×

Penana
US
search
登入arrow_drop_down
註冊arrow_drop_down
請使用Chrome或Firefox享受更好的用戶體驗!
檢舉這個故事
GUNTUR
G
4.1K
4
0
4.9K
0


swap_vert

Perkenalkan namaku Via aku sudah bersuami dan nama suami ku Roni, umur ku saat ini 34 tahun dan suami ku berumur 35 tahun, aku juga sudah mempunyai 2 anak, anak pertama ku bernama andi berusia 15 tahun dan anak ke dua ku berusia 13 tahun.


Kejadian ini tidak pernah ku duga sebelum nya, Selama ini rumah tangga ku berjalan baik dan aku tidak pernah melakukan hubungan s*x selain dengan suami ku sendiri.


Roni, suami ku seorang kontraktor yang cukup besar di kota B, hampir setiap hari waktu nya habis di kantor untuk mengurus proyek- proyek nya.


Aku sendiri Sah menikah dengan Roni, kakak tingkat kuliah ku saat di Perguaruan Tinggi B, 1 tahun di atas ku.


Kehidupan s*ks ku biasa- biasa saja, dan cenderung membosankan padahal ku rasakan sampai sekarang gairah ku cepat sekali memuncak dan kalau melakukan hubungan intim aku suka sekali berlama- lama menikmati dengan berbagai variasi, tetpi suami ku orang nya kuno dalam melakukan hubungan s*x.


Dia melakukan nya dengan cara yang biasa- biasa saja, dia di atas dan aku di bawah, kadang aku kepingin juga cara lain seperti pada video panas yang pernah ku lihat saat suami ku pergi, tapi tidak pernah ke sampaian, karena pernah ku utarakan pada suami ku namun dia tidak menjawab apa pun, sehingga kadang aku merasa tidak puas.

Untuk mengisi waktu luang aku sempatkan mengikuti kegiatan kesehatan berupa senam pada sanggar senam, tentu hal ini aku lakukan untuk menjaga stamina dan juga tubuh ku biar tidak gemuk, dan hasil nya lumayan saat ini tinggi badan ku 167 cm, rambut ku hitam pekat, mata coklat, pinggang ku cukup ramping pant*t juga berisi dan yang penting payudara ku tidak kendor walau pun pernah menyusui dan ukuran nya cukup membuat orang menelan ludah 36 C.


Aku sengaja mengambil jadwal pagi karena siang sedikit aku harus sudah rapi berada di kantor pribadi ku.


Setelah membereskan urusan rumah aku bersiap berangkat menuju tempat senam, dengan memakai Tshirt Abu- abu cukup ketat dan celana senam aku berdiri di kaca.


"Yach,… lumayan juga" pikir ku.


dengan Tshirt tersebut payudara ku seakan tertekan dan hendak melompat keluar, aku sadari itu.


Pagi ini berbeda sekali tempat senam hampir penuh, aku duduk sendiri di tepi sambil mempersiapkan baju senam ku, lalu aku menuju ke kamar ganti ku dengarkan ada beberapa suara ibu- ibu cekikikan sambil menceritakan pengalaman nya.


"Ah,… gil*" pikir ku saat itu.


Karena mereka suka sekali sama laki- laki muda usia untuk permainan s*x nya.


Monda: “Iya Jeng Lina… tadi malam itu seru banget lho, aku tidak menyangka Guntur begitu perkasa, aku di buat nya tak berkutik dalam 5 ronde sekaligus, padahal kelihatan dia paling pendiam ya di sini, dan permainan nya Yahuuut lho, mem*k ku sampai seperti mati rasa…”


Lina: “Ah Masak sih jeng Monda... yach, sayang aku nggak dapet ya… kalau sama Heru gimana jeng… itu lho anak S*A 1 yang kita temukan bersama waktu nongkrong di cafe, yang itu nya item dan gede?...”


