Suara erangan Renata memenuhi kamar hotel kami, penisku yang berdiri tegak berulang kali keluar masuk dalam vaginanya yang becek dan lembut. Sambil meremas kedua payudara, dan mencumbu bibirnya yang kecil dan sexy kumaju mundurkan pinggulku untuk memuaskannya.
"Ahhh! Sayangg! Ahh! Hari ini kau bersemangat sekali ahhh! Kalau kau terus mengenjotku seperti itu ... anak kita bisa bangun," ucap Renata.
Aku tak bisa menurunkan etensitasku, kupercepat genjotanku hingga mencapai orgasme hebat. Renata memekik, pejuku menyembur kuat memenuhi vaginanya yang berair, sebuah ciuman mengakhiri persetubuhan kami malam itu.
"Maaf sayang, aku lagi horni berat ini," kataku seraya tidur di samping istriku yang cantik itu.
"Gak papa Sayang. Oh! Kayaknya anak kita bangun deh ... maaf ya Sayang aku nyusuin dia dulu," ucap Renata setelah mendegar suara tangisan anakku dari tempat tidurnya.
Aku menyandarkan kedua tanganku di belakang kepala, menatap Renata yang berjalan telanjang meninggalkan kasur sambil membayangkan Sasha. Postur istriku dan Sasha itu sama, hingga aku bisa berfantasi membayangkan Sasha telanjang dengan kulit coklat manisnya melalui istriku.
"Apa yang kupikirkan," batinku seraya meraih layar iphone-ku untuk mengecek panggilan kerja, dan chat teman-temanku.
Saat aku tengah mengscroll layar aku tak sengaja melihat nomor Sasha yang aku simpan, profilnya benar-benar berbeda dengan penampilannya saat memandu kami. Ia berfoto selfie dengan rambut hitam panjang dengan sebuah poni yang menutup jidatnya, kelopak matanya lentik,dan ia tersenyum menghadap kamera dengan manis.
"Sasha..."
Iseng aku coba menghubungi dia untuk menanyakan kabarnya, chatku langsung direspon olehnya dengan bahasa ingris yang seperti translate google. Malam itu, setelah bersetubuh dengan istriku aku dan Sasha saling berbalas pesan, dan membuat janji untuk bertemu keesokan harinya.
"Sayang. Apa kau sibuk?"
Istriku kembali menyadarkanku dari chat menyenangkan dengan Sasha, saat istriku itu memanggil Sasha mengirimkanku sebuah pap dirinya yang memakai pakaian belly dance khas timur tengah. Rupanya saat malam, Sasha punya pekerjaan sambilan sebagai seorang penari erotis di sebuah club elit di Kairo.
"Gak Sayang. Ada apa?"
"Ini bisa kamu jaga anak kita dulu gak? Aku mau bikin susu, dan ngambil popoknya."
"Hah! Oke sayang! Otw!"
Aku pun mengantikan istriku merawat anakku, menjadi orangtua memang melelahkan alhasil kami berdua tak tidur malam itu sampai anak kami tertidur.
*****
Aku berjalan sendirian menuju café tempat Sahsa menungguku, saat aku tiba Sasha tengah memakan sebuah parfait yang ia pesan dengan gelas jumbo. Aku mengampirinya, dan duduk di depannya setelah menyapanya, lalu menunggunya selesai menyelesaikan makanannya.
"Istrimu gak nyariin kamu Tuan?" tanya Sasha sambil menelan sendok demi sendok parfait yang ia pesan.
"Istriku ada urusan lain, aku bikin alasan kalau ada klien yang tiba-tiba minta ketemuan. Untuk sementara aman-aman aja," jawabku merasa sedikit bersalah pada istriku.
"Wah aku gak nyangka kamu pria yang Nakal Tuan, oh ya mau parfait gak?"
Aku membuka mulutku, Sahsa menyuapiku seperti pasangan kekasih yang kasmaran. Es itu terasa dingin di mulutku, Sasha hanya tersenyum melihat ekspresiku yang lucu.
"Sudah berapa lama kau bekerja sebagai penari erotis Sasha?"
"Emm mungkin sekitar 4 tahunan, Tuan. Aku butuh banyak uang untuk membesarkan anak-anakku yang masih kecil. Kau tahu aku punya dua anak dengan cita-cita yang besar, Tuan."
"Eh, kau punya anak? Bagaimana dengan suamimu?"
"Kami sudah cerai, dan sekarang aku seorang single parent. Yah sudah lama sejak aku dan dia bercerai ... kalau kau Tuan? Apa istrimu itu tak akan membunuhmu kalau kau ketahuan datang kemari menemuiku."
