Hari itu pada awal musim semi, di pegunungan sangatlah dingin.
Xiao Zhan merasakan dinginnya merangkak kedalam tulangnya ketika dia keluar dari mobil. Setelah beberapa saat diluar, angin musim dinginpun menyapu seluruh tubuhnya.
Dia membungkus dirinya dengan mantel wolnya, dan terus berjalan dengan sedikit cepat menuju kastil tua megah yang satu-satunya berada disitu.
Dari kejauhan dia merasakan sesuatu yang sedang mengawasinya ketika dia berjalan, jadi dia berhenti sesaat untuk melihat sekelilingnya. Salju turun sejak beberapa hari yang lalu, pohon-pohonpun telah tertutupi oleh salju.
Lingkungan sekitar memberikan pemandangan putih yang menenangkan. Walaupun terlalu sunyi sehingga satu-satunya hal yang bisa dia dengar adalah deru napafnya sendiri. Salju putih di sekitarnya membuat ubin kastil semakin tak terlihat.
Sebaliknya, di dalam kastil tersebut, lebih tepatnya pada sebuah jendela besar, sepasang mata terpaku memandang Xiao Zhan di tengah hamparan salju.
"Orang seperti apa yang tinggal di tempat aneh seperti ini?" pikir Xiao Zhan saat pertama kali datang ketempat itu.
Mengabaikan perasaan aneh itu, Xiao Zhan melanjutkan jalannya dan mengeluarkan sebuah kartu nama dari sakunya. Hanya sebuah kartu berwarna hitam dan putih, tidak ada hiasan ataupun warna lainnya. Di tengah-tengah kartu terdapat bahasa Inggris yang di tulis dengan tulisan tangan.
Kartu berwarna hitam putih itu memantulkan bayangan keras yang dibiaskan oleh matanya yang gelap gulita. Agak tak terduga jika dia bisa mendapatkan kartu nama ini dari Liu Haikuan.
***
Linguist Kriptologis, Ahli logika, Psikolog, Penasihat khusus FBI dan CIA, dan banyak julukan lainnya. Tapi yang begitu menarik menurut Xiao Zhan adalah kata-kata "The Man of Letters."
Sarjana? Atau Bystender Code?
Tapi Baginya, itu bukanlah sebuah profil yang singkat melainkan bentuk dari sebuah kesombongan.
Tak terasa ia pun telah sampai, Xiao Zhan menaiki tangga batu menuju pintu depan, setelah sampai, diapun langsung menekan bel pintu.
Tak membutuhkan waktu lama, pelayan pun datang dari balik pintu "Mr. Xiao, harap tunggu sebentar, saya akan memanggil Tuan Wang. Sembari menunggu anda bisa menyesuaikan diri anda terlebih dahulu."
Xiao Zhan mengangguk "Terima kasih!."
Kemudian pelayan itu pergi meninggalkannya. Xiao Zhan mengerutkan keningnya ketika dia pikir kalimat terakhir yang dikatakan pelayan tadi, terdengar sama seperti apa yang dikatakan oleh Haikuan.
Seperti yang dia harapkan, dia melihat kata-kata itu di sisi kanan pintu masuk, dengan papan berwarna hitam dan tulisan berwarna putih sama persis dengan warna yang ada di kartu nama - "Anda bisa menyesuaikan diri terlebih dahulu! Suhu di dalam cukup hangat."
Dia mengabaikan rak topi dan gantungan mantel yang ada di dekat pintu, cukup hanya melonggarkan syalnya, tetapi tidak untuk melepas apapun.
***
Tidak seperti di luar, di dalam begitu hangat dan bersih dengan desain arsitektur Renaissance yang terlihat begitu mengagumkan.
Cahaya yang dipantulkan oleh salju dari luar membuat ruangan itu begitu terang. Tidak terlalu menyilaukan, karena cahayanya sangat lembut.
Xiao Zhan menunggu di dekat pintu masuk untuk waktu yang cukup lama, tetapi tidak ada tanda-tanda jika sang pelayan akan kembali. Memegang amplop di tangannya dengan kuat, dan berjalan kembali menuju tangga batu serta meninggalkan amplop di atas meja dekat koridor dan bergegas pergi.
