Ketika aku membenamkan batang kemaluanku tadi, terasa begitu mudahnya menembus liang memek kakakku ini. Sebagai pertanda liang memek Wati tidak sempit lagi. Tapi setelah lebih dari setengah jam aku mengentotnya, terasa benar betapa enaknya liang memek kakakku ini. Kenyal – kenyal legit begitu.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsV128Ndyo8
Dan yang menyenangkan adalah pentil toketnya itu. Gede – gede. Membuatku senang menyedot – nyedotnya seperti bayi yang sedang menetek pada emaknya.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeTuzhnSbfu
Kakakku justru suka diperlakukan seperti itu. Dia malah mengsap – usap rambutku sambil berkata, “Iya… sedotin terus pentil toketku Wan… enak… iyaaaaa… iyaaaa… iyaaaa… sedotin terus… kuat – kuat juga gak apa – apa.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4ZljLAJTsb
Yang paling menyenangkan, kakakku sangat kreatif dengan posisi – posisi sex. Terkadang ia main di atas, di saat lain dia menungging dan kuentot liang memeknya dari belakang. Terkadang juga ia miring dan aku diminta ngentot dari belakangnya.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡenEa3mBndw
Kakakku juga memujiku. Ia berkata bahwa disetubuhi olehku laksana disetubuhi oleh beberapa orang lelaki. Karena posisi demi posisi sudah dilakukan, tapi aku belum ejakulasi juga. Padahal menurut pengakuannya, dia sudah tiga kali orgasme. Sementara aku masih bertahan terus.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwKRaMrVpvx
Padahal keringat kami sudah bercucuran. Sampai akhirnya aku membisikinya dengan terengah – engah, “Aku udah mau ngecrot. Lepasin di mana?”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIFSisIdPIv
“Di dalam saja. Aman kok, aku udah disuntik kabe… cukup buat lima bulan lagi. Emangnya kamu udah mau ngecrot?”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ314FtI5ZQb
“Iiii… iyaaaaa…” sahutku sambil mempercepat entotanku.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLgrul7j585
“Ayo lepasin aja di dalam memekku… aku juga kayaknya mau lepas lagi niiiih…”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwVbcZVwAs5
Lalu kami seperti sepoasang manusia yang sedang kerasukan. Saling cengkram… saling cium dan akhirnya meriam pusakaku melepaskan pelurunya bertubi – tubi… blam… blaaaaaaam… dhuaaaaar… dhuaaaar… crooootttt… craaaaaaaat…!
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy3cVdtYmJ4
Esok paginya, aku agak buru – buru meninggalkan rumah. Karena sebelum ke kantor, aku mau membeli mobil dulu, seperti yang dianjurkan oleh Bu Laila. Sengaja aku mencari mobil di showroom mobil second tapi masih bagus – bagus. Padahal Bu Laila menyuruhku membeli mobil di dealer yangf menyediakan mobil – mobil 100% baru.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQnvVnG8bx0
Kebetulan di showroom yang cukup terkenal itu ada mobil yang masih sangat baru, dalam kondisi di atas 95%. Harganya tentu sudah jatuh. Jauh dengan harga 100% baru.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDJnUe1SOzY
SUV berwarna hitam itu tidak tergolong mobil mahal, tapi juga bukan mobil murahan. Dengan harga yang sangat miring, mobil itu sudah bisa langsung dibawa pulang. Tidak seperti mobil brand new, yang harus pakai nomor sementara dulu lah, STNK dan BPKBnya pun harus menunggu sekian hari lah. Sementara mobil yang sudah kupilih itu bisa langsung dipakai ke mana saja, dengan surat – surat yang sudah lengkap.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ81UNROTK6U
Setelah test driver sebentar, aku langsung menyatakan setuju kepada mobil SUV hitam metalik itu. Setelah melaksanakan transaksi di showroom, aku langsung membawa mobil itu ke kantor, untuk memulai bekerja sebagai aspri Bu Laila yang selalu ingin dipanggil Cinta itu (kalau sedang berduaan saja).
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrQJElB7UVJ
Ketika aku memberesi barang – barangku di ruang kerja lamaku, di lantai tiga, teman – teman pada heran. “Mau ke mana Wan?” tanya salah seorang di antara mereka.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFxr99Wg16P
“Dipindahin ke lantai lima,” sahutku.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2gAaGG5otP
“Haaa?! Lantai lima kan kantor para dirut dan para manager?!”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡldhgbo2key
“Iya.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvq0XxKR6Zl
“Terus dijadiin apa kamu di sana nanti?”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpZeJsKNJ9G
“Belum tau,” sahutku pura – pura belum tahu apa jabatan baruku nanti, “Pokoknya aku ikut perintah aja. Suruh pindah, ya pindah. Oke gaes… doakan aku bisa melaksanakan tugas baruku di lantai lima.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8n6kmEtkth
Lalu aku naik lift menuju lantai lima. Langsung mengetuk pintu ruang kerja Bu Laila.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdQ3MtOQnFr
Bu Laila tampak semringah sekali melihat kedatanganku. Dia mengecup pipi kanan dan pipi kiriku dengan hangatnya.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7C954cFeD2
“Maaf aku terlambat, karena tadi beli mobil dulu,” kataku.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJNx2MD0F1d
“Ohya?! Sudah beli mobil?” Bu Laila tampak senang sekali.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxz7spmDRZY
“Sudah. Tapi tadi beli di showroom mobil – mobil second. Kebetulan ada mobil yang baru dipakai tiga bulan. Keadaannya masih sembilanpuluhlima persen baru. Harganya lumayan murah. Sudah langsung bisa dipakai ke luar kota pula.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjvuHk4Mpq9
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡahcDZoofTy
“Mobil apa? “tanyanya.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU1yrjWzMEC
Kusebutkan merek mobil itu*(maaf takkan kusebutkan mereknya, takut disangka ada sponsor gelap)*.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyRSdEjOEy5
“Hihihihiii… pintar juga kamu pilih mobil Honey.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡppp3Y2pQvJ
“Nggak mau lihat mobilnya?”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFdjcj2Q5Sx
“Jangan. Nanti karyawan malah curiga. Masa mobil aja dilihat langsung olehku. Kalau ada yang nanya nanti, bilang aja mobil itu dibeli dengan uangmu sendiri Honey. Jangan sampai ada yang tau kalau aku yang ngasih duitnya. Nanti mereka pada ngiri sama kamu,” kata Bu Laila yang disusul dengan kecupan hangatnya di bibirku.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjEpDT1PYA5
Kemudian Bu Laila menunjukkan ruang kerjaku yang letaknya berdampingan dengan ruang kerjanya. Bahkan boleh dibilang ruang kerjaku ini satu ruangan dengan ruang kerja Bu Laila, karena hanya dibatasi oleh partisi yang terbuat dari kaca buram (blur).
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAlNRjYMznj
“Apakah ini bukannya ruang kerja sekretaris?” tanyaku sambil meletakkan barang – barangku di atas meja kerjaku.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTRBBgkKnRc
“Hush… tadinya ruang kerja ini tempat kerjaku. Sedangkan ruang kerjaku yang kutempati sekarang, tadinya ruang kerja ayahku. Sekarang ruang kerja ayahku diserahkan padaku. Tapi secara resminya dua bulan lagi perusahaan ini jadi milikku. Siap – siap aja untuk kuangkat sebagai dirut nanti.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFrzp6mOKVN
“Wow… mudah – mudahan aku mampu melaksanakan tugas yang berat itu. Terus Cinta sendiri jadi apa nanti?”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdiF0eJOgsW
“Aku jadi komisaris utama lah. Mmm… mulai sekarang harus rajin baca buku tentang managemen, marketing dan leadership ya. Setelah kuanggap pasti mampu, aku akan segera mengangkatmu sebagai direktur utama. Keren kan?”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmFwGBrg3lP
“Sangat – sangat keren. Tapi Cinta harus tetap membimbingku, sjupaya aku tidak salah dalam mengeluarkan kebijaksanaan.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRUkfC2fhtB
“Gampang itu sih. Sebenarnya yang benar – benar bekerja itu para manager dan stafnya masking – masing. Direktur utama hanya perlu menetapkan garis – garis besar beleid perusahaan saja.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8jRx7KKfOp
“Beleid itu kebijakan ya.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKTb0XUz31n
“Iya, kata itu diambil dari bahasa Belanda yang sudah biasa digunakan di perusahaan ini.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwNrz7X0gyQ
“Iya… berarti mulai sekarang harus banyak baca buku.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuHKQknmirs
“Ada lagi yang lebih penting,” kata Bu Leila sambil mendekatkan mulutnya ke telingaku. Lalu berbisik, “Kamu harus bisa menghamiliku Honey.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbC8uVYvJmx
“Iya, “aku mengangguk sambil tersenyum, “Mudah – mudahan aku bisa mewujudkan keinginan itu, Cinta.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlBfPRxCfKz
“Tapi sekarang aku baru saja dapet…” ucapnya tersipu.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡngAnhHFRbG
“Dapet apa?” tanyaku penasaran.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWKvUh6A5h8
“Dapet datang bulan,” sahutnya.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdB2uXlIR15
“Ogitu… hihihiii… kirain dapet apa.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyvAWSKWMFx
“Sabar ya Honey. Nanti setelah bersih, aku akan memasuki masa subur. Pada masa itulah kita harus melakukannya secara intensif, supaya aku bisa hamil.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ26EYgLOzox
“Iya Amore… apa pun akan kulakukan untuk mewujudkan keinginan itu.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc32B9wUezy
Bu Laila mencium bibirku disusul dengan ucapan mesra, “Aku suka dipanggil Amore oleh kekasih tercintaku.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrmq6TIX1z8
