Bagian 9
9719Please respect copyright.PENANAd7R6pYGQQj
Sekian hari demi hari aku menjalin hubungan pertemanan tanpa status dengan Bimo, semuanya tampak baik-baik saja. Ia bersedia menemaniku sepulang kantor, meski hujan turun kuyup-kuyup membasahi jas hujannya. Kadang, ia tak menyanggupi karena pekerjaan menuntut perhatian lebih. Aku mulanya tak ada keberatan. Perlahan, entah mengapa ketiadaan Bimo justru menimbulkan ruang kosong yang nyaris tak kualami semenjak kehadirannya. Aku tidak biasa. Aku kehilangan teman mengobrol, seberapa kuat aku menganggap itu biasa, akan selalu berbeda berbicara dengan lawan jenis dibandingkan sejenis atau tak ada sama sekali. Keakrabanku dengan Viona tak sekuat energi yang diberikan akrabnya aku dengan Bimo. Tanggapan yang dihaturkan pun demikian. Bimo melontarkan kata-kata yang menenangkan dan menghibur sehingga aku percaya. Ia memberi ruang nyaman bagi diriku.
9719Please respect copyright.PENANAxkHgE1Z18y
Pintarnya, ia sesekali menyelipkan sebuah pembicaraan mengenai seks, tak ambisius mengutarakan bagaimana birahinya selama menjadi duda. Ia mengatakan banyak bersabar menahan-nahan, menyibukkan diri dengan berolah raga, atau berkumpul dengan kawan-kawannya. Kemudian rasa ingin meluapkan nafsu sebagai seorang laki-laki yang sudah lama tak menyentuh wanita itu hilang begitu saja walau tak memungkiri ketika terdesak, ia menyelesaikannya di kamar mandi. Bimo menunjukkan keteguhan dirinya sebagai sosok yang bisa mengendalikan nafsu, kendati sesekali kudapati pandangan matanya curi-curi menatap ke arah bagian tubuhku yang terkadang tak sengaja terlihat. Ia masih normal.
9719Please respect copyright.PENANAd8SgUUO2Jq
“Kamu aman kan?”
9719Please respect copyright.PENANAloLeKDENIQ
“Aman kok”
9719Please respect copyright.PENANA7fHPUsa8ib
“Syukurlah, sejatinya wanita lebih bisa menguasai dirinya ketimbang laki-laki yang kerap susah otaknya jauh dari pikiran mesum”
9719Please respect copyright.PENANAgsXHhNJDXx
“Begitu ya”
9719Please respect copyright.PENANAvkhoy6qq6D
“Iya, kamu perhatikan sendiri kan, beberapa orang yang ajak kamu kenalan lewat chat dan telepon pada akhirnya berharap lebih kepadamu”
9719Please respect copyright.PENANAe41ywYmz3i
“Hehehe iya bener banget”
9719Please respect copyright.PENANAy0afILIdRG
“Kadang arah dan maunya sudah bisa ditebak”
9719Please respect copyright.PENANAmiaBlHTSur
“Kalau kamu?”
9719Please respect copyright.PENANAUAtlBZldVh
“Aku? Kamu lihatnya?”
9719Please respect copyright.PENANAu8a8VnEY0q
“Susah ditebak”
9719Please respect copyright.PENANAnnzZfPuHRg
“Yang penting aku masih normal”
9719Please respect copyright.PENANAiQHLEWSg59
“Siapa bilang enggak normal?”
9719Please respect copyright.PENANAf9IYYmLrmD
“Aku khawatir kamu mengira aku homo”
9719Please respect copyright.PENANAYvJ2IFs2IQ
“Itu kamu yang bilang barusan loh”
9719Please respect copyright.PENANAVqH3uhuRiw
“Kalau normal? Kamu bakal bilang aku sama dengan mereka?”
9719Please respect copyright.PENANAm6lkkUBy78
“Kalau iya?”
9719Please respect copyright.PENANA398iGdpbf1
“Sama saja, tak ada bagusnya”
9719Please respect copyright.PENANAJx5OI8E24L
“Hahaha”
9719Please respect copyright.PENANAbi2FM8ed2o
“Kalau aku begini, kamu birahikah?”, ucapku membuka blazer, tampil berani dengan balutan tanktop hitam, mengira Bimo lekas tergiur dengan bodi gempalku saat Aku sedang bicara berdua dengannya di sebuah cafe teduh dinaungi pepohonan.
9719Please respect copyright.PENANA6Z8XXA4Qck
“Iya! mau kuterkam apa?! Aku masih normal May! Jangan aneh aneh kamu!”
9719Please respect copyright.PENANAqWswoR7aCU
“Hihihi”, aku mengenakan blazerku kembali.
