Seorang wanita berusia hampir lima puluhan tampak sibuk di dapur menyiapkan makan malam. Wanita itu tidak menyadari kedatangan putri sulungnya yang kini berdiri tak jauh di belakangnya.
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYFBQwo6i4y
Andin yang baru saja tiba di rumah setelah menghabiskan waktunya di taman umum lantas memutuskan pulang saat matahari mulai terbenam.
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx9MKF1jXfh
"Ma." panggilnya lembut dengan senyuman.
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡni0ez0bKGH
Mendengar suara akrab itu, Sarah berbalik. Senyum keibuan tertampil di wajah tirusnya tatkala dia dapati sang putri telah pulang. "Ndin, kau mengejutkan mama. Tumben sekali pulang sangat awal. Apakah pesta ulang tahun temanmu sudah selesai?"
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjxtuf1qg6g
Tadi siang, Andin berpamitan pada sang ibu akan pergi ke rumah temannya yang sedang berulang tahun. Tentu saja alasan yang dibuatnya itu bohongan. Karena tak mungkin Andin berkata jujur pada sang ibu kalau dia akan pergi ke rumah sakit untuk memastikan tebakannya dalam beberapa hari belakangan.
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjCcbgUo9OQ
Saat Andin berjalan mendekat dan duduk di kursi, rasa sesak kembali menghantam dadanya. Mati-matian dia menahan tangisnya saat keinginan menyuarakan kebenaran tentang kehamilannya pada sang ibu begitu membuncah. Tapi dia seperti biasa harus menelan sendiri segala kesedihan dan kemalangan yang dia alami.
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRMbdREVTo5
Dengan kondisi kesehatan sang ibu yang buruk, tak mungkin baginya membeberkan kehamilannya di luar nikah pada wanita tersebut.
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnlYzwxcume
Siapa yang dapat menduga, bahwa gadis baik-baik, yang tidak pernah neko-neko dan jarang sekali terlibat dengan laki-laki harus mengalami kemalangan seperti itu. Hamil diluar nikah. Jika ibunya tahu tentang berita tersebut, bukan saja kecewa, kemungkinan ibunya sekarat pastilah tak terhindarkan.
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmlTR7gFNge
Melihat Andin sedang melamun, Sarah menjitak kening sang putri.
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlGuLDviAQR
"Aduh."
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHlhzJRhZDM
"Apa yang kau lamunkan? Sampai-sampai tidak menjawab pertanyaan mama," Sarah menegur Andin seraya meletakkan sup panas di atas meja.
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC8aJlRCWqi
Aroma harum kaldu ayam menyebar ke ruangan dan itu membuat perut Andin bergejolak, mau muntah.
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxjs5Wp2FST
"Ndin?"
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeKQ4kFKm0E
"A-Aku perlu ke kamar mandi. Sebentar Ma," ucapnya terdengar buru-buru sebelum kemudian pergi meninggalkan Sarah seorang diri di dapur.
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6dr4bBWNfw
Merasa khawatir dengan tingkah Andin yang tak biasa, Sarah pun mengikuti langkah Andin yang dilihatnya telah menghilang di dalam kamar mandi. Pintu tertutup rapat saat dia mendekat dan suara air yang mengalir hanya bisa didengarnya dari posisinya berdiri.
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8vWkJGWDs2
"Ndin, apa yang terjadi? Kau tidak apa-apa kan?" tanya wanita itu khawatir.
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbz6FzuEBBH
Tepat saat Sarah mengajukan pertanyaan, seorang gadis yang sedang menenteng tas di tangan kirinya memanggil. "Ma, apa yang kau lakukan di sana?"
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbt2CpWV0io
Sarah berbalik, raut wajahnya yang cemas tidak disembunyikannya untuk dilihat sang putri. "Ada kakakmu di dalam. Mama khawatir padanya karena wajahnya tadi tampak pucat."