Monda: ”Oh... Kalo yang itu sih lumayan, tapi permainan nya masih hebat si Guntur, Awal nya saja aku sudah keder di buat nya.”


Lina: ”Masa sih jeng aku jadi pengin mencoba nya jeng, Lihat aja ya nanti, aku habisin dia dengan segala tenaga ku…” celetuk nya dengan geregetan.

Pembicaraan terus berlangsung, secara tidak sadar aku terbawa ikut memikirkan Guntur.


Apakah Guntur itu pelatih senam yang baru 2 bulan melatih di tempat ku, kalo lihat ciri- ciri nya pendiam dan acuh sih memang dia.


tanpa terasa tangan ku telah berada di antara dua paha ku terasa hangat dan ku raba pelan Vagina ku dari luar baju sanam.


ah, cepat- cepat ku buang pikiran buruk itu aku tidak ingin terjadi sesuatu.


Namun Semakin ku pikir untuk melupankan nya namun semakin berkecamuk pikiran itu ada.


Aku ingat waktu itu Guntur memang sempat menjadi buah bibir di kalangan ibu- ibu tempat ku senam, tapi aku tidak pernah sedikit pun ikut di dalam nya.


Apakah Guntur itu ya yang di bicarakan ibu- ibu.


Pertama kali masuk Guntur memang sempat grogi di soraki oleh ibu- ibu bahkan sempat membuat wajah nya memerah ketika perkenalan ibu- ibu menanyakan status nya.


Bahkan salah satu ibu ada yang nyeletuk menanyakan besar tidak nya ukuran vital milik nya, dan hanya di jawab dengan senyum saja.


Tok.. Tok… Tok…..


Aku terkejut mendengar pintu kamar ganti di ketok dari luar, ah kira nya cukup lama juga aku berada di kamar ganti, lalu cepat- cepat ku kemasi barang ku dan keluar menuju hall senam, di sana masih banyak ibu bergerombol menunggu waktu senam berlangsung.


Aku duduk sendiri sambil minum teh hangat, tiba- tiba di sebelah ku duduk empat ibu- ibu yang nampak nya cukup centil dengan usia yang bervariasi.

Sambil berbasa- basi dia memperkenalkan diri dan aku agak terkejut karena suara dan nama nya sama dengan yang ada di kamar ganti sebelah ku tadi.


Monda: ”Eh jeng Via.. kan sudah lama nih ikut di sini, udah pernah nyoba- nyoba rasa lain belum selain rasa suami, enak lho jeng, rugi kalo nggak mencoba nya” celetuk nya berbisik hati- hati, sambil sesekali melirik lina.


Merah wajahku rasa nya, karena selama ini tidak pernah aku temukan orang yang bicara terbuka seperti itu.


Via: “Eee T- tidak kok,.. ini apa ya" Aku gelagapan menjawab pertanyaan nya itu.


Dan serempak dua ibu tadi tertawa terbahak- bahak.


Monda: "Ah masa jeng Via belum pernah sih, lah wong sekarang fasilitas sudah banyak kok tidak di pergunakan, yach… bawa happy saja saja lah, kalo habis ya di buang to jangan di bawa pulang bungkus nya bisa bahaya ya jeng lina?..”


Lina: “Iya lho Jeng Via kita ini kan punya kelompok di sini ya kadang bikin acara enjoy bersama dan tertutup sekali lho, tidak semua ibu- ibu boleh ikutan di sini, Tak lihat jeng Via mulai pertama ikut senam tidak pernah ada teman dan menyendiri, apa salah nya kalo bergabung dan menikmati menu baru kami.”


Gil* orang- orang ini Jeng Lina pintar juga ngomong gituan, belum sempat aku berpikir dan menjawab mereka menyela lagi.


Monda: “Sudah lah, jeng Via Ikut aja.. rahasia pasti terjamin kok dan yang penting ada menu baru tiap bertemu” ucap nya Sambil menarik tangan ku menuju hall senam.