9719Please respect copyright.PENANAo0d6cRoWHF
“Suamimu seharusnya menyadari istrinya begitu mudah merangsang lawan jenis”
9719Please respect copyright.PENANAl6qWlsl7Nz
“Apa yang aku lakukan?”
9719Please respect copyright.PENANAKKryLdPPpA
“Bentukmu saja sudah mengundang rasa ingin tahu, kamu masih sendiri atau sudah berkeluarga”
9719Please respect copyright.PENANAxaTHlcnTT2
“Kalau berkeluarga?”
9719Please respect copyright.PENANA39jugVVboX
“Tak ada salah digoda”
9719Please respect copyright.PENANAcrH6YNCcyS
“Hahahaha, bisa aja kamu”
“Emang kamu bisa menggoda aku?”
9719Please respect copyright.PENANA79h0h58wCx
“Kamu digoda selalu ilfeel”
“Aku paham, sedikit kulempar sesuatu yang berbau seks, pasti kamu mengumbar banyak pikiran curiga”
9719Please respect copyright.PENANAqRG81avjME
“Pasti dong”
9719Please respect copyright.PENANA7ADZMa8wdg
“Apa benar-benar kamu tidak mau merasakan kehangatan dariku?”
“Aku lama tak bercinta, kamu juga”
“Barangkali kita meluapkannya bakal lebih panas di ranjang”
9719Please respect copyright.PENANAeKRxvYlTDD
“Stop! Jangan ngarep!”
9719Please respect copyright.PENANAFvFGZCDOSX
“Nah! Oke! Selalu, stop! Aku akan stop!”
9719Please respect copyright.PENANACFBxh0vCLH
“Hahahaha, sudah hafal ya”
9719Please respect copyright.PENANAr5SC9gxC5E
“Luar kepala”
9719Please respect copyright.PENANAS6XF9AB281
Kedekatanku dengan Bimo, membuatnya paham dengan diriku yang tak suka dengan pembicaraan berbau seks karena lantas aku sudah paham mengarahnya akan kemana. Bagusnya, Bimo tak pernah memaksaku untuk meneruskan obrolan. Kedewasaannya dipertunjukkan dengan mengalihkan pembicaraan kepada hal-hal yang mengandung muatan positif. Maka, obrolanku dengannya beraneka ragam. Wawasannya yang kaya membuatku banyak bertanya kepada Bimo. Senang mendengar ia bercerita dan menjelaskan. Di samping itu, kadang Viona menguping obrolan kami atau datang tanpa diduga ketika aku bertemu dengan Bimo. Wajar, ia seperti sudah hafal aku janjian di mana dengan Bimo. Oleh karena itu, apabila tidak ingin diganggu aku menyingkir dengan bimo ke tempat yang agak jauh dari kantorku.
9719Please respect copyright.PENANA2l24FwN6As
Persahabatanku dengan Bimo juga mengusik Ilham yang sepertinya telah kehilangan diriku. Ia memohon-mohon kepadaku agar aku mau berbicara dengannya baik langsung maupun tidak langsung. Ilham mengiba, memohon maaf kepadaku. Aku memberinya maaf, tetapi tetap menjaga jarak dengannya dan mulai terbiasa dengan ketidakhadiran dia.
9719Please respect copyright.PENANAEZjqFpZYZk
Di balik persahabatan yang terjalin, aku memendam kekesalan. Beberapa kali aku dirundung mimpi Bimo menyetubuhiku. Aduh apakah karena aku lama tidak disentuh suami? Tetapi mengapa malah Bimo yang datang? Haduh. Kok bisa ya. Mimpi itu kalau diingat-ingat membuatku khawatir kedekatan dengannya. Tak heran, semenjak mimpi itu, aku mulai tak berkenan bertemu. Bimo menanyakan ada yang berbeda denganku. Ia bertanya apakah dia membuat sebuah kesalahan besar sehingga terkesan aku menjauh. Viona turut campur menyelidiki. Aku mengatakan semua baik-baik saja karena aku saja yang ingin menyendiri dulu.
9719Please respect copyright.PENANAXvIsUUFBpu
“Maas, malam ini temenin aku masturbasi yuuk”
9719Please respect copyright.PENANAkecEQWOrsE
“Apa?! Tumben banget kamu?! Sebelumnya enggak pernah loh”
9719Please respect copyright.PENANA2TiHpWRuqb
“Mungkin karena kelamaan enggak disentuh”
9719Please respect copyright.PENANAhBEa1HJi9Q
“Bohong!”
9719Please respect copyright.PENANAfsPVbRBrSD
“Beneran!”
9719Please respect copyright.PENANA02zUA0XVbx
“Enggak mungkin, hayuk cerita apa yang terjadi pada kamu”
9719Please respect copyright.PENANAN4HMC42QLj
“Enggak terjadi apa-apa”
9719Please respect copyright.PENANAESyZBx0Gea
“Bohong!”