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMbYZhUelHs
Elsa tertegun, bolak-balik ia menatap pada pintu yang tertutup dan sang ibu. Tiba-tiba ia teringat dengan kejadian tadi siang dimana dia melihat kakak perempuannya baru saja keluar dari rumah sakit. Dan ruangan dimana kakak perempuannya keluar merupakan ruangan dimana seorang pasien berniat melakukan pemeriksaan kandungan.
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8mGzvlplRp
"Jangan-jangan ...?" pikir Elsa berekspresi buruk.
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtW5pbvz6AO
Setelah keluarga yang terdiri dari tiga orang itu menyelesaikan makan malamnya, Elsa berdiri di depan pintu kamar kakak perempuannya. Gadis itu tampak ragu-ragu untuk memutuskan apakah mengetuk pintu itu atau tidak.
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZXPpaiwARE
Mereka sudah selesai makan malam bersama dan sang ibu pun telah kembali ke kamarnya untuk beristirahat. Sedangkan dirinya yang memiliki banyak pertanyaan untuk diajukan pada Andin, kini berdiri di sana.
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtrLiF3JqDu
Pada akhirnya, Elsa mengetuk sekali pintu itu, tidak menunggu sahutan sang kakak dan masuk begitu saja ke dalam kamar.
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEPTkPYsrYU
Begitu dia berada di kamar Andin, dia melihat kakak perempuannya meringkuk di atas tempat tidur dengan wajah pucat tak sehat.
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQSFz5WIWou
"Kakak?" Elsa berjalan mendekat.
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJXqhqt6fxK
"Kenapa kau belum tidur?" Andin yang terlambat menyembunyikan keadaannya yang tak nyaman, tidak lagi bersikap pura-pura dihadapan adik perempuannya.
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNlrNrR4qPF
"Apa yang terjadi padamu?"
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2Tk3vdaHy5
"Tutup pintunya dan jangan berisik," perintah Andin begitu dia melihat pintu kamarnya terbuka. Dia tidak mau membuat sang ibu yang kini berada di kamar sebelah mendengar suara cemas Elsa.
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwoswVqBjg4
Menuruti perintah sang kakak, Elsa menutup kembali pintu. Ia kemudian duduk di sisi tempat tidur. Dengan perhatian dan wajah cemas, menyeka keringat di dahi Andin.
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6uASnMD6yC
"Apakah karena kau sakit, itulah mengapa aku melihatmu di rumah sakit tadi siang?"
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRaWhXyC4nZ
"A-apa?" Andin yang mendengar kata rumah sakit langsung terkejut. Ia memaksakan diri mengangkat sedikit tubuhnya untuk menatap Elsa, "K-kau, kau melihat kakak di sana?"
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr6P1OYbxGh
Elsa mengangguk, sedangkan Andin kembali menjadi pucat dan keinginan untuk muntah kembali naik ke tenggorokan.
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3E6R8KFojH
***
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFcEo4bwlBK
Keesokan harinya, Andin yang harus pergi bekerja mulai bersiap-siap. Tidak seperti biasanya wanita itu berangkat tepat pukul setengah delapan pagi apabila di shift awal, sosoknya sudah sibuk di kamar pagi-pagi sekali.
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6iZLFBDfX8
Setelah tadi malam dia diberondong banyak pertanyaan oleh sang adik, ia tidak punya keberanian tinggal lebih lama di rumah dan bertemu dengan Elsa.
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0vIQTVETVA
Fakta bahwa kebohongannya hampir terungkap, ia tidak bisa berlama-lama tinggal di rumah lagi.
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv5UOfr3Lb6
Andin yang sibuk memasukkan pakaiannya ke dalam tas kemudian mendengar suara notifikasi dari pesan baru masuk. Ia mengambil ponselnya di nakas, membuka kunci dan melihat isi pesan yang dikirim oleh Nino.
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrzcJJpuuJA
"Untuk apa lagi pria itu menghubungiku?!" Andin mendengkus benci tatkala melihat nama Nino lah yang terpampang di layar.
