
Semenjak kejadian itu aku selalu terbayang sampai - sampai membuatku tidak bisa tidur. Pagi harinya aku pergi sekolah seperti biasanya, dan rupanya hari ini satu jam sebelum pulang adalah jam pelajarannya Bu Relen, dan membuatku sangat senang sekali.
Waktu demi waktu sudah aku lewati, dan akhirnya jam terakhir pun tiba. Bu Relen memasuki kelas kami " Assalamualaikum wr.wb ". " Waalaikumsalam wr.wb " jawab para teman - temanku.
Tak terasa satu jam telah berlalu, dan bel sekolah pun berbunyi, itu tandanya para murid sudah boleh pulang. Bu Relen mengakhiri pelajarannya " Anak - anak berhubung sudah pulang, ibu akhiri pelajaran pada hari ini, semoga pelajaran hari ini bisa bermanfaat, sekian dari ibu, terima kasih, Wassalamualaikum wr.wb ".
Sebelum semua pulang, teman - temanku menyalimi Bu Relen. Aku sedang duduk pun ditanya oleh temanku " Bro, lu kok malah duduk, nggak mau pulang lo ?. Aku pun menjawabnya " Bentar, gua sedang nunggu temanku ". " Oh begitu, ya sudah gua duluan ya " balas temanku.
Bu Relen yang sedang melihatku pun juga bertanya kepadaku " Rid, kenapa kok belum pulang ? " Mendengar hal itu pun, aku langsung berdiri dan menghampirinya " jadi gini Bu, kemarin itu kan ibu memuaskan saya, jadi saya boleh minta lagi gak bu ? ".
Bu Relen membalasnya " lo, bukannya kemarin janji satu kali saja, kok sekarang minta lagi ? ". " he he, iya bu soalnya kemarin itu enak bu, saya sampai ketagihan dibuat oleh ibu " jawabku dengan nakal.
" Ya sudah kita tunggu sepi dulu ya, takutnya nanti ada yang tahu bisa - bisa jadi masalah nantinya, sekarang ibu ke kantor dulu nanti kalau sudah sepi ibu chat kamu ya " ucapnya. Ia pun meninggalkan kelas dan aku menunggu semuanya sepi di dalam kelas.
Bel pulang pun berbunyi, dan semua orang baik itu siswa maupun guru sudah pada pulang. Tak lama kemudian, hp ku berbunyi, dan rupanya itu Bu Relen yang mengirim pesan, katanya aku di suruh pergi kekantor untuk menemuinya. Aku langsung bergegas ke sana.
Aku langsung masuk ke kantor dan bertemu dengan Bu Relen " Jadi gimana Bu ? apakah disini sudah sepi ? " ucapku. " Sudah, disini para guru sudah pada pulang, kamu segera buka celana kamu, biar cepat selesai " jawab Bu Relen.
Aku pun melepaskan semua pakaian dan celanaku hingga aku kini sudah telanjang bulat dihadapan Bu Relen. " Ibu kan sudah bilang lepas celananya saja, kok malah dilepas semua sih ? " tanyanya. Aku pen tersenyum sambil menjawab " He he he, gak apa - apa kan bu, soalnya nanggung banget ".
Bu Relen pun melepaskan baju beserta rok yang tadi ia pakai. Kini ia hanya bra dan cd yang menutupi tubuhnya. Aku pun terkagum melihatnya " Wow Bu, ibu sangat cantik sekali hari ini ". " Sudah jangan memuji terus, kita cepat selesaikan ini dan segera pulang " jawabnya.
Bu Relen kini duduk disampingku dan terus mengocok penisku yang sudah berdiri. Aku menikmati kocokan Bu Relen itu dan aku memiliki ide " Bu, bagaimana jika kita melakukan ini di kamar mandi saja Bu, saya ingin suasana yang baru ". " Di kamar mandi ? Tapi di kamar mandi guru saja ya, soalnya dekat dari sini " ucapnya.
Aku dan juga Bu Relen pun pergi ke kamar mandi yang lokasinya bersebelahan dengan kantor guru. Sesampainya disana Bu Relen langsung mengocok penisku kembali. Setiap kenikmatan ini membuatku berpikiran yang semakin liar " Bu, boleh gak jika pakai mulut ? " permintaanku yang semakin aneh dan tidak peduli bahwa dia itu adalah guruku sendiri.