9719Please respect copyright.PENANAcOWAhGv3Nw
“Bener, Masss…”
9719Please respect copyright.PENANArHP9Ue83I6
“Ah bohong kamu, aku hampir enggak pernah meladeni kamu seperti ini”
9719Please respect copyright.PENANAcfEANz2eyp
“Iya ini karena aku kangen sama kamu”
9719Please respect copyright.PENANA3UVzuYZrVH
“Bohong…”
9719Please respect copyright.PENANAxGM67CVE9b
TUT TUT TUT TUT TUT
9719Please respect copyright.PENANAoI9ieJMrfJ
AH SEBEL…….
9719Please respect copyright.PENANAs4CTf2AeO2
Suamiku memutuskan sambungan telepon mendadak ketika birahiku sedang tinggi-tingginya. Padahal aku sudah bersiap-siap dengan daster kembang yang sedang kukenakan ini. Aku mencoba menghubunginya lagi, namun tidak dijawab. Kami berdua sedang video call. Suamiku tak menyadari ketika malam ini aku menghubunginya sedang mencolek-colek klitorisku. Aku juga berusaha menggodanya, menanyakan bagaimana pakaian yang kukenakan malam ini dan bagaimana penampilanku. Dia bilang biasa saja. Aku kecewa, tetapi tidak lekas diam. Aku menunjukkan kepadanya leherku yang mulus dan ketiakku yang juga demikian sehabis dicukur bulu tipisnya. Kembali reaksi yang sama kuperoleh.
Pada akhirnya malah ekspresi kekecewaan dari suami. Itu memang pertama kali aku bersikap begitu dengan suami karena aku penasaran mengapa sulit sekali menggoda suamiku dari jarak jauh.
9719Please respect copyright.PENANAEs8zjPj6fo
“Aahhh…. Ahhhh”, terpaksa aku mengusap liang vaginaku tanpa respon dari suami. Kuremas pentil susuku yang telah mengeras.
“Ahhh, aku sedang ingin ada laki-laki menjamahku”
“Massss, kumohon”, aku mencoba menghubunginya lagi.
9719Please respect copyright.PENANAqQ1XjelK60
Liang vaginaku becek oleh cairan yang mulai keluar akibat birahi yang menguasai tubuhku. Karena suami tak bisa diandalkan, terpaksa imajinasi kumainkan. Ah aku ingin memimpikan suamiku, tetapi mengapa wajah Bimo yang muncul.
9719Please respect copyright.PENANA1suV7RwUxG
“Aaahhh….”, Aku berhenti sesekali kemudian kembali mengusap-ngusap klitoris. Telunjukku bermain. “Aahhh”
Aku menggigit bibir. Nafasku terengah-engah. Aku ingin menjangkau puncaknya. Entah mengapa susah sekali. Wajah Bimo terbayang dalam benakku, kuingat-ingat mimpi ketika ia dengan buasa menindihku dan mencelupkan kepala penisnya yang kukhayalkan lama tak memuncratkan sperma. Pasti hangat benihnya.
9719Please respect copyright.PENANATTf3xJnydV
“Aaaahhhh…..”
9719Please respect copyright.PENANAKTwJ3A9w4m
Dasterku tersingkap. Gerak badanku sulit diatur. Aku melonjak dalam rebahan tempat tidur sembari menyentuh klitoris ini.
9719Please respect copyright.PENANASKLKXQJv9U
“Maayaaa! Hoiii!”
9719Please respect copyright.PENANAXkG1h1cpgA
“Ngapain kamu?! Wah yaah sange juga kan kamu?!”
9719Please respect copyright.PENANAVhzrtxklLe
“Viona, aishhh, ngapain kamu masuk-masuk ke kamarku?!”
9719Please respect copyright.PENANAoCNCwwL1hw
“Udah kasih aja bimo sekali, daripada kamu dibikim jadi begini”
9719Please respect copyright.PENANATvBh9fUMRs
“Enggak, enggak akan mau!”
9719Please respect copyright.PENANAVQTTfhyHqo
“Ya terserah kamu, derita sekarang kan kamu yang tanggung”
9719Please respect copyright.PENANAkKEBzp15UJ
Aku terbangun, menghentikkan aktivitas barusan ketika nafsu dan birahi menjadi satu dalam peraduan seorang perempuan tanpa pasangan. Sebaliknya Viona lekas keluar membiarkanku berpikir bahwa kepuasan akan sulit diperoleh hanya lewat masturbasi. Yang muncul kemudian hanyalah rasa penasaran, penasaran, dan penasaran…
ns18.116.20.44da2