Ibu Gila
27279Please respect copyright.PENANADlTSSCzavO
Fania duduk di pematang sawah yang kering akibat kemarau berkepanjangan. Di depannya terlihat ibunya yang sedang kencing tanpa malu dan atau mencoba menutupi kegiatannya. Mau tak mau, Fania melihat urin yang keluar dari selangkangan mamanya.
27279Please respect copyright.PENANAt4Z0BC6Xs9
Teriknya matahari membakar wajah dan atau kulit Fania. Juga membuat tenggorokan Fania kering. Selain ibunya, Fania juga sering melihat tante dan bahkan kakaknya kencing di hadapannya. Detik berganti dengan menit dan menit pun silih berganti.
27279Please respect copyright.PENANAGlY1fdA5IJ
Kini Fania telah memiliki anak bernama Vina. Seorang siswi menengah pertama yang sudah mulai mens sedari dasar. Detik berganti dengan menit dan menit pun silih berganti.
27279Please respect copyright.PENANAcR3vTJDinm
Fania memilah isi keranjang pakaian kotor putrinya lantas mengeluarkan cd kotor putrinya. Fania hirup aromanya. Terlihat secuil bercak kekuningan yang lantas Fania jilat dan hisap meski tidak mengeluarkan tetesan.
27279Please respect copyright.PENANA0knJICAbzl
Setelah dirasa puas, Fania mengambil cd putrinya lantas ke kamarnya dan mengunci pintu. Setelah terkunci Fania langsung merebahkan diri di lantai tanpa pusing – pusing ke kasurnya. Fania kembali menikmati cd putrinya itu.
27279Please respect copyright.PENANA4KoWPeR0dP
“Kenapa bersih amat sih membersihkan memeknya?” batin Fania sambil menghirup aromanya.
27279Please respect copyright.PENANASzpyBqawzX
Saat tangan kiri memegang cd putrinya, tangan kanan Fania langsung menyusup ke dalam cdnya sendiri lantas mengelus – elus klentitnya sendiri. Elusan tangan di kelentitnya membuat Fania cepat keluar. Aneh, padahal saat bercinta dengan suaminya, Fania tak pernah keluar secepat ini.
27279Please respect copyright.PENANAVdtBs4TQNw
Meski telah keluar, namun Fania merasa belum puas seutuhnya. Dengan enggan, Fania kembalikan cd putrinya ke keranjang sebelumnya. Saat di kamar putrinya, Fania melihat wadah tissue yang kosong. Fania lantas ke warung dengan maksud membeli tissue.
27279Please respect copyright.PENANA6XPr4BDERs
Baru saja melangkah dengan pasti keluar pintu rumah, Fania dikejutkan oleh seorang kakek yang memegang tongkat di tangan kiri sedang tangan kanan dalam posisi meminta.
27279Please respect copyright.PENANA5wDoF181Av
Fania tidak merasa iba, namun tangannya tetap memberi recehan.
27279Please respect copyright.PENANABIbECQmb69
“Terimakasih bu, semoga rezekinya semakin banyak dan segala maksud dan tujuan tercapai.”
27279Please respect copyright.PENANAXE7bRIjVJQ
“Iya, sama – sama kek.”
27279Please respect copyright.PENANAxByAT215nL
Di perjalanan, tiba – tiba Fania merasa mendapat wangsit yang mengatakan agar Fania membeli Tisu yang banyak.
27279Please respect copyright.PENANA8hexm13edf
“Wah, jangan – jangan ini efek sedekah kali?” batin Fania.
27279Please respect copyright.PENANAY4dgRc8aEZ
Di rumah, tisu yang banyak itu Fania ambil satu bungkus lantas ditaruh di kamar putrinya. Sisanya Fania ambil dan diremas hingga membentuk bola. Bola–bola tisu itu lantas disumpal ke jalur pembuangan di kamar mandi.
27279Please respect copyright.PENANABbHTJrZPw5
Setelah selesai menyumpal, Fania sabar menanti kepulangan putrinya.
