
1343Please respect copyright.PENANACBK36rKoat
Sejak beberapa hari terakhir, Dani jarang datang ke warung Rina lagi. Bukan karena menghindar, tapi karena kini ibunya sendiri yang lebih sering berbelanja ke sana. Ibunya Dani sudah tak lagi repot seperti sebelumnya, sehingga ia bisa langsung membeli kebutuhan rumah tangga sekaligus bercengkerama dengan Rina dan ibu-ibu lainnya di warung.
1343Please respect copyright.PENANAjdSHK3HxrA
Hari ini, seperti biasa, ibu Dani datang ke warung Rina dengan senyum ramah. "Pagi, Bu Rina! Sehat, kan?" sapanya ceria.
1343Please respect copyright.PENANAQQ4Ff8zRQa
Rina yang tengah menata dagangan mengangguk. "Sehat, Bu. Alhamdulillah. Mau beli apa hari ini?"
1343Please respect copyright.PENANAlN3rBzIb8C
"Biasa, buat arisan. Sayur mayur, bumbu dapur, sama gula sekilo."
1343Please respect copyright.PENANA7KQQAfNwUh
Sambil menimbang gula, Rina melirik sekilas. "Dani kok nggak pernah ke warung lagi? Udah betah di rumah?" tanyanya, nadanya terdengar seolah basa-basi, tapi ada sedikit rasa penasaran terselip di dalamnya.
1343Please respect copyright.PENANApRApcv61XV
Ibu Dani terkekeh. "Iya, dia sekarang lebih sering di rumah. Kalau nggak bantuin ayahnya, ya, ngurusin program buat desa."
1343Please respect copyright.PENANA9U9J4NQpTe
Rina mengernyit. "Program buat desa?"
1343Please respect copyright.PENANA5DdTEt674O
"Iya, Dani sekarang aktif bantu-bantu buat majukan pertanian desa kita. Katanya mau cari cara biar hasil panen bisa lebih bagus dan gampang dijual ke luar."
1343Please respect copyright.PENANAF5fZJXzzqm
Rina mengangguk-angguk, teringat bagaimana dulu Dani memang dikenal sebagai anak yang pintar. Tak heran kalau sekarang ia mulai mengambil peran lebih besar di desa.
1343Please respect copyright.PENANAdLP2vFyQAn
Setelah berbelanja, ibu Dani berpamitan. Rina kembali sibuk melayani pembeli lain, tetapi di dalam hatinya, ia merasa ada yang aneh. Entah kenapa, sejak Dani jarang muncul, warungnya terasa sedikit lebih sepi.
--
1343Please respect copyright.PENANAw1EVmujMxD
Beberapa hari kemudian, pagi-pagi sekali, Rina membawa bayinya ke posyandu di balai desa. Pemeriksaan berjalan lancar, dan setelah berbincang sebentar dengan ibu-ibu lain, ia bersiap untuk pulang.
1343Please respect copyright.PENANACV6Xm3yvoW
Namun, begitu keluar dari balai desa, matahari sudah naik tinggi, menyengat tanpa ampun. Udara yang tadinya sejuk kini berubah menjadi gerah, membuat kulit terasa seperti dipanggang perlahan di bawah terik siang.
1343Please respect copyright.PENANABE2kIxMccW
Rina berdiri di tepi jalan, menggendong bayinya yang mulai gelisah. Ia menunggu becak, tapi tak satu pun yang melintas.
1343Please respect copyright.PENANA9b22mmepbg
Keringat mengalir di pelipisnya, membasahi tengkuknya yang terasa panas seperti pasir pantai di siang bolong. Sesekali ia melirik ke arah jalanan yang sepi, berharap ada becak yang lewat, tetapi sejauh ini, hanya angin yang berhembus malas, membawa debu ringan dari tanah kering.
1343Please respect copyright.PENANA7WLkQfbVgO
Bayi di gendongannya mulai merengek, seolah ikut merasakan ketidaknyamanan ibunya. Rina menghela napas, mengayun-ayunkan si kecil pelan.
1343Please respect copyright.PENANAEsezTRbKyJ
"Dasar becak-becak, kalau lagi butuh malah nggak ada satu pun!" gerutunya kesal, menyeka keringat di pelipisnya. Ia mulai bersiap untuk berjalan kaki, meski hatinya masih dongkol.
1343Please respect copyright.PENANAhMgN6zssNt
Namun, saat baru hendak melangkah, suara motor mendekat.
1343Please respect copyright.PENANAZek5ZqV70Z
"Bu Rina?"
1343Please respect copyright.PENANAskOgQRtTKR
Rina menoleh dengan dahi sedikit berkerut. Dari balik sinar matahari yang menyilaukan, ia melihat sosok pemuda yang sudah beberapa hari ini jarang muncul di warungnya—Dani.
1343Please respect copyright.PENANAZ3fVP33Grc
Pemuda itu menghentikan motornya, lalu menatapnya dengan ekspresi santai. "Lagi nunggu becak, ya?" tanyanya.
