Walau pun aku tak pernah pacaran dengan cewek sebayaku, sebenarnya Ibu bukanlah wanita pertama yang kugauli. Ya… aku akan tetap ingat peristiwa demi peristiwa, khususnya tentang masalah seksual.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpolj0xaeEv
Baru seminggu aku bekerja di kantor perusahaan swasta itu, seorang karyawati menghampiriku ketika aku sedang nongkrong di kantin pada jam makan siang. Karyawati itu seorang wanita setengah baya yang menjabat tanganku sambil menyebutkan namanya, “Ninies.”
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdazEI7vRt7
Aku pun menyebutkan namaku. Kemudian karyawati yang bernama Ninies itu duduk di depanku, dibatasi oleh meja kantin.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk2GMStJvxa
“Gimana? Seneng kerja di sini?” tanyanya setelah memesan jus guava ke ibu kantin.
“Lumayan… seneng Mbak.”
“Kamu karyawan termuda di sini.”
“Kok Mbak tau?”
“Aku kan staf personalia.”
“O gitu…”
“Kamu punya WA?”
“Punya. Mau tukaran nomor Mbak?”
“Iya.”
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEOqp4EmboD
Lalu aku tukaran nomor hape yang ada WAnya dengan Mbak Ninies, yang usianya kira – kira tigapuluh tahun lebih.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0TgWiWwkMp
“Nanti malam kita chat ya,” ucapnya.
“Boleh Mbak.”
“Pacarnya gak marah kalau kamu chat denganku?”
“Aku gak punya pacar Mbak.”
“Ohya? Cowok seganteng kamu gak punya pacar? Masa sih?!”
“Belum punya Mbak. Cariin dong sama Mbak. Heheheee…”
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9JsVCtdhar
Tiba – tiba dia memegang tanganku yang berada di atas meja sambil berkata perlahan, “Aku aja jadiin pacar ya. Hihihiiii…”
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU7nGcjaAbS
“Memangnya Mbak gak punya suami?”
“Punya, tapi boleh aja aku suka kamu kan?”
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3q1oumVBP4
Aku terhenyak. Masa perempuan yang jauh lebih tua dariku mau jadi pacarku? Tapi aku lantas teringat sesuatu… tentang wanita bersuami yang seneng melahap brondong. Apa salahnya kalau aku dijadiin brondongnya? Bukankah aku ingin tau bagaimana rasanya bersetubuh itu?
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQJKl71wxz3
(Saat itu aku belum pernah menggauli siapa pun).
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNGSmRN1wrN
Aku menengok ke kanan kiriku. Saat itu kantin memang sedang sepi. Hanya aku dan Mbak Nies yang sedang nongkrong di kantin. Maka lalu aku menjawab, “Boleh Mbak. Boleh banget.”
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡalvqulQX1z
Mbak Nies yang berperawakan tinggi montok berkulit putih mulus itu menghabiskan jus guavanya. Lalu berdiri sambil berkata, “Nanti malam kita chatting ya.”
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfoORYuErSs
“Oke,” sahutku sambil tersenyum.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzvwajUhhRw
Dugaanku tidak meleset. Malamnya Mbak Ninies mengirim WA, berawal dengan basa – basi, udah tidur belum… sekarang lagi ngapain dan sebagainya. Sampai akhirnya melangkah ke chat yang lebih serius :
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqHHz8olI2k
Aku: Suami Mbak kerja di mana?
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZfMjWWZM4L
Ninies: Jauh. Di Hongkong
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ6QMppRY5P
Aku: Jadi TKI? Ninies: Iya. Aku: Mbak sering kesepian dong. Ninies: Iya. Makanya pengen jadi pacar gelap kamu. Aku: Kebetulan dong. Aku lagi butuh guru. Ninies: Guru apa? Aku: Guru begituan Mbak. Ninies: Sex maksudnya? Aku: Iya Ninies: Memangnya kamu belum pernah? Aku: Belum Mbak. Ninies: Bohong ah.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGajTokZTsl
Tanpa pikir panjang lebar lagi kufoto penuisku yang kebetulan sedang ngaceng ini, lalu kukirimkan. Dan :
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVLA5rNipFb
Ninies: Wow! Punyamu panjang gede gini yah? Aku jadi horny neh.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3kr7uRczaA
Aku: Mana punya Mbak?
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNC4bXktXsm
**
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxQFOEaDR3U
Ninies: Sebentar ya. Kamarku gelap, mau nyalain lampu dulu.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe2U6XMoFZ8
**
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLwoB0CJwaO
Tak lama kemudian aku menerima kiriman foto kemaluan Mbak Ninies. Maka giliranku untuk berkomentar :
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwoocl8znr9
Aku: Waduh Mbak… memeknya bersih gini. Jadi pengen jilatin deh.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2OtmzBtLZE
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy0fgn2lwbH
Ninies: Kok udah tau jilat memek segala? Berarti udah pengalaman dong.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAkC9ANgwqH
Aku: Pengalaman masih nol besar. Tapi nonton bokep sih sering. Ninies: Iya ya. Cowok zaman sekarang kan sering nonton bokep. Aku: Terus kapan aku mau sekolahnya Mbak? Ninies: Terserah kamu. Sekarang juga bisa. Asal mau aja kamu yang ke sini. Aku: Ke rumah Mbak? Ninies: Iya. Kalau mau, aku akan kirim alamatnya.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEihJo4ylad
Beberapa saat kemudian aku sudah berada di atas motorku yang kularikan menuju alamat rumah Mbak Ninies.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvL4NBy69HP
Kepada Ibu aku bilang mau kerja lembur. Terpaksa aku berbohong supaya tidak ada pertanyaan yang susah jawabnya.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWhtUTqKlMQ
Rumah Mbak Ninies lumayan jauh dari rumahku. Mbak Ninies di ujung timur, sementara aku di ujung utara. Namun tak sampai sejam aku pun tiba di depan rumah Mbak Ninies ketika jam tanganku baru menunjukkan pukul setengah sembilan malam.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6qf7KeHAtz
Mbak Ninies membuka pintu depan dengan mengenakan daster putih bersih, dengan rambut yang diurai lepas pula.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgyovhd5N4W
“Motornya masukin aja ke dalam, biar aman, “katanya sambil membuka pintunya lebar – lebar.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡURi1sfzSYN
Aku ikuti saja petunjuk teman sekantorku yang berperawakan tinggi montok dan berkulit putih mulus itu. Kumasukkan motorku ke dalam rumahnya yang lebih kecil dari rumahku, tapi penataannya rapi dan serba masa kini.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaCVzD95uzD
Setelah menutup dan menguncikan pintu depan, Mbak Ninies langsung mengajakku masuk ke dalam kamarnya yang rapi dan harum penyegar ruangan.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUhLbfTEGnI
Setelah aku berada di dalam kamarnya, Mbak Ninies menutup dan menguncikan pintu kamarnya yang serba bersih dan mengikuti trend bedroom masa kini itu. Sebagai pemula dalam masalah perempuan, aku mulai degdegan. Dan tidak tahu lagi apa yang harus kulakukan. Tapi Mbak Nies tahu apa yang harus dilakukannya.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHFWbq9Tvt1
Lalu ia berkata setengah berbisik, “Sekarang nginap di sini aja ya. Besok kan kita libur.”
