"dokter, pasien ruang rawat 3 krisis"
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPaEpIStpMR
"Oke, bagaimana keadaannya"
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNEn6uJdkUP
Suasana tegang menghiasi salah satu kamar pasien. Terlihat seorang remaja yang terbaring di sana dengan keadaan sulit bernafas.
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuaNyuDXLdc
Laki-laki tinggi berjas putih itu segera menanganinya, setelah beberapa saat di tangani oleh sang dokter, pasien dengan nama Arya itu akhirnya kembali tenang.
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN7fggHDPFo
"Arya, bagaimana perasaan mu sekarang?" Tanya sang dokter
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGuSw5oiVJT
"Baik, dok. Sudah lebih baik" jawab Arya
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOckZtORohM
Setelah memastikan semuanya baik-baik saja, dokter tersebut barulah keluar dari ruang rawat Arya dan kembali pada pekerjaannya yg lain.
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzCq5Xq9JnH
Namanya Ryandra Reyasa Maharga, laki-laki 25 tahun yg sudah menjabat sebagai dokter. Dokter muda nan tampan yg banyak di kagumi baik dalam rumah sakit maupun di luar rumah sakit, tapi sampai sekarang belum juga menambatkan hati pada siapapun. Bahkan pada dokter Aura yang katanya paling cantik di divisinya.
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDMJ130HUrn
"Kak Ryan!" Sapa gadis kecil 13 tahun yg tengah duduk di depan rumah sakit sambil melambaikan tangannya ke atas pada Reyasa.
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡykg5jHWrVP
"Aulia..."
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlKW6E1iBLd
Namanya Aulia, adik angkat satu-satunya Reyasa.
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKAGzYUFtKI
"Kenapa tidak masuk?"
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0QHcFH2S5g
"Kakak tau, aku sangat tidak suka aroma rumah sakit"
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXnn9lYdruW
"Aromanya tidak seburuk itu"
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6hNClaeqWN
"Bagiku sangat buruk"
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxP5LbucB7a
"Baiklah... Jadi kenapa kau kemari?"
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHx5Q01gfSX
"Ini ibu menyuruhku membawa makanan untukmu" ucapnya sambil memberikan kotak bekal yg di bawanya tadi.
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmKo126oIGC
"Jangan lupa di makan sampai habis ya, kakak!" Tambahnya lagi sambil menaik-turunkan alisnya, bercanda pada sang kakak
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyeEjvG6yws
Mereka tau betul bagaimana rasa masakan sang ibu. Jika tidak asin maka itu bukan masakan sang ibu.
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy7VcMdbsSV
"Iya... Iya, akan aku habiskan"
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1rwSIMvWeB
"Good" Aulia mengacungkan jempolnya
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcgmFPQ7ek3
"Yaudah, kau mau pulang sekarang?" Tanya Reyasa dan diangguki oleh adiknya itu.
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYxIvZkKd99
"Perlu kakak antar?"
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGvek6wqC0T
"Tidak perlu, jarak ke sanggar juga gak jauh-jauh banget"
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqXqoRNMYW2
Walau masih kecil, Aulia sudah di sekolahkan di sekolah besar dan di masukkan ke banyak tempat les, katanya bagus untuk melatihnya dari kecil, dan itu semua pun dari kemauan Aulia sendiri.
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLvufg7u6p8
Dari kecil mereka di ajarkan untuk memutuskan jalan mereka sendiri, sisanya akan di bantu oleh ayah dan ibunya. Begitulah mereka menjadi orang besar yg mandiri nantinya.
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkk4zeLEqFE
"Yaudah aku jalan sekarang, bye bye.."
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeZybbr9O2R
Setelah melihat sang adik pergi barulah Reyasa masuk kembali ke dalam rumah sakit.
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLytZziB9r1
***
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVa9aANSBoh
"Bahkan langit sekarang sedang merasakan kesedihanku, Sky" ucap gadis berambut hazel dengan panjang sepinggang itu pada peliharaan kecil di sampingnya, seekor anak anjing berbulu putih yg bernama Sky.
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA9DguEhckl
"Sky, apa kau lapar?" Tanya nya pada Sky sekali lagi.
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCCUHs0EstL
"Aku lapar, tapi hujan membuatku tidak mood. Dewi air pasti sengaja menurunkan hujan untuk membuat ku kesal sekarang"
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1xxlSqwaL6
Hujan sedang deras-derasnya mengguyur kota, dan gadis itu hanya bisa mengeluh.
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYZEh4qq8P7
Lucine Quila Adelia, begitulah dewi Quila di panggil sekarang. Dengan tubuh manusia nya sekarang dia tidak bisa melakukan apapun.
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyC3oV1Po6Z
Tidak bisa dengan gampangnya menghentikan hujan atau mendatangkan angin seperti saat di alam langit.
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXgMFxJ1kss
"Apa yang kau lihat?" Tanya Quila pada Sky yang terus menatapnya tanpa menggonggong.
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnJ1hB9TJjr
"Iya, sekarang aku tidak bisa berbuat apa-apa! Ejek saja sepuas yang kau mau Sky!"
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc2e4CjFhbY
Walau mati dan terlahir kembali berapa kali pun, Quila tidak ingin ingatannya di hapus. Ia pikir ini sama dengan hukuman yang pantas di dapatkannya karena hancurnya dua alam, serta hukuman atas kematian Reyasa.
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1ibk6UcfD0
"Tuan Reyasa, seharusnya kau melihat ini, dewi air membuatku kesal lagi" gumam Quila menatap butiran hujan yg berjatuhan di luar.
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡER1fsV5nte
"Seandainya kau ada di sini, maka kau pasti akan menghibur ku dengan guyonan mu yg tidak lucu itu" tambahnya lagi.
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk980yolFtX
"Ini tidak seberapa, seharusnya hukumanku lebih besar lagi" Quila memejamkan matanya karena merasa sakit di dadanya akibat mengingat kejadian-kejadian di masa lalu.
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR2MtXsnOcs
'Criiingg' suara bell di depan toko berbunyi
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNmlcZFNKmd
"Selamat datang" ucapnya pada sang pelanggan
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXGUwkFChkN
Quila membuka sebuah toko kelontong kecil yg di kelolanya sendiri. Toko di di kota besar yg jarang di tau orang.
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2A9wn7LvPt
Pukul 9 malam, Quila sedang membersihkan tokonya dan bersiap-siap untuk menutupnya.
Tapi, sebelum itu terjadi...
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwPmUEjU9S0
"Tunggu sebentar!" Ucap seseorang saat Quila akan menutup tokonya
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRIcsDxGrcU
"Sebentar saja, tolong buka tokonya" ucap laki-laki itu lagi.
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡltKlgojMoS
'Tak!' Quila menjatuhkan kuncinya
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0fcTyBxv6T
Matanya menatap laki-laki di depannya tanpa berkata apa-apa. Ia refleks menutup mulutnya dengan sebelah tangannya, dan air matanya sudah luruh membasahi pipinya.
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvQWPHX3m7h
Laki-laki di depannya sangat mirip dengan Reyasa-nya.
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDB6SQU1kJe
"Tuan Reyasa" ucapnya pelan
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1ddxuZTQDv
"Kenapa kau menangis?"
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQXeGNsXLjc
"Quila..." — Reyasa
304Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvs1RGtpec2
—Bersambung—
ns3.17.71.93da2