Hari itu aku lumayan sibuk untuk beradaptasi dengan suasana baru ini. Sebagai aspri Bu Laila ini. Bukan sekadar jadi karyawan biasa di bagian administrasi itu.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxm4cdlBE4Y
Namun pada jam makan siang, Bu Laila membolehkanku pulang duluan. Untuk mengurus renovasi rumahku itu.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡApx5ydDO1v
Maka siang itu aku langsung menjumpai Mas Bowo, ahli bangunan yang biasa dipakai oleh boss lamaku (pemilik beberapa taksi yang dahulu jadi tempatku bekerja itu). Setelah ngomong sedikit tentang rencanaku untuk membuat garasi dan tiga kamar baru yang lengkap dengan kamar mandinya masing – masing itu, Mas Bowo pun kuajak ke rumahku.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzazyYFnp83
Rumahku menghadap ke utara. Bukan rumah besar, tapi tanah di sekitarnya lumayan luas. Karena itu aku berencana untuk membangun dua kamar baru di sebelah timur dan satu garasi berikut sebyuah kamar di belakang garasi itu di sebelah barat rumahku. Dengan demikian, aku bisa membangun semuanya tanpa mengganggu Ibu dan kakakku.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh7t1GiSKC0
Setelah berunding dengan Mas Bowo, tercepai kesepakatan bahwa pembangunan itu bisa selesai dalam tempo dua bulan. Dengan catatan bahwa bagian atapnya akan dicor, supaya nanti bisa dikembangkan ke atas pada suatu saat kelak. Begitu juga dengan harga borongannya sudah kusepakati.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvtL6OhkF8k
Jadi nanti Mas Bowo akan jadi pemborong kecil, yang akan menyediakan segala bahan dan buruhnya, sementara aku akan membayarnya sebagai pemborong full, tanpa harus memberi makan pada anak buah Mas Bowo. Karena di rumah hanya ada Ibu dan Wati yang sama – sama tunanetra. Yang tak mungkin bisa menyediakan makanan untuk buruh bangunan nanti.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2msIuvGHhu
Setelah Mas Bowo berlalu, aku mengajak Ibu dan kakakku duduk di ruang tamu. Memang rumah ini belum punya ruang keluarga. Terpaksa aku mengajak mereka ngobrol di ruang tamu saja. Nanti, kalau ketiga kamar dan garasi itu sudah selesai, mungkin rumah lama ini akan dirobohkan, kemudian dibangun yang baru, yang sesuai dengan kriteria rumah layak huni.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡles1d3r4I7
Aku duduk di kursi panjang, diapit oleh Ibu di sebelah kananku dan Wati di sebelah kiriku.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ4k2kwBWup
Kemudian kuceritakan semuanya. Bahwa aku sudah punya mobil. Bahwa rumah akan segera direnovasi, tapi takkan mengganggu ibnu dan kakakku karena pembangunan itu takkan mengganggu rumah lama. Kuceritakan juga bahwa yang akan dibangun adalah tiga kamar baru yang memiliki kamar mandi masing – masing. Kamar mandi yang dibuat sedemikian rupa agar lebih nyaman dipakai mandi oleh ibu dan kakakku.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEIeUp4ij7y
Aku pun menceritakan rencanaku, bahwa setelah ketiga kamar dan garasi itu selesai, rumah lama ini akan dirobohkan dan dibangun ruang keluarga, ruang makan, kitchen yang up to date dan sebagainya. Juga kujelaskan bahwa semuanya itu akan kubiayai dari uangku sendiri, takkan meminjam uang serupiah pun pada bank.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjKjmAO5j9N
Ibu dan Wati tampak gembira sekali mendengar penuturanku. Mereka menciumi pipiku dari sebelah kanan dan kiriku saking gembiranya.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ88n79zj3Ly
Selanjutnya aku berkata, “Nanti kita bersetubuh rame – rame ya Bu. Aku akan menyetubuhi Ibu dan Wati di atas ranjang Ibu.“
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7Q2Hyb2qLF
“Haaa?!” Ibu kaget. Wati pun terperanjat.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPcgFieNUyO
“Gak ada yang perlu dirahasiakan lagi ya. Wati sudah tidak perawan lagi sejak berada di Kalimantan. Ibu juga sudah sering kusetubuhi. Jadi… mendingan kita bikin acara happy – happy nanti malam ya Bu, ya Wat…” kataku sambil menyelinapkan tangan kananku ke balik celana dalam Ibu dan menyelinapkan tangan kiriku ke balik celana dalam Wati.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1mv85ox90z
“Ibu tak usah mempersoalkan masalah Wati. Aku sudah memutuskan, darip[ada Wati ngeluyur ke tempat jauh lagi untuk mencari kontol, biarlah kontolku saja yang akan memuasinya. Dan Wati juga tak usah mendakwa Ibu, karena Ibu masih muda dan masih membutuhkan sentuhan lelaki. Maka sebelum Ibu punya suami lagi, biarlah aku saja yang akan memuasinya.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYKQcfOI4MK
“Iya Wan… aku setuju… setuju sekali…” kata Wati sambil merenggangkan kedua kakinya, karena tanganku sudah menggerayangi kemaluannya.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt5iGHwBxII
“Ibu juga sama dengan Wati… semuanya terserah Wawan saja. Silakan atur aja bagaimana baiknya… aaaaaah…” ucap Ibu yang disusul dengan desahan, karena jari tengah kananku sudah menyelinap ke dalam liang memeknya.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ80aXIwTb6U
“Ngomong – ngomong sudah pada makan siang nih?”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfpy1xDvXnO
“Sudah Wan. Tadi beli makanan dari warung nasi itu,” sahut Ibu.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyZ2VDllxcv
“Kalau begitu, aku mau mandi dulu ya. Biar badannya seger. Setelah mandi kita langsung bikin acara bertiga nanti.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrKGjq5kTHv
“Aku juga mau ikut mandi sama kamu Wan,” kata Wati.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtYSPchjjd4
“Ibu juga mau mandi, biar badannya segar dan wangi,” kata Ibu.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqLjEPOLQLQ
“Ayo deh… kita mandi rame – rame kalau gitu,” ucapku sambil berdiri, sambil memegang tangan Ibu dan tangan Wati. Lalu kutuntun mereka ke dalam kamar mandi.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm4xuU9YGLc
Di dalam kamar mandi aku membayangkan kehidupan manusia di zaman purbakala. Mungkin seperti ini pula yang terjadi. Bahwa ibu dan kakakku sedang menelanjangi dirinya di dalam kamar mandi, tanpa keraguan sedikit pun kelihatannya.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaJD4xh3IvF
Menyenangkan sekali rasanya, mandi bersama dua orang wanita yang sudah pada telanjang ini. Meski mereka adalah ibu dan kakak kandungku …
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhnDOGqFbOK
Memang di rumah ini akulah satu – satunya orang yang bisa melihat secara normal. Karena itu baik Ibu mau pun Wati mungkin merasa bahwa mereka harus menurut pada setiap kehendakku. Tapi aku pun tak mau sewenang – wenang, karena Ibu adalah wanita yang melahirkanku ke dunia ini, sementara Wati adalah kakak kandungku.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe614dKnLcG
Aku bahkan ingin berjuang untuk membahagiakan mereka. Mungkin pada satu saat kalau aku akan membawa mereka ke dokter spesialis mata. Karena aku pernah membaca bahwa tidak semua kebutaan tidak bisa disembuhkan. Siapa tahu ibu dan kakakku bisa disembuhkan kebutaannya.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGpjVVLUxCc
Setelah selesai mandi dan mengeringkan badan dengan handuk masing – masing, kutuntun Ibu dan Wati ke dalam kamarku. Bukan ke dalam kamar Ibu. Karena di dalam kamarku bednya lebih besar daripada bed Ibu.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX6uEBDCxbB
Di atas bed itulah Ibu dan Wati menelentang berdampingan.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN6Nv8QY0Ni
Aku memilih Ibu dulu. Kujilati memeknya sampai benar – benar basah, kemudian kubenamkan penisku ke dalam liang memeknya yang sudah basah kuyup ini.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRQwXgJD9sh
Bleeeessssss… batang kemaluanku membenam ke dalam liang memek Ibu. Membuat Ibu ternganga dan menahan nafasnya.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgbpP9oCbBe
Lalu aku mulai mengantotnya sambil meraba – raba pangkal paha Wati, sampai menyentuh memeknya.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEwEIAD8VLl
Asyik sekali rasanya, bisa mengentot Ibu sambil mainin memek Wati yang lama kelamaan jadi basah juga, karena jariku dicolok – colokkan ke dalam liang memeknya. Tanganku yang satu lagi kupakai untuk meremas – remas toket Ibu.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ33Ueii4CPQ
Lalu Ibu pun mulai merintih – rintih, Waaaan… oooohhh… Waaan… kontolmu enak sekali Waaan… entot teruuuuuusssss… entot terus Waaaan… jangan mandeg – mandeg Waaan… entoooottttt… iyaaaaa… entooootttt… entooooottttt…”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvffgVtbnoR
Tampaknya Wati sangat terangsang mendengar rintihan – rintihan Ibu seperti itu. Maka meski pun jariku sedang disodok – sodokkan ke liang memeknya, Wati pun mengelus – elus kelentitnya sendiri. Dengan mulut ternganga – nganga.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLKXjdsIp6r
Maka setelah lebih dari seperempat jam aku mengentot Ibu, aku berbisik ke telinga ibuku, “Aku mau ngentot Wati dulu ya Bu. Kasian dia udah kepengen diewe.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXwIpxNNiro
“Iya,” sahut Ibu yang mungkin sudah orgasme, karena liang memeknya sudah becek sekali.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ77vMACf099
Aku pun pindah ke atas perut Wati yang sudah menunggu entotanku. Tampaknya dia girang setelah aku menyelinapkan moncong penisku di mulut memeknya.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs8EGe0xHGc
Dengan Wati memang tidak perlu berlama – lama foreplay. Langsung saja kubenamkan batang kemaluanku ke dalam liang memeknya yang sudah basah ini (karena waktu menyetubuhi Ibu memek Wati kugerayangi terus).