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwAgbb8eKVV
“Iya Mbak…” sahutku sambil mengamati Mbak Ninies yang sedang menanggalkan daster putihnya. Sehingga tinggal beha dan celana dalam serba pink yang masih melekat di tubuhnya.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZiBzyjADR5
Dalam keadaan nyaris telanjang kitulah Mbak Ninies meraihku ke dalam pelukannya. “Kita gak usah munafik,” bisiknya, “Saat ini kita saling membutuhkan Wan. Aku kesepian, kamu juga ingin merasakan enaknya memek kan?”
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFRFFJThCaA
“Iya Mbak…” sahutku yang lalu terputus, karena bibirku dipagutnya. Lalu dicium dan dilumatnya, sementara aku semakin jauh tenggelam di dalam arus nafsu.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0RkwSYtxJZ
“Tanggalkan dulu dong pakaianmu, biar lebih leluasa,” ucap Mbak Ninies setelah ciumannya dilepaskan. Aku pun melepaskan baju kaus dan celana jeansku. Tinggal celana pendek yang masih melekat di tubuhku.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOW4A2BOo2V
“Coba liat kontolmu… tadi baru liat fotonya. Sekarang ingin liat aslinya,” kata Mbak Ninies sambil melepaskan kancing celana pendekku. Lalu menyelinapkan tangannya ke balik celana pendekku. Dan menyembulkan batang kemaluanku yang sudah ngaceng ini.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmro0BaoTHz
“Wow… kontolmu ini istimewa Wan. Bukan cuma gede tapi juga panjang sekali… hihihihiiii… seneng aku liatnya,” ucap Mbak Ninies sambil menciumi puncak penisku.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY3WBCaNlI4
Pada saat itulah aku pun tak sabar lagi. Ingin menjamah kemaluan Mbak Ninies yang masih tertutup celana dalam berwarna pink itu.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdfRXaxlAym
“Kamu ingin jilatin memekku kan?”
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2bYbmLkXH5
“Iya Mbak.”
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjAkElUBx4S
“Ya udah, jilatin deh, “kayta Mbak Ninies sambil merenggangkan kedua belah pahanya. Aku agak kebingungan awalnya, karena Mbak Ninies masih mengenakan celana dalam. Tapi lalu aku membungkuk dan menelungkup di antara sepasang paha putih mulusnya.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5cbfVm8YFV
Lalu kutarik celana dalamnya ke arah kiri, sehingge kemaluannya terbuka. Yang berwarna pinknya pun kelihatan sudah menganga, seolah menantangku untuk segera menjilatinya. “Aku belum punya pengalaman. Kalau salah, tolong betulin ya Mbak,” kataku yang diiyakan oleh Mbak Ninies sambil tersenyum – senyum.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWvpPHpx8Uj
Aku pun menjilati kemaluan Mbak Ninies yang jembutnya hanya di bagian atas, juga pendek – pendek, kayak kumis Hitler.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQkIrpQZBDt
Lalu Mbak Ninies memberi pengarahan tentang kemaluan bagian mana saja yang harus dijilati itu. Bagian dalamnya yang berwarna pink, bibir kecil (labia minora) dan terutama clitorisnya.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKVWMUEBpUd
Setelah diberi petunjuk, aku pun mulai mengerti. Dalam tempo singkat aku sudah bisa menjilati memek Mbak Ninies, tanpa harus dibimbing lagi. Namun nafsuku sudah bergejolak, ingin segera melakukan persetubuhan yang sebenarnya.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbtcfzj9pZh
Ya… aku masih ingat benar semuanya itu. Bahwa untuk pertama kalinya aku merasakan nikmatnya menyetubuhi perempuan, adalah dengan Mbak Ninies itu.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkMtVwu0iWu
Bahkan Mbak Ninies pula yang mengajariku tentang posisi – posisi sex yang bermacam – macam itu. Sehingga malam itu aku sampai tiga kali ngecrot di dalam liang memek Mbak Ninies.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmTVwlJ1Rwq
Sebelum berpisah, kami janjian untuk ketemuan lagi tiga malam berikutnya.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj0Ptj8mb8H
Tapi apa yang terjadi?
