Disebuah kamar hotel di Bali pada pukul 23.00, Deru nafas dua anak manusia sedang berburu kenikmatan sesaat.
“Eh.. terus.. Mas.. terus” erang si perempuan.
“Ahhh…eehh…Uhhh” seru sang lelaki.
Tampaknya ia telah mencapai puncak kenikmatannya. Ditandai dengan semburan sperma yang memenuhi vagina si wanita. Si lelaki pun berguling kesamping, Wajahnya menunjukkan kepuasan.
“Gimana say, kamu puas?” ujarnya sambil terengah-engah.
Si perempuan hanya mengangguk. Meskipun dalam hati ia berkata “Anget aja belum, apalagi puas”.
Hanya 5 menit kemudian, si lelaki sudah tertidur lelap diatas kasur, sementara benak si gadis dipenuhi oleh pikiran-pikiran yang berkecamuk. Ia tidak habis pikir, kenapa si lelaki yang merupakan seorang pengusaha tampan, itu hanya mampu bertahan 5 menit saat bercinta dengannya.
Si lelaki adalah Nico, seorang pengusaha tampan berusia 30 tahun yang cukup sukses.
Si gadis Cantik yang ada disampingnya saat ini adalah Nabila, seorang perempuan yang baru ia nikahi beberapa bulan lalu. Nabila merupakan seorang selebgram cantik dan populer berusia 25 tahun.
Nico dan Nabila berada di Bali untuk bulan madu setelah keduanya menikah beberapa hari yang lalu. Bella tidak keberatan dengan penis Nico yang panjangnya hanya 10 cm, dan berdiameter selebar spidol. Namun yang membuat Nabila mati gaya adalah ketidakmampuan suaminya dalam memberinya kepuasan, Kalau begini terus, untuk apa ia bercinta, mendingan juga masturbasi dengan dildo, yang jelas-jelas bisa lebih memberinya kepuasan.
Nabila melihat jam yang ada di Hpnya yang menunjukkan pukul 23.10, waktu yang masih terhitung muda untuk ukuran Bali. Ia pun lalu bangkit dari tempat tidur dengan hati-hati, memakai celana pendek, dan kaus singlet ketat yang tersampir di kursi.
Ia hendak jalan-jalan sebentar mengelilingi legian. Sekalian untuk menghilangkan rasa “nanggung” yang melingkupi dirinya. Sampai diluar, ia naik mobil sewaan suaminya, dan mengarahkannya menuju jalan Legian, yang seperti biasa dipenuhi kendaraan dan turis yang lalu lalang.
Bella mengeluarkan HP-nya dan menelpon Yasmin, salah seorang temannya. Yasmin merupakan gadis Bali asli yang dikenalnya beberapa bulan yang lalu. Meskipun baru kenal, keduanya cepat akrab, apalagi keduanya merupakan clubbers sejati.
“Yas, dimana lu?…Oh café *****….ya udah gue kesana yah.” Nabila pun menutup sambungan telepon, dan mengarahkan mobilnya menuju sebuah café dimana Yasmin berada.
Beberapa menit kemudian, Nabila menemukan Yasmin yang sedang duduk di Bar, ia tampak sedang mengobrol dengan seorang turis bule. Setelah berbasa-basi sebentar, Nabila pun menarik Yasmin kesebuah meja yang terletak di sudut Café.
Disana keduanya duduk dan mulai mengobrol seperti biasa, sambil sesekali diselingi gelak tawa, tak lama pembicaraan pun mengarah kepada Nico.
“Yas, sialan tuh si Nico, abis bikin gue On, eh dianya malah keluar duluan, gue jadinya nanggung kayak gini, bener- bener egois tuh cowok. Mana kecil lagi….” Ujar Nabila dengan kesal.
“Oh jadi itu sebabnya lu uring-uringan, kalo masalah selangkangan sih gampang. Mau gue kenalin ama temen- temen cowok gue gak?” tanya Yasmin.
Mereka berdua memang terbuka masalah seks. Lagipula apa yang perlu ditutupi, toh mereka percaya satu sama lain.
“Gak ah, males gue. Masa lu nyuruh gue selingkuh sama orang yang sama sekali gak gue kenal” kata Nabila.
“Yah bil, ini Bali. One Night Stand udah biasa. Semua orang juga pernah.”
“Gimana kalo mereka” kata Yasmin lagi sambil menunjuk dua orang yang baru saja memasuki café, dan menuju bar.
“Mereka beach boys loh, selain ngajar surfing, mereka juga sering dipake muasin turis-turis cewek yang datang. Jadi kalo soal keahlian terjamin deh” Ujar Yasmin.