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCbNlsufwgQ
”Aaaaaaah… masuuuuk… “Wati spontan mendekap pinggangku ketika batang kemaluanku sudah terbenam separohnya.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBmRYFuxrJe
Wajahku yang sudah berada tepat di atas wajah Wati, diam – diam memperhatikan wajah kakakku itu dengan seksama. Secara objektif kunilai, wajah kakakku ini cantik. Matanya pun sepintas lalu seperti mata normal. Hmmm… seandainya kakakku ini bisa melihat seperti aku, mungkin lain lagi ceritanya.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡogN040pncY
Maka ketika aku mulai mengayun batang kemaluanku, diam – diam aku melamun. Ingin agar Wati bisa melihat seperti cewek normal. Pasti dia bahagia sekali. Sebagai adiknya, aku pun akan turut merasa bahagia. Dan bukankah di zaman sekarang teknologiknya sudah sangat maju, sehingga banyak orang buta jadi bisa melihat secara normal?
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE4NGhLTnBt
Mudah – mudahan saja rejekiku makin lama makin banyak. Supaya aku bisa menyembuhkan kebutaan ibu dan kakakku.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdz1t6Sy9f1
Pada saat batang kemaluanku mulai gencar mengentot liang memek Wati yang luar biasa legitnya ini, aku pun masih sempat meraba – raba memek Ibu yang masih celentang di samping Wati. Bukan hanya meraba – raba. Dua jari tanganku sudah masuk ke dalam liang memek Ibu yang masih basah ini. Sehingga aku mulai mendengar desahan dari dua arah.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd45XQw8PYm
Tangan kananku mengentot liang memek Ibu, batang kemaluanku mengentot liang memek Wati, tangan kiriku meremas – remas tgoket kanan Wati, sementara lidahku menjilati leher kakakku yang terasa hangat ini. Disertai dengan gigitan – gigitan kecil, yang membuat Wati ternganga dan mendesah – desah, “Aaaa…
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmJDZkbD9j8
Pada waktu sedang enak – enaknya mengentot kakakku, terawanganku pun tetap menggelayuti benak dan batinku. Seandainya ibu dan kakakku sama – sama bisa melihat, mungkin lebih seru lagi suasananya. Atau… mungkin juga ibu tak mau lagi dientot oleh anaknya sendiri dan Wati pun tak mau lagi dientot olehku.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcuLy05dme9
Tapi soal apa reaksi mereka setelah bisa melihat nanti, aku tak peduli. Yang jelas aku sayang kepada mereka. Karena itu aku tak peduli bagaimana reaksi mereka kelak, asalkan mereka bisa melihat seperti aku. Itu saja.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpW2P5LYtG2
Dan kini Wati tidak bisa melihat tanganku yang sedang “ngerjain” memek Ibu, sampai Ibu menggeliat – geliat begitu. Wati hanya tahu bahwa entotanku makin lama makin gencar dan berkali – kali menyundul dasar liang memek kakakku.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgYW7bjDwko
Keringat pun mulai membasahi leher dan ketiak Wati. Tapi aku malah semakin bergairah untuk menjilati dan menggigit – gigit leher dan ketiaknya. Yang membuat Watiu meremas – remas rambutku sambil merintih dan merintih terus, “Waaawaaannn… ooo… ooooh Waaaan… ini luar biasa enaknya Waaan… entot terussss…
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwxS80dOupc
Cukup lama aku menyetubuhi kakakku. Dan aku tahu bahwa ia sudah lebih dari dua kali orgasme. Tapi dia tidak mau mengatakannya. Padahal liang memek kakakku sudah sangat becek. Dan aku sendiri suidah berada di detik – detik krusial. Sudah dekat – dekat ejakulasi.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlOYRuhYMru
Tapi dengan cepat aku melawan diriku sendiri. Cepat kucabut batang kemaluanku dari liang memek kakakku. Lalu menarik nafas panjang tiga kali. Dan kubenamkan batanbg kemaluanku ke dalam memek… Ibu…!
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡatC1xwUHd4
Ibu tampak senang dan memelukku erat – erat, sementara aku langsung mengayun penisku di dalam liang memek Ibu yang tidak sebecek tadi lagi.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrn6ldGmSmz
Tapi perlawananku malah melemah. Aku tak bisa bertahan terlalu lama di atas perut Ibu. Akhirnya kubenamkan batang kemaluanku sedalam mungkin, sambil menembak – nembakkan lendir maniku di dalam liang memek Ibu.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc6qUSm66Ea
Croootttt… crot… crooootttttt… crooooottttttt… croooottttt… crottt… crooootttt…!
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLspsIB9zt2
Aku pun menggelepar di atas perut Ibu. Dengan keringat membanjiri sekujur tubuhku…
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6KzdBcq7ga
Tiga bulan kemudian…
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1vxptUnjqA
Rumahku sudah mulai berubah. Di samping kanan sudah ada kamar untuk Ibu dan untuk Wati. Jauh beda dengan kamar lama. Karena kamar baru ini sudah ada kamar mandinya masing – masing, yang dilengkapi p;eh shower dan water heater. Jadi baik Ibu mau pun Wati, tidak perlu memakai gayung plastik lagi. Tidak akan kedinginan lagi kalau mau mandi subuh atau malam.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbhyCVUldFD
Kamar tidurnya pun sudah dilengkapi oleh AC dan furniture serba baru yang biasa dipakai oleh orang – orang kaya. Selain lemari – lemari pakaian, tiap kamar dilengkapi dengan satu set sofa model masa kini, pesawat televisi LED kecil (karena percuma juga dibelikan televisi layar lebar, toh mereka hanya bisa mendenarkan suaranya saja).
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIvIpCKEVGK
Di sebelah kiri rumah lama, sudah ada garasi yang berdampingan dengan kamarku. Jadi kalau mobilku sudah masuk ke dalam garasi, aku bisa langsung membuka pintu kamarku.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnpLou9FvPf
Sementara itu rumah lama pun sudah dirombak. Ruang tamu dan kamar – kamar lama dijadikan ruang tamu baru, ruang keluarga, kitchen dan kamar pembantu. Dinding luarnya tidak diganggu. Hanya sekat – sekat dan pintu – pintunya yang dirobah, sesuai dengan yang kuinginkan.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvCKbazXul4
Kebetulan aku sudah mendapatkan seorang pembantu yang ingin bekerja di rumahku. Sudah lama aku menginginkan ada pembantu, tapi dahulu aku hidup pas – pasan. Jangankan menggaji pembantu, untuk kebutuhan sehari – hari pun sering ngutang ke warunbg yang dekat dengan rumahku.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxg7VFaYTSv
Namun sekarang aku merasa sudah mampu menggaji pembantu. Tugasnya adalah masak, membersihkan rumah, cuci pakaian dan cuci piring. Selain daripada itu, Bi Euis (nama pembantu itu) kutugaskan untuk menjaga dan mengawasi Ibu serta Wati. Karena mereka tunanetra, jangan sampai mengalami hal – hal tidak diinginkan, seperti terjatuh, ngeluyur ke luar lalu sesat pulangnya dan sebagainya.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA9hHGyU89E
Untuk itu aku berani menggaji Bi Euis dalam jumlah yang lebih besar daripada pembantu pada umumnya di daerahku.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNx393Cv48t
Dengan demikian, aku merasa nyaman karena telah bisa menempatkan Ibu dan kakakku di rumah yang nyaman ditinggali, ada yang melayani mereka pula kalau aku sedang tidak di rumah.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw6VK1OhA30
Baru beberapa bulan setelah Bu Laila mengangkatku sebagai direktur utama, perusahaan mengalami kemajuan yang sangat pesat. Mujngkin karena tenaga dan pikiranku dipusatkan pada perkembangan perusahaan. Atau mungkin juga karena faktor keberuntungan berpihak padaku.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRlSW9sGFCV
Namun aku berpegang kepada prinsip managemen modern. Bahwa mandeg itu berarti mundur.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeJ3w1lDVuC
Jadi buatku perusahaan tidak boleh hari ini tetap sama seperti kemaren. Bagiku, hari ini harus lebih baik daripada kemarin. Dan hari esok harus lebih baik daripada hari ini.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHJyB4S5q55
Pokoknya aku benar – benar all out di perusahaan yang sudah menjadi milik Bu Laila ini.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW68rMinzSi
Namun meski pun aku sibuk dengan urusan perusahaan, aku tak lupa pada tekad semulaku. Yakni untuk membawa Ibu dan Wati ke dokter spesialis mata. Sekaligus ingin tahu berapa biayanya jika mata Ibu dan Wati bisa disembuhkan.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY9Izc9as8Q
Hal itu kuungkapkan kepada Ibu pada suatu malam, ketika aku baru pulang kerja, selesai mandi malam dan mengenakan kimono yang terbuat dari bahan handuk putih bersih.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtWYaU1aMAO
Saat itu kulihat Wati sudah tidur, tapi Ibu masih duduk di sofa depan televisi. Aku terharu melihat ibuku yang senang sekali mendengarkan suara televisi, tanpa melihat gambarnya.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvpejPEfmBP
Saat itu Ibu mengenakan kimono hitam, sehingga kontras sekali dengan kulitnya yang putih bersih.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSmloJFEnjN
Sejak ditempatkan di kamar barunya, Ibu jadi kelihatan lebih cantik. Wajahnya pun seperti memancarkan sinar saking cantiknya. Mungkin karena Ibu jadi lebih rajin mandi dengan air hangat. Sehingga sekujur tubuhnya jadi bersih sekali. Wajahnya pun tampak lebih cemerlang, meski tanpa polesan make up. Semuanya natural.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡudC5uexxOs
Seandainya Ibu bisa melihat, mungkin akan lebih cantik lagi. Karena bisa memoles wajahnya di depan cermin rias.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyJhuGzfeRB
Meski pun tidak bisa melihat, Ibu menyadari kehadiranku di dalam kamarnya. “Baru pulang Wan?” tanyanya.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJV7MrYR9Wg
“Iya Bu. Di kantor sibuk sekali,” sahutku disusul dengan kecupan di pipinya. Lalu duduk di sampingnya.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBkrDUI2R2z
Begitu aku duduk di sampingnya, Ibu langsung meraba – raba kimonoku. Lalu menyelinap ke baliknya dan langsung memegang batang kemaluanku, karena aku tidak mengenakan celana dalam.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrl32YHVpdh
“Ibu udah kangen sama kontolmu Wan. Udah empat hari kamu gak ngentrot ibu kan?”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkVfJtsvuHq
“Ibu mau dientot? Ayo di tempat tidur aja, biar leluasa,” ucapku sambil memegang pergelangan tangan Ibu dan menuntunnya ke tempat tidur.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp70WNhu8S5
Di atas tempat tidur aku dan ibuku sama – sama melepaskan kimono. Lalu sama – sama telanjang bulat.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvLBL3nioG2
Lalu Ibu celkentang sambil merenggangkan kedua paha poutih mulusnya. Aku pun tengkurap di antara sepasang paha Ibu, sambil menepuk – nepuk memeknya yang sudah 4 hari tidak “ditengok” olehku.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYG47H40m5H
“Memek Ibu memang cantik sekali bentuknya. Seperti belum pernah melahirkan.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYNvyzOjtJL
“Padahal ibu sudah tiga kali melahirkan Wan.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYMs4AUl5zE
“Tiga kali? Bukankah Ibu hanya punya dua orang anak, Wati dan aku?”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRTkdBJPulO
“Sebenarnya setahun setelah melahirkan kamu, ibu melahirkan anak lagi. Tapi dia diadopsi oleh orang kaya bernama Hasyim. Ibu kasihkan saja, karena ibu ini buta, tidak bisa mengurus anak banyak – banyak.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwRAk88uIoQ
“Jadi aku ini punya adik?!”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCIiXkFkqCr
“Iya Wan. Adikmu perempuan. Matanya normal seperti kamu.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTjuzTsyz91
“Siapa namanya?”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5JoVFNV9Y6
“Belum dikasih nama. Gak tau Pak Hasyim ngasih nama apa sama adikmu itu.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8P3mGLjp2U
“Sekarang Pak Hasyim itu tinggal di mana?”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmv9f5PKIJG
“Nggak tau. Ibu hanya dengar adikmu itu dibawa ke luar Jawa. Entah ke Sumatra atau Kalimantan atau Sulawesi… entahlah. Bahkan mungkin juga dibawa ke luar negeri, karena kabarnya Pak Hasyim itu punya perusahaan di luar negeri segala.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQnhCQGMDae
“Ya biarlah, kalau dia diadopsi oleh orang tajir, kehidupannya pun tentu bergelimang harta. Tak usah kita pikirkan benar,” kataku sambil mendekatkan mulutku ke memek Ibu. Lalu mulai menjilatinya.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡETp2oDg2TB
Ibu pun tidak bicara lagi. Karena mungkin mulai menikmati enaknya jilatanku ini.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4DJl6Bmzf1
Terlebih lagi setelah aku mencelucupi kelentitnya, Ibu mulai menggeliat – geliat dan mendesah – desah.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz0VpGMo5Ie
Sampai pada suatu saat, “Aaaaa… aaaaah… Waaaaan… aaaaaaah… aaaaa… aaaaaahh… Wawaaaaan… aaaa… aaaaaaaahhhh… Waaaaan… aaaaaa… aaaaah… sudah Waaaan… masukin aja kontolmu Waaaan…”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeRIQAk47Oy
Aku memang sudah tau benar bahwa Ibu tak mau terlalu lama dijilatin memeknya. Karena takut liang memeknya jadi becek sebelum dientot katanya.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf4XKcNcK2K
Tak lama kemudian batang kemaluanku sudah dibenamkan ke dalam liang memek Ibu.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5q6JI8vAQC
“Ooooh… kontolmu memang luar biasa Wan. Nanti kalau sudah punya istri, pasti bakal ketagihan sama enaknya kontolmu ini…” ucap Ibu sambil mendekap pinggangku.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmY6L4XCz1Q
Sebagai jawaban, kuayun penisku, bermaju mundur di dalam liang memek ibuku. Padahal di dalam hati, aku berkata, “Kalau Ibu bisa melihat dan punya suami lagi, pasti suami Ibu bakal ketagihan pada legitnya memek Ibu ini.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXla9tA97Qt
Lalu kugencarkan entotanku dengan gairah menggebu – gebu. Ibu pun merintih – rintih histeris sambil meremas – remas rambutku, “Aaaaah… Waaaan… kontolmu memang enak sekali Waaan… entooot teruuussss… jangan berenti – berenti… iyaaaa… iyaaaa… iyaaaa… aaaaaaah… entoooootttt …
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwbbbI0mtrz
Aku pun menyahut dalam bisikan terengah di dekat telinga Ibu, “Memek Ibu juga enak sekali… uuuugh… ughhhh… legit sekali Buuuu… uuuugggghhhh… ughhhhh…”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAZjmzJePVv
Sementara itu entotanku semakin kugencarkan dalam kecepatan standar, sambil menjilati leher Ibu diiringi dengan gigitan – gigitan kecil.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡET8Sc3am2N
Hal ini berlangsung lama. Lebih dari duapuluh menit aku “berpush-up” di atas perut ibuku, sementara mulutku tetap asyik menjilati dan menggigit – gigit leher Ibu. Tanganku pun ikut asyik meremas – remas toketnya yang tidak sekencang toket Wati namun masih enak untuk diremnas dan diemut pentilnya.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo1YuJuzEns
Ibu pun merintih – rintih terus sambil meremas – remas bahuku. Terkadang juga rintihannya disertai dengan meremas – remas rambutku.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzEeb0i2c0f
“Waaaan… oooo… ooooh… Waaaaaan… oooo… ooooh… entot terus Waaaan… oooo… oooooohhhhh… kontolmu enak sekali Waaaan… entooooottt teruuuussss… Waaan… entooooooootttttttt… entooooooootttttt… oooo… ooooooh Waaaaan…”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOgZ3hMqWF9
Namun sesaat kemudian Ibu mulai berkelojotan sambil memekik – mekik perlahan, “Waaan… ayoooo cepetin entotannya… ibu udah mau lepas Waaaan… Waaaaan… entttooooooottttttttt… entoooot teruuuuusssss… entooootttt… !”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy5jACkIJDF
Sampai akhirnya ibuku terkejang – kejang sambil memejamkan matanya, sambil mencengkram sepasang bahuku erat – erat.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2lm5NKRFRJ
Kutancapkan batang kemaluanku di dalam liang memek Ibu yang sedang mengejut – ngejut erotis. Sambil menunggu gairahnya pulih kembali.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2pHoUFpqMI
Tak lama kemudian mata ibuku terbuka kembali, dengan sorot sayu. Lalu terdengar suaranya, “Cabut kontolmu Wan… ibu udah kepayahan nih…”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbdldnVoD5h
“Tapi aku belkum ngecrot Bu,” sahutku bernada complain.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0oPoKH6WPi
“Lepasin di memek Wati aja gih. Ibu sudah kekenyangan Wan…” ucap Ibu sambil mendorong dadaku, agar tidak menghimpit toketnya lagi.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqzzW7mUBU2
Meski agak jengkel, kucabut juga penisku dari dalam liang memek Ibu. Lalu mengambil kimonoku dan melangkah ke luar. Dan membuka pintu kamar Wati.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1RccrFkSNe
Aku tersenyum sendiri merlihat kakakku tidurnya celentang dengan kedua kaki mengangkang begitu. Sehingga memeknya yang tidak bercelana dalam itu pun tampak ternganga. Seperti trenggiling yang sedang menunggu semut masuk ke dalam mulutnya.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmfq5BRkJYq
Kuletakkan kimonoku di samping kanan Wati. Kemudian kusingkapkan daster katun putihnya perlahan – lahan. Dan kudekatkan mulutku ke memeknya.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8wXimIUCCi
Aku tahu bahwa Wati kalau sudah tidur susah sekali dibangunkannya. Karena itu aku yakin kalau sekadar dijilatin memeknya takkan membuat dia bangun, kecuali kalau kelentitnya kusedot – sedot. Tapi kali ini aku bukan ingin menjilati memeknya. Aku hanya ingin mengalirkan air liurku ke dalam celah memeknya.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBgOPzMmUuF
Aku berhasil melakukannya, mengalirkan air liurku ke dalam celah memek Wati tanpa menyentuh memeknya. Karena memeknya memang agak menengadah ke atas.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXrLigNhQNy
Setelah cukup basah, dengan hati – hati kuselipkan moncong penisku ke dalam mulut memek kakakku. Kemudian kudorong sekuat tenaga. Blessssss… masuk lebih dari separohnya…!