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUonEgEpqpc
Keesokan harinya Mbak Ninies mengirim WA ketika aku sedang sibuk di ruang kerjaku.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAaYkMQwO7Z
Isinya :Wan… aku dimutasikan ke Medan dan harus berangkat sekarang juga. Selamat tinggal ya Wan. Semoga kita bisa berjumpa lagi di lain waktu. Peluk cium untukmu seorang.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU4iYbTu37i
Aku ingin sekali turun ke bawah, ke ruang kerja Mbak Ninies yang berada di lantai satu (sementara tempatku bekerja di lantai tiga). Tapi aku teringat ucapan Mbak Ninies tempo hari, agar hubunganku dengannya dirahasiakan. Jangan sampai ada orang kantor yang tahu.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwVKWze6VVR
Karena itu aku hanya bisa membalas lewat WA lagi. Yang isinya panjang lebar. Mengungkapkan perasaan kagetku, karena harus berpisah dengan wanita yang sudah membuatku dewasa itu.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOtPEolWISG
Tentu saja aku merasa kehilangan juga setelah Mbak Ninies dimutasikan ke Medan. Tapi mau diapain lagi? Aku tak punya hak dan wewenang untuk menahannya agar tetap bertugas di kantor ini.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTosJM3miM5
Padahal baru saja aku merasakan nikmatnya hubungan sex dengan wanita yang lebih tua dariku itu. Tadinya aku bertekad untuk sering – sering “menengok” ke rumah Mbak Ninies itu. Tapi apa daya… takdir berkata lain.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUdWaKdIHmZ
Ya… semuanya itu akan tetap kuingat sebagai pengalaman awalku tentang nikmatnya menyetubuhi lawan jenisku.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkbeXUOCWPV
Tentu saja aku merasa kecewa dan sedih karena harus berpisah dengan Mbak Ninies yang tadinya kuanggap bisa dijadikan penyaluran nafsu birahiku.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTqhmJ1AHHm
Begitulah… aku masih ingat semuanya itu. Semua yang telah terjadi dengan Mbak Ninies beberapa bulan yang lalu itu. Peristiwa indah di rumah Mbak Ninies itu, akhirnya hanya bisa kukenang, karena aku tak mungkin jauh – jauh ke Medan hanya untuk menjumpai wanita yang telah mengambil keperjakaanku itu.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtaFXlHSvPC
Beberapa bulan aku dibuat kehilangan, sampai akhirnya aku menemukan sosok yang bisa dijadikan tempat untuk penyaluran nafsu birahiku. Sosok itu adalah ibu kandungku sendiri.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4N3OpD8HuA
Dan ternyata bersetubuh dengan Ibu tak kalah nikmatnya dengan menyetubuhi Mbak Ninies. Bahkan dalam beberapa hal aku merasa bahwa liang kewanitaan Ibu lebih enak daripada liang kewanitaan Mbak Ninies.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGgViLXfINL
Padahal ibuku sudah dua kali melahirkan. Sementara Mbak Ninies belum pernah melahirkan. Logikanya, kemaluan Mbak Ninies harus lebih enak daripada kemaluan Ibu. Tapi ternyata sebaliknya, liang kewanitaan Ibu jauh lebih enak daripada liang kewanitaan Mbak Ninies.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡds2tsbiqD6
Dan yang sangat menyenangkan, ibuku siap meladeniku kapan saja aku mau.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmaUjjvRCml
Bahkan dua malam setelah peristiwa pertama itu, Ibu mendatangi kamarku. Ibu memang sudah hafal liku – liku rumah ini. Sehingga tanpa tongkat pun beliau bisa mencapai tempat yang ingin dicapainya.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2PMDE3DKnM
Pada saat itu aku sedang duduk di atas sofa tua dalam kamarku. Maka kujemput Ibu dan kutuntun ke arah sofa, lalu kududukkan di atas pangkuanku.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmtrVcijPgL
“Kamu gak kepengen lagi Wan?” tanya Ibu sambil merapatkan pipinya ke pipiku.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNcjRdd4NdW
“Tentu aja kepengen Bu,” sahutku, “kemaren kan gak begituan sama Ibu. Tapi aku mau mandi dulu, lalu makan malam dulu. Setelah isi perut kita turun, barulah aku mau tidur di kamar Ibu… setelah puas meniduri Ibu. Heheheee…”
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJw2dfJoxyl
“Iya… ibu juga lagi horny Wan.”
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI6UpqRIjNQ
“Cailaaa… Ibu tau horny segala ya…”
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvS0h87NLWA
“Kan ibu suka baca di buku – buku berhurup braille Wan.”
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnf3pXFl0Vv
“Iya, aku lupa itu. Mmm… nanti kucarikan deh buku – buku pengetahuan berhurup braille, biar Ibu tidak ketinggalan zaman. Aku mau mandi dulu ya Bu,” kataku sambil mendudukkan Ibu di atas sofa.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzhDUH9vrVg
“Iya,” sahut Ibu, “ibu sih waktu kamu baru pulang tadi pas lagi mandi.”
“Setelah mandi, nanti aku beli nasi bungkus. Ibu mau nasi campur apa?”
“Nasinya baru matang di magicom Wan. Beli lauk pauknya aja.”
“Oke,” sahutku sambil melangkah ke luar, meninggalkan ibu di dalam kamarku.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg1wZ68LfBo
Namun malam itu Ibu terasa sangat bergairah untuk dientot olehku. Berbagai macam posisi dia minta. Aku hanya manut saja. Mau posisi doggy boleh. Posisi WOT juga boleh. Namun pada posisi WOT itulah Ibu orgasme lagi, setelah kami sama – sama keringatan.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡspdBCaYPJX
Sampai akhirnya kembali lagi ke posisi soft missionary. Dan aku mulai merasakan sesuatu. Bahwa menyetubuhi Ibu malah lebih enak daripada menyetubuhi Mbak Ninies. Padahal Ibu sudah dua kali “turun mesin”, sementara Mbak Ninies belum pernah melahirkan. Harusnya Mbak Ninies lebih enak. Tapi kenyataan malah sebaliknya.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUPxnn2LRef
Apakah hal ini karena Ibu memberikan memeknya secara tulus ikhlas, sementara Mbak Ninies hanya ingin mengambil keperjakaanku semata? Entahlah.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5GkHinyPfu
Yang jelas, makin lama aku makin menyadari bahwa menyetubuhi Ibu ini terasa lebih nikmat daripada menyetubuhi Mbak Ninies. Karena Ibu seperti ingin memuaskanku dalam setiap gerakan fisik kami berdua. Meski sudah tiga kali orgasme, Ibu masih bisa menggoyangkan pinggulnya sedemikian rupa, sehingga batang kemaluanku serasa dibesot – besot oleh liang sanggamanya.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6YVq9kkEde
Rintihan demi rintihannya cuma perlahan saja. Berarti beliau tetap mengontrol diri pada saat aku sewdang gewncar – gencarnya mewngayun penisku. Namun meski cuma rintihan yang nyaris tak terdengart, aku masih bisa mendengarnya, karena mulutnya berada di dekat telingaku.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbgiqIU7pYp
“Waaaan… ooooo… oooooohhhhh Waaaaaan… kamu memang perkasa Waaaan… gak nyangka… gak nyangka kalau kepuasan ibu akan dialami dari anak ibu sendiri… ayolah Waaan… entot terussssss… ini udah mulai enak lagi Waaaan… ayooooo… entot ibu segarang mungkin…”
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZo8ZvPrSSE
Kali ini aku pun merasa sudah mulai berada di detik – detik krusial. Maka ketika Ibu mulai menggelepar – gelepar lagi, aku pun menggencarkan entotanku. Sampai akhirnya kubenamkan penisku sedalam mungkin, tepat pada saat Ibu sedang terkejang – kejang. Mungkin Ibu juga akan mencapai orgasme yang kesekian kalinya.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHt8tWssAv0
Benar saja… ketika kubenamkan penisku sedalam mungkin dan tidak kugerakkan lagi ini, liang kewanitaan Ibu terasa menggeliat dan mengejut – ngejut indah. Pada saat ini pula penisku pun mengejut – ngejut sambil memuntahkan air mani di dalam liang surgawi ibuku.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAe9CVOmt3D
Crooooottt… crottt… crooootttttt… crooot… crot… crooootttt…!