Aku tersenyum simpul, "Tenang saja, Sasha. Istriku itu begitu percaya padaku, lagipula gak cuma kali ini aku bermain api di belakangnya. Dan gak pernah ketahuan ampe sekarang."
"Kasian istrimu, Hahaha!"
Sahsa tertawa terbahak-bahak, kami menghabiskan parfait yang Sasha pesan lalu pergi dari café itu menaiki mobilnya. Sahsa membawaku keliling kota Kairo, memberiku tur gratis sampai akhirnya berakhir chek in di sebuah hotel di pinggiran kota.
"Aku tak tahu apa ini akan cukup Sahsa, tapi aku hanya membawa beberapa ratus pound. Kalau kau kurang aku bisa mentranfer sisanya nanti," kataku mengikuti Sasha yang membimbingku menuju kamar hotel.
Sahsa mengelengkan kepala, "Ckckckc! Gak usah dipikirkan Tuan. Sebenarnya, ini pertama kalinya juga aku mengajak pria lain setelah cerai dari suamiku."
Aku terperanjat kaget, "Hah!? Maksudmu? Bukannya kau itu Pela—"
Sahsa menahan mulutku dengan tangannya, dan terlihat marah sebelum aku menyelesaikan ucapanku.
"Jangan salah paham Tuan, aku bukan pelacur. Hanya saja ... mungkin aku ... aku tertarik padamu sejak pertama melihatmu. Caramu memperhatikanku seperti binatang buas itu, membuatku panas Tuan," bisik Sasha di telingaku yang membuat telingaku panas.
"Sasha!"
Kuremas kedua bongkahan pantatnya dari balik miniskirtnya, wajah Sasha langsung memerah. Tangannya berusaha menyingkirkan tanganku, dan menariknya masuk ke dalam kamar hotem yang kecil dan remang-remang.
"Tuan...."
Kami berdua langsung berciuaman, bibir tebal Sahsa terasa seperti madu hingga aku betah berlama-lama melumat bibirnya. Tangan kami saling menelanjangi, kusingkap bh berenda yang ia kenakan, dan kucubit putingnya yang coklat tua itu.
"Ahhh! Tuan!"
Sasha mendesah pelan, bibirku turun melalui lehernya, mencupangi lehernya yang jendang dan berhenti di payudaranya yang coklat bersih dengan putting coklat tua khas wanita timur tengah.
"Kau punya payudara yang indah Sahsa! Sayang sekali kalau tak dinikmati," pujiku lalu mulai mengkokop payudara Sasha.
Iya menjerit pelan, kujatuhkan tubuhnya di atas kasur kecil di belakangnya, dan mulai mencumbuinya dengan liar. Kusingkap bhnya hingga kedua buah dada yang kenyal itu terbebas, kuremas, cubit, dan kuhisap kuat-kuat payudara itu hingga membuat Sasha mendesah kenikmatan.
Setelah pemanasan singkat, itu kukeluarkan penisku yang tegang dan meminta Sasha memberiku blowjob spesial yang pernah ia lakukan dulu. Aku memejamkan mata menikmati lihainya permainan lidah Sasha di penisku yang tegang, lidahnya seperti ular meliuk-liuk di antara batang penisku dan menyentuh titik sensitifnya hingga membuatku keluar hanya dalam permainan lidahnya saja.
"Ahhh! Sashaa!"
Pejuku menyembur ke wajahnya, sisany mengalir membasahi payudara coklatnya. Sahsa tersenyum nakal, penisku yang akan melunak itu ia himpit dengan kedua payudaranya dan ia kocok sambil kepala jamurnya ia jilati.
"Ahhh! Sasha! Ahhh!"
Penisku kembali tegang, setelah penisku keras, Sasha mengambil posisi menungging, dan memintaku menyodoknya dari belakang dengan kasar. Tertantang dengan itu, kumasukkan penisku dalam vaginanya, dan mulai menggoyangnya dengan kasar hingga ranjang kami bergoyang.
"Ahhh! Ahhh! Keras sekali ahhh! Tuann! Penismu nikmat sekali! Ahhh!"
Plakk! Plakk!
Kutampar pantat bulat Sasha dengan gemas, saat kutampar vaginanya semakin kuat meremas penisku dari dalam. Kenikmatan itu berlangsung singkat, sampai aku mencapai orgasme, dan menyemburkan pejuku ke dalam vaginanya.
"Ahhh! Sasha! Ahhh! Aku keluaarrr!"
Cepat aku cabut penisku, namun hanya setengah peju saja yang berhasil aku keluarkan di pantat Sasha yang bulat itu. Aku ngos-ngosan sambil memandang pantat indah itu.
"Masih sanggup lagi, Tuan? Aku belum orgams padahal," kata Sasha, meledekku.