27279Please respect copyright.PENANAPMaNLMvkHr
“Assalamualaikum.”
27279Please respect copyright.PENANAlkYKDfhejM
“Waalaikumsalam. Ayo makan dulu, udah mama siapin perkedel buat kamu.”
27279Please respect copyright.PENANAOHyfl048SE
“Asik. Wah, ini ada kelapa muda siapa nih mah?”
27279Please respect copyright.PENANA3Uib5c55HF
“Siapa yah? Siapa lagi kalau bukan buat kamu.”
27279Please respect copyright.PENANAK0UYCkaqof
Vina makan dengan lahap, tanpa berganti pakaian terlebih dahulu. Dulu Fania suka menyuruhnya untuk langsung ganti pakaian, namun Vina jarang menurut. Akhirnya Fania biarkan saja.
27279Please respect copyright.PENANABPThZUnc71
“Gimana sekolahnya sayang?”
27279Please respect copyright.PENANA1GkPKKKVl0
“Gak gimana – gimana mah. Ini beli di mana sih mah, air kelapanya banyak bener. Dagingnya malah sedikit.”
27279Please respect copyright.PENANAIgPn28xucv
“Tadi ada yang lewat. Tumben kamu sudah pulang jam segini.”
27279Please respect copyright.PENANAkalze9hB0T
“Yah mama, pulang jam segini dibilang tumben. Giliran telat setengah jam aja dimarahi.”
27279Please respect copyright.PENANAjAhzgbh0zd
27279Please respect copyright.PENANA1EVRd0MeUJ
“Namanya juga orangtua. Wajar kalau cemas. Apalagi zaman sekarang.”
27279Please respect copyright.PENANAVPUy0f5vDp
“Emang kenapa kalau zaman sekarang mah?”
27279Please respect copyright.PENANA4oJq7WnBKl
“Mama takut kamu dibawa temen terus diapa – apain.”
27279Please respect copyright.PENANAXasx5HpcAh
“Diapa – apain bagaimana?”
27279Please respect copyright.PENANAITrFk7Slyf
“Mama takut kamu diculik sayang.”
27279Please respect copyright.PENANAZmNjPJAv6i
“Mama mah gitu aja ngomongnya. Bukannya ngomong yang baik – baik. Ya udah, biar gak ada yang nyulik, ntar – ntar pulangnya minta dianterin temen deh.”
27279Please respect copyright.PENANAKjnFxPuUU9
“Temen siapa? Pacar? Kamu belum boleh pacaran, masih kecil.”
27279Please respect copyright.PENANA3zujj5oPyu
“Emang kenapa mah? Temen aja udah banyak yang pacaran.”
27279Please respect copyright.PENANAYGHvIV3jCA
“Pokoknya gak boleh.”
27279Please respect copyright.PENANAewlAVCzYfE
“Ya udah, Vina mau kerjakan pr dulu di rumah temen.”
27279Please respect copyright.PENANA1oyZ8ywhNr
“Temen siapa?”
27279Please respect copyright.PENANAeaPs47njtS
“Sukma mah.”
27279Please respect copyright.PENANAy3OAEwJ3Wt
“Ganti dulu pakaiannya.”
27279Please respect copyright.PENANA1WRZ52ERMf
“Iya dong mah.”
27279Please respect copyright.PENANARPBFzleOD1
@@@
27279Please respect copyright.PENANAWJ2xhA9e8Q
“Mah, kayaknya kamar mandinya mampet tuh.”
27279Please respect copyright.PENANAsTjdzruuKA
“OH gitu? Ya udah ntar nunggu papa dibetulin deh.”
27279Please respect copyright.PENANAiVpERe1f1J
“Oh, yang udah Vina pamit dulu ya. Assalamualaikum.”
27279Please respect copyright.PENANA5PJFMjT54W
“Waalaikum salam.”
27279Please respect copyright.PENANAI9XcDIhLjV
Begitu putrinya keluar, Fania langsung melepas busana hingga tiada sehelai benang pun menempel di tubuhnya. Fania lantas beranjak ke kamar mandi. Di kamar mandi terdapat genangan air agak kekuningan campuran urin anaknya dengan air.