Konsentrasi ku bubar selama senam aku secara tidak sengaja hanyut oleh pikiran ibu- ibu itu, dan kebetulan pelatih ku hari ini adalah Guntur.

Ku perhatikan seksama Guntur cukup keren juga Tongkrongan bodi nya bagus, otot- otot nya nampak menyembul dan…


Guntur: "Ayooo… hap… satu… dua… renggangkan kaki…" perintah nya.


Dia menghadap peserta senam dan Alamak… otot di antara ke dua selangkangan nya tertekan oleh baju senam nya nampak menyembul keras dan cukup panjang, aku jadi berpikiran yang bukan- bukan karena melihat itu, seandai nya bisa ku genggam dan ku lakukan seperti di video p*rn* itu enak kali ya...


"Gil*… aku kok jadi gini" pikir ku.


Senam sudah usai, aku pun bulan dan kini mobil merangkak pelan menuju garasi, ku hempaskan tubuh ku di atas kasur, pikiran ku berkecamuk membayangkan perkataan ibu- ibu tentang menu baru penuh rahasia tadi.


tiba- tiba pikran ku menerawang dan melintas lah bayangan Guntur dengan mesra aku merinding, Guntur seolah datang dan memeluk ku, tangan nya mulai membelai punggung dan turun ke pant*t.


Di remas nya pelan dan ku rasakan benda keras di antara selangkangan nya menempel ketat di baju senam ku, aku kegelian dan Lambat namun pasti ku rasakan tangan nya mulai menyentuh dada ku yang kenyal, ku rasakan pelintiran nya membuat pentil ku mulai kaku dan keras.


Aku mulai mengejang, tapi tak di lepas tangan nya di dada ku bahkan mulai nakal, tangan kanan nya berani menuju selangkangan ku lalu di kuak nya kuat- kuat celana ku sampai ku dengar robekan kain.


Oh, Jari- jemari nya membelai lembut gumpalan daging lunak penuh bulu dan Mulut nya tak tinggal diam, Guntur mulai mengeluarkan lidah nya menjilati Vag*na ku yang mulai basah.


aku tak kuat menahan, Guntur masih terus menjilat dan menjilat klentit ku mulai kaku dan Vag*na ku semakin basah dan….


Kriinngggg… Krriiingggg… Krriiinggg...


Suara telepon berdering dan aku pun tertegun.

Gil* aku bisa membayangkan dengan Guntur begitu hebaaat, badan ku meriang rasa nya dan satu lagi yang ku rasakan basah di selangkangan ku.


Aku bangun bermalas- malasan dan ku angkat telepon.


?...: ”Hallo,…. Jeng Via ada?...”


Via: ” Ya saya sendiri, siapa ini ya?…”


?...: ”Aduh…. Masak lupa saya Monda yang senam tadi… Wah sedang apa ini kok kayak nya malas- malasan saja?..."


Terasa sekali memang agak serak suara ku saat ini habis membayangkan dengan Guntur kering rasa nya tenggorakkan ku.


Via: “Oh… Tidak jeng ini lho sedang membersihkan rumah kacau balau gini, kalau jeng Monda sedang apa, ini kok tumben telpon saya?...”


Akhir nya di sini Monda berbicara panjang lebar yang inti nya ingin aku mengikuti kegiatan mereka.


Via: “Jeng Monda apa suami jeng monda nggak curiga?…” Belum selesai aku bicara Monda menimpali dengan amat berapi- api.


Kini Malam sudah cukup larut dan aku saat itu sangat menginginkan hubungan intim malam ini, ku coba dekati suami ku namun sayang nya dia sudah tertidur lelap tergambar kelelehan di wajah nya tapi Vagina ku sudah mulai basah ingin di jenguk oleh kemaluan suami ku.