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡolD2igeXTs
Aku menggelepar di atas perut Ibu, kemudian terkulai lunglai di dalam pelukannya.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf4LIUBauRt
“Dibarengin lagi ya,” bisik Ibu sambil menciumi pipiku.
“Iya Bu… luar biasa enaknya.”
“Barusan ibu sampai lima kali lepas… kamu memang hebat Wan…”
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9c7A2hi0H8
Peristiwa indah ini terjadi dan terjadi terus pada hari – hari berikutnya. Kapan pun aku menginginkannya, Ibu selalui siap untuk meladeniku.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMzogEozmUL
Namun aku tak sekadar ingin menjadikan Ibu sebagai pelampiasan nafsu birahiku. Aku pun ingin membahagiakannya dengan apa pun yang bisa kulakukan.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnJ3T8Bicns
Bahkan aku sering melamun, seandainya aku sudah sukses, aku ingin merombak rumah tua itu menjadi rumah yang modern. Sedikitnya tiap kamar harus ada kamar mandinya masing – masing, lengkap dengan shower dan water heaternya. Tidak seperti saat itu, kamar mandinya cuma satu. Harus selalu mandi air dingin, dengan hanya memakai gayung plastik pula.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6QnvRKg9p5
Padahal dalam kondisi Ibu yang tidak bisa melihat itu, sebaiknya ada kamar mandi yang bersatu dengan kamar Ibu. Supaya kalau Ibu mau mandi, tak usah keluar dulu dari kamarnya. Begitu pula kalau mau buang air, tak usah jauh – jauh pergi ke kamar mandi yang di luar kamarnya.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUJRJJoG7ov
Beberapa hari kemudian, ketika aku sedang bekerja, aku dipanggil oleh Bu Laila Qodrati, anak tunggal owner perusahaan tempatku bekerja. Tentu saja aku kaget sekali, karena mendadak dipanggil oleh orang nomor dua di perusahaan ini.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjGM7p1207D
Lalu bergegas aku naik lift menuju lantai lima.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUKyagMQ18T
Setelah berada di lantai lima, aku mengetuk pintu kaca blur yang bertuliskan nama orang kedua di perusahaan ini.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRUL3rFuc73
Terdengar suara wanita dari dalam, “Masuk… !”
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTTGpJxgiUb
Dengan lutut agak gemetaran aku membuka pintu kaca itu, lalu membungkuk di depan meja kerja Bu Laila sambil berkata, “Selamat pagi, Bu Boss.”
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdWNB4zVHQk
“Pagi, “Bu Laila mengangguk sambil tersenyum, “Duduklah.”
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKSiLTlR1xR
Lalu aku duduk di kursi yang berada di depan meja kerja Bu Laila.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZYf0plELMu
Beliau memandang ke arah layar laptopnya sesaat, lalu menatapku sambil berkata, “Nama lengkapmu Wawan Darmawan ya?”
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡupUcWpet5q
“Siap, betul Bu Boss.”
“Kamu sudah setahun bekerja di sini ya?”
“Siap, betul Bu Boss.”
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuozio2j8J6
“Dari catatan yang masuk ke meja kerjaku ini, prestasi kerjamu bagus, Wan.”
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡguWSdYl68S
“Siap Bu Boss.”
“Kamu bisa nyetir mobil?”
“Siap, bisa Bu Boss.”
“Punya SIM?”
“Siap, punya Bu Boss.”
“Memangnya kamu punya mobil?”
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyhFl3OGPQc
“Tidak Bu Boss. Tapi sebelum saya bekerja di sini, saya pernah jadi sopir angkot, lalu jadi sopir taksi juga Bu Boss.”
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDHA16DqmMj
“Sanggup nyetir ke luar kota?”
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK957xXyJYS
“Siap, sanggup Bu Boss.”
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuQHAxYAWxN
“Umurmu sekarang duapuluhsatu, berarti waktu jadi sopir angkot dan taksi itu masih di bawah duapuluh taun ya?”
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFw3RORJhZo
“Siap, betul Bu Boss.”
“Di usia semuda itu kamu sudah jadi sopir taksi segala.”
“Siap, betul Bu Boss.”
“Sekarang masih suka jadi sopir di luar jam kerja?”
“Siap, tidak lagi Bu Boss. Saya ingin konsentrasi bekerja di sini.”
“Jadi sopir taksi kan lumayan banyak hasilnya.”
“Siap, tidak selalu begitu Bu Boss. Lagipula hidup saya jadi tidak teratur seperti sekarang.”
“Begitu ya. Mmm… kamu sanggup nyetir mobilku?”
“Siap, sanggup Bu Boss.”
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyZqEAdiqPQ
“Aku takkan menjadikanmu sopirku. Tapi untuk menjadi pendampingku, karena banyak masalah perusahaan yang harus dirahasiakan. Sedangkan sopir pribadiku sudah terlalu tua. Kalau nyetir ke luar kota, pulangnya suka sakit, lalu lama tidak masuk kerja.”
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡARBWTjkved
“Siap Bu Boss.”
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡns4zVv14Ym
Kemudian Bu Laila mengeluarkan secarik kartu nama.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtZuJXy6GAE
“Ini kartu namaku. Alamat rumahku tercantum di sini,” ujarnya sambil menyerahkan kartu nama itu padaku, “Hitung – hitung test, besok kamu harus nyetirin mobilku ke Jakarta aja. Kalau cara nyetirmu bagus, nanti kamu harus nyetirin aku ke kota yang lebih jauh dari Jakarta.”
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTq1oFzKXcF
“Siap Bu Boss,” sahutku sambil membaca kartu nama puteri tunggal owner perusahaan itu. Kemudian memasukkannya ke dalam dompetku.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqXF5ZivN6u
“Tapi ingat… kamu jangan ngomong apa – apa ke karyawan lain nanti ya.”
“Siap Bu Boss.”
“Kalau ada yang nanyain, bilang aja cuma dikasih nasehat olehku.”
“Siap.”
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbVgQKNgcRw
“Jadi, besok sebelum jam tujuh kamu harus sudah tiba di rumahku. Dari rumahku, kita langsung berangkat ke Jakarta. Oke?”
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVAOd6J3hYk
“Siap Bu Boss.”