27279Please respect copyright.PENANA1YCwwmMfYV
“Untung gak kencing di kloset,” batin Fania.
27279Please respect copyright.PENANAkJFNWw34HJ
Fania lantas berlutut dan kedua tangannya menyentuh lantai. Mulutnya mulai minum mencicipi. “Ohhhh…” lenguh Fania. Lantas kembali minum. Tangan kanan Fania mulai mengelus klentitnya. Elusan dan tegukan membuat Fania keluar dan kembali melenguh. “Ohhh…”
27279Please respect copyright.PENANAPVIY2RucBL
Tubuh Fania mengejang hingga membuatnya tak tahan berlutut. Fania berbaring di lantai dan langsung terpaku saat melihat wajah putrinya yang terlihat jijik.
27279Please respect copyright.PENANAUNFRifUtPS
Saat mata Fania mulai berkedip, putrinya melangkah pergi. Dapat Fania dengar suara pintu depan yang ditutup dengan keras.
27279Please respect copyright.PENANAjJa4RS6kGg
* * *
27279Please respect copyright.PENANAoAN8oJixqH
“Vina mana mah?”
27279Please respect copyright.PENANA4hFa1iPE3a
“Lagi kerja kelompok pah di rumah sukma.”
27279Please respect copyright.PENANAxysGVs82PG
“Sampai jam segini?”
27279Please respect copyright.PENANAHo5aGjLTpk
“Iya. Katanya juga mau sekalian nginep.”
27279Please respect copyright.PENANAKjeKIE9V9j
“Tumben mama izinin.”
27279Please respect copyright.PENANA3H0OztYX7J
“Iya pah, mama juga mesti belajar memberinya tanggung jawab. Lagian dia juga udah mulai gede.”
27279Please respect copyright.PENANANDFlwUoguc
“Wah, ada apa nih tumben – tumbenan.”
27279Please respect copyright.PENANAEY6eNOuK1h
Setelah meluangkan waktu di tempat pemakaman umum setempat, Vina mulai memikirkan langkah yang akan diambil. Memang, saat butuh ketenangan, Vina lebih memilih menyepi di tempat pemakaman umum.
27279Please respect copyright.PENANAb7YO13oBIY
Sekitar jam sembilan malam, Vina datang tanpa dendam, dia terima keadaannya.
27279Please respect copyright.PENANAtJH0QSUUFW
“Lho, katanya mau nginep di rumah temen, kok gak jadi?”
27279Please respect copyright.PENANAqfEJbJyxzm
Vina diam menyadari pertanyaan mama. Setelah menebak arah pembicaraan, maka Vina pun buka mulut, “Iya, gak jadi mah, males ah.”
27279Please respect copyright.PENANA3AwbcHvwQZ
“Betul itu, apalagi ayah tidak setuju kamu bermalam di rumah teman.”
27279Please respect copyright.PENANAjR60TdlsJx
“Iya yah. Vina tidur dulu.”
27279Please respect copyright.PENANAJ2aqyQv6rv
***
27279Please respect copyright.PENANAXU4LyHTMiW
Fania mendesah gelisah saat sedang digauli oleh suaminya. Bahkan hingga suaminya tidur, pikiran Fania masih melayang menyadari ketenangan anaknya.
27279Please respect copyright.PENANAmlTj0TpIDQ
***
27279Please respect copyright.PENANAEzOwdW2m65
Sekitar dua minggu Fania menderita akibat anaknya tidak berbicara dengan dia. Namun, Fania tak berani berbicara lebih dahulu.
27279Please respect copyright.PENANAO1xijGIqA9
“Cukup satu kata, kenapa?”
27279Please respect copyright.PENANAdjuOyPbKMx
Fania paham akan maksud dan tujuan dari pertanyaan putrinya itu. “Kehidupan rumah tangga, meski terlihat bahagia tapi tetap membuat mama stress. Memang kadarnya tidak separah orang lain. Tetap saja, keinginan untuk membahagiakan suami dan melihat kamu sukses terkadang membuat urat syaraf mama menegang.