Lalu Ku coba membangunkan dia, tapi dia menolak dan hanya kekecewaan yang ku dapat malam ini dan tanpa tersadar aku kini memjamkan mata ku dan terlelap.


Besok pagi nya suasana hingar bingar ruang senam kembali ku dengar dan ku lihat sekeliling kembali bergerombol sekelompok ibu- ibu yang 3 hari kemarin mengajak ku ikut dalam kelompok nya.


Senam kali ini aku benar- benar tidak konsentrasi dan bingung apa yang harus aku lakukan, hampir semua gerakan ku tidak ada yang benar.

Tanpa terasa Senam kini telah berakhir dan ibu- ibu mengajak menuju ke tempat yang telah di sediakan, di sebuah rumah yang cukup bagus dengan halaman yang luas dan terdapat kolam renang di belakang sana.


Saat itu aku membuka rumah ite dengan kunci yang di berikan oleh Monda, dan ku lihat ada 6 kamar di sana dan ada 3 kamar yang tertutup.


Dan setelah berbincang- bincang sejenak di ruang tamu, ku lihat beberapa ibu- ibu masuk kamar mandi untuk membersihkan diri, dan tak lama kemudian mereka ada yang pamit untuk pulang.


Monda: ”Begini jeng Via itu kunci nya ada lima kan… salah satu nya kunci di ruangan yang tertutup ini nah nanti kalo jeng Via sudah siap, buka aja kamar nya dan lihat sendiri deh ada apa di sana dan enjoy saja, rumah ini aman kok, ini punya jeng Lina dan memang khusus untuk kegiatan Arisan ini, kebutuhan makan dan minum ada di kulkas, dan silahkan saja di nikmati kalo jeng Via suka, dan kalo jeng Via mau pulang ya langsung aja pulang, kunci nya jangan di bawa lho jeng…” ucap nya dan di sertai lirikan menggoda.


Aku termanggu mendengarkan ocehan jeng Monda itu sementara tema nya hanya tersenyum ambil memainkan mata nya.


Aku semakin bingung bagaimana nanti nya.


Tak lama kemudian mereka berdua mohon pamit pulang terlebih dahulu dan aku tinggal sendirian.


Aku bingung melangkah antara iya dan tidak, aku juga teringat kisah khayalan ku dengan Guntur, aku termenung dan ingin mencoba nya, laku ku putuskan untuk ku langkahkan kaki dengan berdebar


Klik,.. !!!!


pintu pertama ku buka tapi ku lihat sekeliling tidak ada seorang pun di sana, lalu aku berpindah ke pintu ke dua lalu ku buka dan seketika itu Darah ku berdesir hebat saat ku luhat seorang lelaki tegap dan cukup ganteng dengan kulit bersih memakai Tshirt hitam dan celana pendek biru tua dan dia tersenyum, aku membalas kecut dan ku urungkan langkah kaki ku masuk kamar tersebut, lalu aku putuskan untuk kembali duduk di ruang tamu.

Ku nyalakan televisi untuk menepis ke gugupan ku lalu ku ganti channel per channel tapi tak ada yang menarik  sampai akhir nya sebuah suara tiba- tiba mengagetkan ku.


Guntur: “Hai .. Aku Guntur.. Kenapa kok gak ngobrol di dalam saja, tadi kan udah buka pintu tak tunggu lho…” pinta nya sambil mengulurkan tangan perkenalan.


Via: ”Eh,.. Eee…. Aku Via.. Eh… Ah nggak kok tadi Aku cuman penasarab pengen tahu aja” jawab ku gugup dan tangan ku mulai berkeringat dingin.


Ku perhatikan wajah nya ada bulu halus di dagu masih baru di cukur dan dada nya cukup bidang dengan tinggi badan berkisar 172 Cm, otot- otot nya menonjol kuat.


