Aku menatap donat di depanku diam. duduk berdua di kantin bersama Reihan. Dia sepertinya tahu aku sedang memikirkan Yosi. "Pikirkan nanti, makan dulu ini. Nanti donatnya ngambek karena dicuekin terus." Reihan memotong donat menjadi dua bagian. "Aku bantu kamu makan ya, kalau kamu cuekin lagi donatnya bakal aku habisin." Reihan dan senyumnya. Aku menyukai semua itu. Aku menaruh harapan lebih padanya, karena Reihan adalah milikku. Apapun yang terjadi aku tidak ingin melepaskannya.
Aku memakan sisa donat yang ada di hadapanku. Saat aku berdiri untuk pergi, Reihan menahanku dengan memegang tanganku. Matanya penuh kekhawatiran. "Ada yang ingin aku bicarakan padamu ra." Aku melihat tangan Reihan yang memegangku gemetar. "Apa kau ada penyakit tenosinovitis?" tanyaku padanya. "Apa lagi yang kamu bilang? Berhenti mengucapkan kata-kata yang sulit untukku pahami" Reihan berkata sambil tertawa. Walaupun sekarang tawanya tidak menunjukkan kebahagiaan.
"Katakan, kamu mau bilang apa?"
"Apa kau percaya padaku?" Reihan mulai serius
"Tentu," walaupun sebenarnya tidak begitu. Tetapi aku masih ingin memberi kesempatan Reihan sebagai orang yang pantas untuk dipercayai.
"Jika kamu mendengar atau melihatku melakukan hal yang tidak kamu sukai ra, are you still believe me? Are you still love me? will you leave me?"
"What are you talking about, babe? Aku akan memaafkanmu jika kamu menjelaskan semuanya padaku." Aneh sekali. Aku pasti tidak akan meninggalkanmu Reihan, jika alasanmu bisa masuk ke dalam akalku.
"I see, thank you my dear" Reihan terlihat lega. Tetapi aku masih belum puas.
"Itu terlihat seperti kau sedang membuat kesalahan. Apa kesalahan yang kamu buat Rei?" aku berusaha menggali maksud dari perkataan-perkataan anehnya.
"Nothing, maksudku seandainya Ra."
"Ohh, yasudah. Ayok ke kelas."
Aku tahu Reihan menyembunyikan sesuatu. Itu bukan masalah, yang menjadi masalah itu kalau dia tidak lagi di sampingku. Aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi. Apa ada manusia lain yang sama denganku?. Putus asa akan hidup tetapi tidak ingin mati konyol. Aku ingin hidupku seperti Rapunzel. Meski kegelapan menghantuinya setiap malam, ada malam dimana sang pangeran datang memberi cahaya pada hidupnya. Mengajaknya berdansa. Menikah lalu berakhir bahagia.
Aku memanaskan air untuk oat, makan malamku hari ini. musik-musik klasik kuputarkan lewat gramofon tua milik ayahku. Apa kabar bajingan itu ya?. Sudah membusukkah di penjara?. Gesekan pada piringan hitam itu melantunkan nada-nada indah yang mampu membuatku bersenandung. Kemudian smartphone-ku berdering, akhiran 009 pada ujung nomor yang menelponku menunjukkan bahwa itu adalah Reihan. Aku bukan tipe yang suka menyimpan kontak seseorang. Jika orang itu penting aku akan mengingat nomornya. Mungkin sifat ini yang membuatku tidak memiliki teman. Tetapi mau bagaimana lagi. Aku sering risih melihat orang-orang meramaikan timeline-ku dengan update-an story mereka. Sangat tidak penting.
"Halo, kenapa rei?"
"Ra... jangan. Jangan ke sini"
"Apa maksudmu Rei? Reihan?!"
"Gara, datanglah. Jalan Rimba Tujuh sebelah kiri gudang lama." Aku mendengar suara erangan Reihan dari smartphone-ku.
"Abang!! Jangan sentuh Reihan. Jika kau melakukan hal yang buruk padanya. Aku akan jadi malaikat mautmu."
"Aku tidak keberatan jika kau ingin membunuhku. Bajingan ini harus mengatakan hal yang sebenarnya padamu" panggilannya pun mati. Aku menarik napas kasar, membuangnya tidak beraturan. Beraninya sampah itu mengambil punyaku. Bagaimana cara supaya kotoran itu tidak menggangguku lagi?. Cara paling aman untuk membungkam dia selamanya hanya satu. Mati. Aku bawa pisau dapur dan pergi menuju lokasi. Sepanjang jalan aku berfokus tentang bagaimana cara membunuh secara efektif sehingga semua urusan selesai dengan cepat. Langkah kakiku beradu dengan angin malam. Karena terburu-buru sampai aku lupa menggunakan alas kaki. Dinginnya bebatuan di jalan serta rasa sakit saat memijak kerikil aku abaikan. Menyebrang jalan tanpa melihat kiri-kanan. Terjatuh karena tersandung pembatas jalan tetap membuatku bangkit. Energiku cuma tinggal satu. Jangan lagi kau ambil abang. Cukup semua penderitaan yang kau beri padaku. Aku akan mati jika kau membuat Reihan meninggalkanku. Temaramnya lampu jalan menemani setiap langkahku hingga berhenti di depan gudang tua. "Sebelah kiri, tinggal berjalan sedikit lagi lalu ke kiri. Sedikit lagi Ra, ayo cepat." Setelah sampai, aku mendengar suara keras abang memaki-maki Reihan. Sebenarnya apa yang terjadi?
Kakiku gemetar tidak tertahan. Aku mencoba menenangkan napas di balik tembok gedung tua ini. Aku tidak langsung menuju Reihan dan Zeno, karena emosiku harus diredakan kalau tidak aku bisa mengamuk. Pisau dapur yang masih aku pegang serta pandanganku ke pisau itu memutarkan kembali kejadian berdarah itu. Terlintas ekspresi bunda yang berdarah di lantai serta ayah yang menusuk-nusuk perut bunda dengan pisau dapur. Aku terisak, apa aku akan menjadi monster seperti ayah.
"Brengsek!! Kalau kau tetap diam depan Gara nanti akan kubunuh kau!!" Zeno berjerit sambil menendang-nendang Reihan yang sudah tersungkur.
"Bodoh!! Gara selalu percaya padaku." Reihan tetap bersikukuh meski sudah banyak memar terlihat di badannya. Aku meringis melihat orang yang aku sayangi dalam keadaan seperti itu.
"Setan! Kau sudah menghamili Yosi dan kau sekarang hidup seperti tidak ada rasa bersalah!" DEG!. Jantungku terasa berhenti mendengar perkataan Zeno. Aku masih ingin mengulang rekaman kata-kata itu. Tetapi aku hanya bisa mematung diam.
"Hahahaha!!, bukan aku yang meminta, Yosi sendiri yang memberikan tubuhnya. Mana mungkin aku bisa menolak. Lagipula Gara tidak pernah mengizinkanku melakukan lebih selain memegang tangan. Kau pikir ada laki-laki yang mau berhubungan dengan gadis seperti itu ha?!" mata Zeno semakin memerah, emosinya semakin meledak sehingga membentrokkan kepalan tangannya ke wajah Reihan.
Aku sudah tidak bisa berkata lagi. Aku merasa lelah sampai-sampai kakiku tidak sanggup menopang tubuhku. Pisau yang aku pegang pun terjatuh. Air mataku semakin keluar. Ingin rasaku berteriak sekarang, tetapi suaraku tidak keluar sama sekali. Samar-samar aku mendengar suara nyanyian ibunda. Lagu tidur bunda membuatku semakin mengantuk.
Though the world may try to define you
It can't take the light that's inside you
So don't you dare try to hide
Let your fears fade away
Lirik demi lirik yang bunda nyanyikan menenangkanku. Aku sangat rindu suara ini. aku seakan sedang berdansa dengan bunda di ruangan tengah tempat bunda biasa bernyanyi dan bermain piano. Aku terlelap dan semuanya menghilang.293Please respect copyright.PENANAYKdoMGr4Gg
293Please respect copyright.PENANAlaEF9snKDP
293Please respect copyright.PENANANH8hhUyYsQ
293Please respect copyright.PENANACSytzQ6OHk
293Please respect copyright.PENANA5dHs9HX5Zv
293Please respect copyright.PENANASW5XcJ7ZV6
293Please respect copyright.PENANACVGTpk6tQa
293Please respect copyright.PENANA24qplCzyvr
293Please respect copyright.PENANADng2SDUCth
293Please respect copyright.PENANA4PDZ40lSw9
293Please respect copyright.PENANAlyDXZNC3xr
293Please respect copyright.PENANA4rGnAMfBI2
293Please respect copyright.PENANANUKHJGtWim
293Please respect copyright.PENANAH9Cex37jwB
293Please respect copyright.PENANASIfQagrEK1
293Please respect copyright.PENANAAxCk12erCh
293Please respect copyright.PENANAVMkb6Uue2H
293Please respect copyright.PENANA5EqdgYmnzZ
293Please respect copyright.PENANAvcreHO3sDg
293Please respect copyright.PENANAlxsUIA5h4G
293Please respect copyright.PENANAg9QIStttP9
293Please respect copyright.PENANA7ikjTrDTLZ
293Please respect copyright.PENANAo41zdmUk1Y
293Please respect copyright.PENANAdcUfsEmsbe
293Please respect copyright.PENANA9KnNMQRy8P
293Please respect copyright.PENANACXQ91yR9RW
293Please respect copyright.PENANARof8HOLaa4
293Please respect copyright.PENANAH5xVvWtpTo
293Please respect copyright.PENANAkA1lUqp6GR
293Please respect copyright.PENANAAuqf0vTLiv
293Please respect copyright.PENANA0wns6jIq7f
293Please respect copyright.PENANAD8eK35KKJ4
293Please respect copyright.PENANAGrmQeXZGJC
293Please respect copyright.PENANAUrg6yyVQJh
293Please respect copyright.PENANAoyGN1NMQM0
293Please respect copyright.PENANAWOZXkvHX9g
293Please respect copyright.PENANAZrpomVrBPg
293Please respect copyright.PENANA2Auu9nILCa
293Please respect copyright.PENANAdQnrRd5yCv
293Please respect copyright.PENANAimdmG12wsf
293Please respect copyright.PENANAwINXH7etjX