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6dEeZnRxJj
“Ingat… sama karyawan lain jangan bilang – bilang kamu akan nyetirin mobilku ya. Pokoknya bilang aja bahwa kamu hanya dikasih pengarahan olehku gitu.”
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVV5NBGS7km
“Siap Bu Boss.”
“Ohya. besok pakaianmu casual aja. Jangan pakai seragam kantor.”
“Siap Bu Boss.”
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGALSja1Ndd
Aku kembali ke ruang kerjaku dengan semangat yang mulai menggebu – gebu di dalam batinku. Karena seandainya aku nyetirin mobil Bu Laila, mungkin aku bisa dekat dengan seorang decision maker (pengambil keputusan) di dalam perusahaan. Maka dengan sendirinya aku hgarus bersikap sebaik mungkin padanya.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGEjCEXNuDB
Keesokannya, jam enam pagi aku sudah mandi dan berdandan. Lalu aku pamitan kepada Ibu, bilang bahwa aku ditugaskan untuk ke Jakarta. Jadi mungkin saja aku mau nginap di Jakarta nanti. Tak lupa aku pun memberikan uang untuk makan selama aku tidak di rumah.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM69jk2HxHX
“Gak usah masak Bu. Beli saja nasi bungkus di warung nasi itu, supaya Ibu tidak repot,” kataku setelah mencium pipi kanan dan pipi kirinya.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvJWoQdwsIf
Ibu hanya mengiyakan dan berkata, “Hati – hati di jalan Sayang.”
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsI0379azLE
“Iya. Ibu juga jangan ngeluyur ya. Ibu hanya boleh ke warung nasi saja. Jangan ke mana – mana.”
“Iya, ibu mau selonjoran aja seharian di depan tivi,” sahut Ibu sambil menepuk – nepuk bahuku.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3xHXEPKLBX
Setelah membuka pintu belakang kiri sedan mewah yang mesinnya sudah kupanaskan itu, Bu Laila pun masuk sambil berkata, “Terima kasih. “
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5jGO7Za901
Pintu belakang kiri kututupkan. Kemudian bergegas aku masuk ke belakang setir sedan itu. Harum parfum mahal pun tersiar ke penciumanku. Tentu saja bukan sembarang parfum yang dikenakan oleh wanita yang kutaksir sudah berumur kepala tiga itu.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD3EqjQChtt
Setelah sedan yang kukemudikan memasuki jalan tol, terdengar sauara Bu Laila dari belakangku, “Usiamu baru duapuluhsatu, tapi cara nyetirmu jauh lebih bagus daripada sopir lamaku. Berarti jam terbangmu sudah lumayan tinggi ya. “
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBZ0ZgCjUvV
“Siap Bu Boss. Lumayan lama saya nyetir, malah sejak saya baru limabelas tahun suka narik angkot. Tapi hanya berani nyetir malam. Kalau siang takut ditilang, karena belum punya SIM. “
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlvcdQYmgEC
“Ogitu ya. terus uangnya dipakai apa aja? Minum – minum?”
“Untuk biaya kuliah saya Bu Boss. Saya tidak pernah menyentuh minuman keras. “
“Merokok juga tidak pernah?”
“Kalau merokok sekali – sekali suka juga Bu Boss. “
“Kalau di perjalanan gini, gak usah nyebut – nyebut Boss padaku Wan. Panggil Bu atau Mbak aja, gak apa – apa. “
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRVbgg0CcQ4
“Siap Bu Boss… eh Bu. “
“Nanti di rest area pertama kita makan pagi dulu ya. “
“Siap Bu. “
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvYD4tMxo43
Dan memang sebelum belokan menuju rest area pertama, kukurangi kecepatan sedan Bu Laila ini, lalu dibelokkan ke kiri.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsQT8tWclTd
Setelah mobil diparkir, aku keluar dari mobil untuk membukakan pintu belakang kanan, kemudian Bu Laila turun. Sementara aku mau masuk ke dalam mobil lagi sambil berkata, “Saya mau nunggu di mobil aja Bu. “
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVJrdeO3NQk
“Jangan begitu,” sahut Bu Laila sambil memegang pergelangan tanganku. Ayo temani aku makan. Kalau makan sendirian suka gak enak. “
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8QIVvOilfC
Akhirnya aku mengikuti langkah Bu Laila yang pagi itu mengenakan kemeja tangan panjang putih dengan rok berwarna merah (tapi tidak seperti seragam SD, karena bahannya beda). Bu Laila memilih foodcourt yang menjual bubur ayam. Aku pun ikut duduk di situ, meski aku sudah merasakan di situ bubur ayamnya kurang enak.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLHOWkIaEWq
Kebetulan pada saat itu rest area masih sepi. Sehingga Bu Laila bebas berbicara denganku.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb5ocVB3rCh
“Sebenarnya urusan bisnisku di Jakarta hari Senin pagi, “katanya.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS5JTj9bDGM
“Iya Bu, “aku cuma menunduk sambil menyantap bubur ayamku. Padahal aku heran. Saat itu hari Sabtu pagi. Urusan Bu Laila hari Senin pagi. Lalu kenapa harus berangkat secepat ini?
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs7pwgJsImt
“Kita nyantai aja dulu di Jakarta selama dua hari ya,” ucap Bu Laila sambil menepuk punggung tanganku yang terletak di atas meja.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN7vAPEdTmb
“Siap Bu,” sahutku sambil mengangguk.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsBPTgVZhIK
Selesai sarapan pagi, Bu Laila masuk ke minimart sambil bertanya, “Rokokmu apa?”
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4qetKseF5l
O, rupanya beliau mau membelikanku rokok. “Saya sih rokok apa juga jalan. Asal ngebul aja Bu. “
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaWhFrNX1qH
“Aku juga suka merokok Wan. Nanti matiin aja AC mobilnya, kalau kamu mau merokok. “
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc1tgOG3ffl
“Siap Bu. “
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGjtqAJ1KPn
Setelah keluar dari minimart itu, Bu Laila menjinjing kantong plastik besar, yang kuambil alih untuk menjinjingnya dan meletakkan di jok belakang sebelah kiri. Tadinya kupikir Bu Laila akan duduk di belakang sebelah kanan lagi. Tapi ternyata tidak. Bu Laila memilih untuk duduk di depan, di sebelah kiriku.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw0MpHWRIql
Bu Laila berdiri sambil menghadap ke belakang. Ternyata beliau mau mengeluarkan sesuatu dari kantung plastik besar tadi. Satu sloft rokok yang menurutku rokok mahal. “Nih cukupkan untuk sepuluh hari ya, “katanya sambil menyerahkan sesloft rokok mahal itu.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhlq7lOM5p7
“Wah… terima kasih Bu. Saya hanya merokok sekali – sekali. Sebungkus bisa dua – tiga hari baru habis. Jadi sesloft ini cukup untuk sebulan Bu,” kataku sambil meletakkan sloft rokok itu di saku jaket kulitku.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3bJ8R2igI4
“Itu lebih bagus. Merokok boleh – boleh saja, tapi jangan terlalu nyandu. “
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqqWLrtT0db
“Siap Bu. “
“Wan… “
“Ya Bu?”