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAKgMKNRwoT
Pada saat yang sama, Wati memekik tapi cepat kututup mulutnya dengan telapak tanganku sambil berkata, “Ini aku Wat…”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNqPpf5h11t
“Wawan?! Aaaah… kamu bikin aku kaget aja. Kirain ada orang jahat. Ternyata kamu… adikku tersayang,” sahut Wati sambil meraih leherku ke dalam pelukannya. Lalu tampak enjoy… menikmati entotanku yang mulai diayunkan.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaQGHtUkfcm
Saat itu daster masih melekat di tubuh Wati. Hanya bawahnya saja disingkapkan sampai ke perut. Wati pun menyadari hal ini. Lalu dengan susah payah daster itu dilepaskan lewat kepoalanya. Kemudian berkata, “Kalau gak telanjang, terasa kurang sempurna.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwIuLFeeExt
Lalu Wati mulai menggoyang pinggulnya. Membuatku semakin bersemangat menyetubuhinya.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHa6HCOJWnV
Tapi pada suatu saat Wati menghentikan goyangannya. “Bosen posisi begini terus. Posisi doggy aja yok.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0TcOQOjggA
“Boleh,” sahutku sambil menarik penisku sampai terlepas dari memek kakakku.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5WuIKOBPVn
Kemudian Wati merangkak dan menungging di atas bed. Aku pun berlutut di dekat pantatnya. Dan kujebloskan batang kemaluanku ke dalam liang memeknya kembali. Dalam posisi doggy kami lanjutkan persetubuhan ini. Aku berlutut mengentot kakakku yang sedang menungging sambil memeluk bantalnya.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMfSt7AU8iM
Wati juga kunilai seperti Ibu. Seandainya dika bisa melihat secara normal, aku yakin banyak cowok yang bakal naksir dia. Karena kakakku itu bukan hanya cantik, tapi juga punya kulit yang putih mulus, punya bentuk tubuh yang seksi habis.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj5uwcea5RM
Ya, Wati punya tubuh tinggi langsing, dengan pinggang yang ramping, tapi baik toket mau pun bokongnya gede banget. Sehingga bentuk tubuhnya mirip biola.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmVqOn9Gzwg
Wajahnya pun cantik. Bahkan sepasang matanya tampak seperti mata normal. Tidak seperti mata tunanetra pada umumnya. Maka kalau dilihat sepintas lalu, orang takkan mengira bahwa Wati itu seorang gadis tunanetra.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqRBV1rTzRJ
Dan kini tubuh seksi abis itu sedang kusetubuhi dalam posisi doggy seperti yang diinginkannya.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4xHHfGSDc9
Sambil mengentot liang memeknya, aku mulai menepuk – nepuk pantat kakakku yang gede semok ini.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoQLveOzNgQ
Tampaknya kakakku senang dengan tepukan itu. “Iya Wan… tabokin bokongku lebih keras lagi. Enak tuh.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjGmLvrjKVI
Kuikuti keinginan Wati itu dengan menabok – nabok pantat gedenya.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbsQOnWZrAh
“Iyaaaa… iyaaaa… begitu Wan… kemplangin terus pantatku sekuatmu…”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbQ7uZG533p
Berbeda dengan Ibu yang senang dientot dalam irama “nyiur melambai”, kakakku ini seneng dientot dengan gaya banteng ngamuk. Bayangin aja kalau banteng ngamuk, apa pun yang ada di depannya pasti diseruduk.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLPcKtJHhk2
Aku pun melakukannya dengan gaya banteng ngamuk itu. Tapi bukan mau menghancurkan, melainkan ingin agar entotanku “terasa” oleh kakakku.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsj8bbrNxox
Dengan batang kemaluan diayun scepat bdan sekeras mungkin, kutampar – tampar pantat kakakku sekuatnya seperti yang diinginkannya. Maka suara unik pun terdengar dari dua arah. Suara penisku yang sedang maju mundur di dalam liang memek Wati, dan suara tamparan – tamparanku di pantatnya. Crrek srtttt…
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡytX4dRZ8GS
Bunyi tamparan – tamparanku di pantat Wati baru berhenti kalau aku sudah mrapatkan dadaku ke punggung kakakku, sambil meremas – remas toket gedenya sepuasku. Wati memang tidak protes kalau aku meremas toket gedenya kuat – kuat. Bahkan kelihatannya dia lebih suka kalau tokletnya diremas kuat – kuat. Berbeda dengan ibuku yang ingin agar payudaranya diremas pelan – pelan, secara lembut.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPmO24ctYas
Kalau diibaratkan musik, mungkin Ibu lebih suka musik yang slow dan mendayu – dayu. Sementara Wati lebih suka musik metal atau deephouse…!
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡChTJgPEZ7x
Dalam masalah sex, aku memang tidak mau egois. Aku selalu ingin mengikuti keinginan pasangan seksualku. Karena kalau pasanganku merasa puas, aku pun ikut puas.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp1AZKUdci2
Setiap kali kusetubuhi, Wati tak pernah berdiam diri seperti patung. Pantatnya selalu saja bergoyang – goyang diiringi rintihan – rintihan histerisnya.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRZdVNINfe9
“Aaaaaah… Waaaan… enak sekali Waaaan… entot terussss… enak Waaaan… aaaaa… aaaaah… aaaaa… aaaaahhhhh… ahhhhhh… Waaaaan… Waaaan… aaaaahhhh… aaaaaa… aaaahhhh… entooooottttttt… entooooooootttttttt… aaaaaaa… aaaaaaaahhhh… aaaaaa… enaaaaaak …
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4h1s9Gn8WT
Tapi pada suatu saat goyangan pantat Wati terasa ngawur. Dan akhirnya dia ambruk diiringi pekikan lirihnya, “Aaaaa… aaaaaaaaahhhhh…”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDVwkhxPrsA
Karena Wati ambruk, dengan sendirinya penisku pun terlepas dari liang memeknya. Namun aku langsung menyadarinya, bahwa dia sudah orgasme.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMlOQSfScXt
Ya… Wati lalu menelentang dengan sepasang tangan direntangkan seperti lambang palang merah. Kedua kakinya pun direnggangkan.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN9KooCGvNN
Wati seolah mempersilakanku melanjutkan entotanku, tapi dalam posisi missionary saja. Maka tanpa buang – buang waktu aku pun merangkak ke atas perutnya sambil memegangi kontolku yang masih ngaceng berat ini.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaNhSfp0n2X
Dan dengan sekali dorong, penisku langsung masuk seluruhnya ke dalam liang memek Wati yang sudah becek ini… blesssskkkkkkk …
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBpDkJrnQNN
Wati masih tampak tepar. Tapi aku langsung mengayun batang kemaluanku. Bermaju mundur lagi di dalam liang memek yang sudah becek ini. Sambil meremas – remas toket gedenya, aku pun mulai menjilati leher kakakku, disertai dengan gigitan – gigitan kecil yang tidak menyakitkan.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtCtdjSAFEg
Wati pun tampak mulai bergairah kembali. Dengan menggeol – geolkan pinggulnya. Bergoyang menyerupai angka 8. Sehingga meski liang memeknya sudah becek, tapi masih mampu membesot – besot dan meremas – remas kontol ngacengku.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYcdupshGmG
“Waaan… ooooh… kontolmu memang gede dan panjang sekali… ini luar biasa enaknya Wan… ooooh… ooooo… ooooooohhhhhhh… entot yang kencang aja Wan… biar lebih tyerasa kepala kontolmu menyodok – nyodok dasar liang memekku. Iyaaaa… iyaaaa… entot terus Waaaan… enak sekaliiii…
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq54qv2AiwB
Cukup lama batang kemaluanku “memompa” liang memek kakakku. Sehingga keringat mulai membanjiri tubuhku, bercampur aduk dengan keringat kakakku.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGn3b6XSZSV
“Memekmu juga enak sekali Wat… tadi becek sebentar, tapi sekarang udah legit lagi… geol terus pinggulmu… enak sekali…” ucapku tersendat – sendat karena sedang mewnggencarkan entotanku sambil meremas – remas toket gede dan menjilati lehernya yang sudah keringatan.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc82aMtTmUt
Wati tidak menyahut. Tapi pantatnya semakin gila – gilaan bergoyang memutar – mutar dan meliuk – liuk.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnYhiu05VLQ
Sampai pada suatu saat terdfengar suaranya terengah – engah, “Aaaa… aku udah… mau… mau lepas lagi… barengin yuuuk… aaaaaa… aaaaaaaah…”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb6KTtnwnk8
Kebetulan aku pun sudah tiba di detik – detik krusial. Tanda – tanda mau ejakulasi sudah kurasakan. Maka entotanku semakin kupercepat.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMB7A3fXAlx
Maju mundur dan maju mundur dengan cepatnya. Sementara Wati pun mulai berkelojotan sambil meremas – remas rambutku.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYxGbFbC3IE
Kami berhasil mencapai puncak kenikmatan secara berbarengan. Bahwa ketika Wati terkejang – kejang dengan liang memek berkedut – kedut kencang, moncong kontolku pun sedang mengejut – ngejut sambil menembak – nembakkan lendir kenikmatanku.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxCR83IVVQL
Croooootttttt… crotttt… crooootttttt… crooottt… crottt… crooooootttttttt… crooootttt…!
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqfQbVj930H
Lalu kami terkulai lemas. Dalam kepuasan sedalam lautan.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡybrDW0pehI
Sepuluh hari kemudian, Ibu dan Wati dirawat di rumah sakit mata, atas rujukan dokter spesialis mata yang sudah memeriksanya secara teliti di tempat prakteknya. Nanti di rumah sakit itu Ibu dan Wati akan diteliti secara intensif, kemudian dicarikan solusinya agar bisa melihat secara normal.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdsZ4APaWCc
Setelah mengantarkan Ibu dan Wati ke rumah sakit, aku pun pulang dengan badan terasa pegal – pegal. Karena dari pagi sibuk di kantor, dari siang sampai sore mengurus Ibu dan Wati.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN62L2HTMkZ
Setibanya di rumah, aku langsung mandi. Dengan harapan pegal – pegalku hilang dengan sendirinya. Tapi ternyata pegal – pegalku belum hilang juga. Maka akhirnya kupanggil Bi Euis.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3vXXZegsYy
“Ada apa Den?” tanya Bi Euis di ambang pintu kamarku.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVIcXarUxjk
“Bisa mijit Bi? Badanku pegel – pegel sekali,” sahutku.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdQbx8tnTvj
“Bisa sih sedikit – sedikit. Tapi sebentar ya Den. Mau nyisir dulu, baru selesai mandi.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ758mv426Ht
“Iya, jangan lama – lama ya.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBYvKSdFfaD
“Iya Den.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP6PKruI8W4
Setelah Bi Euis berlalu, kulepaskan baju dan celana piyamaku. Lalu dalam keadaan cuma tinggal bercelana dalam, aku menelungkup di atas bedku.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeKjacv0h8v
Tak lama kemudian terdengar suara Bi Euis, “Mau pakai balsem atau minyak apa Den?”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaUFFKZ861Z
Sambil tetap menelungkup kusahut, “Gak usah pakai minyak apa – apa Bi. Pakai tangan Bibi aja.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq4USPUXLVT
Lalu terasa bed bergoyang. Bi Euis sudah naik ke atas bedku. Lalu mulai memegangi telapak kakiku. Dan mulai memijatnya.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡocR1FIENW0
“Yang lama mijitnya ya Bi. Nanti kukasih bonus.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvyoOs3aZby
“Iya Den.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD0ktQCGFKB
Lalu terasa kedua tangan Bi Euis mulai memijat dan mengurut – urut betisku, sambil bertanya, “Ibu dan Neng Wati jadi dirawat di rumah sakit Den?”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHjhsVN0IbD
“Iya. Cuma usaha aja Bi. Mudah – mudahan mereka bisa melihat sepertti kita.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2guoIbjJuA
“Den… Ibu itu ibu kandung Den Wawan?”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFhh3x2f7IT
“Iya. Emang kenapa?”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu8ITf7yCrM
“Heheheh… gak kenapa – kenapa Den. Anu… mmm… anu… Den Wawan tidak tunanetra seperti Ibu dan Neng Wati ya.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUDkeZLE8xj
Aku heran. Pertanyaan itu berdasarkan apa?