Ketika dia hendak berbalik, dia melihat cahaya terang di ujung koridor dari sudut matanya. Dia tertegun cukup lama, kemudian pergi berjalan menuju asal cahaya tanpa sadar. Di ujung koridor itu benar-benar seperti dunia baru. Lampu warna-warni seperti air terjun jatuh dari langit-langit kastil. Rotunda yang luas dengan langit-langit beratap tinggi penuh dengan rak buku kayu. Dari atas ke bawah ada puluhan ribu buku. Tinggi dan rendah, dengan warna yang berbeda-beda, buku-buku itu terlihat seperti permen warna-warni yang menunggu orang lain untuk mencicipinya.
Ada dua tangga spiral di kedua sisi rak yang menjulang tinggi hingga ke atap, untuk mengambil buku, dari bawah ke atas terdapat koridor mini yang berbentuk lingkaran sebagai pijakan. Dia belum pernah melihat perpustakaan pribadi sebesar dan sekeren ini. Tampak terlihat jika buku-buku itu mengeluarkan aura yang anggun.
***
Xiao Zhan tidak bisa untuk tidak menahan diri dari rasa kagum dan memujanya, ketika dia berdiri tepat di tengah-tengah istana pengetahuan. Dia mengambil napas dalam-dalam dan membuangnya dengan pelan, menatap sekeliling dan kemudian matanya menangkap sebuah piano besar berwarna putih di samping jendela perpustakaan.
Bukankah aneh jika piano di letakan didalam sebuah perpustakaan... Setelah berpikir lama, dia mengambil beberapa langkah untuk mendekat, dan betapa terkejutnya dia saat menyadari jika ada seorang pria muda di belakang piano itu.
Dia berusia sekitar 24 tahun, berkulit putih dengan wajah bak orang yunani yang terpahat sempurna. Dengan wajahnya yang tampan, dia seperti baru saja keluar dari lukisan minyak klasik. Dia memiliki alis tebal dan mata coklat tua di bawah bulu matanya yang panjang.
Ketika dia mendekat, dia terkejut mengetahui bahwa lelaki itu tidaklah duduk di bangku piano, melaikan duduk di sebuah kursi roda. Dia memiliki postur tubuh yang tinggi, mengenakan sweter yang di padukan dengan celana panjang kain, dia terlihat sangat nyaman ketika menulis sesuatu di lembaran musik.
Dia menulis? Xiao Zhan merasa kasihan padanya, betapa malangnya pemuda tampan ini... Tampaknya dia sangat tenggelam dalam pikiran inspirasinya, jadi tidak menyadari jika ada orang lain di sana. Dia berhenti menulis lalu mengulurkan tangannya ke arah buku di dekat piano.
Melihat dia mengalami kesulitan dalam meraih buku itu, Xiao Zhan bergegas mendekat dan ingin membantunya mendorong kursi rodanya ke depan tanpa sadar, tetapi pada saat dia meletakkan tangannya di pegangan kursi roda dia menyadari bahwa itu sangatlah tidak sopan.
Jadi dia hanya menarik kembali tangannya seperti semula, malu dengan tindakannya yang tiba-tiba.
***
Lelaki itu melihatnya menarik kembali tangannya. Pandangannya, tajam dan menusuk, terpaku padanya seperti menenelisik sesuatu. Xiao Zhan merasa tidak nyaman ketika dia mendapati dirinya sedang di tatap.
Xiao Zhan "Hallo, apakah Tuan Wang Yibo ada di sini?" Setelah bertanya dia menyadari jika dia tidak menggunakan bahasa Inggris, ketika dia akan bertanya lagi dalam bahasa Inggris, orang itu memotongnya "Ya, ini aku." Xiao Zhan tercengang.
Dia pikir Wang Yibo adalah seorang lelaki tua bungkuk dengan lampu minyak tanah berkeliaran di sebuah kastil berhantu.
Dari rumor yang dia dengar, dia aneh dan tidak punya teman, jadi dia hidup sendirian di tempat terpencil. Dia bahkan berpikir jika pria muda ini adalah anak dari Tuan Wang Yibo.
ns18.116.27.229da2