“Di CVmu tertulis kamu belum kawin. Itu betul?”
“Siap, betul Bu. “
“Tapi kalau pacar aja sih sudah punya kan?”
“Saya belum pernah pacaran secara serius Bu. “
“Kenapa? Kamu ganteng kok. Masa belum pernah pacaran?”
“Masa kecil dan masa remaja saya… sangat berat Bu. “
“Berat gimana?”
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoWehOrG1zJ
“Sejak masih di SD dan SMP, saya sampai harus jadi tukang semir sepatu untuk menghidupi saya sendiri, termasuk membiayai sekolah saya. Setelah di SMA, tiap malam saya jadi sopir angkot. Setelah jadi mahasiswa jadi sopir taksi. Untuk membiayai kuliah dan kehidupan sehari – hari saya. Jadi saya tidak berani pacaran seperti teman – teman seangkatan saya.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡilL5CvUXkE
“Terharu juga aku mendengarnya Wan,” sahut Bu Laila sambil mengusap – usap rambutku.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDzffA2s8jK
Nah… ini membuat batinku bergetar. Karena aku punya lamunan agar Bu Laila dekat denganku. Supaya kehidupanku berubah sedikit demi sedikit.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtbJ5yPMNSn
“Tapi merasakan tubuh perempuan sih pernah kan?”
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrNov68zrL1
“Belum Bu,” sahutku berdusta. Karena aku langsung teringat pada Mbak Ninies yang begitu bernafsu mendapatkan keperjakaanku. Siapa tahu Bu Laila juga seperti itu.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO4gQRW8nlw
Tapi apakah Bu Laila yang putri tunggal owner perusahaan dan berparas jelita itu bisa punya niat yang sama dengan Mbak Ninies?
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH4FeeJ6lxn
Saat itu aku belum tahu status Bu Laila. Apakah beliau itu gadis madya atau punya suami atau janda, entahlah. Aku tidak berani menanyakannya. Yang aku tahu Bu Laila itu berwajah cantik, berperawakan tinggi langsing dan berkulit putih mulus. Tentu saja sekujur tubuhnya selalu mendapatkan perawatan lengkap, maklum orang tajir melilit.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaiCok95lS0
Lalu terdengar suaranya, “Wan… “
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJNA58X1Ie5
“Ya Bu… “
“Nanti belokkan saja ke arah tol Jagorawi. “
“Siap Bu. “
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnlgAOov2F7
Tiba – tiba Bu Laila memegang tangan kiriku yang nganggur, karena sedannya matic. Dan sambil meremas tanganku, Bu Laila bertanya dengan suara yang berbeda dari biasanya, “Kamu mau dijadikan pacar rahasiaku?”
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWqBBrCtbZm
Maaaaak… dugaanku tidak meleset. Maka spontan aku menjawab, “Siap Bu… !”
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIaExWL1RDU
“Memangnya kamu suka padaku?” tanyanya sambil merapatkan pipi kanannya ke pipi kiriku. Harum parfumnya pun semakin tersiar ke penciumanku, menimbulkan suasana baru yang membuat batinku tergetar.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKM1WHpPv0y
“Sa… sangat suka Bu. Tapi saya tidak berani mengucapkannya… karena saya tau siapa saya dan siapa Ibu. “
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC2wpdhdf2a
“Terus terang, aku ini punya suami Wan. Tapi suamiku pernah mengalami kecelakaan lalu lintas. Suamiku masih hidup setelah dirawat berbulan – bulan dirawat di rumah sakit. Tapi ininya tidak berfungsi lagi,” ucap Bu Laila sambil memijat celana jeansku tepat di bagian yang menutupi penisku.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4IrsVXCnQQ
“Tidak berfungsi… maksudnya impoten Bu?”
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt52SKHMEdK
“Betul. Ada jaringan syaraf menuju penisnya yang rusak dan takkan bisa diperbaiki lagi dengan cara apa pun. “
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDRR8E0LxJH
“Iya Bu… saya ikut prihatin mendengarnya. “
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXey8fPlxRF
“Sudah lebih dari lima tahun aku seolah jadi linglung, tidak tau lagi apa yang harus kulakukan. Karena aku ini masih muda. Masih membutuhkan kepuasan birahi. Tapi suamiku sudah tidak mampu lagi melakukannya. Suamiku juga tau itu. Dia bahkan mengijinkanku untuk mencari lelaki lain untuk dijadikan kekasihku, tapi jangan sampai bercerai dengannya, karena dia sangat mencintaiku.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgWZuTgMTjR
“Iya Bu. “
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDW0vZaQz3W
“Coba berhenti dulu di bahu jalan Wan. Sambil nyalakan lampu hazard. “
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPeXxLOLgFP
“Iya Bu,” sahutku sambil mengurangi kecepatan sedan atasanku. Lalu kuhentikan di bahu jalan sambil menyalakan lampu hazard.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2ZyTxQzvTZ
“Kalau ngobrol sesuatu yang penting begini, jangan sambil nyetir di jalan tol. “
“Iya Bu. “
“Coba buka ritsleting celanamu Wan. Aku ingin melihat seperti apa punyamu. “
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpGwU56Ljzw
Tanpa ragu – ragu kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kusembulkan batang kemaluanku dari balik celana dalamku.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4iVt3SVJuh
“Wooooowwww…! Ternyata punyamu sepanjang dan segede ini Wan?!” seru Bu Laila sambil menggenggam penisku yang masih lemas… dan mulai menegang setelah dipegang oleh bossku yang jelita itu…!
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDqGryhdZDi
Aku diam saja. Membiarkan Bu Laila menggenggam penisku yang sudah mulai ngaceng ini.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV7RL6Qs8nL
“Supaya jangan seperti menjual kucing di dalam karung, sekarang peganglah punyaku, supaya kamu tau bahwa aku ingin punyamu dimainkan di dalam punyaku ini,” ucap Bu Laila sambil menarik roknya ke atas, sambil menarik tanganku ke balik celana dalamnya yang sudah dipelorotkan.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGd3Xhc4NKb
Tangan kiriku menyentuh kemaluan yang bersih dari jembut, yang hangat dan aaaaah… nafsuku spontan bergejolak…!