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtvmPa6iBmI
Aaah… jangan – jangan suara rintihan Ibu waktu kusetubuhi terdengar oleh Bi Euis. Mangkanya Bi Euis seperti kurang percaya kalau Ibu itu ibu kandungku.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsasd3IANaY
Jangan – jangan Bi Euis curiga pada apa yang sering terjadi di rumah ini…!
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnF6MXShgxe
Aku harus mencegahnya. Siapa tahu dia sudah menyadari apa saja yang terjadi di antara aku dengan Ibu dan Wati. Lalu bisa saja dia menyebar gossip ke tetangga nanti.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM2lKNnRuqm
Untuk membungkam mulut Bi Euis aku punya caraku sendiri.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkJ5ul6saHb
Tadinya aku tak pernah punya perhatian berlebih kepada Bi Euis. Tapi setelah mencium gelagat mencurigakan, aku merasa harus melawannya dengan caraku sendiri.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbzfyEmxmTZ
Kalau mau main libas sembarangan, di kantor juga banyak cewek yang kelihatan memancxing – mancing padaku. Tapi aku tak pernah menggoda seorang karyawati pun di kantor. Terlebih kalau mengingat Bu Laila yang begitu dalam mencintaiku. Kalau ketahuan macem – macem di kantor, bisa dipecat aku nanti.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXVnGidlxIz
Tapi Bi Euis ini, harus mendapatkan perlakuan khusus dariku. Agar seandainya dia tahu rahasiaku dengan Ibu dan kakakku, dia akan tutup mulut.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGM3AyRaTHH
Lalu aku menelentang sambil berkata, “Bagian depannya juga Bi.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVA9MwAcZh0
“Iya…” sahutnya sambil mengurut – urut tulang keringku sambil menunduk, memandang ke arah yang sedang dipijitnya. Pada saat itulah kjuperhatikan bentuk Bi Euis yang lumayan cantik. Bahkan kulitnya lebih putih daripada kulit ibu dan kakakku.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡviJCj70Sck
“Umur Bibi sekarang berapa tahun?” tanyaku.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAm415A2YQS
“Duapuluhenam Den.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡto6y9xxdae
“Wah… cuma beda dua tahun denganku. Terus… sejak kapan hidup menjanda?”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJWEcAAsrbQ
“Sudah setahun Den.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwlKy3bEGy8
“Punya anak berapa orang?”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtgXhTGDAgS
“Belum punya anak seorang pun. Justru mantan suami menceraikan saya juga karena sudah lima tahun berumah tangga, tidak punya anak seorang pun.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnbzSPrPn7r
“Memangnya Bibi menikah pada usia berapa?”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqG5S1k90Nq
“Duapuluh tahun Den.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdVoReHeRbj
“Umur duapuluh kawin, umur duapuluhlima jadi janda ya.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnGQTaFjWJw
“Hehehee… iya Den. Sudah takdirnya harus begini,” ucapnya dengan suara lirih.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdldFNANghc
Pada saat itulah diam – diam kusembulkan batang kemaluanku yang sudah ngaceng ini dari celah celana dalamku. “Gak kangen sama yang begini?” tanyaku sambil menarik tangannya sampai menempel di batang kemaluanku.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxiOCbTnp4F
“Waaauuu Deeen…! “serunya dengan mata terbeliak dan tangan gemetaran, “Iiii… ininya ha… harus dipijit juga? Iiiih… gede dan panjang sekali… hihihiiii…”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDZZfTYBGyJ
“Iya… pijitnya pake memek aja Bi. Supaya nikmat,” kataku sambil menarik kedua tangannya, sehingga dadanya terhempas ke atas dadaku.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuRMyfMYPmj
Dengan sigap aku pun mendekap pinggangnya erat – erat. Kurapatkan pipiku ke pipinya sambil berbisik, “Sebenarnya kalau didandani, Bi Euis ini cantik lho…”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMgS4ukVlNO
“Siapa yang mau dandani saya…” sahutnya nyaris tak terdengar.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAPYGmZsSa5
“Nanti aku yang dandani. Asalkan bisa nyimpen rahasia aja,” ucapku sambil meremas – remas bokong gedenya. Ya… salah satu daya tarik Bi Euis adalah bokongnya itu. Gede dan menggiurkan.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmXIwsxzrG1
“Te… terus saya harus gimana Den?” tanyanya yang masih nemplok di atas dadaku.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG7SUp2eiH6
“Mumpung Bi Euis belum kawin lagi, kita main aja yok. Biar aku jadi sayang sama Bibi.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpRbEIrymdB
“Ma… main apa Den?”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSgPS3boYK9
Aku menyahutnya dengan bisikan, “Bersetubuh…”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRDapDt5FLa
“Mmm… siapa sih yang gak mau digauli sama cowok seganteng Den Wawan. Tapi saya takut… takut hamil Den.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW5EQFJ99Ip
“Soal itu sih jangan takut. Aku punya pil anti hamil.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfvPx6FvJe4
“Kalau gitu… terserah Aden aja deh…”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjwp7xC2c58
“Wanita kalau sudah bilang terserah, berarti mau kan?” cetusku sambil bangkit. Bi Euis pun duduk dengan sikap canggung dan malu – malu.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw2WeiM6KsA
Dalam keadaan cuma bercelana dalam ini, aku mendekap pinggang Bi Euis dari belakang. Saat itu Bi Euis mengenakan daster batik yang sudah agak lusuh. Tapi aku tak peduli dengan daster lusuhnya. Yang penting tubuh di balik daster lusuh itu.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ01jz18bxqp
Dan tanganku mulai menyelinap ke dalam dasternya. Mulai mengusap – usap perutnya yang masih terasa kencang dan ramping.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfkSIrwyvLU
“Sebenarnya sudah lama aku menunggu kesempatan ini,” bisikku sambil menyelinapkan tangan ke balik celana dalamnya. Tentu saja ini suatu kebohonganku. Karena tadinya aku tak punya perhatian sedikit p;un kepada Bi Euis.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4z91Kb2oYM
“Mumpung Ibu dan Neng Wati gak ada ya Den. Kalau mereka sudah pulang, gak bisa bebas lagi mungkin,” ucapnya tanpa menepiskan tanganku yang sudah berkeliaran di dalam celana dalamnya. Dan membuatku tahu bahwa memek Bi Euis tidak ada jembutnya, dicukur habis. Ternyata seorang pembokat juga sudah mengikuti zaman, dengan mencukur habis jembutnya.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvEO0DriPpW
“Siapa bilang? Coba aja kalau mereka sudah pulang nanti, aku akan tetap bebas ngajak Bibi tidur di kamarku ini.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7AiGzK7Kbj
“Iya sih. Den Wawan kan yang berkuasa di sini. Aduuuduuuh… Deeen… kalau memek saya sudah dimainin gini, saya suka gak bisa nahan nafsu.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkO8cqnNRlD
“Lepasin dong dasternya. Aku seneng memek Bibi dicukur habis gini. Pasti enak jilatinnya.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhQ9nJSbq10
“Iiih… merinding saya dengernya juga…” sahut Bi Euis sambil melepaskan daster batik lusuhnya.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHcikxrAwk7
Dalam keadaan tinggal mengenakan beha dan celana dalam yang serba hitam, aku dibuat terlongong menyaksikan betapa iundahnya tubuh Bi Euis itu. Sehingga aku lupa bahwa aku hanya ingin menutup mulutnya agar tidak menyebar gosip dengan caraku sendirti. Dengan mengentotnya dan membuatnya ketagihan…!