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx0u2K3QwNh
Tidak menjawab pesan itu, Andin justru memblokir nomor Nino untuk yang ketiga kalinya. Dalam benaknya dia berpikir sudah saatnya untuk mengganti nomor.
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsibZcyf6yL
Setelah dia selesai bersiap-siap, ia melangkah keluar dari kamar dengan mengendap-endap. Ruangan keluarga tampak gelap dan gorden pun belum dibuka. Menandakan bahwa ibu dan adiknya belum bangun.
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ71p3752N6Q
Berdiri di depan kamar sang ibu yang tertutup, Andin menempelkan dahinya di sana. Desahan lembut terdengar keluar dan gumaman maaf pun menyertai. "Tolong jaga kesehatan mama, aku akan segera kembali."
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLa13g6uLux
Ia sudah memutuskan masak-masak, bahwa dirinya tidak bisa tinggal lagi di rumah. Kehamilannya terlalu mustahil untuk bisa disembunyikan. Meski dia belum mengambil keputusan apakah mempertahankan bayi itu atau tidak, namun untuk sementara waktu, dia perlu menenangkan dirinya sendirian.
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcjVuT07xLY
Selepas Andin menyatakan perpisahan singkat pada keluarganya, sosoknya kemudian menghilang dari ruang keluarga.
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ16ATKmVSlN
Di sisi lain, tepatnya di sebuah hotel mewah di ruangan staf, seorang pria tampak frustasi dikarenakan pesan serta panggilannya diabaikan.
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9INt05ApeB
"Apa Andin masih mengabaikan dirimu?" Ammar yang baru saja tiba menyapa temannya yang tampak linglung.
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVAhSgGMo2Y
Nino memalingkan muka ke samping, kemudian mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan temannya.
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQr1aovpQAN
"Apa yang harus aku lakukan sekarang?" bisik Nino mulai putus asa.
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGMq26zacod
"Kenapa kau tidak coba bujuk lagi Zara agar mau mengakui kejahatannya yang telah membius Andin. Jelas-jelas itu bukan kau yang melakukannya, tapi malah kau yang disalahpahami." Ammar mencoba memberikan saran.
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1FtvqhKdIW
"Kau pikir Zara mau begitu saja mengakui kejahatannya pada Andin?"
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2Ad5ufx19X
Ammar menggelengkan kepalanya pertanda tak yakin. Menilik sifat licik dan gila wanita itu, sangat mustahil bagi Zara untuk berkompromi.
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFMJLSNXvTd
Nino yang tadinya berdiri kemudian duduk di kursi panjang. Kedua tangannya menyangga kepalanya yang menunduk saat sakit kepala kembali kambuh.
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ5To4NuPxy
Dia tidak memberitahu Ammar bahwasanya Zara mau mengakui kesalahannya. Tapi dengan satu syarat. Syarat yang diminta wanita itu lah yang membuat dia benci sekaligus stres.
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkWICI2oP3c
Zara mengangkat dagunya berani. Senyum nakal terbit di bibirnya yang sexy saat dia berbisik tepat di bibir Nino. "Tidur denganku, dan aku janji akan menjelaskan masalah itu pada Andin."
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgZOl9sbj4S
Geram, marah, tak berdaya bercampur di dalam diri Nino saat dia bingung mengambil keputusan. Seandainya dengan hanya penjelasan saja dapat membuat Andin percaya padanya, dia tak akan mungkin se-frustasi sekarang.
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8zsoYq8P4B
Kenyataannya, Andin malah berubah benci padanya akibat kesalahpahaman malam itu. Ia masih ingat dengan tatapan benci yang dilayangkan Andin padanya ketika berusaha menjelaskan. Hingga kini, dia belum berbaikan dengan Andin, wanita yang ia cinta lama sekali.
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfbtaGcu3uS
Ammar ikut duduk di samping Nino, menepuk pelan bahu temannya itu sebagai tanda dukungan.
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWCDnz3twBE
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvtQgO8AbsE
281Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoqfLcNCrMq
