Ibu Gila
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ63icOdF6ke
Fania duduk di pematang sawah yang kering akibat kemarau berkepanjangan. Di depannya terlihat ibunya yang sedang kencing tanpa malu dan atau mencoba menutupi kegiatannya. Mau tak mau, Fania melihat urin yang keluar dari selangkangan mamanya.
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAu1qDCcurB
Teriknya matahari membakar wajah dan atau kulit Fania. Juga membuat tenggorokan Fania kering. Selain ibunya, Fania juga sering melihat tante dan bahkan kakaknya kencing di hadapannya. Detik berganti dengan menit dan menit pun silih berganti.
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7pjZwjIA1R
Kini Fania telah memiliki anak bernama Vina. Seorang siswi menengah pertama yang sudah mulai mens sedari dasar. Detik berganti dengan menit dan menit pun silih berganti.
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBNElAYOCXK
Fania memilah isi keranjang pakaian kotor putrinya lantas mengeluarkan cd kotor putrinya. Fania hirup aromanya. Terlihat secuil bercak kekuningan yang lantas Fania jilat dan hisap meski tidak mengeluarkan tetesan.
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFDOLNfqTno
Setelah dirasa puas, Fania mengambil cd putrinya lantas ke kamarnya dan mengunci pintu. Setelah terkunci Fania langsung merebahkan diri di lantai tanpa pusing – pusing ke kasurnya. Fania kembali menikmati cd putrinya itu.
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmYaxIika11
“Kenapa bersih amat sih membersihkan memeknya?” batin Fania sambil menghirup aromanya.
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCvyeVHX1Rb
Saat tangan kiri memegang cd putrinya, tangan kanan Fania langsung menyusup ke dalam cdnya sendiri lantas mengelus – elus klentitnya sendiri. Elusan tangan di kelentitnya membuat Fania cepat keluar. Aneh, padahal saat bercinta dengan suaminya, Fania tak pernah keluar secepat ini.
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUHXYxe8ALE
Meski telah keluar, namun Fania merasa belum puas seutuhnya. Dengan enggan, Fania kembalikan cd putrinya ke keranjang sebelumnya. Saat di kamar putrinya, Fania melihat wadah tissue yang kosong. Fania lantas ke warung dengan maksud membeli tissue.
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAZ25tk9uSZ
Baru saja melangkah dengan pasti keluar pintu rumah, Fania dikejutkan oleh seorang kakek yang memegang tongkat di tangan kiri sedang tangan kanan dalam posisi meminta.
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ21Fmnq7s6n
Fania tidak merasa iba, namun tangannya tetap memberi recehan.
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8uvHieSAFH
“Terimakasih bu, semoga rezekinya semakin banyak dan segala maksud dan tujuan tercapai.”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqXiFZehDI3
“Iya, sama – sama kek.”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGgMpzHpvLF
Di perjalanan, tiba – tiba Fania merasa mendapat wangsit yang mengatakan agar Fania membeli Tisu yang banyak.
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiObclxEXqR
“Wah, jangan – jangan ini efek sedekah kali?” batin Fania.
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMpyh2JSdKR
Di rumah, tisu yang banyak itu Fania ambil satu bungkus lantas ditaruh di kamar putrinya. Sisanya Fania ambil dan diremas hingga membentuk bola. Bola–bola tisu itu lantas disumpal ke jalur pembuangan di kamar mandi.
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQkYz3fTTPX
Setelah selesai menyumpal, Fania sabar menanti kepulangan putrinya.
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc3DEsCUi9o
“Assalamualaikum.”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡexJarp7iuB
“Waalaikumsalam. Ayo makan dulu, udah mama siapin perkedel buat kamu.”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5STUzzD2oN
“Asik. Wah, ini ada kelapa muda siapa nih mah?”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl51XQ4Dn9Z
“Siapa yah? Siapa lagi kalau bukan buat kamu.”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkjIOEXzXF2
Vina makan dengan lahap, tanpa berganti pakaian terlebih dahulu. Dulu Fania suka menyuruhnya untuk langsung ganti pakaian, namun Vina jarang menurut. Akhirnya Fania biarkan saja.