“Gila luh, One night stand aja gue gak mau, apalagi threesome” kata Nabila sambil menenggak wine ditangannya.
Tetapi saat itu Yasmin telah beranjak bangkit dan berjalan menuju dua beach boys tersebut. Mereka bertiga tampak berkasak-kusuk, sambil sesekali menengok kearah Nabila.
Nabila merasa bimbang, ia tidak biasa tidur dengan sembarang orang, tetapi dilain pihak, nafsu yang belum terlampiaskan dan pengaruh alkohol dalam wine mempengaruhi akal sehatnya.
“Bil, kenalin, ini Evan, trus yang ini Jodi” Yasmin beserta kedua beach boys itu rupanya telah mendekati meja Nabila.
Nabila mengamati kedua pria dihadapannya. Wajah keduanya tidak bisa dibilang ganteng, bahkan mirip abang- abang tukang parkir atau supir. Kulit keduanya hitam gosong terbakar matahari. Tetapi tubuh tegap berotot dan senyum percaya diri keduanya akhirnya mendorong Nabila untuk mencoba sesuatu yang baru.
Setelah berbasa-basi sejenak, mereka berempat terlibat pembicaraan ngalor ngidul karena dipengaruhi alkohol. Sampai jam pun bergerak kearah pukul 1 dini hari.
“Udah ah, boys gue balik duluan, besok mesti masuk kerja gue” kata Yasmin sambil beranjak pergi meninggalkan Nabila, Jodi, dan Evan.
“So, Bil, kemana kita?” kata Evan.
“Gimana kalo kerumah gue?” timpal Evan sambil tersenyum.
Mulanya Nabila hendak menolak tawaran itu , tapi rasa kecewanya terhadap suaminya, serta hasrat yang belum terpuaskan membuatnya memutuskan ikut bersama kedua laki-laki tersebut.
15 menit kemudian, ia telah berada didepan sebuah rumah sederhana, tak jauh dari café tersebut.
“Masuk Bil, kata Jodi ramah sambil membukakan pintu untuknya.1248Please respect copyright.PENANABrf0A75Ej6
Interior rumah itu sama sederhana dengan eksteriornya. Selain beberapa hiasan dan ukuran khas Bali, di ruang tamu dan ruang tengah, hanya terdapat beberapa kursi sofa dan lemari ukiran sederhana.
Belum sempat ia duduk, Nabila merasakan Evan memeluknya dari belakang dan menjatuhkan ciumannya ke tengkuk Nabila. Lidahnya menjelajah di sekitar leher, tengkuk kemudian naik ke kuping dan menggelitik di sana. Kedua belah tangannya yang kekar juga mulai merayap naik dan mulai meremas-remas kedua belah payudara Nabila yang masih tertutup kaus singlet putih yang dikenakannya.
Sementara Evan dengan lembut menarik wajah Bella hingga bibirnya melumat bibir indah selebgram cantik itu. Sambil melumat, lidahnya mencari-cari dan berusaha masuk ke dalam mulut Nabila.
Sambil memejamkan mata Nabila menikmati perasaan itu dengan utuh. Kuluman lidah yang, diiringi dengan remasan-remasan pada payudaranya membangkitkan kembali gairah yang sempat tertunda.
Jodi lalu menarik kaus Nabila hingga terbuka. Dan terpampang lah payudara indah Nabila yang masih ditutupi oleh bra berenda. Buah dadanya begitu indah. Tidak terlalu besar, tetapi begitu kencang. Pentilnya terlihat begitu kecil dan berwarna coklat muda.
Payudara itu begitu putih, lembut, dan menggoda, hingga Evan dengan tidak sabar menarik turun kedua cup Bra berwarna putih tersebut. Pertama lidahnya tepat menyapu pentilnya, lalu bergerak memutari seluruh daerah puting susu sebelum mulutnya mengenyot habis puting susu yang berwarna kecoklatan itu. Ia menghisapnya dengan gemas sampai pipinya kempot.
Nabila terlihat memejamkan matanya dan menikmati setiap sentuhan yang ia rasakan. Tubuhnya secara tiba-tiba bagaikan disengat listrik, terasa geli yang luar biasa saat merasakan jari-jari tangan Jodi mulai menyusup ke balik hotpants dan celana dalam yang dikenakannya.
Jari jari Jodi merayap mencari liang yang ada di selangkangan Nabila, merayap masuk untuk kemudian menyentuh dinding-dinding dalam liang itu. Kedua buah jari yang ada di dalam liang vagina Selebgram cantik itu pun bergerak-gerak dengan liar.
Baca cerita lengkapnya disini 👇
https://victie.com/m/works/246
ns3.12.153.95da2