Mendengar itupun Bu Relen sempat terkejut " Apa ? Pakai mulut katamu ? Rid, saya ini gurumu, kamu tidak boleh sembarangan kaya gitu, dan ini juga saya terpaksa melakukan hal yang tidak pantas denganmu seperti ini " jawabnya dengan kecewa.
" Tapi, gimana dong Bu, saya juga ingin merasakan kenikmatan baru bu, dan saya berpikir, mulut adalah salah satu cara terbaik memuaskan saya kalau itu ibu tidak mau, bolehkah jika memakai susu ibu saja untuk memuaskan penis saya ? " ucapku.
Bu Relen melepaskan kocokannya, dan berpikir sejenak karena ucapanku tadi. Gak lama kemudian, Bu Relen menjawabnya " Baiklah, jika itu kemauanmu, saya akan menurutinya, tapi ingat jangan beritahu ini kepada siapapun ya " ucapnya.
Aku pun mengangguk dan aku disuruh untuk duduk. Dan sekarang Bu Relen berjongkok dihadapanku. Ia memasukkan penisku ke dalam susunan yang lumayan besar menurutku. Agar kocokannya licin, Bu Relen memberi air ludahnya ke penisku.
Jujur kocokan kali ini berbeda, karena aku baru pertama kali merasakannya. Kocokan demi kocokan aku nikmati, dan terasa penisku sudah mulai berkedut, itu tandanya tak lama lagi spermaku akan segera keluar.
" Bu, aku mau keluar " Dia pun mempercepat kocokannya. Dan akhirnya, spermaku pun keluar juga, dan kulihat spermaku mengenai payudara dan terkena wajahnya sedikit, apa mungkin sangking banyaknya spermaku keluar.
" Bagaimana, apakah kamu sudah puas ? " katanya. Aku pun hanya menganggukkan kepala saja, karena aku merasa kecapean atas hal ini. " Kalau begitu, kamu cepat bersihkan itumu ya, dan segera pulang karena hari sudah gelap, takutnya orang tuamu khawatir " balasnya.
Bu Relen juga membersihkan tubuhnya dari spermaku, aku menawarkan diriku untuk membersihkannya " Bu, boleh tidak jika aku saja yang membersihkan sperma dari tubuh ibu " pintaku. Dan Bu Relen ternyata mau " Kamu mau, membersihkan badan ibu, ya sudah kesini ".
Aku langsung menghampirinya dengan keadaan tubuhku yang belum kubersihkan. Ku ambil air dan handuk, terus ku usap ke tubuhnya. Dengan beraninya, aku sedikit memegang kedua payudaranya itu. " Ih kamu kok, malah pegang susu ibu sih ? " tanyanya ". " Maaf bu, soalnya saya memang menginginkannya, he he he, bolehkan bu, jika saya pegang lagi payudara ibu lagi ? " jawabku. Dia hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya, dan artinya boleh.
Karena keenakan, ku dengar Bu Relen mendesah nikmat dan ku tanya " loh Bu, kok malah desah sih, ibu keenakan ya sama remasan saya, jujur saja bu, gak apa - apa kok ". Dengan wajah memerah dan tersipu malu, akhirnya ia menjawab " i i iya, Rid ibu keenakan karena ulahmu ini ".
Tanpa pikir panjang, aku langsung menciumi bibirnya itu. Dengan reflek Bu Relen melepaskan ciumanku " Kok kamu malah cium bibir ibu sih ? ". " Maaf nih bu, Farid reflek soalnya, tapi bolehkan bu, kita melakukan ciuman " balasku.
Dia akhirnya juga setuju, aku langsung mencium bibirnya seperti di adegan film dewasa yang pernah ku tonton sambil ku remas payudaranya. Dan kurasa Bu Relen juga sudah mulai menikmatinya, ia juga sambil mengocok penisku dengan tangannya.
Hampir beberapa jam, kami menikmati hubungan ini. Setelah semua selesai, kami segera pulang ke rumah masing - masing.
ns18.222.34.209da2