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnjRexGV797
“Gimana sekolahnya sayang?”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAZT26lgwDY
“Gak gimana – gimana mah. Ini beli di mana sih mah, air kelapanya banyak bener. Dagingnya malah sedikit.”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡydUBCOstNy
“Tadi ada yang lewat. Tumben kamu sudah pulang jam segini.”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcuwdkUqUuv
“Yah mama, pulang jam segini dibilang tumben. Giliran telat setengah jam aja dimarahi.”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAdNHdoz2Br
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkho0blsPag
“Namanya juga orangtua. Wajar kalau cemas. Apalagi zaman sekarang.”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkfJc1Q8OW7
“Emang kenapa kalau zaman sekarang mah?”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4aRmOM3dgp
“Mama takut kamu dibawa temen terus diapa – apain.”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEKOvYTycQR
“Diapa – apain bagaimana?”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4OeeLfmhdD
“Mama takut kamu diculik sayang.”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj1eta497Wx
“Mama mah gitu aja ngomongnya. Bukannya ngomong yang baik – baik. Ya udah, biar gak ada yang nyulik, ntar – ntar pulangnya minta dianterin temen deh.”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK1ygKo0kkA
“Temen siapa? Pacar? Kamu belum boleh pacaran, masih kecil.”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyjRoQzUodR
“Emang kenapa mah? Temen aja udah banyak yang pacaran.”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLZeqmosp9m
“Pokoknya gak boleh.”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1fLEQjz5nR
“Ya udah, Vina mau kerjakan pr dulu di rumah temen.”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7Yra9QWVK4
“Temen siapa?”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8zcui6hK1U
“Sukma mah.”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJa2jvND1X7
“Ganti dulu pakaiannya.”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡphCaGLMWnE
“Iya dong mah.”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6zBEftRE48
@@@
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxghwGnvg4z
“Mah, kayaknya kamar mandinya mampet tuh.”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡld2NRJafZ2
“OH gitu? Ya udah ntar nunggu papa dibetulin deh.”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyxjFpjNc24
“Oh, yang udah Vina pamit dulu ya. Assalamualaikum.”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiGx7HqE9yA
“Waalaikum salam.”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYd5VMmNhMz
Begitu putrinya keluar, Fania langsung melepas busana hingga tiada sehelai benang pun menempel di tubuhnya. Fania lantas beranjak ke kamar mandi. Di kamar mandi terdapat genangan air agak kekuningan campuran urin anaknya dengan air.
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4ytnrQArI6
“Untung gak kencing di kloset,” batin Fania.
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiV84MO3aQw
Fania lantas berlutut dan kedua tangannya menyentuh lantai. Mulutnya mulai minum mencicipi. “Ohhhh…” lenguh Fania. Lantas kembali minum. Tangan kanan Fania mulai mengelus klentitnya. Elusan dan tegukan membuat Fania keluar dan kembali melenguh. “Ohhh…”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkH5kPP3iYE
Tubuh Fania mengejang hingga membuatnya tak tahan berlutut. Fania berbaring di lantai dan langsung terpaku saat melihat wajah putrinya yang terlihat jijik.
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZUT6pHQ3b1
Saat mata Fania mulai berkedip, putrinya melangkah pergi. Dapat Fania dengar suara pintu depan yang ditutup dengan keras.
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxccWnn0Xjv
* * *
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzSZ2yhsDbj
“Vina mana mah?”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmEWmq84YNW
“Lagi kerja kelompok pah di rumah sukma.”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyDalbaq27f
“Sampai jam segini?”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJB5pOzyz1E
“Iya. Katanya juga mau sekalian nginep.”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyHvt0wDY03
“Tumben mama izinin.”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqCJXahkMge
“Iya pah, mama juga mesti belajar memberinya tanggung jawab. Lagian dia juga udah mulai gede.”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡee2WGDYYme
“Wah, ada apa nih tumben – tumbenan.”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFi12ioDV3M
Setelah meluangkan waktu di tempat pemakaman umum setempat, Vina mulai memikirkan langkah yang akan diambil. Memang, saat butuh ketenangan, Vina lebih memilih menyepi di tempat pemakaman umum.
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsQKN6jOklF
Sekitar jam sembilan malam, Vina datang tanpa dendam, dia terima keadaannya.