Segera kuputar tubuhnya, dan kembali menusukkan penisku yang belum beristirahat itu ke vaginanya dalam posisi missionary. Dari atas aku bisa melihat payudara Sasha bergoyang-goyang mengikuti gerakan pinggulku.
"Ahhh! Tuuann! Ahhh! Aku mauuu! Ahhh!"
"Ahhh! Sashhaaa!"
Sahsa akhirnya orgams, disusul aku yang kembali menyemburkan benihku ke dalam rahimnya. Namun hal itu tak cukup untuk Sahsa, wanita ini memiliki libido yang besar hingga aku harus berusaha keras untuk memuaskannya di atas ranjang sampai matahari terbenam.
"Ahhh!"
Aku tertidur dengan wajah pucat, rasanya seluruh pejuku sudah diperas habis oleh Sasha hari ini. Kuminum suplemen yang diseiakan hotel ini untuk mengembalikan staminaku, setelah memberi Sasha kecupan selamat tinggil ... aku meninggalkannya sendiri yang tertidur pulas di atas kasur untuk kembali ke keluarga kecilku.
1518Please respect copyright.PENANAcwG3cZiSvG
1518Please respect copyright.PENANA23x1BsOTIU
1518Please respect copyright.PENANAQju10P10vM
1518Please respect copyright.PENANAMocif6kd0D
1518Please respect copyright.PENANAK8GMDAJd6p
1518Please respect copyright.PENANAf8e9VgMQII
1518Please respect copyright.PENANAVYpDFiz7Su
1518Please respect copyright.PENANACFo7qLFzni
1518Please respect copyright.PENANAWCPdBs96cA
1518Please respect copyright.PENANAaQmPACKTgv
1518Please respect copyright.PENANAESFVof5kzt
1518Please respect copyright.PENANAi9xYsLj6ic
1518Please respect copyright.PENANAwwRP8oYxnk
1518Please respect copyright.PENANAHLMBysXMrC
1518Please respect copyright.PENANAP3I25uQTax
1518Please respect copyright.PENANA9JJNrfsXar
1518Please respect copyright.PENANA77ftajKxYc
1518Please respect copyright.PENANAp3kjWbPk95
1518Please respect copyright.PENANAzaEO2FO1By
1518Please respect copyright.PENANAGm21jh2n71
1518Please respect copyright.PENANA7ZXP4bQhvA
1518Please respect copyright.PENANAMb37p1rf38
1518Please respect copyright.PENANAw7KDuNyLet
1518Please respect copyright.PENANAhTXYf4Cmuf
1518Please respect copyright.PENANAahykNgwU8Y
1518Please respect copyright.PENANAToYnolubqX
1518Please respect copyright.PENANAZXSJvXyQD2
1518Please respect copyright.PENANAevVkxrojsE
1518Please respect copyright.PENANAct5cRFNOSL
1518Please respect copyright.PENANAZhB5MTYCxy
1518Please respect copyright.PENANAZc5mrxZHef
1518Please respect copyright.PENANAkJTFdrBg98
1518Please respect copyright.PENANATrgiboRpmc
1518Please respect copyright.PENANAMCd50SuRxl
1518Please respect copyright.PENANAXVokIGfDdT
1518Please respect copyright.PENANAKSbjn9IPsF
1518Please respect copyright.PENANAimu1R9VKPX
1518Please respect copyright.PENANA70JnMMc5Rq
1518Please respect copyright.PENANAoEIpqsy5vk
1518Please respect copyright.PENANAscmIbOQeGP
1518Please respect copyright.PENANABKA8ABEOik
1518Please respect copyright.PENANApOO3iBzDgw
1518Please respect copyright.PENANA0y9CltU16Y
1518Please respect copyright.PENANA1OyOXfw71G
1518Please respect copyright.PENANAZBEs56Vug7
1518Please respect copyright.PENANAxCPQl5L55c
1518Please respect copyright.PENANAqee60mWZRn
1518Please respect copyright.PENANA8bpdfC0rTi
1518Please respect copyright.PENANAFoxDR163Zy
1518Please respect copyright.PENANAnvGbbh3jPM
1518Please respect copyright.PENANA65Rn6qgi4o
1518Please respect copyright.PENANA75Bk6oo1Up
1518Please respect copyright.PENANAVbjwMVYeVl
1518Please respect copyright.PENANAeMRQkGztnh
1518Please respect copyright.PENANAOUgJNEjx6z
1518Please respect copyright.PENANAFb2tpfpcRM
1518Please respect copyright.PENANAg9yd2qeHtq
1518Please respect copyright.PENANAmXVBNqlKMv
1518Please respect copyright.PENANAEjoAnBrLB4
Tamat.
ns18.220.238.233da2