Mita berjalan dengan langkah gontainya menyusuri jalan setapak untuk menuju pulang ke rumah. Banyak hal yang dia pikirkan hingga suara klakson motor menyadarkan. Dengan muka pongahnya dia pun segera bergegas mengarah ke gerbang rumah yang terlewat olehnya tadi. Ternyata pintu itu sudah tidak terkunci, mungkin Bunda sudah pulang pikirnya.
480Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhsVICNvhdr
Mita menghela napas mendengar suara tangisan pelan dari arah kamar orangtuanya. Di sana bundanya sedang menangis sambil memegang sebah bingkai foto, tampilanya begitu kacau. Mita tak berusaha masuk ke dalam kamar itu, ia hanya mengintip dari celah pintu.
480Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAYaz1if2NW
"Sepertinya Bunda sudah tahu," lirihnya sambil menatap nanar ke arah celah pntu.
480Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡixTGVRKHzf
"Dasar manusia, selalu saja saling menyakiti." Mita berlalu meninggalkan pintu itu, namun bukannya pergi ke kamar miliknya. Ia malah keluar rumah lagi, dengan langkah penuh amarah.
480Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN7NuK8MJvk
Ia terus berjalan tanpa tanpa tujuan. Hingga, tiba di sebuah lapangn yang menyediakan tempat duduk yang dinaungi oleh pohon besar. Mita pun duduk disana, hembusan angin pelan menyejukkan dirinya yang merasa panas oleh cuaca dan juga hal lain. Tak hanya itu, pohon besar yang berada di belkangnya membuat diriya merasa nyaman hingga akan tertidur. Namun, sebuah suara mengacaukan niatnya untuk tertidur.
480Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZS2OfzFhPi
"Kamu kenapa sih? Tadi katanya minta ketemuan di sini, tapi kok pas udah disini malah dicuekin." Suara itu sangat familiar di ingatannya.
480Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBCDrsD7SB1
"Kamu kok gak peka banget sama aku, Yang?" Sahutan itu terdengar menjijikan ditelinganya, juga sedikit agak menyakitkan. Tapi kenapa ia harus merasakan hal itu, apa gara-gara suara itu juga familiar kali ya.
480Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1G5hsVZ5oW
Mita sangat penasaran dengan kedua orang yang tersebut. Hingga, akhirnya dia memberanikan diri untuk melihat ke belakang.
480Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtY2JXIAYoL
"Semoga saja bukan mereka," harapnya sambil menggerakkan kepalanya ke belakang sedikit.
480Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxOigKPBH2X
Namun, harapan tinggal harapan ternyata apa yang kata hatinya ucapkan benar. Mereka Zarky dan Ara yang duduk berdampingan, ia menatap sedih ke arah dua orang tersebut indra pendengarannya mendadak tidak berfungsi, hanya mata yang memandang selanjutnya penglihatannya menangkap mometum mereka berpelukan kemudian Zarky mengecup kening Ara. Tak sanggup lagi, melihat hal itu ia pun meringkukan dirinya di bangku taman berusaha untuk tidak terlihat oleh siapapun. Adegan Zarky yang mengecup kening Ara terus berputar di ingatannya.
480Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡakWkLtqQ3Q
"Oh pantesan aja tadi Ara mandi ternyata dia mau ketemuan sama pujaan hatiku yang juga menjadi pacarnya," gumamnya pelan sambil memeluk dirinya sendiri.
480Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7ndEg6Al1L
Seharusnya dia paham untuk tidak terlalu berharap kepada seorang manusia. Ujung-ujungnya pasti sakit. Tak pernah terbayangkan oleh Mita bahwa perasaan suka melihat senyum Zarky pada waktu kecil membawanya ke sebuah pusaran perasaan yang disebut cinta. Dia mulai menyadari hal tersebut saat beranjak pertengahan SMA dan sekarang masa putih abunya akan segera berakhir. Sekitar satu tahunan dia mulai menyadari perasaannya terhadap lelaki itu. Tak dapat dipungkiri, rasa bencinya pada Ara pula juga semakin membesar sebab banyak hal salah satunya gara-gara sikap Zarky terhadap Ara. Namun, alih-alih menampakkan sikap bencinya itu. Mita malah berkamuflase mengambil peran sebagai sahabat, agar dia semakin leluasa menjatuhkan gadis itu. Setidaknya, dia cukup baik menjadi seorang antagonis. Sebab, dia hanya melakukan hal-hal kecil yang menyakiti gadis tersebut. Mungkin hanya untuk saat ini.
480Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI5X8Dfd8EP
Memikirkan hal tersebut membuat Mita tanpa sadar tertidur di bangku taman, sampai akhirnya hujan deras menguyur tempat itu tapi dia tak terganggu dengan itu. Dia malah mengeratkan lengannnya untuk menghalau angin yang terasa menusuknya samapai ke kulit. Pohon yang ada dibelakangnya juga tak bisa menghalau derasnya air hujan itu, sebab angin yang berhenbus sangat kencang. Seharusnya dia segera tersadar dari tidurnya untuk mencari tempat berteduh tapi, tampaknya sekalipun di tersadar dari tidurnya. Dia tak akan berusaha mencari tempat yang beratap.
480Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCtupjADFmT
"Dingin." Mita mengigau sambil terus melanjutkan tidurnya.
480Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0XDW5h4ylC
***
480Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXVU7jylJ1E
Suasana di dalam rumah bercat putih itu mencekam, sama dengan keadaan diluar rumah yang diguyur hujan deras diiringi angin kencang.
480Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUi7eM6Vxhq
"Tega kamu Mas, ingin menceraikan aku hanya demi dia. Setidaknya jangan sama dia Mas, jangan runtuhkan harga diri aku sebagai seorang perempuan," amuk wanita yang usianya hampir setengah abad dengan tampilan yang semrawutan.
480Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3J1vEYMk3v
"Kamu udah tahu kan dari dulu, itu konsekuensinya menikah denganku." Lelaki paruh baya itu mengacungkan jari tengahnya untuk menunjuk-nunjuk sang istri.
480Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG6LcLJbqAk
"Aku pikir kamu udah berubah, semenjak kita punya anak." Wanita itu berlirih dengan nada putus asanya, pikirannya rancu tak tahu hal apa yang akan dilakukannya untuk mencegah keinginan sang suami.
480Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdpoBolekTn
"Bagaimana dengan anak kita, dia pasti kecewa jika tahu... kamu akan menceraikanku," lanjutnya.
480Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxMcA43X1Ye
"Dia bukan anak yang naif, ia akan mengerti bahwa orang tuanya tak akan bahagia jika terus melanjutkan pernikahan ini."
480Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6iEeO8OtCK
Muka sang istri yang tadinya berekspresi sedih berubah menjadi tenang. Seperti merencanakan sesuatu yang akan merugikan suaminya, hingga lelaki itu mengusap wajahnya dengan gusar.
480Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0T2b3FkDtz
"Iya juga sih perkataanmu benar. Tapi, jika aku beritahu suatu hal tentang dirimu kepadanya. Mungkin, dia tidak akan sudi melihat wajahmu lagi."
480Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKgjaCAiH7Q
"Jangan kurang ajar kamu jadi istri ya," teriak sang lelaki dengan suara yang mengeleggar.
480Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmBPHXW3gUS
"Bukannya kamu akan menceraikan aku ya, Mas."
480Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgFd76SeTmp
Tak ada balasan dari lelaki paruh baya tersebut, hanya suara detak jam dinding serta hujan yang terdengar.
480Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXYAYf3ATJf
"Jika hal itu terjadi, pasti dia akan membencimu," ucapnya dengan tawa terbahak-bahak hingga akhirnya tawa itu terhenti karena sebuah tangan besar berada di lehernya berusaha mencekiknya.
480Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQNip78OC46
"Sebelum hal itu terjadi, kamu akan ku lenyapkan saat itu juga. Tapi bukan saat ini," sinis lelaki itu sambil melepaskan leher yang sedang dicengkamnya.
480Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5rdlUGHpdS
***
480Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJEBls3fW9V
"Ah ... sakit," ringis Mita yang terjatuh dari bangku taman yang menjadi tempatnya tidur tadi.
480Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcNLsA5lywe
Hujan sudah mereda, langitpun sudah mulai berubah menjadi cerah berwarna kejinggan. Agaknya Mita terlalu lama di tempat tersebut saking asyiknya merarapu kenyataan yang tidak sesuai dengan ekspetasinya. Miris sekali hidupnya, tapi dibanding dengan orang yang yang ada di luar sana. Ia agak beruntung.
480Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaHhu0EY9wo
"Basah banget nih, baju. Kayaknya besok bakalan demam deh," rutuknya sambil memegangi kepalanya.
480Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwDz4KGB8nU
Mita pun berjalan ke rumahnya untu kesekian kalinya, bedanya saat ini dengan keadaan pakaian yang basah. Persis seperti kucing yang terjebur di got. Saat sudah sampai di rumah dia berjalan mengendap-endap agar tidak diketahui orang rumah. Bisa-bisa dia akan dimarahi tapi, sepertinya di rumah sedang tidak ada siap-siap. Padahal tadi ada Bundanya, diiringi rasa penasaran dia pun mengintip celah pintu kamar Bundanya namun yang terihat hanyalah barang-barang di sana tidak ada satu orangpun. Benar rumahnya sedang tak berpenghuni, lantas kenapa pintu depan tidak terkunci. Kalau ada maling ataupun orang yang berniat tidak baik masuk ke rumah kan bahaya.
480Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpo3esUS791