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwhjwBgm9mF
“Lho, katanya mau nginep di rumah temen, kok gak jadi?”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP10nBjVvzH
Vina diam menyadari pertanyaan mama. Setelah menebak arah pembicaraan, maka Vina pun buka mulut, “Iya, gak jadi mah, males ah.”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOcJ4XbvLBx
“Betul itu, apalagi ayah tidak setuju kamu bermalam di rumah teman.”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeeo5J4UeEM
“Iya yah. Vina tidur dulu.”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhRZkWu6e4y
***
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡutd73NlSIY
Fania mendesah gelisah saat sedang digauli oleh suaminya. Bahkan hingga suaminya tidur, pikiran Fania masih melayang menyadari ketenangan anaknya.
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn2vv8FPUA9
***
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsPM51gH7s8
Sekitar dua minggu Fania menderita akibat anaknya tidak berbicara dengan dia. Namun, Fania tak berani berbicara lebih dahulu.
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4bC9FIFbFe
“Cukup satu kata, kenapa?”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5mGSiJU94M
Fania paham akan maksud dan tujuan dari pertanyaan putrinya itu. “Kehidupan rumah tangga, meski terlihat bahagia tapi tetap membuat mama stress. Memang kadarnya tidak separah orang lain. Tetap saja, keinginan untuk membahagiakan suami dan melihat kamu sukses terkadang membuat urat syaraf mama menegang.
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnS4lkm0PDB
“Namun, saat mama mencium aromamu, aroma pakaianmu, mama merasa mendapat pelarian dari stress dan tuntutan kehidupan. Mama seperti mendapat wangsit, keseimbangan, nilai plus dan min.
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI7M4FU614U
“Mama merasa plus mama terpenuhi saat menjalankan peran sebagai seorang istri dan atau ibu. Lantas, mama merasa min mama terpenuhi saat mama melakukan apa yang, mungkin bagi orang lain, kotor.”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlwL5T6eKYE
Hening.
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsTL8HSmRRY
Hening..
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVNhuNg2ubr
Hening…
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrOZ6rJTNKF
“Kalau memang itu yang mama mau, biar Vina bantu mama mengekspresikan diri tanpa khawatir akan penilaian dari Vina. Itu juga kalau mama setuju.”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaTUhEJygsL
“Maksudmu apa?”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnEqZ7vJuAu
Tangan Vina lantas mengelus kepala mama. Fania diam saat kepalanya dielus putrinya. Saat elusan sedikit menggenggam, maka kepala Fania mengikut langkah tangan putrinya. Fania kini berlutut seiring dengan tekanan pada kepalanya. Tanpa Fania sangka, kepalanya masuk ke dalam rok pendek yang dipakai putrinya hingga wajahnya mengenai celana dalam putrinya.
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuWMmr33oJY
“Minum semua mah, hisap dan jilat kalau perlu!”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuRFJ9BB1CT
Sebelum benar – benar mengerti perkataan putrinya, tiba – tiba wajah Fania basah oleh urin yang merembes dari celana dalam putrinya. Setelah paham, Fania membuka mulut dan berusaha membuat urin putrinya masuk ke mulut. Setelah tak ada lagi aliran urin yang keluar, Fania meneguk hingga habis. Karena masih basah, celana dalam putrinya dihisap oleh Fania.
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsnz9Cu256w
“Enak. Terus jilat… Oh… Buka mah, buka cd Vina!”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoIsU8Uutma
Fania menurut. Dengan tangannya Fania menurunkan CD putrinya hingga lepas. Setelah itu, kepala Fania kembali dibimbing menuju ke selangkangan putrinya.
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ05WJF9s6oy
“Bersihin dong mah”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSbstwCVlTk
Jilatan Fania semakin semangat saat kepalanya dielus – elus.
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1fWtFmvD6V
“Enak mah… Terus jilat… ahhh… disana mah… ah…”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp3ccYUM458
Fania menghentikan jilatan saat putrinya orgasme. Fania biarkan tubuh putrinya menikmati hasil dari jilatannya.
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD3dXOmgU6h
“Sudah mah ah, capek. Fania mau rebahan dulu.”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3GGc6TL4HQ
“Iya nak.”
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ8CtLlea62
Fania senang akhirnya putrinya mau berbicara dengannya. Fania senang akhirnya putrinya mau memenuhi keinginannya. Fania senang akhirnya apa yang dilakukannya kembali diulangi oleh putrinya.
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbWBRUyq7z9
Jika dan hanya jika putrinya mengelus kepalanya, maka Fania pasrahkan kepalanya dipandu oleh tangan kecil putrinya.
27185Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcnALpj8S2r