Guntur dengan santai duduk di sebelah ku sambil ikut mengawasi televisi yang remote nya masih di tangan ku, dia tahu kalo aku gugup lalu di ambilkan nya aku minum susu hangat dan dia menuju ke televisi lalu di putar nya Film Vcd.


Aku diam saja dan dia mulai membuka pembicaraan basa- basi untuk melemaskan suasana.


Aku kaget dua kali karena begitu aku menoleh ke televisi, ku lihat film p*rn* yang tengah di putar, di sana terlihat orang kulit putih sedang asyik menghisap kemaluan orang kulit hitam yang tegang dan panjang, sebenar nya saat itu aku risih dan malu tapi badan ku mulai teraza hangat terutama ada rasa- rasa geli di sekitar paha ku.


Kini Guntur terlihat mulai lebih mendekati ku dan aku pura- pura tak menghiraukan nya dan mata ku tetap ke arah televisi, tanpa ku sadari aku mulai ikut hanyut dengan film yang aku tonton dan ku rasakan ada benda asing yang menempel di dada ku.


Dan ku lirik ternyata tangan Guntur, saat ku toleh dia hanya tersenyum dan melanjutkan kegiatn nya itu di dada ku.


Saat itu Aku diam saja  merasakan dan dia semakin berani, kemudian di selusuri nya leher ku dengan bibir nya, lalu turun ke bahu ku, kemudian di tarik nya pelan kaos ku sampai kelihatan tali Bh ku.


Saat itu aku tak tahan lagi karena perlakuan nya itu, lalu di sofa aku pun di rebahkan perlahan oleh nya, dan kini dia pun tambah semangat.


tanpa bicara dia mulai menelusuri kulit ku perlahan, tak pernah ku rasakan hal ini sebelum nya, aku seolah melayang ke gelian di buat nya.


Lalu Guntur membuka sendiri kaos nya dan ku lihat dada bidang itu di tumbuhi bulu halus.


Dia bekerja sendiri di tarik nya kaos ku sampai beberapa kancing terlepas dan di angkat nya ke atas hingga sekarang hanya tinggal Bh dan rok ku saja.

tangan nya kini ku rasakan menempel lagi pada susu ku lalu di pelintir nya ujung susu ku dari luar Bh ku dan seketika itu pula ku rasakan mulai mengeras, kini dia mulai menindih ku, lalu aku pun terpejam saat ku rasakan bulu- bulu halus nya mulai menyentuh dada ku.


Kemudian Di tariknya lepas BH ku sehingga susu ku yang besar seolah melompat keluar.


Guntur terkejut saat melihat besar nya susu ku dengan warna kuning langsat dan dengan bulatan kecil coklat tua ke merahan serta putting kecil itu seolah menantang nya.


Kini ku lihat mulut nya pun menuju puting ku, lalu ku rasakan lidah nya menari dengan lincah nya membuat nafsu ku memuncak, karena perlakuan nya itu puting ku pun semakin mengeras.


Dan sesekali ku rasakan gigitan kecil gigi nya menggores puting ku.


Di atas perut ku rasakan ada benda menonjol yang membonggol mendesak hebat.


Bibir ku terasa habis di lumat bibir nya, sampai aku tak bisa bernafas, kini aku mulai berkeringat dan tangan kanan nya mulai menuju ke arah Vag*na ku, lalu di selipkan nya di antara paha ku, saat itu aku gak kuat menahan rangsangan hebat itu lalu ku peluk dia.


dan kini dia pun semakin berani lalu di tarik nya rok ku sampai terlepas.


di tarik dengan perlahan celana dalam ku sambil tersenyum dan dengan sigap di renggangkan nya kaki ku sehingga dia dengan leluasa melihat Vag*na ku yang padat dengan bulu hitam keriting sebagai penghias nya, lalu tangan nya mengocek Vag*na ku yang sudah basah.


Lalu Di masukkan nya jari tengah nya sedangkan ibu jari dan jempol nya membuka jalan dengan meminggirkan rambut kemaluan ku.


