"dokter, pasien ruang rawat 3 krisis"
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMLjeFbbjKf
"Oke, bagaimana keadaannya"
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDfDiOtjlD3
Suasana tegang menghiasi salah satu kamar pasien. Terlihat seorang remaja yang terbaring di sana dengan keadaan sulit bernafas.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTIzgbtB4Bx
Laki-laki tinggi berjas putih itu segera menanganinya, setelah beberapa saat di tangani oleh sang dokter, pasien dengan nama Arya itu akhirnya kembali tenang.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVuPPQyFnZK
"Arya, bagaimana perasaan mu sekarang?" Tanya sang dokter
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡixojyMs9Lr
"Baik, dok. Sudah lebih baik" jawab Arya
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpifnEfOJnN
Setelah memastikan semuanya baik-baik saja, dokter tersebut barulah keluar dari ruang rawat Arya dan kembali pada pekerjaannya yg lain.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMQdT7hFktk
Namanya Ryandra Reyasa Maharga, laki-laki 25 tahun yg sudah menjabat sebagai dokter. Dokter muda nan tampan yg banyak di kagumi baik dalam rumah sakit maupun di luar rumah sakit, tapi sampai sekarang belum juga menambatkan hati pada siapapun. Bahkan pada dokter Aura yang katanya paling cantik di divisinya.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ58kAQySjO2
"Kak Ryan!" Sapa gadis kecil 13 tahun yg tengah duduk di depan rumah sakit sambil melambaikan tangannya ke atas pada Reyasa.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBRF6qSC6kh
"Aulia..."
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ50G8oJLfWC
Namanya Aulia, adik angkat satu-satunya Reyasa.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKg4YE8S8AM
"Kenapa tidak masuk?"
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzrnGlmqB5U
"Kakak tau, aku sangat tidak suka aroma rumah sakit"
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAkIGwEHHrG
"Aromanya tidak seburuk itu"
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaWBjFoMege
"Bagiku sangat buruk"
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm9J9QwRoAD
"Baiklah... Jadi kenapa kau kemari?"
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUH8CGC7kDY
"Ini ibu menyuruhku membawa makanan untukmu" ucapnya sambil memberikan kotak bekal yg di bawanya tadi.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY8sfEBZoEw
"Jangan lupa di makan sampai habis ya, kakak!" Tambahnya lagi sambil menaik-turunkan alisnya, bercanda pada sang kakak
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPpq7G5tZOE
Mereka tau betul bagaimana rasa masakan sang ibu. Jika tidak asin maka itu bukan masakan sang ibu.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZZVGqyXCWa
"Iya... Iya, akan aku habiskan"
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFfivhtKtzO
"Good" Aulia mengacungkan jempolnya
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJtwxVW30HY
"Yaudah, kau mau pulang sekarang?" Tanya Reyasa dan diangguki oleh adiknya itu.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7LISoaJPkf
"Perlu kakak antar?"
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjNFzHdBcMX
"Tidak perlu, jarak ke sanggar juga gak jauh-jauh banget"
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjbvVLpE0TA
Walau masih kecil, Aulia sudah di sekolahkan di sekolah besar dan di masukkan ke banyak tempat les, katanya bagus untuk melatihnya dari kecil, dan itu semua pun dari kemauan Aulia sendiri.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuxNZyBdIcT
Dari kecil mereka di ajarkan untuk memutuskan jalan mereka sendiri, sisanya akan di bantu oleh ayah dan ibunya. Begitulah mereka menjadi orang besar yg mandiri nantinya.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNn6h4zFV5U
"Yaudah aku jalan sekarang, bye bye.."
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWTtCOYgntm
Setelah melihat sang adik pergi barulah Reyasa masuk kembali ke dalam rumah sakit.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3T5VWDRbOt
***
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC3W1HxYXA1
"Bahkan langit sekarang sedang merasakan kesedihanku, Sky" ucap gadis berambut hazel dengan panjang sepinggang itu pada peliharaan kecil di sampingnya, seekor anak anjing berbulu putih yg bernama Sky.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNjQtA9n1R5
"Sky, apa kau lapar?" Tanya nya pada Sky sekali lagi.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrlE8Q5jsxw
"Aku lapar, tapi hujan membuatku tidak mood. Dewi air pasti sengaja menurunkan hujan untuk membuat ku kesal sekarang"
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDuzqDhlwV5
Hujan sedang deras-derasnya mengguyur kota, dan gadis itu hanya bisa mengeluh.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb8SXniIz5E
Lucine Quila Adelia, begitulah dewi Quila di panggil sekarang. Dengan tubuh manusia nya sekarang dia tidak bisa melakukan apapun.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlMAQajH3r6
Tidak bisa dengan gampangnya menghentikan hujan atau mendatangkan angin seperti saat di alam langit.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNwrtgQtaTG
"Apa yang kau lihat?" Tanya Quila pada Sky yang terus menatapnya tanpa menggonggong.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7cPTTQ0bUn
"Iya, sekarang aku tidak bisa berbuat apa-apa! Ejek saja sepuas yang kau mau Sky!"
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUkNUB5WFKe
Walau mati dan terlahir kembali berapa kali pun, Quila tidak ingin ingatannya di hapus. Ia pikir ini sama dengan hukuman yang pantas di dapatkannya karena hancurnya dua alam, serta hukuman atas kematian Reyasa.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKJReBOIZXW
"Tuan Reyasa, seharusnya kau melihat ini, dewi air membuatku kesal lagi" gumam Quila menatap butiran hujan yg berjatuhan di luar.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSTpyC5lqmN
"Seandainya kau ada di sini, maka kau pasti akan menghibur ku dengan guyonan mu yg tidak lucu itu" tambahnya lagi.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyinaEsaJpe
"Ini tidak seberapa, seharusnya hukumanku lebih besar lagi" Quila memejamkan matanya karena merasa sakit di dadanya akibat mengingat kejadian-kejadian di masa lalu.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQxF2port5w
'Criiingg' suara bell di depan toko berbunyi
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ50hpAtr4sX
"Selamat datang" ucapnya pada sang pelanggan
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0dIpEqpVud
Quila membuka sebuah toko kelontong kecil yg di kelolanya sendiri. Toko di di kota besar yg jarang di tau orang.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjfpOfC8iKk
Pukul 9 malam, Quila sedang membersihkan tokonya dan bersiap-siap untuk menutupnya.
Tapi, sebelum itu terjadi...
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdPaIEznvBu
"Tunggu sebentar!" Ucap seseorang saat Quila akan menutup tokonya
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3rhbvKPKHC
"Sebentar saja, tolong buka tokonya" ucap laki-laki itu lagi.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOwTcoTOp0b
'Tak!' Quila menjatuhkan kuncinya
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXQN2s2MIJN
Matanya menatap laki-laki di depannya tanpa berkata apa-apa. Ia refleks menutup mulutnya dengan sebelah tangannya, dan air matanya sudah luruh membasahi pipinya.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡski2Ghg9sS
Laki-laki di depannya sangat mirip dengan Reyasa-nya.
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLSKqdDv2Cz
"Tuan Reyasa" ucapnya pelan
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIiVOLSCbR0
"Kenapa kau menangis?"
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGhfgfs8nJf
"Quila..." — Reyasa
314Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwXVsMX7HkN
—Bersambung—
ns18.117.132.49da2