27279Please respect copyright.PENANAo0DNo0US4c
“Namun, saat mama mencium aromamu, aroma pakaianmu, mama merasa mendapat pelarian dari stress dan tuntutan kehidupan. Mama seperti mendapat wangsit, keseimbangan, nilai plus dan min.
27279Please respect copyright.PENANANY1iGWf8uw
“Mama merasa plus mama terpenuhi saat menjalankan peran sebagai seorang istri dan atau ibu. Lantas, mama merasa min mama terpenuhi saat mama melakukan apa yang, mungkin bagi orang lain, kotor.”
27279Please respect copyright.PENANAe5rkp1wAL0
Hening.
27279Please respect copyright.PENANANkwBaxGkic
Hening..
27279Please respect copyright.PENANA1ckNOkfjOd
Hening…
27279Please respect copyright.PENANAXdq0ISl7nd
“Kalau memang itu yang mama mau, biar Vina bantu mama mengekspresikan diri tanpa khawatir akan penilaian dari Vina. Itu juga kalau mama setuju.”
27279Please respect copyright.PENANAiXgHw0NI7b
“Maksudmu apa?”
27279Please respect copyright.PENANAPr870qJGqh
Tangan Vina lantas mengelus kepala mama. Fania diam saat kepalanya dielus putrinya. Saat elusan sedikit menggenggam, maka kepala Fania mengikut langkah tangan putrinya. Fania kini berlutut seiring dengan tekanan pada kepalanya. Tanpa Fania sangka, kepalanya masuk ke dalam rok pendek yang dipakai putrinya hingga wajahnya mengenai celana dalam putrinya.
27279Please respect copyright.PENANA6tLIm0fRil
“Minum semua mah, hisap dan jilat kalau perlu!”
27279Please respect copyright.PENANAxwoCasSsoi
Sebelum benar – benar mengerti perkataan putrinya, tiba – tiba wajah Fania basah oleh urin yang merembes dari celana dalam putrinya. Setelah paham, Fania membuka mulut dan berusaha membuat urin putrinya masuk ke mulut. Setelah tak ada lagi aliran urin yang keluar, Fania meneguk hingga habis. Karena masih basah, celana dalam putrinya dihisap oleh Fania.
27279Please respect copyright.PENANAmJVzpLku9t
“Enak. Terus jilat… Oh… Buka mah, buka cd Vina!”
27279Please respect copyright.PENANATf6VdOsdZt
Fania menurut. Dengan tangannya Fania menurunkan CD putrinya hingga lepas. Setelah itu, kepala Fania kembali dibimbing menuju ke selangkangan putrinya.
27279Please respect copyright.PENANAAeXwasjSw8
“Bersihin dong mah”
27279Please respect copyright.PENANAkN2ehIfZ5e
Jilatan Fania semakin semangat saat kepalanya dielus – elus.
27279Please respect copyright.PENANA6VfUX0gbNx
“Enak mah… Terus jilat… ahhh… disana mah… ah…”
27279Please respect copyright.PENANA8fH6Japt4Z
Fania menghentikan jilatan saat putrinya orgasme. Fania biarkan tubuh putrinya menikmati hasil dari jilatannya.
27279Please respect copyright.PENANAIcWrpnWEk7
“Sudah mah ah, capek. Fania mau rebahan dulu.”
27279Please respect copyright.PENANAldTkx8MqlO
“Iya nak.”
27279Please respect copyright.PENANAqi8bBhcCWz
Fania senang akhirnya putrinya mau berbicara dengannya. Fania senang akhirnya putrinya mau memenuhi keinginannya. Fania senang akhirnya apa yang dilakukannya kembali diulangi oleh putrinya.
27279Please respect copyright.PENANAGXE9HMphbh
Jika dan hanya jika putrinya mengelus kepalanya, maka Fania pasrahkan kepalanya dipandu oleh tangan kecil putrinya.
27279Please respect copyright.PENANA01NrOwrdeR