Tercabar ego jantanku.
Disini, saat aku ingin mengakhiri round yang entah ke berapa dengan rentakku sendiri dalam usahaku untuk memuntahkan air jantanku, aku memandang tajam padanya.
"Kenapa? Nak keras lagi? Nak sedap lagi?” Aku mencekup dagunya.
2174Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSGk8KAdshB
Tone suaraku berubah keras. Nafsu ganasku menerpa.
Dapat ku saksikan matanya berubah menjadi takut.
2174Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk9dHFRMwoY
“Nak sedap lagi?”
2174Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVd9WjoNvqz
Kali ini aku hempap badannya terutama kelangkangnya dengan lebih berat dan kasar. Ku lunyai- lunyai dan tenyeh- tenyehkan pelvisku dengan kasar, seakan- akan mengosok keras pada kelangkangnya. Aku benar- benar menggunakan berat badanku untuk menekan seluruh badannya.
2174Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMLMmRMSXM3
“Macam ni? Ha? Macam ni?!” aku menampar pipi dan dagunya.
2174Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIDOMzUwHHd
“Keras macam ni?!” ujarku keras sambil memberi tamparan yang lebih kuat lagi pada dagu dan pipinya.
2174Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOp1Moz6ulF
Matanya memandang sayu padaku meminta simpati. Meminta aku untuk berhenti. Terputus- putus nafasnya menahan rasa takut yang menerpa.
2174Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAsqQKGOk0n
“Mmm~~ Abang~~” rintihnya ketakutan namun jepitannya mula merancak, berdenyut- denyut menjerut batangku semula.
“Na takut? Seram kat abang?!” aku memandang tajam padanya.
Nafsu ganasku menaik ke gear tinggi. Matanya merenung sayu, mengangguk kepala mengiyakan soalanku.
Aku tersenyum.
Bibirku melekap di bibirnya semula. Meneroka mulutnya, lelangitnya. Menghisap lidahnya, mencuri nafasnya.
2174Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKvCb9MKpa9
“Keras macam ni? Keras macam ni yang Na suka?” ujarku keras memacu sedapku dan sedapnya.
“Mm… ~~” jawabnya penuh getaran.
“Na suka? Suka? Suka?” ujarku memacu pancutku sendiri.
2174Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8QCH2YwSnU
Berdenyut- denyut, mengembang menguncup mulut batangku.
Jerut elektrik sedap mula mengembang, mula membuai kantung telurku, saraf batangku.
Erangan, desahan dan mata Nina yang sayu juga memacu aku, seperti menagih aku untuk menamatkan permainan ini. Memberi zat- zat sedap dalam farajnya. Membuntingkannya.
2174Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0EzG4b5ZYL
Ah…
Tunggu…
Ah…~~
Kejap…
Ah… Kejap…~~
Sikit lagi…
2174Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWjOmENvUpg
Dan...
2174Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnM2SVcuFN7
Saat getaran sedap pada pangkal batangku mula menzahirkan nikmatku dan mendesak pancutku, aku menghenjut keras.
2174Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi3vW6AJl7T
“Na!~~Na!~~” suara kerasku memacu namanya.
2174Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPvsIvw5ggR
"NAAAAA!"
2174Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz03lvN2WLy
Dan dengan laungan yang terakhir itu aku akhirnya menyerah kalah...
2174Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqVYJ5Z4y9o
Terkerut- kerut kantung telurku.
2174Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4pvpxJjoPv
Berdenyut- denyut dan berlumba- lumba air pekatku memancut, memercik keluar menghala pintu rahimnya.
Aku tekan batangku sehingga ke pintu rahimnya. Air maniku pekat membuak- membuak melanggar- langgar basah pintu nikmatnya.
Didalam aku memancut, Nina juga turut mengerang keras, jepitan orgasmnya mengurut- urut batangku. Membuntingkannya.
Mungkin.
2174Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcWudUVmUdi
Oh ya, lupa pula.
2174Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTrbOxoKG1v
Aku Mokhtar.
ns18.188.99.196da2