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXmlGo37fXj
“Bu… ooooh… “hanya itu yang terlontar dari mulutku.
“Kamu mau punyamu dimasukkan dan dimainkan di dalam punyaku kan?”
“Sa… sangat mau Bu. “
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7GTMLQ6Su8
“Ayolah… sekarang jalankan lagi mobilnya. Aku punya villa di Puncak. Nanti kita lakukan semuanya di villaku ya. “
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLtV1tkbYTU
“Siap Bu,” sahutku sambil mengeluarkan tangan kiriku dari balik celana dalam Bu Laila, “Tapi saya belum punya pengalaman. Jadi nanti tolong ajarin sama Ibu,” ucapku sesuai dengan skenarioku.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXdKHvkLFmG
Bu Laila merapatkan pipinya lagi ke pipi kiriku. “Iya, nanti spermamu akan kutelan habis. Biar awet muda. Hmmm… kebayang… “
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡADlIGsbQSr
Kebetulan jalan tol saat itu agak lancar. Sehingga tak sampai dua jam aku sudah berhasil keluar dari pintu tol Jagorawi.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1oyXLoLaVu
“Tapi ingat Wan… kamu harus merahasiakan apa pun yang terjadi di antara kita berdua nanti,” kata Bu Laila ketika mobilnya sudah mulai menginjak jalan menuju Puncak.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc3KJKlBbEp
“Siap Bu. “
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7lbBNgKQme
“Kalau sedang berduaan begini sih jangan pakai istilah siap – siap terus ah. Biar jangan kaku kedengarannya. “
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXGjcDpoqhZ
“Iii… iya Bu. “
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxsvCERStnE
“Nanti kamu akan kuangkat menjadi asisten pribadiku. Dengan gaji dan fasilitas jauh lebih banyak kalau dibandingkan dengan jabatan sekarang. “
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN5QFnc7GGO
“Wah… terima kasih Bu. Baru mendengarnya aja saya sudah bahagia sekali. “
“Gajimu bahkan akan lebih tinggi daripada manager – manager. “
“Iya Bu… iyaaa… “
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ64P1TbcDPe
Tiba – tiba Bu Laila mengecup pipiku disusul dengan ucapan, “Sebenarnya sejak pertama kali melihatmu, aku langsung suka padamu. Tapi aku ingin tau dulu cara kerjamu seperti apa. Setahun aku mempertimbangkannya. Dan sekarang… aku ingin kamu menjadi milikmu… emwuaaaaah …” Bu Laila mengecup pipiku lagi.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡff4s1vdWnC
“Iya Bu… “hanya itu yang terlontar dari mulutku, dalam perasaan yang bercampur aduk.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnKz3rkRhll
“Tapi aku ingin kamu benar – benar berprestasi di perusahaanku nanti. “
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJX6TWmBIZh
“Iya Bu… “
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwkFR5vnnvp
“Kalau perlu, kamu kuliah lagi sampai menggondol es – satu. “
“Itu cita – cita lama saya Bu. Tapi bagaimana mungkin saya kuliah sambil bekerja?”
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ75IahVNSp
“Setelah kamu kuangkat sebagai aspri, jam kerjamu bebas. Yang penting asal nongol aja di kantor tiap hari. Tugasmu bisa dikerjakan di kantor, bisa juga di rumah. Nanti deh tugasmu akan kujelaskan secara terperinci. Yang penting kamu punya tekad kuat untuk mengembangkan perusahaan. Lalu bekerjalah secara jujur dan ulet.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdFXCFcHE2a
“Iya Bu. Terima kasih. “
“Kurangi kecepatannya Wan. Sebentar lagi harus belok ke kiri. “
“Iya Bu,” sahutku sambil mengurangi kecepatan mobil yang sedang kukemudikan ini.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC7jinK0Ce1
“Nah sekarang belok ke kiri di depan itu,” kata Bu Laila sambil menunjuk ke mulut jalan yang agak kecil.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ2U7FWb1LK
Sedan yang kukemudikan sudah memasuki jalan yang agak kecil, menuju villa Bu Laila yang letaknya agak tersembunyi, tapi dijaga oleh seorang lelaki berseragam security.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1SPgLC1eTF
Villa Bu Laila itu kelihatan biasa – biasa saja kalau dilihat dari luar. Tapi setelah masuk ke dalamnya, wah, betapa megahnya villa bossku ini.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpeAR1f2va5
Namun aku tak sempat berlama – lama menyaksikan kemegahan villa itu, karena Bu Laila langsung menarik pergelangan tanganku. Lalu merengkuh leherku ke dalam pelukannya, disusul dengan ciumannya yang bertubi – tubi, yang akhirnya kusambut dengan lumatan bergairah sambil mendekap pinggangnya.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr61Z6ckOep
Ciuman sambil berdiri berhadapan ini jelas menaikkan tensi birahiku. Karena aku masih berdarah muda.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrcc16ZqVb6
Dan tampaknya Bu Laila pun menikmatinya. Ia menanggalkan melepaskan behanya dari balik kemeja tangan panjangnya, lalu duduk di sofa dalam keadaan kemeja yang sudah terbuka kancingnya, sehingga sepasang toketnya tampak jelas di mataku.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0h4ufNRiHM
“Buka juga dong pakaianmu,” kata Bu Laila ketika aku masih berdiri canggung di depan sofa yang diduduki oleh bossku itu.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe8VmtRYDY9
Aku mengangguk sambil tersenyum. Sambil melepaskan segala yang melekat ditubuhku, kecuali celana dalam yang kubiarkan tetap berada di tempatnya. Lalu aku menghampiri Bu Laila dan duduk di sampingnya.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzmCf1hAZSw
“Coba kamu tebak berapa usiaku sekarang?” tanyanya.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5AXRoPvYRy
Aku tahu bahwa wanita paling senang kalau dianggap lebih muda dari usia sebenarnya. Karena itu aku menjawab, “Masih di bawah duapuluhlima tahun, Bu. “
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHUrKlqDwAu
“Memangnya aku kelihatan semuda itu? Usiaku sudah tigapuluhdua tahun Wan. “
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqYDSEwM0Fo
“Masa sih Bu? Kelihatannya seperti belum duapuluhlima. “
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf926apmikt
Sepasang mata Bu Laila menatapku dengan senum manis di bibirnya, sambil menyangga sepasang payudaranya yang masih tampak kencang dan… hmmm… ingin aku menjamahnya, tapi belum berani.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLRSWFPj3S3
“Kalau melihat toketku ini memang gak kalah sama cewek duapuluhlima tahunan. Karena aku belum pernah melahirkan,” ucapnya sambil menyodorkan sepasang toketnya ke depanku, “Mau pegang? Peganglah… jangan canggung dan takut – takut gitu. Mulai sekarang kita kan saling memiliki. Kamu menjadi punyaku dan aku menjadi punyamu…
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnWNqKKwqrO
Tentu saja aku senang sekali diminta untuk menjamah toket bossku yang berukuran medium tapi tampak masih kencang. Bahkan dengan penuh semangat kuciumi pentil toket kirinya sambil memegang toket kanannya dan meremasnya perlahan – lahan.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiP5qvJQMm4
Pada saat yang sama Bu Laila pun menyelinapkan tangannya ke balik celana dalamku. Lalu memegang batang kemaluanku yang sudah mulai tegang ini.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnwgq4rPejy
Lalu aku lupa segalanya. Tahu – tahu Bu Laila sudah telanjang bulat, sementara celana dalamku pun sudah dilepaskan oleh bossku yang cantik dan bertubuh sangat mulus ini.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqllyWEeD0w
Dan seperti tidak kuat lagi menahan kepenasaranannya pada penisku, Bu Laila langsung membenamkan wajahnya diantara sepasang pahaku, lalu mengulum penisku yang sudah tegang ini, sementara tanganku ditariknya agar memainkan kemaluannya. Tentu saja aku dengan senang hati melakukan keinginannya. Bahwa ketika ia sedang mengulum dan menyeloimoti penisku, tanganku pun mulai merambah kemaluannya.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeEcvSyrpVv
Namun karena Bu Laila itu bossku, aku menunggu instruksinya dulu. Biarlah dia menyelomoti penisku sambil mengurut – urutnya dengan begitu binalnya. Meski aku harus menahan – nahan nafasku karena permainan oralnya memang enak sekali.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcZRmMKsCjo
Cukup lama Bu Laila menyelomoti sambil mengurut – urut penisku, sampai akhirnya dia mengajakku pindah ke atas bed bertilamkan kain seprai putih bersih itu.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ93YnVRfs5z
Aku menurut saja. Mengikuti langkah Bu Laila menuju bednya. Di situlah ia menelentang sambil mengusap – usap permukaan kemaluannya yang licin, tiada jembutnya sehelai pun.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ45mVJEbwtk
Aku pun merangkak ke antara sepasang paha putih mulus yang sudah mengangkang itu.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdPXUNJV6SO
“Mau jilatin memekku?” tanyanya.
“Iya Bu. “
“Kamu sering nonton bokep kali ya?”
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUrYGhkUZLN
“Nonton bokep sih sering. Tapi menyentuh kemaluan wanita baru sekali ini Bu, “dustaku untuk kesekian kalinya terlontar dari mulutku.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiLwD3ZQPLk
Namun sepertinya Bu Laila tidak memperhatikan hal kecil itu. Ketika aku mulai menjilati bagian pink yang ternganga itu, dia mengelus – elus rambutku sambil berkata, “Jilatinlah sepuasmu. “
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz98egKbJkP
Lalu aku mulai menjilati memek Bu Laila dengan lahapnya.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZRH2oQ9Bp2
Bu Laila pun menggeliat – geliat sambil meremas – remas rambutku. BVahkan pada suatu saat jarinya menyentuh kelentitnya sambil berkata, “Ini itilnya… jilatin juga Wan. “
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡou54ye6H4v
Aku memang sedang pura – pura bodoh. Maka setelah mendengar instruksi, barulah kujilati kelentit Bu Laila dengan lahap sekali. Bahkan terkadang kusertai dengan isapan – isapan, sehingga Bu Laila terkejang – kejang dibuatnya.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoACGTVS87z
Bahkan pada sjuatu saat terdengar suara Bu Laila agak serak, “Sudah Wan… masukkan aja kontolmu. Aku udah pengen ngerasain enaknya dientot sama kontol sepanjang dan segede itu. “
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPNCDgTDk4n
Aku pun menjauhkan mulutku dari kemaluan Bu Laila. Lalu merayap ke atas perutnya sambil memegang penisku yang sudah ngaceng berat ini.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV2nYJ23ZH0
Bu Laila pun memegangi leher penisku sambil mencolek – colekkan moncongnya ke mulut vaginanya. Mungkin ia sedang mengarahkan agar arahnya ngepas.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaBCkU9I1Qp
Sampai akhirnya ia berkata, “Ayo… doronglah… “
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCuyBx6NXZN
Lalu kudorong penisku dengan sekuat tenaga. Blessssss… batang kemaluanku membenam separohnya ke dalam liang memek Bu Laila. Disambut dengan rengkuhan Bu Laila di leherku, sehingga dadaku terhempas ke atas sepasang toket yhang masih terfasa kencang itu.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrFHLryFexC
“Kamju nyangka bakal bisa beginian denganku?” tanyanya setengah berbisik.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy3mEspSSs3
“Bermimpi pun tidak kalau Ibu yang begini cantik dan mulusnya bakal bisa dibeginiin Bu. Mungkin malaikat sengaja mengirim Ibu sebagai bidadari saya di kemudian hari. “
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzn7okeLwr7
Bu Laila mencium sepasang pipiku sambil berbisik, “Aku juga gak nyangka bakal mendapatkan dewa asmara bernama Wawan Darmawan ini… hmmm… aku memang sudah lama jatuh hati padamu… ayo entotin, jangan direndem terus… nanti keburu jadi ager. Hihihihiii… “
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuviRCMT6QI
Sesuai dengan instruksi Bu Boss, aku mulai mengayun penisku di dalam liang memek Bu Laila. Dan wanita 32 tahunan itu menanggapinya dengan bermacam – macam cara. terkadang kedua kakinya melingkari pinggangku, terkada mengangkang lebar, terkadang kedua kakiinya berada di atas sepasang bahuku, sehingga aku harus mengentotnya sambil menahan kedua tubuhku yang terangkat.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzzmi55Y0R7
Namun yang jelas aku merasakan sesuatu yang berbeda pada waktu menyetubuhi Bu Laila ini. Bahwa menyetubuhi wanita cantik dan tajir melilit ini membuatku sangat bergairah. Membuatku terlupa segalanya. Aku pun berusaha memuasinya, agar dia sangat terkesan olehku.
11558Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAvdPUJYPDq
