
"IYAA! Bangsatttt, entot gue lagi kayak tadi!! Bikin gue keluar!!"
2378Please respect copyright.PENANAFcR1nFh8Ft
Hendrik mersepon dengan seringai kemenangan lalu menghajar kemaluan Asha dengan beringas. Tumbukan ganas kedua organ intim yang melahirkan jutaan lecutan syaraf yang menembak ke sekujur tubuh Asha. Tubuhnya menegang dan semakin tegang oleh setiap tusukan. Segenap kulitnya seperti kesemutan. Pancaran panas yang hebat terkonsentrasi pada titik-titik di mana kejantanan besar Hendrik menggesek-gesek bagian dalam dirinya. Asha merasakan gelombang kenikmatan membasut keluar dari kewanitaannya, dan menyapu seluruh tubuhnya dalam arus yang dahsyat.
2378Please respect copyright.PENANAGak1eIqwll
“Ohhhhh… Fuuckkkkkk!” Asha melepaskan rintihan panjang saat tubuhnya terangkat dari kasur, mencapai orgasmenya. Dan seakan tak mau memberinya kesempatan, sebuah gelombang lain menjeru datang, lalu satu lagi, dan satu lagi.
2378Please respect copyright.PENANAN9aOauwzZm
“Oohhh.. Oohhhh… Ohhhh.. Ahhhhhh…!!!”
2378Please respect copyright.PENANAnUtpZAA8b7
Jiwa Asha seakan melayang jauh meninggalkan tubuhnya. Mencapai surga kenikmatan terhebat yang tak pernah ia bayangkan adanya. Setiap ujung jari tangan, setiap ujung jemari kaki, hingga kulit kepala Asha terombang-ambing dalam puncak birahi tertinggi. Dinding batas realita terasa sirna saat semesta syaraf otaknya meletupkan ledakan impuls-impuls syaraf. Hendrik terus membelai lembut daging yang bengkak dan banjir oleh rangsangan itu hingga dia turun.
2378Please respect copyright.PENANAgUIlStZvdq
Asha akhirnya mampu menyadari sekelilingnya lagi. Tersengal-sengal, mulutnya mencoba mengutarakan sesuatu untuk meredakan megahnya gejolak yang baru saja terjadi di antara mereka. Namun hanya desah puas yang keluar dari sela bibir Asha.
2378Please respect copyright.PENANACJj2x8ndIK
Hendrik tertawa lalu dengan lembut mencium Asha.
2378Please respect copyright.PENANASpRgASgDaZ
“Jangan ngomong apa-apa, Asha. Jangan rusak apa yang lagi lo rasa.”
2378Please respect copyright.PENANAyC74bHRet3
“Gue… nggak punya apa-apa... buat diomongin…” senyum kecil merekah di wajah Asha.
2378Please respect copyright.PENANADHsXHdqtjw
Hendrik memposisikan batang perkasanya yang masih terangsang di sela paha Asha. Kembali menggesek-gesek lipatan halus yang lembab itu. Asha menutup mata seakan memasrahkan segalanya pada Hendrik. Tanpa sadar Asha menggigit bibir bawahnya dan mengerang pelan.
2378Please respect copyright.PENANAzhOghAKM0d
“Masih sanggup?” tanya Hendrik sambil membelai mesra rambut Asha.
2378Please respect copyright.PENANAUD69ZZHS5O
Asha tidak menjawab. Hendrik mendekatkan wajah lalu mengecup kening Asha.
2378Please respect copyright.PENANAj516Kmj4jq
“Kalo lo sanggup, gue bisa ngasih yang lebih lagi… asal… Lo mau jadi cewek gue..”
2378Please respect copyright.PENANArGvtk0wsy2
Asha menatap Hendri dalam-dalam. Perlahan kedua tangan lentiknya bergerak menyusuri tangan, lalu kemudian bahu lebar sang cowok hingga sampai ke belakang tengkuk Hendrik. Asha mengunci genggaman tangannya, membawa tubuhnya yang terangkat menempel pada Hendrik sebelum mengecup bibir cowok yang telah memperkenalkannya pada kepuasan tertinggi.
2378Please respect copyright.PENANAuP1ZgaRJ76
“Iya, Hendrik. Gue cewek lo sekarang. Kasih gue kenikmatan kontol, anjing!”
2378Please respect copyright.PENANAK8lvUem7FT
2378Please respect copyright.PENANA7q4UMvoXCq
2378Please respect copyright.PENANAWvqavqK0wT