Tercabar ego jantanku.
Disini, saat aku ingin mengakhiri round yang entah ke berapa dengan rentakku sendiri dalam usahaku untuk memuntahkan air jantanku, aku memandang tajam padanya.
"Kenapa? Nak keras lagi? Nak sedap lagi?” Aku mencekup dagunya.
1605Please respect copyright.PENANAcHa8ioUG8v
Tone suaraku berubah keras. Nafsu ganasku menerpa.
Dapat ku saksikan matanya berubah menjadi takut.
1605Please respect copyright.PENANA8sbmx2g0MN
“Nak sedap lagi?”
1605Please respect copyright.PENANAGCEyF5D3Jp
Kali ini aku hempap badannya terutama kelangkangnya dengan lebih berat dan kasar. Ku lunyai- lunyai dan tenyeh- tenyehkan pelvisku dengan kasar, seakan- akan mengosok keras pada kelangkangnya. Aku benar- benar menggunakan berat badanku untuk menekan seluruh badannya.
1605Please respect copyright.PENANAFcVKaRQ4Rc
“Macam ni? Ha? Macam ni?!” aku menampar pipi dan dagunya.
1605Please respect copyright.PENANAEC9yxZ0lGQ
“Keras macam ni?!” ujarku keras sambil memberi tamparan yang lebih kuat lagi pada dagu dan pipinya.
1605Please respect copyright.PENANAEDDjfJIyKr
Matanya memandang sayu padaku meminta simpati. Meminta aku untuk berhenti. Terputus- putus nafasnya menahan rasa takut yang menerpa.
1605Please respect copyright.PENANAen0EG0BHhf
“Mmm~~ Abang~~” rintihnya ketakutan namun jepitannya mula merancak, berdenyut- denyut menjerut batangku semula.
“Na takut? Seram kat abang?!” aku memandang tajam padanya.
Nafsu ganasku menaik ke gear tinggi. Matanya merenung sayu, mengangguk kepala mengiyakan soalanku.
Aku tersenyum.
Bibirku melekap di bibirnya semula. Meneroka mulutnya, lelangitnya. Menghisap lidahnya, mencuri nafasnya.
1605Please respect copyright.PENANAVArQXd5xEE
“Keras macam ni? Keras macam ni yang Na suka?” ujarku keras memacu sedapku dan sedapnya.
“Mm… ~~” jawabnya penuh getaran.
“Na suka? Suka? Suka?” ujarku memacu pancutku sendiri.
1605Please respect copyright.PENANATyckEs0qDH
Berdenyut- denyut, mengembang menguncup mulut batangku.
Jerut elektrik sedap mula mengembang, mula membuai kantung telurku, saraf batangku.
Erangan, desahan dan mata Nina yang sayu juga memacu aku, seperti menagih aku untuk menamatkan permainan ini. Memberi zat- zat sedap dalam farajnya. Membuntingkannya.
1605Please respect copyright.PENANARqZWZWxjkt
Ah…
Tunggu…
Ah…~~
Kejap…
Ah… Kejap…~~
Sikit lagi…
1605Please respect copyright.PENANAyS4GDE0ngl
Dan...
1605Please respect copyright.PENANA8GIeZ75Qef
Saat getaran sedap pada pangkal batangku mula menzahirkan nikmatku dan mendesak pancutku, aku menghenjut keras.
1605Please respect copyright.PENANAmUFm9z8ux3
“Na!~~Na!~~” suara kerasku memacu namanya.
1605Please respect copyright.PENANAs93NflhVM6
"NAAAAA!"
1605Please respect copyright.PENANAKMUP8kNFsW
Dan dengan laungan yang terakhir itu aku akhirnya menyerah kalah...
1605Please respect copyright.PENANAPazjUhsI85
Terkerut- kerut kantung telurku.
1605Please respect copyright.PENANA8x6L2K0hdw
Berdenyut- denyut dan berlumba- lumba air pekatku memancut, memercik keluar menghala pintu rahimnya.
Aku tekan batangku sehingga ke pintu rahimnya. Air maniku pekat membuak- membuak melanggar- langgar basah pintu nikmatnya.
Didalam aku memancut, Nina juga turut mengerang keras, jepitan orgasmnya mengurut- urut batangku. Membuntingkannya.
Mungkin.
1605Please respect copyright.PENANAACJpLQYzS8
Oh ya, lupa pula.
1605Please respect copyright.PENANA2yKws3Z65n
Aku Mokhtar.
ns 108.162.216.224da2