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0ukibt1LBe
Tapi setelah melihat betapa cemerlangnya kulit putih mulus yang dimilikinya itu, aku lupa pada tujuan awalku. Aku ingin menelanjangi dan menyetubuhinya, hanya untuk menyalurkan nafsu syahwatku semata.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqUPRTnWyKL
Maka dengan sedikit gugup kubuka kancing beha hitam yang terletak di punggungnya itu. Lalu dia sendirti yang melepaskan behanya itu.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh6RNXZTo0l
Sehingga sepasang payudara yang berukuran sedang terbuka jelas di depabn mataku. Dan setelah kupegang, terasa masih kencang dan padat. “Masih kencang gini toketnya Bi, “komentarku.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ83DK8mJM9e
“Saya kan belum pernah menyusui Den,” sahutnya sambvil melepaskan celana dalam hitamnya. Sehingga bentuk memek gundulnya tampak jelas di mataku. Memek yang sangat tembem. Sehingga bagian dalamnya disembunyikan oleh ketembeman “sepasang pipinya”.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH7wN8yxqPa
Maka kutepuk – tepuk memek tembem itu sambil berkata, “Ini yang sangat kusukai. Tembem dan dicukur bersih jembutnya. Pasti enak menjilatinya.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr5THNHMGL5
Wanita yang hanya 2 tahun lebih tua dariku itu mendadak manja. Ia merapatkan pipinya ke pipiku, sementara tangannya menyelinap ke balik celana dalamku. Memegang batang kemaluanku sambil berkata perlahan, “Saya juga ingin ngemut titit Den Wawan…”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3eMmqkiZdO
“Titit itu sebutan buat anak kecil. Kalau buat orang dewasa sih sebut aja kontol… !”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC3fdk9G2ZU
“Hihihiii… takut dianggap kasar,” sahut Bi Euis sambil mendekatkan wajahnya ke celana dalamku. Lalu kuturunkan celana dalamku, sehingga jadi telanjang bulat seperti Bi Euis juga.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlJa9nd5hRG
Wanita yang usianya lebih tua dua tahun dariku itu tampak senang bisa memegang batang kemaluanku. Lalu menciumi dan menjilatinya. Bahkan lalu memasukkan batang kemaluanku ke dalam mulutnya.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAw01rhgcgJ
Lalu ia menggelutkan lidah dan bibirnya ke penisku. Samnbil mengalirkan air liurnya ke badan kontolku, untuk melicinkan tangannya yang lalu mengurut – urut badan kontolku yang tidak terkulum olehnya.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjFBqeSLadb
Sebenarnya aku kurang suka dioral oleh pasangan seksualku. Karena kalau kelamaan dioral, bisa – bisa cepat ngecrot pada waktu ngentot beneran nanti.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbh9rM2Shnb
Namun kali ini ada keasyikan tersendiri bagiku. Bahwa ketika sedang menyelomoti kontolku, memek Bi Euis ada di dekat tanganku. Sehingga aku bisa mencolek – colek mulut memeknya. Bahkan kuselusupkan jari tengahku ke dalam lubang memeknya yang terasa hangat dan licin.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ9wPGJc5Dg
Hmmm… dioral oleh Bi Euis sambil menggerak – gerakkan jari tengahku di dalam liang memeknya, membuat nafsuku semakin bergejolak. Mungkin Bi Euis pun seperti aku. Mulai horny berat. Karena dalam tempo singkat saja liang memeknya jadi basah.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPN06s77PXG
Bahkan pada suatu saat Bi Euis melepaskan selomotannya, lalu berkata, “Saya sudah horny sekali Den. Langsung masukin aja ya. Gak usah dijilatin dulu. Memek saya udah basah sekali nih.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQR7R9NgHpm
Aku mengangguk sambil merangkak ke atas perutnya. Lalu meletakkan moncong kontolku di ambang mulut memek tembem Bi Euis.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpZgSb8dumx
Bi Euis pun membantuku. Memegang leher kontolku, lalu mendesakkan moncongnya ke mulut memeknya. Setelah terasa ngepas, ia memberi isyarat dengan kedipan matanya.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGAJmgY9BsT
Aku pun spontan mendorong batang kemaluanku sekuat tenaga. Dan… blessss… kontolku melesak ke dalam liang memek Bi Euis.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKa5ySWZsWK
Gila… baru didorong saja sudah terasa enaknya liang memek janda muda ini.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZmESSWIAfU
“Ooooooohhhhh… masuk Deeen… gak nyangka punya Den Wawan segede dan sepanjang ini…” ucap Bi Euis sambil merengkuh leherku ke dalam pelukan hangatnya. Lalu merapatkan pipinya ke pipiku, “gak nyangka saya akan merasakan semua ini Den…”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbFHrCixHgl
Aku pun mulai mengentotnya perlahan – lahan, sambil menjauhkan pipiku dari pipinya. Karena aku ingin melihat ekspresi wajahnya pada waktu sedang kuentot.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7WXWTQTE0S
Dan… aku seolah disadarkan pada suatu kenyataan. Bahwa wajah yang sedang kulihat dari jarak dekat ini cantik sekaligus manis.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCFNGTCqXeW
“Bibi terlalu cantik buat seorang pembantu,” kataku sambil mencolek bibir sensualnya, tanpa menghentikan entotan pelanku.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUjIBJq2wJI
“Den Wawan juga tampan sekali. Bahkan sampai mirip cewek saking tampannya,” sahut Bi Euis sambil mendekap punggungku.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF68b9jAQUu
Aku tersenyum, karena sejak masih kuliah banyak temanku yang berkata seperti itu.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTtmOrrxMf5
Kemudian kuayun penisku dengan gerakan agak cepat sampai batas normalnya lelaki yang sedang mengentot pasangan seksualnya.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq8jtTeimaE
Bi Euis pun mulai merintih – rintih erotis, namun suaranya perlahan sekali, “Den… ooo… oooooh… Deeen… iiii… iini enak sekali Deeeen… ayo Den… entot terus… ini luar biasa enaknya… oooooh… gak nyhangka saya akan mendapatkan kenikmatan yang luar biasa ini…”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGO0uTnfDCG
Aku pun semakin bergairah untuk mengayun batang kemaluanku di dalam liang memek Bi Euis yang luar biasa nikmatnya ini…
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIP5AOMHfEb
Tarian birahiku di atas perut Bi Euis benar – benar bermutu, menurutku. Karena gesekan demi gesekan membuatku serasa dialiri arus listrik dari ujung kaki sampai ubun – ubun di kepalaku.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0eRsIJhU1z
Apakah aku merasa hina? Seorang dirut menyetubuhi pembantunya sendiri?
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpoRRzY6drz
Tidak. Pembantu juga manusia. Sama saja seperti aku. Bahkan kuanggap Bi Euis laksana mutiara di dalam lumpur.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIzZnDaRGvc
Bi Euis punya kulit putih mulus. Punya wajah cantik sekaligus manis. Punya bentuk tubuh yang sangat menggiurkan, terutama bokong gedenya itu. Punya sepasang payudara yang masih padat kencang.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡprZI6aq1Pv
Hanya nasibnya saja yang kurang beruntung. Sehingga harus bekerja di rumahku sebagai seorang pembantu.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNIX4ufCQei
Dan aku bertekad untuk menyenangkannya kelak. Aku ingin mendandaninya, ingin mencukupi kebutuhan hidupnya, ingin juga menempatkannya di rumah yang layak huni.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4Y3Beq3Yzz
Aku bahkan bisa membayangkan seandainya Bi Euis sudah didandani, membawanya ke tengah kelompok kaum elite pun takkan memalukan. Karena hanya dengan dandanan sederhana saja sudah kelihatan cemerlangnya wajah Bi Euis, yang usianya kira – kira sebaya dengan Wati itu. Apalagi kalau sudah benar – benar didandani dan dipoles make up.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXHJc2AFOYu
Dan liang memeknya yang tengah kuentot ini bermacam – macam nikmat yang kurasakan, yang sulit menjelaskannya. Yang pasti aku merasakan sesuatu yang lain dari biasanya. Aku menilai Bi Euis ini punya rasa yang lain dari perempuan – perempuan yang pernah kusetubuhi. Dan ini membuatku jadi sangat bergairah menyetubuhinya.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVoR892qJzr
Untuk itu aku pun ingin menciptakan kesan, bahwa aku pun lelaki yang lain dari yang lain. Karena itu ketika batang kemaluanku sedang gencar – gencarnya mengentot, mulut dan tanganku pun mulai beraksi. Aku mulai memagut bibirnya yang tipis mungil, lalu melumatnya habis – habisan. Bukan sekadar menciumnya.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlf0Pw9nErw
Terasa tubuh Bi Euis bergetar – getar. Mungkin saking menikmatinya. Mungkin juga karena baru sekali ini dia merasakan bibirnya dilumat pada saat liang memeknya sedang “dipompa” oleh kontol.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCqp2xE5WnU
Ketika mulutku pindah sasaran, untuk menjilati lehernya, disertai gigitan – gigitan kecil, tangan kiriku tetap asyik meremas toketnya yang berukuran ideal dan masih kencang itu, rintihan – rintihan histerisnya terdengar lagi.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡelbXmdJ7x2
“Deeen… oooo… oooooh… be… belum pernah… sa… saya merasakan… di… disetubuhi yang seenak ini Deeen… ini akan menjadi kenangan tak terlupakan di seumur hidup saya Feeen… ini… ini luar biasa enaknya… aaaaah… aaaaaaah… aaaaah… Deeen… aaaaaah… hhhhhh …
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFlGLjyoWdb
Mendengar pengakuan itu aku baru ngeh bahwa Bi Euis sudah dua kali orgasme. Pantasan keringat sudah membanjiri leher dan ketiaknya. Dan kini dia mau orgasme lagi untuk ketiga kalinya. Sementara tubuhku pun sudah bermandikan keringat.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ05NHrGmgdd
Maka kupacu batang kemaluanku untuik mengentot liang memek Bi Euis habis – habisan. Dengan target ingin mencapai puncak kenikmatan secara berbarengan.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡODrBwliWXt
Berhasil. Ketika sekujur tubuh Bi Euis terkejang – kejang, dengan perut sedikit terangkat, sementara liang memeknya terasa mengejut – ngejut erotis, batang kemaluyanku pun sedang kutancapkan sedalam mungkin, tanpa menggerakkannya lagi.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBU20YNbT0y
Lalu kontolku mengejut – ngejut di dalam liang heunceut Bi Euis, sambil menembak – nembakkan lendir pejuhku.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4ToP2cnKxM
Creeeettttt… cretttcretttttt… crooootttttt… cret… crooootttttttt… crettttt… crooootttt…!