Kini Klentit ku serasa kaku, kemudian di jilat dan di sedot nya susu ku sampai aku ke gelian dan kini ku rasakan mulut nya sudah di atas Vag*na ku.

Aku semakin geli saat lidah nya menyapu bersih ruang dalam Vagina ku yang basah sambil tangan kanan nya ikut membantu memainkan.


Via: ”Eeeeeeeh… Guntur… aduuuuuh… sshhh...” aku mengerang ke gelian saat menikmati lidah nya yang sedang menari- nari di dalam lubang Vag*na ku.


tapi dia tidak perduli di teruskan nya mempermainkan klentit ku.


Kini aku sudah tak tahan, lalu aku turun dan berhinsut turun dari sofa lalu dengan berjongkok ku duduk kan Guntur dan aku kaget saat melihat benda menggelantung tegak menghadap ke atas di sela- sela selangkangan nya.


Sementar Dia hanya tersenyum dengan memegang leher pen*s nya dan di gerak- gerakkan dengan tangan nya, lalu ku dekati dan ku pegang.


Alamak....


tangan ku tak cukup melingkar pada pen*s nya dan panjang nya 2 cm di bawah pusar nya.


Aku geli dan takut melihat nya Hitam, mendongak seperti itu, besar nya Ku taksir panjang nya sekitar 17 Cm, sedangkan yang pernah ku rasakan hanya 12 CM yaitu milik suami ku Roni.


Guntur: ”Kenapa kok di lihatin seperti itu?..”


Via: ”Eh… aku heran kok kayak gini ya… cukup nggak ya ini lewat punya ku nanti?...” Jawab ku sambil tetap memegang nya.


saat aku belum selesai melanjutkan ucapan ku di sorongkan nya ujung pen*s nya ke mulut ku, dan ehm…


mulut ku tak muat menampung semua pen*s nya untuk masuk ke dalam, saat ku rasakan itu ternyata nikmat juga karena selama ini aku tak pernah seperti ini.


Kini pen*s nya keluar masuk dan menyembul tenggelem dalam mulut ku tangan nya juga tidak diam saja lalu menggapai semua bagian tubuh ku yang sensitif, karena di perlakukan sedemikian rupa oleh ny aku semakin terangsang dan tak tahan.


Tak lupa pula Bola dua buah yang menempel di pen*s nya pun kini menjadi sasaran lidah ku, ku rasakan ada cairan bening sedikit cukup manis dan terus ku hisap sampai mulut ku tak mampu lagi menahan.


Tiba- tiba terlintas di pikiran ku bahwa Aku akan berbuat seperti yang di film itu.

Dan aku Ingin merasakan air mani Guntur yang segar nanti akan ku habiskan.


Guntur: ”Vi coba kamu ngadep belakang dan pegangi ujung sofa itu” Perintah nya.


Aku tidak menolak, lalu ku lakukan perintah nya dab tiba- tiba ku rasakan pen*s Guntur di pukul- pukulkan pada pant*t ku.


Lalu Di seruduk kan pen*s nya ke lipatan Vag*na ku dari belakang dan ku rasakan sulit sekali.


dia coba lagi dan gagal.


Guntur: ”Aaaaaaah… seret sekali ya milik mu kayak p*r*w*n aja Bi..” ucap nya.


Kini Aku semakin tersanjung karena anak ku sudah 2 tapi Vag*na ku di bilang seret kayak p*r*w*n.


Aku berbalik lalu ku bantu Guntur dengan mengolomohi pen*s nya dengan ludah ku tapi masih juga tidak berhasil menembus Vag*na ku.


Ku lihat Guntur tidak kehilangan akal lalu di ambil nya hand body dan di oleskan pada pen*s nya yang besar dan perlahan masuk pada Vag*na ku yang kecil, ku rasakan agak pedih saat Guntur mencoba dengan keras memasukan pen*s nya.


Via: ”Guntur udah ah… nggak bisa masuk lho ini… terlalu besar sih” pinta ku.


Guntur: ”Sebentar… tahan dulu ya… ini udah nyampai sepertiga lho..” Jawab nya sambil di desak nya Vag*na ku dengan pen*s besar nya dan..


Sreeet… Sreeet… Sreeeeetttttt...


Via: “AaaaaUUUUUU…” Aku menjerit saat aku rasakan pen*s Guntur terasa tembus ke dalam rahim ku, sesaat kemudian kami terdiam untuk beberapa saat agar Vag*na ku bisa rileks kemudian saat sudah beberapa saat menikmati pijatan Vag*na ku pada Pen*s nya lalu di gerak- gerakan pant*t nya dan aku merasa kegielian.


akhir nya banjir juga Vag*na ku dan ku rasakan kenikmatan saat pen*s Guntur maju mundur di dalam Vag*na ku.


Sesekali pant*t ku di tepuk nya untuk menambah semangat ku menggenjot pen*s nya, dan susu ku di biarkan bergelantungan bergerak bebas sementara tangan Guntur sibuk memegang pinggul ku memaju mundurkan pant*t ku.

Saat pen*s nya masuk badan ku terasa tertusuk geli tak karuan.


Sesekali juga Guntur menciumi punggung ku sambil pen*s nya terus bergerak keluar masuk Vag*na ku.


Aku juga berusaha dengan menggerakkan pant*t ku ke kiri dan ke kanan dan pen*s Guntur seakan penuh sesak di dalam Vag*na ku.


Sesaat kemudian tiba- tiba dia pun mengerang kuat, lalu di pegang nya susu ku kuat- kuat dan di keluar masukkan pen*s besar nya tersebut berulang kali sampai aku kelelahan.


Guntur: ”Aaaahhhhhh… Via sayang… aku mau keluar nih… ssshhh…” Erang nya.


Via: ”Sebentar ya……” lalu ku tarik pen*s Guntur keluar dari dalam Vag*na ku dan tak ku sia- siakan, lalu ku masukkan dalam mulut ku sambil ku gerakkan maju mundur dengan tangan ku, dan dia semakin kegelian, dab tak lama kemudian…


Crooot… Crooot.. Crooot...


ku rasakan mulut ku penuh dengan tumpahan air mani Guntur, segar rasa nya.


Lalu Ku bersihkan pen*s Guntur dengan mulut dan lidah ku dari air mani nya, dan di pegang nya kepala ku seakan dia tak mau aku membuang mani nya keluar.


Dan Guntur tergeletak kelelahan dengan keringat yang luar biasa.


Setelah itu aku pun pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri ku dan saat aku selesai membersihkan tubuh ku, ku lihat Guntur masih istirahat dengan telanjang bulat di sana.


Kemudian aku dekati Guntur itu lalu Ku ciumi tubuh nya kini aku suda tidak merasa malu lagi, perlahan dia pun tersenyum dan ku lihat pen*s nya mengecil lemas setelah pertempuran panas di sofa tadi.


Lalu ku pegang, dan ku remas perlahan saat itu aku masih merasa kurang lalu Mulut ku dengan sigap melahap pen*s Guntur yang lemas itu, saat dalam kondisi lemas ter nyata masuk semua bagian pen*s nya ke dalam mulut ku, dab terus ku permainkan seperti dalam film p*rn* yang di putar Guntur tadi.


Tak lama kemudian mulut ku sudah tak muat menampung pen*s Guntur untuk ku kulum karena pen*s Guntur kini sudah terasa menggembung lagi.


Dan Akhir nya ku relakan sebagian batang pen*s Guntur keluar dari dalan mulut ku.


Guntur pun mulai bangun dan aggresif kembali, lalu di usap nya Vag*na ku yang sudah ku cuci dan ku bersihkan tadi dan kinu pun mulai basah kembali oleh ulah tangan nya.

