"Balikin kunciran gue, Bum!" Teriak perempuan dengan badge name 'Rana Arunika' itu yang sedang mengejar manusia yang ia anggap paling rese dalam hidupnya.
Tadi, ketika Rana tengah asik berjalan di koridor menuju ke kelasnya, tiba-tiba saja rambutnya sudah terurai, Rana tahu ini pasti ulah teman sekelasnya, siapa lagi kalau bukan Arleon Bumantara atau yang kerap disapa Leon, Rana sendiri lebih suka memanggilnya Buman.524Please respect copyright.PENANAcfeOqWdSWd
524Please respect copyright.PENANAzlHyfCbjOj
Buman tahu-tahu sudah berdiri di hadapan Rana sambil memutar-mutar kunciran yang ada ditangannya dan memasang wajah tanpa dosa lalu kabur begitu saja ketika Rana ingin merebut kuncirannya. Yang pada akhirnya membuat mereka kejar-kejaran dan menjadi pusat perhatian siswa-siswi yang kebetulan sudah datang pagi ini.
"Nih ambil." Buman mengulurkan tangannya sambil tersenyum jahil kepada Rana.
Mereka sudah berhenti berlari karena telah sampai di depan kelas mereka. Yaitu, XII Pemasaran. Dan ternyata kelasnya baru diisi oleh beberapa orang.
"Sini mana," Rana sudah bersiap untuk merebut kunciran itu tapi Buman malah menjauhkannya kembali. Berulang kali seperti itu. Sampai akhirnya Rana pasrah dan merengek pada Buman agar cowok itu mau mengembalikan kuncirannya.
"Buman, sini ah elah balikin plis," Rana sebenarnya ogah harus memohon seperti ini, apalagi sama Buman. Cih.
"Nih, dasar bocah." Buman mengembalikan kuncirannya kepada Rana lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam kelas.
"Gue tau gue pendek tapi nggak perlu ngatain bocah juga kali." Rana mendelik kesal. Ketika ia sudah sampai di tempat duduknya, ia langsung melempar tasnya ke kursi.
Yang kayak gitu disukain sama hampir semua populasi cewek di kelas? HAH. Yang bener aja!
"Yeh bodo. Suka-suka gue lah mau ngomong apa juga." Buman berucap seperti itu dengan datar. Rana memutuskan untuk mengabaikan perkataan Buman dan memilih mengeluarkan buku catatan biru dari dalam tasnya. Kemudian menuliskan,
Kenapa Tuan itu selalu mengganggu ku, semesta? Aku malas tiap kali harus berdebat dengannya. capek. Tapi anehnya, kalau ada satu hari tanpa gangguan darinya, terasa seperti ada yang kurang. Hari ku malah jadi kelabu. Hambar. 524Please respect copyright.PENANAHCy1hK8XNS
524Please respect copyright.PENANAzv8VnqmqbK
Tidak mungkin aku menyukainya, kan?524Please respect copyright.PENANAWOzYFOYSOx
524Please respect copyright.PENANAeTx0ahIhHi
-rana
Rana menghela napas, menutup buku catatannya lalu ia masukkan kembali ke dalam tas. Suara bel sudah terdengar lima menit yang lalu, kini teman-temannya sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing sembari menunggu guru mata pelajaran pertama tiba. 524Please respect copyright.PENANAwebUOFK7Ee
524Please respect copyright.PENANAnDAdAsjtQM
tak lama kemudian pintu kelas terbuka dan menampakkan sosok yang sudah mereka tunggu-tunggu kehadirannya.
"Assalamualaikum, selamat pagi, anak-anak."
Semoga hari ini bisa berjalan dengan baik. Semangat, Rana!
ns3.148.233.130da2