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpo2slfNNdR
“Uuuughhhhhhh… ughhhhh… uuuuuuuggggghhhh… “nafasku berdengus – dengus, lalu terkapar di atas perut Bi Euis.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡreCt3mHJrj
Namun aku masih bisa memperhatikan wajah Bi Euis yang seakan memancarkan aura kecantikannya, sebagai wanita muda yang baru mengalami orgasme.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ38M3AslEWZ
Ia pun menatapku dengan senyum manis di bibirnya. Lalu terdengar suaranya lirih, “Sekarang saya sudah menjadi milik Den Wawan.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5OSznjv2B5
“Bagaimana perasaan Bibi setelah menjadi milikku?”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2fb5E86HFF
“Bahagia sekali,” sahutnya, “tapi bercampur perasaan kuatir.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq1G8lV9SeH
“Kuatir kenapa?”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM6VNqHoUli
“Takut kalau Aden sudah bosan lalu memecat saya dari sini.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6fRuyDmiXP
“Aku bukan manusia sekejam itu Bi,” sahutku sambil mencabut kontolku yang sudah lemas dari dalam liang memek Bi Euis, “Ohya… umur Bibi kan cuma beda dua tahun denganku. Panggilan Bibi kan cocoknya buat orang yang belasan tahun lebih tua dariku. Bagaimana kalau kupanggil Ceu Euis aja?”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhstB5uEkzq
“Panggil nama langsung, saya malah lebih suka.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGYFYCsBAwI
“Ya udah, aku buang aja sebutan Bibinya. Karena usia Euis kan sebaya dengan usia Wati. Kepada Wati pun aku manggil nama langsung. Padahal dia kakakku. Tapi dia sendiri yang ingin dipanggil namanya saja, gak usah pakai Ceu atau Kak dan sebagainya,” ucapku sambil meraih pergelangan tangan Euis, “Kita mandi bareng yuk.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLw38f0OJMf
“Malem – malem gini mau mandi Den?” tanyanya seperti ragu. Tapi dia turun juga dari bed dan mengikuti langkahku menuju kamar mandi, dalam keadaan sama – sama telanjang bulat.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWzIlBnAGbC
“Kita kan mau mandi pakai air hangat, bukan air dingin. Jadi mandi malam juga gak apa – apa,” kataku setelah berada di dalam kamar mandi.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaJwsJmm2QW
Di dalam kamar mandi, lagi – lagi kuperhatikan sekujur tubuh Euis dari ujung kaki sampai ke ujung rambutnya. Penilaianku semakin teguh. Tiada cela yang ada di tubuh sempurna (menurut ukuran manusia biasa) itu. Bahkan nilai plusnya adalkah… penmuh dengan daya pesona.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaXlxzlXWVa
Memang tadinya aku tak pernah memperhatikan Euis sedikit pun. Bahkan tadi pun aku takkan memperhatikannya andai tiada alasan, yakni perasaan takutku kalau rahasia pribadiku dengan ibu dan kakakku bocor ke luar.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfzMWpdKobP
Tapi aku tak mau memperlihatkan rasa kagumku secara berlebihan. Lalu aku memutar keran shower utama. Maka air hangat pun memancar dari atas kepala kami.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB5mmNOQRb0
Lalu kuambil sabun shower. Kukucurkan sedikit ke telapak tanganku sambil berkata, “Kita gantian menyabuni ya. Sekarang aku mau menyabuni Euis dulu.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ74g99XPfrk
“Aaah… masa saya disabuni sama Den Wawan?”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8VXmq2qCuy
“Nggak apa – apa. Aku hanya ingin memperlihatkan perasaan sayangku padamu Is.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAxGn3sEmk4
Euis menatapku dengan bola mata bergoyang perlahan. Lalu dibiarkannya aku menyabuni punggungnya, bokong gede dan betis indah dan telapak kakinya.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnsf1Q389m8
Pada waktu aku menyabuni bagian depannya, Euis tampak tersipu – sipu terus. Mungkin karena tak mengira akan disabuni olehku dengan telaten. Terlebih ketika aku menyhabuni kemaluannya, ia semakin tersipu – sipu. Padahal aku melakukan semua ini dengan senang hati. Terutama waktu menyabuni memeknya yang sudah memberikan kenikmatan luar biasa bagiku.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkZTlgiwMcd
Tapi aku sekadar menyabuninya saja. Tidak memanfaatkan kesempatan untuk “macem – macem” di kamar mandi. Kalau masih bernafsu, toh kamarku masih leluasa untuk melakukannya.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUANieCtxTY
Ketika tiba giliran Euis yang harus menyabuniku, terasa benar dia lebih telaten daripada aku. Setiap bagian yang tidak terjangkau oleh tanganku, disabuninya dengan cermat. Dan ketika sedang menyabuni batang kemaluan berikut kantung pelernya, Euis tampak tersenyum – senyum. Lalu menciumi moncong kontolku yang sudah berlepotan air sabun.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8ZZ73HHeXH
Kusahut: “Iya, tapi nanti aja kalau sudah selesai mandinya. Kalau diselomoti di sini, nanti kontolku bakal nagih, bakal ngaceng dan pengen ngentot di sini juga. Kalau bisa di atas kasur empuk, ngapain ngewe sambil berdiri di dalam kamar mandi.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlKMHMta44D
Euis mengangguk – angguk sambil tersenyum.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFovFgrEi9H
Lalu keran shower air hangat kuputar lagi. Untuk membilkas tubuh kami sampai bersih.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfFB9n8yu76
“Saya pasti bakal ketagihan,” ucap Euis pada waktu sedang menghanduki badannya sendiri yang sudah bersih dan harum sabun.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRMJ1MltVFy
“Aku juga pasti ketagihan,” sahutku.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO6aYbaNzIN
“Terus kalau Ibu dan Neng Wati sudah pulang bagaimana?”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTMIg2Q3zgn
“Kita tetap bisa melakukannya di dalam kamarku.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhiPtrwpYHd
“Kalau ketahuan sama Ibu atau Neng Wati nanti gimana?”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfpLoYdSFIA
“Alaaa… aku jamin mereka takkan berani memarahi kita. Aku kan tulang punggung di rumah ini,” sahutku disusul dengan kecupan hangatku di pipi Euis.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvFfoQ3Zgu9
Tiba – tiba Euis mendekapku dari belakang sambil berkata, “Kalau Den Wawan takkan memutuskan hubungan ini, saya hamil pun gak apa – apa.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNQxHFvIygj
“Jadi simpananku mau?”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJDOwYd9kdt
“Siap Den.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhlduxeZIl9
“Tapi sekarang sih jangan hamil dulu. Nanti gak ada yang bantuin Ibu dan Wati di sini. Tapi bukankah Euis sudah bertahun – tahun punya suami gak hamil juga? Sebenarnya siapa yang mandul?”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVn1J7cxSJj
“Gak tau. Belum pernah diperiksa ke dokter. Tapi kayaknya sih mantan suami saya yang mandul. Setelah kawin lagi juga, istrinya belum hamil – hamil sampai sekarang. Jadi mungkin saja dia yang mandul.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBYaXj9rYNf
“Bekas suamimu itu kerja apa?”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVNA3MxkjAV
“Cuma buruh bangunan Den.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwmVW4fmRTd
“Kalau Euis sedang dapoat libur, pulang ke mana?”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7SUQtyfDWo
“Ke rumah ibu saya, satu – satunya orang tua yang masih saya miliki.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCRPganJb3t
“Ayahmu sudah meninggal?”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcY3Tsudy1m
“Iya. Meninggal karena kecelakaan lalu lintas.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpdjHZP8xED
“Ogitu… jadi kalau sedang libur, Euis pulang ke rumah ibu?”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrmzTjovYi2
“Iya Den.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9LeDEEJoM8
“Rumah punya ibumu?”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡILrHZVcfpy
“Bukan. Rumah kontrakan Den.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrZ1rroVKXf
“Yang bayar uang kontrakan rumahnya siapa?”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBc4KI19WoM
“Tadinya ibu saya sendiri. Karena dia suka usaha kecil – kecilan. Tapi setelah saya bekerja di sini, saya yang membayar uang kontrakannya.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg10pWtq6VN
“Ibumu masih kuat usaha segala?”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQabuZa9xZd
“Masih Den. Ibu saya kan belum tua – tua benar. Baru empatpuluhtiga tahun. Dia menikah di usia enambelas. Lalu di usia tujuhbelas melahirkan saya.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdS8HGFgRrD
“Berarti ibumu sebaya dengan ibuku ya?”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb2BuZXhyMm
“Iya… usia Ema kira – kira seumuran sama Ibu.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5DIew7lwVL
“Kamu manggil Ema sama ibumu?”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEreMXNBYts
“Iya, sejak kecil saya manggil Ema sama ibu dan manggil Bapa sama ayah. Nggak mau ikut – ikutan manggil papa dan mama seperti anak – anak lain. Tau diri aja, orang miskin masa manggil mama atau mamie kepada ibu. Bisa diketawain orang nanti.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡssPF9loxcC
Obrolan itu kami lanjutkan di atas sofa kamar tidurku.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzvIvvC7wVt
“Euis kan punya jatah libur sehari dalam seminggu. Tapi hari liburnya selalu berubah – ubah. Siapa yang menentukan hari libur itu Is?” tanyaku ketika Euis sudah mengenakan daster batik lusuhnya lagi.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeATbT0qj3x
“Yang menentukan hari libur itu Ibu Den. Jadi libur saya kadang Senin, kadang Selasa dan seterusnya. Saya malah belum pernah dikasih hari libur hari Sabtu dan Minggu. Mungkin karena Den Wawan ada di rumah. Jadi ada yang masakin buat Aden,” sahut Euis, “Tapi selama Ibu dan Neng Wati ada di rumah sakit, saya tidak boleh ngambil libur dulu.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡshbC9flZ9g
“Besok kan Sabtu. Berarti aku libur. Kita jalan – jalan ya.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJsnUZTQQfJ
“Iya Den. Saya kan sudah menjadi milik Aden. Jadi, dibawa ke mana pun saya siap.”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnshZrjzWiO
“Sekarang ewean lagi siap?”
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQCBOFhmIrq
“Hihihihiii… siap Den. Saya juga malah kepengen lagi. Soalnya waktu Aden nyabunin memek saya tadi, saya langsung kepengen…” Maka kami pun bertelanjang bulat kembali. Dan bersetubuh lagi sepuasnya.
7556Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9uHCzA5ZDd