1343Please respect copyright.PENANAMmbw8URCqW
"Nggak keliatan apa? Masa saya berdiri di sini nunggu ujan?" sahut Rina ketus.
1343Please respect copyright.PENANAq8glGSPzXR
Dani hanya terkekeh. "Becaknya nggak ada yang lewat, ya?"
1343Please respect copyright.PENANA6EgAL2vdtr
"Ya iyalah! Kalau ada, saya udah naik dari tadi!" suara Rina terdengar kesal.
1343Please respect copyright.PENANAlr6FMFWy6K
Dani melirik ke jalanan yang sepi, lalu menatap Rina lagi. "Kalau gitu, saya antar aja, Bu."
1343Please respect copyright.PENANAPSZlqXaZuq
Rina melotot. "Hah? Enggak! Ngapain repot-repot? Saya bisa jalan sendiri!"
1343Please respect copyright.PENANAHDKlYantou
Dani tersenyum kecil, sudah terbiasa dengan galaknya Rina. "Saya juga sekalian pulang, Bu. Nggak ada ruginya kok."
1343Please respect copyright.PENANAZcRWvDaT04
Rina mendengus. "Nggak usah sok baik!"
1343Please respect copyright.PENANAOg5Je9fouO
Namun, sebelum Dani sempat membalas, tangisan bayi Rina semakin kencang. Tubuh mungilnya bergerak gelisah, wajahnya memerah karena kepanasan.
1343Please respect copyright.PENANA6kQe8zxaqA
Rina berusaha menenangkan si kecil, mengayun-ayunkannya pelan. Namun, tangisannya justru makin menjadi-jadi.
1343Please respect copyright.PENANAIRp9ncDPkT
Dani menghela napas, lalu berkata lebih lembut, "Biar cepat sampai, Bu. Kasihan bayinya kepanasan."
1343Please respect copyright.PENANAeaJhkwQP8u
Rina memandang Dani dengan tatapan tajam, lalu kembali menatap anaknya. Hatinya masih keras, tapi ia tak tega melihat bayinya terus menangis.
1343Please respect copyright.PENANA9SG8LnKd3k
Dengan mendengus pelan, ia akhirnya mengangguk. "Tapi bawa motornya jangan ngebut! Kalau ada apa-apa, kamu yang tanggung jawab!"
1343Please respect copyright.PENANApJTaR7QjDY
Dani tersenyum, menahan tawa. "Siap, Bu Rina."
--
1343Please respect copyright.PENANAe4F3qglPOW
Dani merogoh tas kecil yang tersampir di bahunya, lalu mengeluarkan sebuah payung lipat berwarna biru muda.
1343Please respect copyright.PENANAY6rV8Fto9w
"Ini, Bu. Buat nutupin bayinya biar nggak kepanasan."
1343Please respect copyright.PENANAxdsug7qxW7
Rina menatap benda itu dengan sedikit terkejut. Payung kecil… sederhana… tapi entah kenapa, terasa begitu berarti.
1343Please respect copyright.PENANAmr28khu8qP
Ia menerima payung itu perlahan, membukanya untuk menaungi bayinya. Ketika bayangan payung itu melindungi anaknya dari terik, hatinya juga terasa seperti terlindungi.
1343Please respect copyright.PENANAg1kuGVPNSd
"Makasih," katanya singkat, tapi ada sesuatu dalam suaranya yang terasa berbeda—lebih lembut, lebih tulus.
1343Please respect copyright.PENANAorsR9HFHKE
Dani hanya tersenyum tipis sebelum kembali menyalakan motornya.
1343Please respect copyright.PENANAlFWBgDWjq9
Ketika motor mulai melaju, Rina merasakan sesuatu yang aneh dalam hatinya.
1343Please respect copyright.PENANALSBFFCeqZV
Perjalanan ini mungkin hanya dari balai desa ke rumahnya, tapi bagi Rina, rasanya seperti perjalanan ke tempat yang lebih dalam—ke relung hatinya sendiri.
1343Please respect copyright.PENANASQBOAaYxKF
Angin yang berembus membawa kehangatan, bukan hanya di kulitnya, tapi juga di jiwanya. Bayinya kini tertidur nyenyak dalam dekapannya, dan setiap kali motor melewati jalanan desa yang biasa, hati Rina justru melangkah ke tempat yang belum pernah ia jamah sebelumnya.
1343Please respect copyright.PENANA3QNZmAfXvT
Di depannya, Dani mengendarai motor dengan tenang, begitu stabil, begitu bisa diandalkan.
1343Please respect copyright.PENANATbzaOlJ0k7
Rina menatap punggung pemuda itu. Punggung yang dulu hanya dikenalnya sebagai anak kecil yang suka berlarian di sekitar desa.
1343Please respect copyright.PENANA6zwV4sEQ9Z
Kini, punggung itu terasa lebih kokoh, lebih kuat… dan entah kenapa, ia ingin bersandar.
1343Please respect copyright.PENANAjTkh14Aw6g
Rina menghela napas pelan, tetapi senyum kecil terbit di sudut bibirnya.