Kini dia pun meminta ku untuk posisi 69 dan dia berbalik dan menciumi Vag*na ku sementara aku menciumi Pen*s nya yang kini terasa tambah mengeras.


Kini Guntur tambah menggil* dan di masukkan nya semua bagian lidah nya ke dalm Vag*na ku dan aku pun menjerit kegelian karna permainan liar lidah nya itu.


Lalu Guntur meminta untuk berpindah posisi dan di taruh tubuh nya di atas karpet dan di angkat nya tubuh ku menindih nya.


Lalu pen*s nya di tutuntun menuju lubang kemaluan ku dan tanpa ampun lagi kemaluan ku di ucek- ucek oleh batang pen*s nya.


Ku rasakan pen*s Guntur tidak masuk semua nya atau memang lubang Vag*na ku yang dangkal aku tak tahu, yang ada dalam benak ku sekarang hanya lah nafsu dan nafsu saja.


Kemudian ku gerakkan naik turun pant*t ku menduduki paha nya sementara Vag*na ku sibuk melahap batang pen*s Gunthr yang kekar dan angkuh itu.


Tangan Guntur sesekali mengucek susu ku dan perlakuan nya itu tak ku hiraukan karena nikmat nya tak seberapa jika di bandingkan dengan batang pen*s nya yang mengisi penuh di dalam Vag*na ku.


Lalu Ku rebahkan tubuh ku karena payah sambil ku lumat bibir Guntur yang terus mengerang itu dan terus ku goyang pant*t ku sesuai irama nafsu ku, Guntur pun demikian.


Aku mulai merasakan liang Vag*na ku semakin longgar karena becek basah dan geli ku memuncak.


Lalu Ku gigit dada Guntur kuat- kuat untuk menahan ke puasan dan bersamaan dengan itu pula ku dengar erangan Guntur yang menyatakan bahwa air mani nya akan tumpah.


Lalu Ku percepat menggoyang pant*t ku karena aku tak mau menyia- nyiakan ke adaan ini aku ingin ke puasan maksimal, Dan…


Via: "Aaaaaaaahhhhhhhhh……"


Seeeeer… Seeeeer… Seeeerr…


Crooot... Crooot... Crooot...


Semprotan air kenikmatan Ku dan aku juga merasakan ada aliran hangat yang menyemprot dinding Vag*na ku dan sampai  terasa penuh.


Saat itu Guntur masih mengerang hebat, lalu aku gigit dada nya sekali lagi sambil ku cakar punggung nya untuk menahan kenikmatan yang tiada tara nya ini.


Kemudian Ku angkat pant*t ku pelan- pelan dan masih ku lihat sisa- sisa ke tegangan di batang pen*s Guntur.


Lalu ku raih batang pen*s itu dan ku bersihkan kembali dengan mulut mungil ku yang serakah tiada habis nya melihat batang pen*s tegang besar dan keras itu.


Guntur pun tersenyum puas selayak nya aku, ciuman mesra nya mendarat di jung bibir ku, dan dia pun tak mau ketinggalan mengusap liang Vag*na ku dengan lidah nya…


aku pun merasa geli di buat nya.

Tak terasa kini hari sudah siang, tan tak lama kemudian aku pun pamit dan aku menjadi keterusan mengikuti acara ibu- ibu itu dengan berganti- ganti pasangan yang hebat.


Sedangkan hubungan ku dengan suami tetap tidak terganggu karena suami ku tidak pernah minta yang aneh- aneh.


jadi asal aku terlentang dia masuk, kocek- kocek sebentar selesai.


Sementara untuk memenuhi kepuasan ku aku dapatkan dari yang lain besama komunitas gil* ku.


favorite
0 喜歡
率先喜歡這期作品!
swap_vert

X
開啟推送通知以獲得 Penana 上的最新動態! Close