Berjalan riang dengan senyuman terkembang. Keterbatasan tak akan menghalanginya untuk bisa sekolah.960Please respect copyright.PENANAdZR7y1qWfc
960Please respect copyright.PENANA5D3zvle8aO
Karena ia harus punya masa depan.960Please respect copyright.PENANAfXchcBgl3G
960Please respect copyright.PENANAT5LQuH1RnS