1343Please respect copyright.PENANArXUYrlt4Un
Ini hanya tumpangan. Hanya beberapa menit di atas motor.
1343Please respect copyright.PENANADyngQI2vT1
Tapi kenapa… kenapa rasanya begitu istimewa?
1343Please respect copyright.PENANAX1WDTqaomz
Kenapa rasanya ia ingin perjalanan ini lebih lama?
1343Please respect copyright.PENANAxEnKFjcON2
Untuk pertama kalinya, Rina tidak ingin cepat sampai.
--
1343Please respect copyright.PENANAAaL26N8v8e
Motor berhenti tepat di depan rumah Rina. Angin yang tadi terasa hangat kini seolah membawa sesuatu yang berbeda—perasaan yang samar, tetapi perlahan mulai terasa nyata.
1343Please respect copyright.PENANAm3wQwxJCal
Rina baru saja hendak turun ketika Dani menoleh ke belakang dengan senyum sopan.
1343Please respect copyright.PENANAc6ZQvZLMC8
"Udah sampai, Bu. Saya pulang dulu, ya."
1343Please respect copyright.PENANAbzpjsAivPl
Seketika, kehangatan yang tadi menyelimuti hati Rina perlahan luntur.
1343Please respect copyright.PENANAVi1vU2qV2a
Begitu saja?
1343Please respect copyright.PENANArY8zLyoMnC
Matanya menatap Dani yang sudah bersiap menyalakan motornya lagi. Ada sesuatu dalam dirinya yang enggan melepas kepergian pemuda itu.
1343Please respect copyright.PENANAm5AjOHs5TX
Tapi tentu saja, ia tidak bisa menahan Dani lebih lama.
1343Please respect copyright.PENANALAdYCVT1Vw
Ia hanya bisa mengangguk pelan. "Iya, hati-hati."
1343Please respect copyright.PENANADOfPc4mcQv
Dani tersenyum tipis, lalu melaju pergi.
1343Please respect copyright.PENANAF8u3l33XLL
Rina berdiri di depan rumahnya, menatap punggung Dani yang semakin menjauh—sama seperti tadi, tetapi kali ini ia merasa kehilangan sesuatu.
1343Please respect copyright.PENANAZTK3AMcwTQ
Tangannya masih menggenggam payung kecil yang diberikan Dani tadi.
1343Please respect copyright.PENANANi0EFEFxBH
Payung sederhana, tetapi kini terasa jauh lebih berharga dari yang seharusnya.
1343Please respect copyright.PENANA24dxWQYLxM
Ia menggenggamnya lebih erat, seolah payung itu bisa menggantikan kehangatan yang perlahan menghilang bersama kepergian Dani.
1343Please respect copyright.PENANA2cgr210wr0
Dan untuk pertama kalinya setelah sekian lama… ia merasakan sesuatu yang menyesakkan dalam hatinya.
--
1343Please respect copyright.PENANAe85GLfTK7k
Malam itu begitu sunyi.
1343Please respect copyright.PENANAiLHknUdTRg
Angin berembus pelan di luar, menyelinap masuk melalui celah jendela yang sedikit terbuka. Tirai tipis bergoyang lembut, seperti tarian bayangan yang meliuk tanpa suara.
1343Please respect copyright.PENANAZKmuxWD5cd
Di dalam kamar, Rina berbaring diam. Matanya menatap langit-langit, tetapi pikirannya mengembara jauh. Ada sesuatu yang terasa hampa di dadanya, seolah ada ruang kosong yang belum pernah ia sadari sebelumnya.
1343Please respect copyright.PENANA4v39UfnTUV
Sejak kapan perasaan ini muncul?
1343Please respect copyright.PENANAtgWVwxHMjW
Tangannya perlahan bergerak, meraba benda kecil di sampingnya—payung lipat yang tadi diberikan Dani.
1343Please respect copyright.PENANA73TcBREeKG
Benda ini seharusnya tak berarti apa-apa. Hanya payung. Hanya plastik dan logam yang ringan.
1343Please respect copyright.PENANAPdxXyvojbe
Namun, saat jemarinya menggenggamnya erat, ada kehangatan yang menjalar pelan dari telapak tangannya menuju hatinya.
1343Please respect copyright.PENANAIxz4JS9zpO
Ia menghela napas panjang. Angin kembali berembus, menyentuh kulitnya dengan lembut—seolah ingin mengingatkan bahwa ia sedang sendiri, hanya ditemani kesunyian yang terasa begitu nyata.
1343Please respect copyright.PENANArL680UVbhd
Dan di tengah sunyi itu, ada sesuatu yang mulai tumbuh dalam hatinya.
1343Please respect copyright.PENANA8MG8PhFSAh
Sebuah perasaan yang membuat dadanya bergetar.
1343Please respect copyright.PENANA3CO4ye6ZPB
Sebuah perasaan yang menakutinya lebih dari apa pun.
1343Please respect copyright.PENANA9n9RPVQ8dN
Karena ia tahu, jika ia membiarkannya berkembang… ia tidak akan bisa berpaling lagi.
ns18.117.185.15da2